Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Dasar


Hari/Tanggal : 13 Maret 2017
Pukul : 09.00-10.00 WIB
Sasaran : Siswa-Siswi kelas IV dan V SD A
Tempat : SD A Jl. Kenanga No.27, Jakarta Utara

A. Latar Belakang
Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 pasal 79 tentang Kesehatan, ditegaskan
bahwa Kesehatan Sekolah diselenggarakan untu meningkatkan kemampuan hidup
sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat
belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya sehingga
diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Dan didalam
peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2269/Menkes/Per/X/2011
telah diatur tentang pedoman penyelenggaraan PHBS di berbagai tatanan
termasuk diInstitusipendidikan. Masa sekolah dasar adalah masa keemasan untuk
rnenanamkan nilai-nilai PHBS dan berpotensi sebagai agen of change untuk
mempromosikan PHBS baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat
sehingga terciptanya sumber daya manusia.

Target nasional intitusi pendidikan yang melaksanakan PHBS adalah 70% ditahun
2014. Rendahnya cakupan ini berdampak juga terhadap tingginya angka kesakitan
yang berhubungan dengan penyakit yang berorientasi lingkungan dan perilaku,
dimana kasus penyakit menular selama tahun 2011 masih cukup tinggi. Penyakit
diare, DBD masih masuk dalam 10 penyakit terbanyak. Kualitas lingkungan
sekolah yang rendah, perilaku murid yang masih kurang terhadap hidup sehat,
peran guru dan petugas kesehatan yang belum optimal didalam upaya kegiatan
promosi kesehatan serta makin tingginya kasus merokok dan penggunaan napza.
Sedangkan SD A Jakarta Utara merupakan sekolah yang masih cukup rendah
cakupan pelaksanaan PHBS . Hal ini sejalan dengan pengkajian yang kami
temukan di sekolah 85% anak-anak mengatakan malas untuk cuci tangan sebelum
makan, 40% anak-anak mengatakan lebih memilih untuk jajan dari pada
membawa bekal dari rumah, tidak terdapat kantin sehat, lingkungan sekolah
tampak kotor, sampah berserakan dan anak-anak tidak membuang sampah pada
tempatnya.

Berdasarkan hal di atas maka kelompok kami tertarik untuk memberikan


promosi kesehatan pada siswa-siswi kelas IV & V tentang cara berperilaku hidup
bersih dan sehat di sekolah. Dengan harapan setelah dilakukan promosi
kesehatan, siswa-siswi tahu dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat di sekolah, keluarga, dan lingkungannya .
.
B. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum


Setelah melakukan penyuluhan diharapkan siswa-siswi di sekolah A Jakarta
utara mampu Mengetahui dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
Sekolah.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mendefinisikan pengertian perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah secara
sederhana.
b. Menjelaskan indikator apa saja yang termasuk dalam perilaku hidup bersih
dan sehat di sekolah.
c. Mengetahui dan mengaplikasikan siapa saja yang harus menjalankan
perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah.
d. Mengetahui dan meprakitkan cara mencuci tangan dengan baik
e. Mengetahui dampak buruk dari tidak dilakukannya perilaku hidup bersih
dan sehat.
f. Mengetahui dan mendapatkan hasil pengaruh baik dari aplikasi perilaku
bersih dan sehat.
g. Mengetahui dan menjelaskan penyakit apa saja yang dapat timbul jika
perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah tidak dijalankan dengan baik.
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Materi (Terlampir)
a. Definisi PHBS
b. Menjelaskan 8 Indikator PHBS di sekolah.
c. Peran dan Penanggung jawab PHBS di sekolah
d. Tujuan dan Manfaat PHBS di sekolah
e. Akibat Dari PHBS disekolah yang tidak berjalan dengan baik.

2. Metode
a. Ceramah Audio Visual
b. Demonstrasi
c. Tanya Jawab
4. Media dan Alat
a. Flip chart

b. Leaflet

c. Poster

d. Power point

5. Waktu dan Tempat


Hari / Tanggal : 13 Maret 2017
Jam : 09.00 - 10.00 WIB
Tempat : SD A Jl. Kenanga No.27, Jakarta Utara

6. Pengorganisasian
Moderator : Rumaisha
Leader/Co-leader : Nur risma
Observer : Dewi, Pander
Fasilitator : Vira, Faradilla.

