Anda di halaman 1dari 14

DESKRIPSI KEGIATAN

Nama Kegiatan : Pendidikan Kesehatan Sadar Cuci Tangan dan


Pembentukan Dokcil di SD
Sasaran : Siswa dan Siswi SD
Metode : Ceramah, Role play
Waktu : 1 hari
Tempat : Aula SD
Hari dan tanggal : Senin, 22 mei 2023

A. Deskripsi Umum Kegiatan


Progam yang akan dilaksanakan merupakan Pendidikan Kesehatan Sadar Cuci
Tangan dan Pembentukan Dokcil yang menjadi salah satu progam dalam
meningkatakan pengetahuan dan praktek mencuci tangan sebagai upaya menurunkan
angka diare pada siswa dan siswi SD. Acara ini akan dilakukan selama 1 hari. Kegiatan
pada hari ini diisi dengan pendidikan kesehatan dengan pemberian materi yang edukatif
bagi para siswa, serta roleplay bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar
serta bagaimana PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang dapat diterapkan siswa
siswi. Sedangkan akan dilakukan prakterk bagi Dokcil dengan bagaimana cara mencuci
tangan yang benar serta pentingnya PHBS baik dilingkungan sekolah maupun
dilingkungan tempat tinggal dengan menggunakan media poster.

B. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pada hari senin . Sebelum pelaksanaan progam, perlu
disususn pembagian kerja dan rencana kegiatan. Ada beberapa langkah untuk
mewujudkan progam tersebut, antara laian :
1. Persiapan
- Penentuan tempat pelaksanaan
- Penyediaan media dan sarana yang dibutuhkan
2. Pelaksanaan Progam
- Perkenalan mahasiwa, penyampaian tujuan dan manfaat
- Pendididkan tentang intervensi
- Pendidikan PHBS dan Dokcil
3. Evaluasi Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetaui sejauh mana tingkat progam
pendidikan yang direncanakan dengan hasil kegiatan setelah progam pendidikan
dilaksanakan
C. Indikator Keberhasilan
1. Penyuluahan Cuci Tangan 6 langkah dengan baik dan benar
- Siswa SD ikut berpartisipasi dan memperhatikan materi yang di berikan saat
penyuluahan
- Siswa memahami dan dapat mempraktekkan cuci tangan 6 langkah dengan baik
dan benar.
- Pemateri menyampaikan materi dengan tepat dan jelas
- Pemateri mampu memberikan contoh cara mencuci tangan 6 langkah baik dan
benar
- Siswa memperaktekan cuci tangan 6 langkah dengan baik dan benar dalam
lingkungan sekolah dalam kegiatan sehari-hari.
- Siswa mampu mengajak teman-temannya untuk melakukan tindakan cuci tangan
6 langkah dengan baik dan benar.
- Pemateri/ fasil berhasil membentuk dokcil dalam penyuluhan tersebut

2. Dokter kecil (DOKCIL)


- Sebagian Siswa SD bersedia untuk menjadi DOKCIL
- DOKCIL memperhatikan dan memahami materi Pola Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) yang diberikan
- DOKCIL bisa dan mampu mengajak teman-temannya untuk menerapkan prilaku
PHBS secara berkelanjutan
- Pemateri menyampaikan materi PHBS secara baik dan Jelas kepada DOKCIL
- Program DOKCIL berjalan secara berkelanjutan di sekolah

3. Tujuan Intruksional
- Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan sasaran mampu mengetahui dan
memahami cara mencuci tangan dengan baik dan bagaimana menerapkan PHBS.

