Anda di halaman 1dari 19

PEMBENTUKAN LINGKUNGAN HIDUP SEHAT, AMAN DAN RAMAH

DISABILITAS

Dosen Pengampu :

Disusun oleh :
Kelompok 7
1. Rohmatul Fitri (G0A021104)
2. Asriya Hamidana (G0A021105)
3. Riska Cesarnia Octavianti (G0A021106)
4. Mahdiyah Setyaningrum (G0A021107)
5. Sabrina Devka Nathania (G0A021109)
6. Dwi Anggi Muktiasari (G0A021110)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021/2022
SATUAN ACARA PENGAJARAN

Nama Kegiatan : Pendidikan Kesehatan Sadar Cuci Tangan dan


Pembentukan Dokcil di SDN Kluwut 1
Sasaran : Siswa dan Siswi SDN Kluwut 1
Metode : Ceramah, Role play
Waktu : 2 (Dua) hari
Tempat : Aula SDN Kluwut 1
Hari dan tanggal : Senin - Selasa, 18-19 September 2017

A. Deskripsi Umum Kegiatan


Progam yang akan dilaksanakan merupakan Pendidikan Kesehatan Sadar Cuci
Tangan dan Pembentukan Dokcil yang menjadi salah satu progam dalam meningkatakan
pengetahuan dan praktek mencuci tangan sebagai upaya menurunkan angka diare pada
siswa dan siswi SDN Kluwut 1. Acara ini akan dilakukan selama dua hari. Kegiatan pada
hari pertama diisi dengan pendidikan kesehatan dengan pemberian materi yang edukatif
bagi para siswa, serta roleplay bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar serta
bagaimana PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang dapat diterapkan siswa siswi
yang telah dibagi dalam beberapa kelompok yang setiap kelompok akan didampingi fasil
dari panitia. Sedangkan, pada hari ke dua akan dilakukan prakterk bagi Dokcil dengan
masuk ke kelas-kelas dan memaparkan bagaimana cara mencuci tangan yang benar serta
pentingnya PHBS baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan tempat tinggal
dengan menggunakan media poster.

B. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dimulai pada bulan September. Sebelum pelaksanaan progam,
perlu disususn pembagian kerja dan rencana kegiatan. Ada beberapa langkah untuk
mewujudkan progam tersebut, antara laian :
1. Persiapan
- Analisis situasi lingkungan SDN Kluwut 1
- Pembentukan kelompok diskusi kecil
- Penentuan tempat pelaksanaan
- Penyediaan media dan sarana yang dibutuhkan
2. Pelaksanaan Progam
- Perkenalan mahasiwa, penyampaian tujuan dan manfaat
- Pendididkan tentang intervensi
- Pendidikan dan pembentukan PHBS dan Dokcil
3. Evaluasi Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetaui sejauh mana tingkat progam
pendidikan yang direncanakan dengan hasil kegiatan setelah progam pendidikan
dilaksanakan

C. Indikator Keberhasilan
1. Penyuluahan Cuci Tangan 6 langkah dengan baik dan benar
- Siswa SD ikut berpartisipasi dan memperhatikan materi yang di berikan saat
penyuluahan
- Siswa memahami dan dapat mempraktekkan cuci tangan 6 langkah dengan baik
dan benar.
- Pemateri menyampaikan materi dengan tepat dan jelas
- Pemateri mampu memberikan contoh cara mencuci tangan 6 langkah baik dan
benar
- Siswa memperaktekan cuci tangan 6 langkah dengan baik dan benar dalam
lingkungan sekolah dalam kegiatan sehari-hari.
- Siswa mampu mengajak teman-temannya untuk melakukan tindakan cuci tangan
6 langkah dengan baik dan benar.
- Pemateri/ fasil berhasil membentuk dokcil dalam penyuluhan tersebut