D. Kegiatan Penyuluhan

N Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Waktu


O Siswa-Siswi

I Pembukaan

- Moderator memberikan salam - Menjawab


salam
- Moderator memperkenalkan 5 Menit
- Menyimak
anggota penyuluh
- Moderator menjelaskan tentang - Menyimak
topik penyuluhan
- Moderator membuat kontrak
- Menyimak
- Moderator menjelaskan tujuan - Menyimak
penyuluhan
- Menyimak

II Pelaksanaan

- Menjelaskan pengertian PHBS - Menyimak 45 Menit


- Menjelaskan 8 Indikator PHBS
di sekolah. - Menyimak
Mendemonstrasikan
5 langka cuci tangan dan
- Peran dan tanggung jawab mempraktikan
PHBS di sekolah
- Tujuan dan Manfaat PHBS di
sekolah - Menyimak
- Akibat Dari PHBS disekolah
- Menyimak
yang tidak berjalan dengan baik.
Video Animasi - Menyimak
- Mendemonstrasikan praktek
cuci tangan bersih menggunakan
- Siswa Keluar
sabun dan air mengalir di luar
kelas untuk
kelas.
melakukan
praktek cuci
tangan bersih
menggunakan
sabun dan air
mengalir.

- Diskusi, Tanya jawab dan kuis


- Peserta masuk
kembali ke
kelas.

Peserta diberi - Siswa


kesempatan untuk bertanya
bertanya dan mengemu
kakan pendapat - Siswa
Penyaji menjawab Menyimak
pertanyaan dari peserta
Melakukan evaluasi atas - Siswa
materi yang telah Menjawab
diberikan dengan cara - Siswa
mengajukan pertanyaan mendapat
ke siswa-siswi. ( Kuis) Hadiah.
Membagikan Hadiah ke peserta
yang bisa menjawab pertanyaan.

III Penutup 10 Menit


- Moderator memberi kesimpulan - Menyimak
- Menyimak
atas penyuluhan yang telah
- Menyimak
dilakukan - Menjawab
- Menutup penyuluhan
salam
- Penyerahan tanda kenangan
kepada pihak sekolah
- Memberi salam dan ucapan
terimakasih kepada peserta yang
hadir
- Acara selesai

E. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

Mahasiswa penyuluh dan Siswa-siswi kelas IV dan V SD A pada posisi yang


sudah direncanakan

a. 90 % peserta penyuluhan menghadiri penyuluhan


b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
c. Pre Planning telah disetujui
d. Leaflet dan flipchart telah tersedia
e. Peran dan tugas Mahasiswa sesuai dengan perencanaan.

2. Evaluasi Proses

a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan


b. Siswa-Siswi SD A dapat mengikuti acara atau kegiatan penyuluhan sampai
selesai.
c. Siswa-Siswi SD A berperan aktif selama kegiatan penyuluhan berjalan

3. Evaluasi Hasil
a. Minimal 80% dari siswa-siswi yang mengikuti penyuluhan dapat
menjelaskan definisi PHBS secara sederhana.
b. Minimal 80 % dari siswa-siswi yang mengikuti penyuluhan dapat
menyebutkan 8 indikator PHBS di Sekolah
c. Minimal 80% dari siswa-siswi yang mengikuti penyuluhan dapat
mempraktekan cuci tangan bersih menggunakan sabun dengan Air
mengalir secara benar.
d. Minimal 80% dari siswa-siswi yang mengikuti penyuluhan dapat
menyebutkan Siapa saja yg bertanggung jawab atas PHBS di Sekolah
e. Minimal 80% dari siswa-siswi yang mengikuti penyuluhan dapat
menyebutkan dampak dari tidak optimalnya pelaksanaan PHBS di sekolah.