- Khusus
a. Siswa dan siswi serta guru di SDN memahami tentang PHBS dan cara
mencegahnya
b. Memberikan edukasi kepada siswa dan siswi SDN bagaimana cara mencuci
tangan yang baik dan benar
c. Siswa dan siswi SD mengerti cara mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir dengan baik dan benar
d. Siswa dan siswi SD memahami dan dapat menerapkan PHBS dengan adanya
Dokcil
Kegiatan Pendidikan Kesehatan

Kegiatan Kegiatan
No Waktu Metode Media
Pengajar Siswa
1 5 menit Pembukaan Ceramah PPT
1. Penyuluh memulai 1. Siswa menjawab
penyuluhan dengan salam
mengucapkan salam 2. Siswa
2. Memperkenalkan diri memperhatikan
3. Menjelaskana tujuan penyuluh
penyuluhan 3. Siswa menyetujui
4. Menyebutkan materi kontrak waktu
yang akan diberikan
5. Kontrak waktu
2 20 Menit Pelaksanaan Video, PPT
1. Menjelaskan apa yang 1. Siswa Ceramah,
dimaksud phbs mulai memperhatikan demonstrasi
dari pengertian sampai materi tentang
dengan penyuluhan
penatalaksanaan bagi 2. Siswa
para siswa mempraktekkan
2. Menjelaskan apa yang cara mencuci
dimaksud dengan cuci tangan yang baik
tangan dan benar
3. Mendemonstrasikan dengan
bagaimana cara didampingi fasil
mencuci tangan
dengan baik dan benar
4. Mengajak siswa untuk
mempraktekkan cara
cuci tangan bersama
5. Fasil memilih salah
satu siswa dari satu
ruangan yang cuci
tanganyya baik dan
benar dijadikan sebagai
dokcil dan pocil
3 5 menit Evaluasi
1. Penyuluh meminta sisw 1. Salah satu Praktek Tempat cuci
a untuk mengulang siswa maju tangan, lagu,
tentang penjelasan kedepan untuk video
mengenai tujuan mengulang dan
mencuci tangan menjawab
2. Penyuluh meminta pertanyaan
salah satu siswa untuk yang diberikan
mempraktekkan cara 2. Salah satu
mencuci tangan di siswa
depan teman-temannya mempraktekka
n cara cuci
tangan di
depan aula
4 3 Menit Terminasi
1. Mengucapkan terima 1. Menjawab Ceramah Kenang-
kasih atas partisipasi salam dan kenagan dari
sekolah dan siswa terima kasih panitia ke
karena telah mengikuti 2. Menerima pihak
penyuluhan dan kenang- sekolah
pemberian kenang- kenangan
kenangan 3. Berfoto
2. Mengucapkan salam bersama
penutup
3. Berfoto Bersama
Lampiran Materi

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


1.1. Definisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas mahluk hidup yang dapat
diamati secara langsung maupun tidak langsung yang dapat diamati oleh pihak
luar. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang
berhubungan dengan sakit, penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan,
minuman, serta lingkungan. PHBS di institusi pendidikan adalah upaya
pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat di tatanan institusi pendidikan.
Indikator PHBS di institusi pendidikan/sekolah meliputi:
- Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
- Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
- Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
- Olahraga yang teratur dan terukur
- Memberantas jentik nyamuk
- Tidak merokok
- Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
- Membuang sampah pada tempatnya

1.2. Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan,
keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan edukasi guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana (social support), dan
gerakan masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara
hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan
masyarakat. Aplikasi paradigma hidup sehat dapat dilihat dalam program
perilaku hidup bersih dan sehat.12 Kebijakan pembangunan kesehatan
ditekankan pada upaya promotif dan preventif agar orang yang sehat menjadi
lebih sehat dan produktif. Pola hidup sehat merupakan perwujudan paradigma
sehat yang berkaitan dengan perilaku perorangan, keluarga, kelompok, dan
masyarakat yang berorientasi sehat dapat meningkatkan, memelihara, dan
melindungi kualitas kesehatan baik fisik, mental, spiritual maupun sosial.
1.3. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Manfaat PHBS di lingkungan sekolah yaitu agar terwujudnya sekolah yang
bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah
terlindungi dari berbagai ancaman penyakit, meningkatkan semangat proses
belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa, citra sekolah
sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat
orang tua dan dapat mengangkat citra dan kinerja pemerintah dibidang
pendidikan, serta menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