2. Dokter kecil (DOKCIL)


- Sebagian Siswa SD bersedia untuk menjadi DOKCIL
- DOKCIL memperhatikan dan memahami materi Pola Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) yang diberikan
- DOKCIL bisa dan mampu mengajak teman-temannya untuk menerapkan prilaku
PHBS secara berkelanjutan
- DOKCIL berperan aktif dalam mengefektifkan peran UKS di sekolah
- Pemateri menyampaikan materi PHBS secara baik dan Jelas kepada DOKCIL
- Program DOKCIL berjalan secara berkelanjutan di sekolah
- Peran UKS di sekolah menjadi lebih efektif dari sebelumnya
3. Tujuan Intruksional
- Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan sasaran mampu mengetahui dan
memahami cara mencuci tangan dengan baik dan bagaimana menerapkan PHBS.

- Khusus
a. Siswa dan siswi serta guru di SDN KLUWUT 1 memahami tentang diare dan
cara mencegahnya
b. Memberikan edukasi kepada siswa dan siswi SDN KLUWUT 1 bagaimana cara
mencuci tangan yang baik dan benar
c. Siswa dan siswi SDN KLUWUT 1 mengerti cara mencuci tangan dengan sabun
dan air mengalir dengan baik dan benar
d. Siswa dan siswi SDN KLUWUT 1 memahami dan dapat menerapkan PHBS
dengan adanya Dokcil
Kegiatan Pendidikan Kesehatan

Kegiatan Kegiatan
No Waktu Metode Media
Pengajar Siswa
1 5 menit Pembukaan Ceramah PPT
1. Penyuluh memulai 1. Siswa menjawab

penyuluhan dengan salam

mengucapkan 2. Siswa

salam memperhatikan

2. Memperkenalkan penyuluh

diri 3. Siswa menyetujui

3. Menjelaskana kontrak waktu

tujuan penyuluhan
4. Menyebutkan
materi yang akan
diberikan
5. Kontrak waktu
2 20 Menit Pelaksanaan Video, PPT
1. Pembagian fasil ke 1. Siswa Ceramah,

setiap kelompok memperhatikan demonstrasi

siswa materi tentang

2. Menjelaskan apa penyuluhan

yang dimaksud 2. Siswa

diare mulai dari mempraktekkan

pengertian sampai cara mencuci

dengan tangan yang baik

penatalaksanaan dan benar dengan

bagi para siswa didampingi fasil

3. Menjelaskan apa
yang dimaksud
dengan cuci tangan
4. Mendemonstrasikan
bagaimana cara
mencuci tangan
dengan baik dan
benar
5. Mengajak siswa
untuk
mempraktekkan
cara cuci tangan
bersama
6. Fasil memilih salah
satu siswa dari
masing-masing
kelompok yang cuci
tanganyya baik dan
benar dijadikan
sebagai dokcil dan
pocil
3 5 menit Evaluasi
1. Penyuluh meminta 1. Salah satu Praktek Tempat cuci

sisw a untuk siswa maju tangan, lagu,

mengulang tentang kedepan untuk video

penjelasan mengulang dan

mengenai tujuan menjawab

mencuci tangan pertanyaan

2. Penyuluh meminta yang diberikan

salah satu siswa 2. Salah satu

untuk siswa

mempraktekkan mempraktekkan

cara mencuci cara cuci tangan

tangan di depan di depan aula

aula
4 3 Menit Terminasi
1. Mengucapkan 1. Menjawab Ceramah Kenang-

terima kasih atas salam dan kenagan dari

partisipasi sekolah terima kasih panitia ke

dan siswa karena 2. Menerima pihak sekolah

telah mengikuti kenang-

penyuluhan dan kenangan

pemberian kenang- 3. Berfoto

kenangan bersama

2. Mengucapkan
salam penutup
3. Berfoto bersama
Lampiran Materi

1. Diare
1.1. Definisi Diare
Diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan feses yang
berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), dengan demikian
kandungan air pada feses lebih banyak daripada biasanya (Priyanto &
Lestari, 2009).
Diare ialah peningkatan massa tinja, frekuensi buang air besar, atau
fluiditas (tingkat keenceran) tinja. Hal ini berarti pembentukan feses yang
melebihi 250 gr/hari yang mengandung air 70% hingga 95%. Diare yang
berat dapat keluar cairan 14 liter/hari (Kumar dkk, 2007).