F. Uraian Tugas

1. Penanggung jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
2. Moderator

a. Pada acara pembukaan

Membuka acara
Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing lahan dan
pendidikan
Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
Menjelaskan kontrak waktu ( jam)

b. Kegiatan inti

Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak


dipahami
Memberikan kesempatan pada mahasiswa atas jawaban yang diajukan
untuk menjawab

c. Pada acara penutup

Menyimpulkan dan menutup diskusi


Mengucapkan salam

3. Leader / Co-Leader

a. Memberikan penyuluhan pada peserta


b. Melakukan evaluasi
4. Fasilitator

a. Memotivasi peserta agar berperan aktif


b. Membuat absensi penyuluhan
c. Mengantisipasi suasana yang dapat menganggu kegiatan penyuluhan

5. Observer

a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir


b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan

Lampiran Materi

Tinjauan Pustaka

Perilaku Hidup Bersih dan Sehatdi Sekolah

A. Definisi PHBS di Sekolah


PHBS disekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekkan
oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri
mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta
berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Depkes, 2007).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di institusi pendidikan


merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit
yang sering menyerang anak usia sekolah, yang ternyata umumnya
berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

B. Indikator PHBS di Institusi Pendidikan


PHBS di institusi pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan
kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan
institusi pendidikan. Indikator PHBS di institusi pendidikan/ sekolah
meliputi (Depkes, 2008) :
a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun.
Siswa dan guru mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang
mengalir sebelum makan dan sesudah buang air besar. Perilaku cuci
tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun mencegah
penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus, cacingan,
penyakit kulit, hepatitis A, ISPA, flu burung, dan lain sebagainya.
WHO menyarankan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun karena
dapat meluruhkan semua kotoran dan lemak yang mengandung
kuman. Cuci tangan ini dapat dilakukan pada saat sebelum makan,
setelah beraktivitas diluar sekolah, bersalaman dengan orang lain,
setelah bersin atau batuk, setelah menyentuh hewan, dan sehabis dari
toilet. Usaha pencegahan dan penanggulangan ini disosialisasikan di
lingkungan sekolah untuk melatih hidup sehat sejak usia dini. Anak
sekolah menjadi sasaran yang sangat penting karena diharapkan dapat
menyampaikan informasi kesehatan pada keluarga dan masyarakat.
b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
Di sekolah siswa dan guru membeli atau konsumsi makanan/jajanan
yang bersih dan tertutup di warung sekolah sehat. Makanan yang sehat
mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin.
Makanan yang seimbang akan menjamin tubuh menjadi sehat.
Makanan yang ada di kantin sekolah harus makanan yang bersih, tidak
mengandung bahan berbahaya, serta penggunaan air matang untuk
kebutuhan minum.
c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban yang
memenuhi syarat kesehatan (leher angsa dengan septictank, cemplung
tertutup) dan terjaga kebersihannya. Jamban yang sehat adalah yang
tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau kotoran, tidak
dijamah oleh hewan, tidak mencemari tanah disekitarnya, mudah
dibersihkan dan aman digunakan.
d. Olahraga yang teratur dan terukur.
Aktivitas fisik adalah salah satu wujud dari perilaku hidup sehat
terkait dengan pemeliharaan dan penigkatan kesehatan. Kegiatan olah
raga disekolah bertujuan untuk memelihara kesehatan fisik dan mental
anak agar tidak mudah sakit. Dalam rangka meningkatkan kesegaran
jasmani, perlu dilakukan latihan fisik yang benar dan teratur agar
tubuh tetap sehat dan segar. Dengan melakukan olahraga secara teratur
akan dapat memberikan manfaat antara lain: meningkatkan
kemampuan jantung dan paru, memperkuat sendi dan otot,
mengurangi lemak atau mengurangi kelebihan berat badan,
memperbaiki bentuk tubuh, mengurangi risiko terkena penyakit
jantung koroner, serta memperlancar peredaran darah.
e. Memberantas jentik nyamuk.
Kegiatan ini dilakukan dilakukan untuk memberantas penyakit yang
disebabkan oleh penularan nyamuk seperti penyakit demam berdarah.
Memberantas jentik nyamuk di lingkungan sekolah dilakukan dengan
gerakan 3M (menguras, menutup, dan mengubur) tempat-tempat
penampungan air (bak mandi, drum, tempayan, ban bekas, tempat air
minum, dan lain-lain) minimal seminggu sekali. Hasil yang didapat
dari pemberantasan jentik nyamuk ini kemudian di sosialisasikan
kepada seluruh warga sekolah.
f. Tidak merokok di sekolah.
Siswa dan guru tidak ada yang merokok di lingkungan sekolah.
Timbulnya kebiasaan merokok diawali dari melihat orang sekitarnya
merokok. Di sekolah siswa dapat melakukan hal ini mencontoh dari
teman, guru, maupun masyarakat sekitar sekolah. Banyak anak-anak
menganggap bahwa dengan merokok akan menjadi lebih dewasa.
Merokok di lingkungan sekolah sangat tidak dianjurkan karena rokok
mengandung banyak zat berbahaya yang dapat membahayakan
kesehatan anak sekolah.
g. Memimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
Siswa menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap
bulan. Kegiatan penimbangan berat badan di sekolah untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak serta status gizi
anak sekolah. Hal ini dilakukan untuk deteksi dini gizi buruk maupun
gizi lebih pada anak usia sekolah.
h. Membuang sampah pada tempatnya.
a) Pengertian
Sampah adalah suatu bahan yang tebuang atau dibuang dari
sumber hasil aktivitas manusia maupun alam. Sampah ditampung
dan dibuang setiap hari ditempat pembuangan yang memenuhi
syarat karena membuang sampah tidak pada tempatnya akan
dapat mengakibatkan penyakit dan akan mencemari udara
disekitarnya. Mendidik anak untuk selalu membuang sampah
pada tempatnya akan dapat menekan angka penyakit yang dapat
muncul di lingkungan sekolah.
b) Jenis Sampah
Sampah dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
Sampah anorganik/kering yaitu tidak dapat mengalami
pembususkan secara alami seperti logam, besi, kaleng plastik,
karet, atau botol.
Sampah organik/basah dapat memngalami pembususkan
secara alami seperti sisa makanan, sayuran, sampah dapur,
dan lain sebagainya.
Sampah berbahaya yaitu sampah yang dapat menimbulkan
gangguan pada kesehatan seperti botol racun nyamuk, jarum
suntik, batere, dan lain sebagainya.
c) Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah meliputi penyimpanan, pengumpulan, dan
pemusnahan sampah sehingga sampah tidak mengganggu
lingkungan.
C. Sasaran PHBS di Sekolah
Sasaran PHBS di tatanan sekolah adalah seluruh warga tatanan sekolah
yang terbagi dalam :
a. Sasaran primer
Sasaran utama dalam tatanan sekolah yang akan dirubah
perilakunya atau murid dan guru yang bermasalah (individu/
kelompok dalam institusi pendidikan yang bermasalah)
b. Sasaran sekunder
Sasaran yang mempengaruhi individu dalam institusi
pendidikan yang bermasalah misalnya, kepala sekolah, tokoh
masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait.
c. Sasaran tersier
Merupakan sasaran yang diharapkan menjadi pembantu dalam
mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya
pelaksanaan PHBS di isntitusi pendidikan seperti, kepala desa,
lurah, camat, kepala puskesmas, Diknas, guru, tokoh masyarakat,
dan orang tua murid.

Menurut Tarigan (2004) yang dikutip Rahmawati (2015), sasaran


PHBS pada usia sekolah (6-10 tahun) yang kurang baik akan
menimbulkan berbagai penyakit seperti diare, sakit gigi, sakit kulit dan
cacingan. Dengan demikian untuk mengurangi prevalensi dampak buruk
tersebut maka perlu diterapkan sasaran PHBS dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1. Kebersihan Kulit
Memelihara kebersihan kulit, harus memperhatikan kebiasaan berikut
ini :
a. Mandi dua kali sehari
b. Mandi pakai sabun
c. Menjaga kebersihan pakaian
d. Menjaga kebersihana
lingkungan
2. Kebersihan rambut
Menurut Potter dan Perri (2005) untuk selalu memelihara rambut
dan kulit kepala dan kesan cantik serta tidak berbau apek, perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Memerhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut
sekurang kurangnya dua kali seminggu.
b. Mencuci rambut dengan shampo/ bahan pencuci rambut lain
c. Sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri
3. Kebersihan gigi
Menurut Irianto (2007), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menjaga kebersihan gigi adalah sebagai berikut :
a. Menggosok gigi secara benar dan teratur dan dianjurkan setiap
habis makan
b. Memakai sikat gigi sendiri
c. Menghindari makanan yang merusak gigi
d. Membiasakan makan buah-buahan yang menyehatkan gigi
e. Memeriksakan gigi secara rutin
4. Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku
Menurut Potter dan Perri (2005), hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam memelihara kebersihan tangan, kaki, dan kuku yaitu :
a. Mencuci tangan sebelum makan
b. Memotong kuku secara teratur
c. Kebersihan lingkungan
5. Kebiasaan olahraga
Olahraga yang teratur mencakup kualitas gerakan dan kuantitas
dalam arti dan frekuensi yang digunakan untuk berolahraga.
Dengan demikian akan menentukan status kesehatan seseorang
khusunya anak-anak pada masa pertumbuhan (Notoatmojo,
2007).
6. Kebiasaan Tidur yang cukup
Tidur yang cukup bukan saja berguna untuk memelihara
kesheatan fisik, tetapi juga untuk kesehatan mental. Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan teknologi, mengacu orang untuk
meningkatkan kehidupannya di bidang sosial dan ekonomi, yang
akhirnya mendorong orang bersangkutan untuk bekerja keras tanpa
menghiraukan beban fisik dan mentalnya. Istirahat yang cukup
adalah kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan
kesehatannya (Notoatmojo,
2010).
7. Gizi dan menu seimbang
Keadaan gizi setiap individu adalah faktor yang sangat penting sebab
zat gizi zat kehidupan yang esensial bagi pertumbuhan dan
perkembangan manusia sepanjang hayatnya. Gizi seimbang
merupakan makanan yang beraneka ragam yang mengandung
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dans erat sesuai
dengan proporsi yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan serta
pola makan yang teratur yaitu tiga kali sehari pada pagi, siang,
dan malam hari (Tarigan, 2004)

D. Peran dan Penanggung jawab PHBS di sekolah


Kebijakan dan dukung dari pengambil keputusan seperti bupati, kepala
dinas pendidikan, kepala dinas kesehatan, DPRD, lintas sektor sangat
penting untuk pembinaan PHBS disekolah demi terwujudnya sekolah
sehat. Disamping itu peran dari berbagai pihak terkait (tim pembina dan
pelaksana UKS). Sedangkan masyarakat sekolah berpartisipasi dalam
perilaku hidup bersih dan sehat baik disekolah maupun masyarakat.

E. Tujuan dan Manfaat PHBS di sekolah


a. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru
dan masyarakat lingkungan sekolah terlindung dari berbagai gangguan
dan ancaman penyakit.
b. Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak
pada prestasi belajar peserta didik.
c. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga
mampu menarik minat orang tua (masyarakat)
d. Meningkatkan citra pemerintah daerah dibidang pendidikan.
e. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

F. Akibat Dari PHBS disekolah yang tidak berjalan dengan baik


Berdampak pada kesehatan siswa-siswi disekolah :
a. Cacingan
b. Diare
c. Demam Berdarah
d. Caries gigi
e. Mal Nutrisi
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta
Depkes R.I., 2007. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta
Depkes R.I., 2007. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta
Anita Dwi Rahmawati. (2015). Kepatuhan Santri Terhadap Aturan di Pondok
Pesantren Modern. Skripsi.Surakarta : UMS.
Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa: Renata
Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.2005
Irianto, Kus, 2007. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yrama Widya

Anda mungkin juga menyukai