1.4. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Beberapa indikator PHBS di lingkungan sekolah antara lain:
a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
Siswa dan guru mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang
mengalir sebelum makan dan sesudah buang air besar. Perilaku cuci
tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun mencegah
penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus, cacingan, penyakit
kulit, hepatitis A, ISPA, flu burung, dan lain sebagainya. WHO
menyarankan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun karena dapat
meluruhkan semua kotoran dan lemak yang mengandung kuman. Cuci
tangan ini dapat dilakukan pada saat sebelum makan, setelah beraktivitas
diluar sekolah, bersalaman dengan orang lain, setelah bersin atau batuk,
setelah menyentuh hewan, dan sehabis dari toilet. Usaha pencegahan dan
penanggulangan ini disosialisasikan di lingkungan sekolah untuk melatih
hidup sehat sejak usia dini. Anak sekolah menjadi sasaran yang sangat
penting karena diharapkan dapat menyampaikan informasi kesehatan
pada keluarga dan masyarakat.
b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
Di sekolah siswa dan guru membeli atau konsumsi makanan/jajanan
yang bersih dan tertutup di warung sekolah sehat. Makanan yang sehat
mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Makanan
yang seimbang akan menjamin tubuh menjadi sehat. Makanan yang ada di
kantin sekolah harus makanan yang bersih, tidak mengandung bahan
berbahaya, serta penggunaan air matang untuk kebutuhan minum.
c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban yang
memenuhi syarat kesehatan (leher angsa dengan septictank, cemplung
tertutup) dan terjaga kebersihannya. Jamban yang sehat adalah yang tidak
mencemari sumber air minum, tidak berbau kotoran, tidak dijamah oleh
hewan, tidak mencemari tanah disekitarnya, mudah dibersihkan dan aman
digunakan.
d. Olah raga yang teratur dan terukur
Aktivitas fisik adalah salah satu wujud dari perilaku hidup sehat terkait
dengan pemeliharaan dan penigkatan kesehatan. Kegiatan olah raga
disekolah bertujuan untuk memelihara kesehatan fisik dan mental anak
agar tidak mudah sakit. Dalam rangka meningkatkan kesegaran jasmani,
perlu dilakukan latihan fisik yang benar dan teratur agar tubuh tetap sehat
dan segar. Dengan melakukan olahraga secara teratur akan dapat
memberikan manfaat antara lain: meningkatkan kemampuan jantung dan
paru, memperkuat sendi dan otot, mengurangi lemak atau mengurangi
kelebihan berat badan, memperbaiki bentuk tubuh, mengurangi risiko
terkena penyakit jantung koroner, serta memperlancar peredaran darah.
e. Memberantas jentik nyamuk
Kegiatan ini dilakukan dilakukan untuk memberantas penyakit yang
disebabkan oleh penularan nyamuk seperti penyakit demam berdarah.
Memberantas jentik nyamuk di lingkungan sekolah dilakukan dengan
gerakan 3M (menguras, menutup, dan mengubur) tempat-tempat
penampungan air (bak mandi, drum, tempayan, ban bekas, tempat air
minum, dan lain-lain) minimal seminggu sekali. Hasil yang didapat dari
pemberantasan jentik nyamuk ini kemudian di sosialisasikan kepada
seluruh warga sekolah.
f. Tidak merokok di sekolah
Siswa dan guru tidak ada yang merokok di lingkungan sekolah.
Timbulnya kebiasaan merokok diawali dari melihat orang sekitarnya
merokok. Di sekolah siswa dapat melakukan hal ini mencontoh dari teman,
guru, maupun masyarakat sekitar sekolah. Banyak anak-anak
menganggap bahwa dengan merokok akan menjadi lebih dewasa.
Merokok di lingkungan sekolah sangat tidak dianjurkan karena rokok
mengandung banyak zat berbahaya yang dapat membahayakan
kesehatan anak sekolah.
b. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
Siswa menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap
bulan. Kegiatan penimbangan berat badan di sekolah untuk mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan anak serta status gizi anak sekolah. Hal
ini dilakukan untuk deteksi dini gizi buruk maupun gizi lebih pada anak usia
sekolah.
c. Membuang sampah pada tempatnya
- Pengertian
Sampah adalah suatu bahan yang tebuang atau dibuang dari
sumber hasil aktivitas manusia maupun alam. Sampah ditampung dan
dibuang setiap hari ditempat pembuangan yang memenuhi syarat
karena membuang sampah tidak pada tempatnya akan dapat
mengakibatkan penyakit dan akan mencemari udara disekitarnya.
Mendidik anak untuk selalu membuang sampah pada tempatnya akan
dapat menekan angka penyakit yang dapat muncul di lingkungan
sekolah.
- Jenis Sampah
Sampah dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Sampah anorganik/kering yaitu tidak dapat mengalami
pembususkan secara alami seperti logam, besi, kaleng plastik,
karet, atau botol.
2. Sampah organik/basah dapat memngalami pembususkan secara
alami seperti sisa makanan, sayuran, sampah dapur, dan lain
sebagainya.
3. Sampah berbahaya yaitu sampah yang dapat menimbulkan
gangguan pada kesehatan seperti botol racun nyamuk, jarum
suntik, batere, dan lain sebagainya.
- Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah meliputi penyimpanan, pengumpulan,
dan pemusnahan sampah sehingga sampah tidak mengganggu
lingkungan:
1. Penyimpanan sampah
Yaitu penyimpanan sampah sementara sebelum
sampah dimusnahkan.:
2. Pengumpulan sampah
Sampah ditampung di tempat yang memadai kemudian
diangkut serta dibuang ke tempat pembuangan akhir.
3. Pemusnahan sampah