1.2. Penyebab Diare


a. Diare akibat virus
Diare akibat virus , misalnya “influenza perut” dan “travellers
diarrhoea” yang disebabkan antara lain oleh rotavirus dan adenovirus.
Virus tersebut melekat pada sel mukosa usus yang mengakibatkan
rusaknya sel mukosa usus sehingga kapasitas resorbsi menurun.
b. Diare bakterial invasif
Diare bakterial invasif (bersifat menyerbu), diare akibat bakteri ini
mengurang seiring dengan meningkatnya derajat higiene masyarakat.
Bakteri pada keadaan tertentu menjadi invasif dan menyerbu ke dalam
mukosa dimana terjadi perbanyakan diri sambil membentuk toksin.
c. Diare parasiter
Diare parasiter, diare parasiter terjadi akibat protozoa seperti
Entamoeba, histolytica dan Giardia lamblia terutama terjadi di daerah
(sub)tropis.
d. Diare akibat penyakit
Diare akibat penyakit, misalnya colitis ulcerosa, p. Crolm, irritable
Bowel Syndrome (IBS), kanker colon dan infeksi-HIV juga akibat
gangguan.
e. Diare akibat obat
Diare akibat obat yaitu digoksin, kinidin, garam-Mg dan litium,
sarbitol, beta blockers, perintang-ACE, reserpin, sitostatika dan
antibiotika berspektrum luas (ampisilin, amoksisilin, sefalosporin,
klindamisin, tetrasiklin).

1.3. Pencegahan Diare


Salah satu pencegahanpenularan diare pada balita adalah Kebiasaan
yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam
penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan
dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang
tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi
makanan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam
kejadian diare (Depkes RI, 2006).

1.4. Tanda Gejala Diare


- Peningkatan frekuensi dan kandungan cairan dalam feses.
- Kram abdomen, distensi, bising usus (borborigmus), anoreksia dan
rasa haus.
- Kontraksi spasmodik yang sakit dari anus dan mengejan tak efektif
(tenesmus) mungkin terjadi setiak kali defekasi.
- Gejala yang berkaitan adalah dehidrasi dan kelemahan.
- Feses yang banyak mengandung air menandakan penyakit usus halus.
- Feses yang lunak, semipadat berkaitan dengan kelainan kolon.
- Feses berwarna keabu-abuan menandakan malabsorbsi usus
- Mukus dan pus dalam feses menunjukkan enteritis inflamasi atau
kolitis
- Bercak minyak pada air toilet merupakan diagnostik dari insufisiensi.

1.5. Penanganan Diare


Menurut (Baughman & Hackley, 2000) penatalaksanaan medik primer
diarahkan pada pengontrolan penyembuhan penyakit yang mendasari.
a. Untuk diare ringan, tingkatkan masukan cairan per oral;
diresepkan glukosa oral dan larutan elektrolit.
b. Untuk diare sedang, obat-obatan non spesifik, difenoksilat
(Lomotif) dan loperamid (Imodium) untuk menurunkan motilitas
dari sumber non-infeksius.
c. Jika diare terus memburuk resepkan antimikrobial jika telah
teridentifikasi preparat infeksius.
d. Terapi intravena untuk hidrasi cepat, terutama untuk pasien yang
sangat muda atau lansia.
Menurut (Octa,dkk, 2014) penatalaksanaan kasus diare pada balita
adalah sebagai berikut:
a. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat)
b. Diatetik (pemberian makanan)
c. Obat-obatan
d. Lintas diare meliputi:
- Dehidrasi menggunakan oralit
- Zinc Diberikan berturut-turut selama 10 hari
- Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam
tubuh yang dapat menghambat enzim INOS (inducible Nitric
Oxide Synthase) dimana eksresi enzim ini meningkat selama
diareyang mengakibatkan hipersekresi epitel usus
- Teruskan pemberian ASI
- Antibiotik selektif
- Antibiotika hanya bermanfaat pada penderita diare yang disertai
darah

