Anda di halaman 1dari 8

BEST PRACTICE

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk


Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIIIA
SMP Negeri 2 Selemadeg Timur

Disusun oleh:

Nama : Ni Sayu Made Sri Wahyuni, S.Pd.


No.UKG :201699748974

PROGRAM PROFESI GURU DALAM JABATAN


KATEGORI 1 GELOMBANG 2
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
LK 3.1 Menyusun Best Practices

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan


Motivasi dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 2 Selemadeg Timur

Lokasi SMP Negeri 2 Selemadeg Timur


Lingkup Pendidikan SMP
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas
VIIIA SMP Negeri 2 Selemadeg Timur
Penulis Ni Sayu Made Sri Wahyuni, S.Pd.
Tanggal 25 Januari 2023
Situasi: Mata pelajaran IPA di SMP/MTs adalah pelajaran IPA
Kondisi yang menjadi latar Terpadu. Pembelajaran IPA terpadu merupakan
belakang masalah, mengapa pembelajaran yang menggabungkan beberapa disiplin ilmu,
praktik ini penting untuk yaitu kimia, fisika, biologi, geologi, dan astronomi.
dibagikan, apa yang menjadi Pembelajaran IPA terpadu menekankan pada pengalaman
peran dan tanggung jawab anda langsung untuk meningkatkan kemampuan 3 menjelajah
dalam praktik ini. dan memahami alam sekitar secara ilmiah melalui kegiatan
“mencari tahu” dan “berbuat”. Pelaksanaan pembelajaran
IPA di sekolah hendaknya menanamkan pentingnya
pengamatan untuk menguji hipotesis, melatih siswa untuk
berpikir kuantitatif, dan memberikan pengalaman pada
siswa untuk melakukan pengukuran serta mendorong siswa
untuk kreatif dengan merancang dan membuat alat
sederhana. Pembelajaran IPA terpadu bertujuan untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran karena
dapat mencapai beberapa kompetensi dasar sekaligus serta
dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa .
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kondisi yang
menjadi latar belakang masalah rendahnya motivasi dan
hasil belajar siswa kelas VIIIA di SMP Negeri 2 Selemadeg
Timur diantaranya:
1. Siswa sering izin keluar kelas saat pembelajaran
berlangsung
2. Siswa belum aktif dalam kegiatan berdiskusi.
3. Siswa malu untuk menyampaikan hasil laporan.
4. Siswa terlihat kurang semangat dalam mengikuti
kegiatan belajar.
5. Siswa tidak fokus dalam mengikuti kegiatan belajar.
6. Siswa mengobrol dan mengganggu temannya saat
proses pembelajaran.
7. Pembelajaran masih berpusat pada guru.

Selain itu minimnya penggunaan Tecnological Pedagogical


Content Knowledge (TPACK) dalam kegiata pembelajaran,
kurangnya pemanfaatan media pembelajaran dan kurangnya
penerapan model pembelajaran inovatif di kelas dalam
pembelajaran IPA.
Praktik ini penting untuk dibagikan karena dapat
menimbulkan dampak yang baik untuk siswa terutama dalam
proses pembelajaran yaitu :
1. Dengan menerapkan model dan media pembelajaran
yang interaktif, siswa sangat antusias dalam
mengikuti proses pembelajaran mulai dari
pendahuluan, inti, simpulan dan sampai dengan
refleksi serta penutup.
2. Model pembembelajaran bisa lebih bervariasi.
3. Media Pembelajaran lebih inovatif dan tidak
monoton sehingga menarik perhatian siswa/tidak
membosankan.
4. Proses bembelajaran lebih terstruktur.
5. Pembelajaran berpusat pada peserta didik.
6. Guru berperan sebagai fasilitator
7. Saat proses pembelajaran berlangsung siswa lebih
fokus.
8. Pembelajaran lebih menarik.
9. Tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan yang
direncanakan

Dalam praktek ini guru berperan sebagai

1. Fasilitator, guru berperan dan bertanggung jawab


yaitu memfasilitasi peserta didik dalam belajar
seperti mengarahkan untuk menemukan materi
dalam buku atau internet, membimbing penyelidikan
dan membimbing kegiatan diskusi.
2. Sebagai motivator, guru berperan dan bertanggung
jawab untuk membangkitkan semangat belajar siswa
seperti memberikan ice breaking dan memberikan
kata-kata motivasi.
3. Sebagai Evaluator, guru berperan dan bertanggung
jawab dalam mendapatkan data hasil belajar.