- Dampak Pengelolaan Sampah yang Negatif


1. Terhadap Kesehatan
- Pengelolaan sampah yang tidak baik merupakan media yang
subur untuk berkembangnya vektor-vektor penyakit seperti
serangga, tikus, dan binatang lainnya untuk berkembang biak
sehingga dapat menyababkan timbulnya penyakit.
- Sampah menjadi sumber polusi seperti pencemaran tanah,
air, serta udara.
- Sampah menjadi tempat hidup mikroorganisme berbahaya
yang dapat membahayakan kesehatan.
- Sampah dapat menimbulkan kecelakaan dan kebakaran.
2. Terhadap Lingkungan
- Dapat mengganggu estetika dan polusi udara akibat
pembusukan sampah oleh mikroorganisme.
- Debu-debu yang berterbangan dapat mengganggu mata dan
pernafasan.
- Jika terjadi proses pembakaran yang dekat dengan sekolah
maupun pemukiman asapnya akan mengganggu penglihatan,
pernafasan, serta mencemari udara.
- Pembuangan sampah ke saluran air menyebabkan
pendangkalan saluran dan mengurangi daya aliran saluran.
- Dapat menyebakan banjir jika sampah dibuang di sembarang
tempat. Terutama ke saluran yang daya serapnya sudah
menurun.
- Membuang sampah ke selokan dapat mengotori badan air.
d. Media Promosi
Media promosi membuang sampah di sekolah dapat berupa:
- Poster.
- Slogan tentang kebersihan lingkungan dan anjuran membuang
sampah pada tempatnya yang dipasang disetiap kelas.
- Video tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar di
sekolah.
e. Aturan atau Tata Tertib
Untuk menjaga agar lingkungan agar selalu terjaga dari sampah maka
tindakan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
- Guru memberi contoh pada siswa-siswi membuang sampah selalu
pada tempatnya.
- Guru wajib menegur dan menasehati siswa yang mebuang sampah
di sembarang tempat.
- Mencatat siswa-siswi yang membuang sampah di sembarang
tempat pada buku/kartu pelanggaran.
- Membuat tata tertib baru yang isinya tentang pemberian denda
terhadap siswa-siswi yang membuang sampah di sembarang
tempat.
2. Mencuci tangan
2.1. Definisi mencuci tangan
Menurut WHO (2005) terdapat 2 teknik mencuci tangan yaitu mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir dan mencuci tangan dengan larutan yang
berbahan dasar alcohol.
Menurut Tim Depkes (2009) mencuci tangan adalah membersihkan tangan
dari segala kotoran, dimulai dari ujung jari sampai siku dan lengan dengan cara
tertentu sesuai dengan kebutuhan

2.2. Tujuan mencuci tangan


Menurut Susiati (2008), tujuan dilakukannya cuci tangan yaitu untuk
mengangkat mikroorganisme yang ada di tangan, mencegah infeksi silang
(cross infection), menjaga kondisi steril, melindungi diri dan pasien dari infeksi,
memberikan perasaan segar dan bersih.