2. Mencuci tangan
2.1. Definisi mencuci tangan
Menurut WHO (2005) terdapat 2 teknik mencuci tangan yaitu mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir dan mencuci tangan dengan larutan
yang berbahan dasar alcohol.
Menurut Tim Depkes (2009) mencuci tangan adalah membersihkan
tangan dari segala kotoran, dimulai dari ujung jari sampai siku dan lengan
dengan cara tertentu sesuai dengan kebutuhan

2.2. Tujuan mencuci tangan


Menurut Susiati (2008), tujuan dilakukannya cuci tangan yaitu untuk
mengangkat mikroorganisme yang ada di tangan, mencegah infeksi silang
(cross infection), menjaga kondisi steril, melindungi diri dan pasien dari
infeksi, memberikan perasaan segar dan bersih.

2.3. Indikasi mencuci tangan


Indikasi waktu untuk mencuci tangan menurut Kemenkes RI (2013)
adalah:
a. Setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang uang, binatang,
berkebun dll)
b. Setelah BAB (buang air besar)
c. Sebelum memegang makanan
d. Setelah bersin, batuk, membuang ingus
e. Setelah pulang dari bepergian
f. Setelah bermain

2.4. Langkah cara mencuci tangan


Kegiatan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir
dilakukan 40 - 60 detik. Langkah-langkah teknik mencuci tangan yang
benar menurut anjuran WHO (2008) yaitu sebagai berikut :
- Pertama, basuh tangan dengan air bersih yang mengalir, ratakan
sabun dengan kedua telapak tangan
- Kedua, gosok punggung tangan dan sela - sela jari tangan kiri dan
tangan kanan, begitu pula sebaliknya.
- Ketiga, gosok kedua telapak dan sela - sela jari tangan
- Keempat, jari - jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci.
- Kelima, gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan
dan lakukan sebaliknya.
- Keenam, gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di
telapak tangan kiri dan sebaliknya
- Ketujuh, bilas kedua tangan dengan air yang mengalir dan keringkan
3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
3.1. Definisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas mahluk hidup yang dapat
diamati secara langsung maupun tidak langsung yang dapat diamati oleh
pihak luar. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap
stimulus yang berhubungan dengan sakit, penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan, minuman, serta lingkungan. PHBS di institusi
pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan institusi pendidikan.
Indikator PHBS di institusi pendidikan/sekolah meliputi:
- Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan
sabun
- Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
- Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
- Olahraga yang teratur dan terukur
- Memberantas jentik nyamuk
- Tidak merokok
- Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
- Membuang sampah pada tempatnya

3.2. Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan,
keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan edukasi guna meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana (social
support), dan gerakan masyarakat (empowerment) sehingga dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara,
dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Aplikasi paradigma hidup sehat
dapat dilihat dalam program perilaku hidup bersih dan sehat.12 Kebijakan
pembangunan kesehatan ditekankan pada upaya promotif dan preventif
agar orang yang sehat menjadi lebih sehat dan produktif. Pola hidup sehat
merupakan perwujudan paradigma sehat yang berkaitan dengan perilaku
perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang berorientasi sehat
dapat meningkatkan, memelihara, dan melindungi kualitas kesehatan baik
fisik, mental, spiritual maupun sosial.
3.3. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Manfaat PHBS di lingkungan sekolah yaitu agar terwujudnya sekolah
yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan
sekolah terlindungi dari berbagai ancaman penyakit, meningkatkan
semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar
siswa, citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat
sehingga mampu menarik minat orang tua dan dapat mengangkat citra dan
kinerja pemerintah dibidang pendidikan, serta menjadi percontohan
sekolah sehat bagi daerah lain.

3.4. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Beberapa indikator PHBS di lingkungan sekolah antara lain:
a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
Siswa dan guru mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
yang mengalir sebelum makan dan sesudah buang air besar.
Perilaku cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun
mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus,
cacingan, penyakit kulit, hepatitis A, ISPA, flu burung, dan lain
sebagainya. WHO menyarankan cuci tangan dengan air mengalir
dan sabun karena dapat meluruhkan semua kotoran dan lemak yang
mengandung kuman. Cuci tangan ini dapat dilakukan pada saat
sebelum makan, setelah beraktivitas diluar sekolah, bersalaman
dengan orang lain, setelah bersin atau batuk, setelah menyentuh
hewan, dan sehabis dari toilet. Usaha pencegahan dan
penanggulangan ini disosialisasikan di lingkungan sekolah untuk
melatih hidup sehat sejak usia dini. Anak sekolah menjadi sasaran
yang sangat penting karena diharapkan dapat menyampaikan
informasi kesehatan pada keluarga dan masyarakat.
b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
Di sekolah siswa dan guru membeli atau konsumsi
makanan/jajanan yang bersih dan tertutup di warung sekolah sehat.
Makanan yang sehat mengandung karbohidrat, protein, lemak,
mineral dan vitamin. Makanan yang seimbang akan menjamin tubuh
menjadi sehat. Makanan yang ada di kantin sekolah harus makanan
yang bersih, tidak mengandung bahan berbahaya, serta penggunaan
air matang untuk kebutuhan minum.
c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban
yang memenuhi syarat kesehatan (leher angsa dengan septictank,
cemplung tertutup) dan terjaga kebersihannya. Jamban yang sehat
adalah yang tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau
kotoran, tidak dijamah oleh hewan, tidak mencemari tanah
disekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan.
d. Olah raga yang teratur dan terukur
Aktivitas fisik adalah salah satu wujud dari perilaku hidup
sehat terkait dengan pemeliharaan dan penigkatan kesehatan.
Kegiatan olah raga disekolah bertujuan untuk memelihara kesehatan
fisik dan mental anak agar tidak mudah sakit. Dalam rangka
meningkatkan kesegaran jasmani, perlu dilakukan latihan fisik yang
benar dan teratur agar tubuh tetap sehat dan segar. Dengan
melakukan olahraga secara teratur akan dapat memberikan manfaat
antara lain: meningkatkan kemampuan jantung dan paru,
memperkuat sendi dan otot, mengurangi lemak atau mengurangi
kelebihan berat badan, memperbaiki bentuk tubuh, mengurangi
risiko terkena penyakit jantung koroner, serta memperlancar
peredaran darah.
e. Memberantas jentik nyamuk
Kegiatan ini dilakukan dilakukan untuk memberantas penyakit
yang disebabkan oleh penularan nyamuk seperti penyakit demam
berdarah. Memberantas jentik nyamuk di lingkungan sekolah
dilakukan dengan gerakan 3M (menguras, menutup, dan mengubur)
tempat-tempat penampungan air (bak mandi, drum, tempayan, ban
bekas, tempat air minum, dan lain-lain) minimal seminggu sekali.
Hasil yang didapat dari pemberantasan jentik nyamuk ini kemudian
di sosialisasikan kepada seluruh warga sekolah.
f. Tidak merokok di sekolah
Siswa dan guru tidak ada yang merokok di lingkungan sekolah.
Timbulnya kebiasaan merokok diawali dari melihat orang sekitarnya
merokok. Di sekolah siswa dapat melakukan hal ini mencontoh dari
teman, guru, maupun masyarakat sekitar sekolah. Banyak anak-anak
menganggap bahwa dengan merokok akan menjadi lebih dewasa.
Merokok di lingkungan sekolah sangat tidak dianjurkan karena
rokok mengandung banyak zat berbahaya yang dapat
membahayakan kesehatan anak sekolah.
g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
Siswa menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
setiap bulan. Kegiatan penimbangan berat badan di sekolah untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak serta status gizi
anak sekolah. Hal ini dilakukan untuk deteksi dini gizi buruk
maupun gizi lebih pada anak usia sekolah.
h. Membuang sampah pada tempatnya
- Pengertian
Sampah adalah suatu bahan yang tebuang atau dibuang
dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam. Sampah
ditampung dan dibuang setiap hari ditempat pembuangan yang
memenuhi syarat karena membuang sampah tidak pada
tempatnya akan dapat mengakibatkan penyakit dan akan
mencemari udara disekitarnya. Mendidik anak untuk selalu
membuang sampah pada tempatnya akan dapat menekan angka
penyakit yang dapat muncul di lingkungan sekolah.
- Jenis Sampah
Sampah dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Sampah anorganik/kering yaitu tidak dapat mengalami
pembususkan secara alami seperti logam, besi, kaleng
plastik, karet, atau botol.
2. Sampah organik/basah dapat memngalami pembususkan
secara alami seperti sisa makanan, sayuran, sampah dapur,
dan lain sebagainya.
3. Sampah berbahaya yaitu sampah yang dapat menimbulkan
gangguan pada kesehatan seperti botol racun nyamuk,
jarum suntik, batere, dan lain sebagainya.
- Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah meliputi penyimpanan,
pengumpulan, dan pemusnahan sampah sehingga sampah tidak
mengganggu lingkungan:
1. Penyimpanan sampah
Yaitu penyimpanan sampah sementara sebelum
sampah dimusnahkan.:
2. Pengumpulan sampah
Sampah ditampung di tempat yang memadai
kemudian diangkut serta dibuang ke tempat
pembuangan akhir.
3. Pemusnahan sampah

- Dampak Pengelolaan Sampah yang Negatif


1. Terhadap Kesehatan
- Pengelolaan sampah yang tidak baik merupakan media
yang subur untuk berkembangnya vektor-vektor
penyakit seperti serangga, tikus, dan binatang lainnya
untuk berkembang biak sehingga dapat menyababkan
timbulnya penyakit.
- Sampah menjadi sumber polusi seperti pencemaran
tanah, air, serta udara.
- Sampah menjadi tempat hidup mikroorganisme
berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan.
- Sampah dapat menimbulkan kecelakaan dan
kebakaran.
2. Terhadap Lingkungan
- Dapat mengganggu estetika dan polusi udara akibat
pembusukan sampah oleh mikroorganisme.
- Debu-debu yang berterbangan dapat mengganggu mata
dan pernafasan.
- Jika terjadi proses pembakaran yang dekat dengan
sekolah maupun pemukiman asapnya akan
mengganggu penglihatan, pernafasan, serta mencemari
udara.
- Pembuangan sampah ke saluran air menyebabkan
pendangkalan saluran dan mengurangi daya aliran
saluran.
- Dapat menyebakan banjir jika sampah dibuang di
sembarang tempat. Terutama ke saluran yang daya
serapnya sudah menurun.
- Membuang sampah ke selokan dapat mengotori badan
air.
i. Media Promosi
Media promosi membuang sampah di sekolah dapat berupa:
- Poster.
- Slogan tentang kebersihan lingkungan dan anjuran
membuang sampah pada tempatnya yang dipasang disetiap
kelas.
- Video tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar di
sekolah.
j. Aturan atau Tata Tertib
Untuk menjaga agar lingkungan agar selalu terjaga dari sampah
maka tindakan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
- Guru memberi contoh pada siswa-siswi membuang sampah
selalu pada tempatnya.
- Guru wajib menegur dan menasehati siswa yang mebuang
sampah di sembarang tempat.
- Mencatat siswa-siswi yang membuang sampah di sembarang
tempat pada buku/kartu pelanggaran.
- Membuat tata tertib baru yang isinya tentang pemberian
denda terhadap siswa-siswi yang membuang sampah di
sembarang tempat.

Anda mungkin juga menyukai