Tantangan : Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri,


Apa saja yang menjadi wawancara guru, kepala sekolah dan pakar, berdasarkan
tantangan untuk mencapai penyebab dari permasalahan diatas maka tantangan yang
tujuan tersebut? Siapa saja yang
dihadapi guru yaitu :
terlibat,
1. Guru harus mampu meningkatkan motivasi belajar
siswa dengan menanamkan rasa percaya diri siswa
melalui pendekatan personal dan memberikan
apresiasi atas setiap jawaban yang diberikan atau
kontribusi siswa dalam pembelajaran sehingga
peserta didik menjadi lebih percaya diri dengan
kemampuannya dan lebih termotivasi untuk
mengikuti pelajaran.
2. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar dan
pengalaman belajar yang menarik dengan
menggunakan media pembelajaran menarik dan
inovatif yang diimplimentasikan dengan TPACK
sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang
diajarkan, tidak cepat bosan, dan fokus dalam
mengikuti pelajaran.
3. Guru harus mampu menerapkan model pembelajaran
inovatif yang berfokus kepada siswa ( Student
Centered ) sehingga seluruh siswa terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
4. Guru memaksimalkan pembelajaran HOTS ke siswa
agar siswa mampu berfikir kritis tidak hanya sekedar
mengetahui dan memahami saja.

Pihak yang terlibat dalam praktik pembelajaran ini yaitu saya


selaku guru, Peserta didik, dan rekan- rekan guru dan sejawat
yang membantu serta bertindak sebagai Observer selama
proses kegiatan pembelajaran berlangsung, dosen
pembimbing, guru pamong dan rekan-rekan peserta PPG
yang memberikan saran dan masukan agar proses
pembelajaran berjalan dengan baik.

Aksi : Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menghadapi


Langkah-langkah apa yang tantangan sehingga motivasi dan hasil belajar siswa
dilakukan untuk menghadapi meningkat:
tantangan tersebut/ strategi apa
yang digunakan/ bagaimana 1. Guru melakukan pendekatan personal kepada peserta
prosesnya, siapa saja yang didik untuk mengetahui kesulitan yang dialami saat
terlibat / Apa saja sumber daya
belajar, faktor-faktor yang menyebabkan kurang
atau materi yang diperlukan
untuk melaksanakan strategi ini motivasinya dalam mengikuti pelajaran dan
meningkatkan rasa percaya diri peserta didik atas
kemampuan yang dimilikinya sehingga motivasi
belajarnya meningkat.
2. Guru membuat media pembelajaran yangmenarik
dan inovatif yang diimplimentasikan dengan TPACK
sehingga siswa menjadi tidak bosan, senang
mengikuti pelajaran, dan lebih fokus mengikuti
pelajaran.
3. Guru memilih model-model pembelajaran inovatif
yang berpusat pada siswa yang mampu membuat
siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
mampu meningkatkan kemampuan berfikir kritis
serta menanamkan kemapuan berfikir HOTS siswa

Berdasarkan langkah-langkah diatas, maka strategi yang


digunakan adalah :

1. Merancang perangkat pembelajaran ( RPP ) yang


dengan model pembelajaran yang berpusat pada
siswa ( Student Centered ) dan dilengkapi dengan
LKPD yang menarik yang menuntut penyelesaian
dengan kemampuan berfikir HOTS bukan sekedar
mengetahui dan memahami.
2. Membuat media pembelajaran yang menarik yang
diimplimentasikan dengan penggunakan TPACK
dengan cara membuat slide PPT sesuai materi yang
akan diajarkan serta membuat video pembelajaran
yang bersesuaian dengan materi yang akan
disampaikan dalam kegiatan pembelajaran.
3. Memilih model pembelajaran problem based
learning ( PBL ) yang akan diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran. Pemilihan model
pembelajaran ini disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan karakteristik mata pelajaran yang
akan disampaikan. Dengan harapan model
pembelajaran ini mampu meningkatkan keaktifan
siswa dalam kegiatan pembelajaran dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Memberikan apresiasi kepada peserta didik yang
aktif agar lebih termotivasi untuk belajar dengan
pendekatan personal kepada peserta didik itu sendiri.

Untuk melaksanakan strategi diatas maka proses yang


dilakukan yaitu :

1. Merencanakan dan menyusun jadwal kegiatan


mulai dari pembuatan Perangkat Pembelajaran (
RPP, LKPD, Lembar penilaian baik lembar
penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan),
bahan ajar yang akan digunakan, dan jadwal
pelaksanaan kegiatan.
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai jadwal
yang telah disusun dengan model pembelajaran yang
digunakan yaitu model pembelajaran Problem Based
Learning ( PBL ).
3. Melaksanakan evaluasi hasil dari kegiatan
pembelajaran.
4. Melakanakan refleksi atas kegiatan yang telah
dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan,
kelebihan, dan kelemahan model pembelajaran yang
diterapkan serta metode dan strategi yang digunakan
berdasarkan hasil evaluasi belajar siswa ( lembar
penilaian sikap, keterampilan, dan pengetahuan
siswa ), wawancara dengan guru dan rekan sejawat.

Dalam hal ini yang terlibat dalam pencapaian tujuan


pembelajaran adalah penulis selaku pelaksana praktik, rekan
guru (yang membantu menyiapakan tempat praktik,
merekam pelaksanaan praktik, memberikan motivasi serta
dorongan dan dukungan) dan kepala sekolah selaku observer
memberi respon positif terhadap praktik ini. Serta siswa
selaku objek dalam praktek ini.

Refleksi Hasil dan dampak Dampak dari aksi dan langkah langkah yang dilakukan,
Bagaimana dampak dari aksi hasilnya efektif dan dapat dilihat dari
dari Langkah-langkah yang 1. Pemilihan Model pembelajaran Problem Based
dilakukan? Apakah hasilnya Learning (PBL) menumbuhkan berfikir kritis peserta
efektif? Atau tidak efektif? didik terlihat dari tanggapan dan jawaban yang
Mengapa? Bagaimana respon dilontarkan guru saat pembelajaran.
orang lain terkait dengan strategi 2. Penggunaam Tayangan ppt, video pembelajaran,
yang dilakukan, Apa yang pretest, LKPD, dan postest dirasakan sangat
menjadi faktor keberhasilan atau membantu pemahaman peserta didik akan meteri
ketidakberhasilan dari strategi yang dipelajari.
yang dilakukan? Apa
pembelajaran dari keseluruhan Praktik ini dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar
proses tersebut siswa dibuktikan dengan hasil evaluasi pembelajaran
dimana, pada pertemuan ke-1 siswa yang memperoleh nilai
postest diatas KKM sebanyak 16 orang dari 20 orang siswa
dengan presentase ketuntasan sebesar 70%, pada pertemuan
2 siswa yang memperoleh nilai postest diatas KKM
berjumlah 19 orang dari 20 orang siswa dengan presentase
ketuntasan sebesar 95%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang
mendapat nilai di atas KKM sebesar 20%, dimana KKM IPA
yaitu 72.
Sementara itu, berdasarkan hasil observasi motivasi belajar
siswa, pada pertemuak ke 1 terdapat 60% siswa yang
memiliki motivasi minimal baik, pada pertemuan ke 2
meningkat menjadi 93% maka terlihat peningkatan motivasi
belajar siswa sebesar 33 %

Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini


adalah sangat senang, bisa dilihat saat kegiatan refleksi akhir
pembelajaran peserta didik memberikan refleksi bahwa
pembelajaran sangat menyenangkan dan media
pembelajarannya menarik juga mudah dipahami.

Data perbandingan nilai evaluasi motivasi dan hasil belajar


siswa dapat dilihat pada grafik dan tabel di bawah ini.

1. Tabel perbandingan nilai evaluasi motivasi dan hasil


belajar
a. Tabel evaluasi hasil belajar
Pertemuan Jumlah Siswa Presentase
yang Tuntas Ketuntasan
Ke-1 16 orang 70 %
Ke-2 19 orang 95 %
Peningkatan 25 %

b. Tabel Evaluasi motivasi belajar


Pertemuan Keaktifan
Siswa
Ke-1 60 %
Ke-2 93 %
Peningkatan 33%

2. Grafik perbandingan nilai evaluasi motivasi dan hasil


belajar
100%

80%

60%

40%

20%

0%
Motivasi Belajar Hasil Belajar

Pertemuan Ke-1 Motivasi Belajar

Berdasarkan data hasil penilaian diatas, disimpulkan bahwa


Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
sangat efektif digunakan karena dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa. Respon Observer pada
praktik pembelajaran ini menyatakan baik karena model
pembelajaran PBL menyebabkan siswa termotivasi dalam
pembelajaran, hasil belajar yang semula banyak yang tidak
tuntas dengan model pembelajaran PBL yang diterapkan
jumlah siswa yang mendapatkan nilai tidak tuntas berkurang.
Adapun Faktor-faktor yang mendukung berhasilnya strategi
ini adalah selain dari keinginan belajar dari siswa itu sendiri
setelah dilakukan pendekatan personal, juga didukung oleh
media pembelajaran yang digunakan guru berupa video
pembelajaran dan media Power Point yang dirancang
semenarik mungkin sehingga menambah minat siswa untuk
belajar, disamping itu pembelajaran juga ditunjang dengan
penerapan HP agar siswa dapat berliterasi secara leluasa
dalam mendapatkan informasi terkait materi pelajaran yang
diberikan.

Maka dari serangkaian kegiatan yang dilaksanakan, dapat


diambil pembelajaran bahwa agar dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran dan
hasil belajar siswa maka guru perlu menggunakan dan
memilih model pembelajaran yang inovatif yang lebih
berpusat kepada peserta didik ( Student Centered ) yang
disesuaikan dengan karakteristik dari peserta didik maupun
karakteristik materi pelajaran dan dalam penerapannya
sehingga siswa belajarnya menjadi lebih aktif dan dapat
mengeksplor seluruh kemampuan dan keterampilan yang
dimilikinya selain itu, dalam penerapannya juga perlu
didukung dengan penguasaan guru dalam menggunakan
media pembelajaran yang inovatif dan menarik terutama
yang diimplementasikan dengan TPACk sesuai dengan
tuntutan Pembelajaran Abab 21 saat ini sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, tidak
monoton, siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar,
tidak cepat bosan, dan lebih fokus untuk belajar dan
berdampak pada hasil belajar yang lebih baik sesuai dengan
tujuan belajar yang ingin dicapai.

Anda mungkin juga menyukai