2.3. Indikasi mencuci tangan


Indikasi waktu untuk mencuci tangan menurut Kemenkes RI (2013) adalah:
f. Setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang uang, binatang,
berkebun dll)
g. Setelah BAB (buang air besar)
h. Sebelum memegang makanan
i. Setelah bersin, batuk, membuang ingus
j. Setelah pulang dari bepergian
k. Setelah bermain

2.4. Langkah cara mencuci tangan


Kegiatan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir dilakukan 40 -
60 detik. Langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar menurut anjuran
WHO (2008) yaitu sebagai berikut :
- Pertama, basuh tangan dengan air bersih yang mengalir, ratakan sabun
dengan kedua telapak tangan
- Kedua, gosok punggung tangan dan sela - sela jari tangan kiri dan tangan
kanan, begitu pula sebaliknya.
- Ketiga, gosok kedua telapak dan sela - sela jari tangan
- Keempat, jari - jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci.
- Kelima, gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya.
- Keenam, gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak
tangan kiri dan sebaliknya
- Ketujuh, bilas kedua tangan dengan air yang mengalir dan keringkan
BAB 3
PENUTUP

Dengan adanya Pendidikan Kesehatan Sadar Cuci Tangan dan Pembentukan Dokcil
di SDN ini diharapakan para siswa SD dan sekolah dapat melakukan perilaku hidup bersih
dan sehat di lingkungan sekolah secara mandiri, para siswa mampu melakukan cuci tangan
6 langkah sebelum dan sesudah makan atau sesudah melakukan aktivitas, para siswa
diharapkan tidak membeli jajan sembarangan dan mulai terbiasa untuk membawa bekal dari
rumah atau jajan makanan sehat di kantin sekolah yang telah terjaga kualitas makanannya,
dengan adanya kader kesehatan disekolah atau dokter kecil, unit kesehatan sekolah (UKS)
mampu berjalan sesuai dengan fungsinya, pihak sekolah mampu membimbing dan
memberikan pendidikan kesehatan yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan kepada
anak didiknya dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Ini bertujuan untuk
menanamkan pendidikan kesehtan sejak dini, agar bisa menjadi kebiasaan baik yang akan
mendorong peningkatan kesehatan yang tertinggi. Dan juga angka penderita diare akan
berkurang.
Lampiran Poster
Daftar Pustaka

Depkes RI. 2009. Standar Tenaga Keperawatan Di Rumah Sakit. Direktoral Jenderal
Pelayanan Medik

Susiati, 2008, Keterampilan Keperawatan Dasar, Paket 1, Jakarta: Erlangga Medical Series,

WHO. 2005. Pedoman Keperawatan Pasien. Jakarta: EGC

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007 . Promosi Kesehatan Di Sekolah. Jakarta:


Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan . 2009. Informasi


Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Jakarta: Departemen
Kesehatan RI

WHO. Diarrhoeal Disease . August 2009, diunduh dari


(http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs330/en/index.html.)

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), 2007.

Kumar V., Cotran R & Robbins S., 2007. Buku Ajar Patologi volume 2 edisi 7. Jakarta : EGC

Priyanto, A., dan Lestari, S., 2009, Endoskopi Gastrointestinal, Jakarta: Salemba Medika.

Depkes RI, 2006, Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI). Jakarta: Badan POM RI

Baughman, Diane C, 2000, Keperawatan Medikal Bedah: Buku Saku Untuk Brunner dan.
Suddart, alih bahasa oleh Yasmin Asih, EGC

WHO. 2005. Pedoman Keperawatan Pasien. Jakarta: EGC

Susiati M. 2008. Keterampilan Dasar Keperawatan Paket 1. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai