Anda di halaman 1dari 5

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Tri Agustiningsih, S.Pd_SMAN Candipuro

Masalah yang telah Hasil eksplorasi Analisis eksplorasi


No.
diidentifikasi penyebab masalah penyebab masalah
1 Siswa kurang 1. Kurang percaya Kajian literatur
literasi numerasi, diri Tinggi rendahnya motivasi
kurangnya motivasi, 2. Kurang fokus belajar siswa disebabkan
tidak aktif dalam (konsentrasi) oleh beberapa faktor antara
kelas 3. Tidak akrab lain : cita-cita, kondisi
dengan gurunya jasmani, lingkungan belajar
4. Kurang minat dll (Sudarsono, 2012)
dalam belajar
5. Kurang nyaman Wawancara (siswa)
dengan  Menurut siswa
lingkungan atau pelajaran Fisika sulit
temannya dan rumit karena
6. Tidak mau aktif banyak rumus dan
di dalam kelas perhitungan.
meskipun  Siswa mampu
ditunjuk Guru memahami konsep
untuk terlibat fisika tergantung guru
dalam yang mengajar
mengerjakan  Siswa suka pelajaran
soal. yang santai, pelan-
pelan dan
menyenangkan
 Siswa lebih suka
pembelajaran
langsung yaitu
langsung dikaitkan
contoh dalam
kehidupan sehari-hari.

2 Pembelajaran yang 1. Kurangnya Kajian Literatur


kurang kreatif dan kajian literasi Guru sudah
inovatif tentang model- mengimplementasikan
model model pembelajaran pbl
pembelajaran dan discovery learning
inovatif namun masih terdapat
2. Pembelajaran kesulitan yang dialami
lebih banyak oleh Guru dalam
berpusat pada menjelaskan saat
guru pengolahan data,
3. Pembelajaran pengawasan dan
alat peraga dan pengelolaan dalam kelas,
demonstrasi serta membimbing siwa
masih kurang menarik kesimpulan
meningkatkan permasalahan (Miftakul
hasil belajar Jannah dan Arifian
siswa. Dimas, 2021)
4. Kurangnya
kolaborasi Wawancara (Guru)
pembuatan RPP  RPP tidak semua bisa
dengan Guru dijalankan di dalam
serumpun. pembelajaran
5. Guru kesulitan dikarenakan kondisi
tentang kriteria siswa di kelas
dan pembuatan  Kurangnya waktu
soal HOTS. dalam mempersiapkan
pembelajaran
dikarenakan beban KD
Fisika yang banyak
 Penggunaan
pembelajaran inovatif
lebih mudah discovery
learning dan
demonstrasi langsung,
sedangkan untuk PBL
dan PjBL dibutuhkan
waktu yang cukup
lama.
 Kurangnya
pengetahuan Guru
tentang kriteria dan
pembuatan soal HOTS.

3 Hubungan orang 1. Orang tua kurang Kajian literasi


tua dan guru yang perhatian tehadap Prestasi belajar siswa
sangat terbatas kesulitan belajar berbeda-beda dipengaruhi
serta lingkungan siswa di rumah oleh banyak faktor :
siswa. 2. Orang tua tidak 1. Internal (siswa)
mengikuti 2. Eksternal (lingkungan
perkembangan anak keluarga dan sekolah)
di sekolah 3. Pendekatan belajar
3. Beberapa orang tua (strategi dan metode
tidak hadir ketika belajar) (Muhibin
diundang oleh Syah, 2010)
sekolah
Wawancara/Angket
 Dari background
orang tua, rata-rata
orang tua bertani dan
berwiraswasta.
 Orang tua hanya
mengingatkan jika
anaknya waktunya
belajar, tetapi tidak
bisa menemani secara
langsung karena
aktivitas orang tua di
rumah.
 Menurut orang tua,
anak di rumah tidak
memiliki kendala
dalam belajar, jika
ada tugas mereka
langsung mencari
solusi melalui
internet.
 Orang tua berharap
anaknya setelah lulus
sekolah adalah
bekerja (TNI, POLRI
atau bekerja sebagai
karyawan) dan
apabila punya biaya
ingin anaknya kuliah.

4 Pemanfaatan 1. Jaringan internet Kajian Literatur


teknologi/inovasi sering terganggu Keadaan sekolah turut
dalam pembelajaran 2. Penguasaan Guru mempengaruhi tingkat
(sarana dan terhadap teknologi keberhasilan belajar,
prasarana) masih kurang. termasuk sarana dan
3. Guru belum prasarana (Dalyono,
mengembangkan 2009.59)
pembelajaran
inovatif. Wawancara (Kepsek)
 Perlunya peningkatan
SDM (berdasarkan
supervisi dan tindak
lanjut) serta pelatihan
diklat eksternal.
 Memotivasi siswa
yang notabene masih
pasif untuk lebih aktif
dan semakin
memahami tidak
hanya tergantung
pada kegiatan
intrakurikuler dalam
kelas.
 Sekolah membuat
kegiatan yang
orientasinya untuk
anak-anak yang di
luar intra bisa
dikembangkan
dengan
mendatangkan pelatih
ahli atau instruktur
untuk memberikan
mutu bakat minatnya
meningkat (mengikuti
lomba-lomba).
 Guru belum
semuanya memberi
pelayanan yang
maksimal terhadap
siswa (masih
memberikan
pelayanan ala
kadarnya, tidak
mengembangkan dan
tidak berupaya
mencari sumber-
sumber dalam
membuat perencanan
yang lebih baik,
belum memberikan
percepatan pelayanan
kepada siswa)
 Belum semua Guru
mempunyai
kesadaran yang tinggi
dalam rangka
mengembangkan diri,
tugas sekolah
memberikan motivasi
dan pemahaman para
guru yang memiliki
semangat dan
motivasi yang rendah,
dengan pendekatan
dari Kepala Sekolah.
 Sekolah memberikan
pendekatan persuasif
karena guru memiliki
latar belakang dan
kemampuan yang
berbeda terutama di
IT (merasa tidak
mampu, mengajar ala
kadarnya karena
faktor usia)
 Harapan sekolah
tidak ada GAP antar
Guru untuk model
pembelaran yang baru
(yang pintar
berkumpul dengan
yang pintar dan tidak
amu berbagi ilmu dan
pengalaman), adanya
sharing tutor sebaya
antar Guru, yang
tidak bisa mau
membuka diri dan
mau menerima
informasi.
 Peran sekolah harus
bisa memberikan
suasana yang
kondusif antar Guru
dan transformasi
informasi.
 Guru harus punya
kesadaran untuk
mengembangkan
potensi sesuai tupoksi
untuk meningkatkan
profesionalisme guru
(kepala sekolah
melakukan
pendekatan persuasif)
 Secara umum sekolah
kami masih banyak
yang harus dibenahi,
karena pembelajaran
sekarang ini adalah
digitalisasi menjadi
tuntutan kurikulum
(bandwidht sekolah
belum bisa diakses
secara masal dengan
siswa 800 orang dan
guru secara bersama-
sama dalam
menggunakan
internet, kreatifitas di
kelas belum nampak,
media di kelas kurang
memadai, sumber
belajar tidak hanya
dari buku paket dan
sumber-sumber lain
lambat laun harus
terpenuhi)
 Laboratorium
seharusnya dinamis,
karena lab menjadi
sumber belajar dan
tempat untuk
memecahkan
masalah, alat dan
bahan terpenuhi,
ruang lab memadai,
serta SDM Guru
harus di Upgrade
untuk menunjang
semua aktivitas di
laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai