Dosen Pembimbing :
Esi Efriyenti., S.Kp., M.Kes
Disusun Oleh :
Yoga Marsa Dinata ( 2011316055 )
A. Konsep Klisma/Huknah
1. Defenisi
Adalah suatu tindakan memasukkan cairan secara perlahan-lahan ke dalam rektum
dan kolon sigmoid melalui anus dengan menggunakan kanul rektal. Terdapat tiga
jenis enema; enema rendah, enema tinggi, dan enema gliserin.
a. Klisma rendah adalah memasukkan cairan melalui anus sampai ke kolon
desenden.
b. Klisma tinggi adalah memasukkan cairan melalui anus (rektum) sampai ke kolon
asenden.
c. Klisma gliserin adalah memasukkan cairan melalui anus ke dalam kolon sigmoid
dengan menggunakan spuit gliserin.
2. Tujuan
a. Merangsang peristaltik usus dan defekasi untuk mengatasi konstipasi dan impaksi.
b. Membersihkan kolon untuk persiapan operasi atau pemeriksaan diagnostic.
c. Melunakkan feses yang telah mengeras atau mengosongkan rectum dan kolon
bawah untuk prosedur diagnostic atau pembedahan.
d. Membantu defekasi yang normal sebagai bagian dari program latihan defekasi
(bowel training program)
e. Memberikan terapi seperti: mengurangi kadar kalium yang tinggi dengan enema
Natrium Polystyrene Sulfonate (Kayexalate) dan mengurangi bakteri kolon
dengan enema Neomycin.
3. Klasifikasi Klisma/Huknah/Enema
Enema dapat diklasifikasikan ke dalam 4 golongan menurut cara kerjanya: cleansing
(membersihkan), carminative (untuk mengobati flatulence), retensi (menahan), dan
mengembalikan aliran.
a. Enema cleansing, meningkatkan evakuasi feses secara lengkap dari kolon.
Enema ini bekerja dengan cara menstimulasi peristaltik melalui pemasukan
sejumlah besar larutan atau melaui iritasi lokal mukosa kolon. Ada dua jenis:
high enema dan low enema. High enema diberikan untuk membersihkan
keseluruhan kolon. Cairan diberikan pada tekanan yang tinggi dengan
menaikkan wadah enema 30-45 cm atau sedikit lebih tinggi di atas pinggul
klien. Posisi klien berubah dari posisi lateral kiri ke posisi rekumben dorsal dan
kemudian ke posisi lateral kanan, agar cairan dapat turun ke usus besar. Low
enema diberikan hanya untuk membersihkan rektum dan kolon sigmoid.
Perawat memegang kantung enema 7,5 cm atau lebih rendah dari atas pinggul
klien. Enema pembersih paling efektif jika diberikan dalam waktu 5-10 menit.
b. Enema carminative, menghilangkan distensi gas. Enema ini meningkatkan
kemampuan untuk mengeluarkan flatus. Larutan dimasukkan ke dalam
rektum untuk mengeluarkan gas dengan merenggangkan rektum dan kolon,
kemudian merangsang peristaltik. Untuk orang dewasa dimasukkan 60-
180ml.
c. Enema retensi-minyak melumasi rektum dan kolon. Feses mengabsorpsi
minyak sehingga feses menjadi lebih lunak dan lebih mudah dikeluarkan.
Untuk meningkatkan kerja minyak, klien mempertahankan enema selama 1-3
jam.
d. Enema bolak-balik, digunakan untuk mengurangi flatus dan meningkatkan
gerakan peristaltik. Pertama-tama larutan (100-200 ml untuk orang dewasa)
dimasukkan ke rektum dan kolon sigmoid klien, kemudian wadah larutan
direndahkan sehingga cairan turun kembali keluar melalui selang rektum ke
dalam wadah. Pertukaran aliran cairan ke dalam dan keluar ini berulang 5-6
kali, sampai perut gembung hilang atau abdomen merenggang dan rasa tidak
nyaman berkurang atau hilang.
e. Enema medikasi (enema untuk tujuan medis) mengandung obat-obatan.
Contoh enema medikasi adalah Natrium Polisitren Sulfonat (Kayexalate),
digunakan untuk mengobati klien yang memiliki kadar kalium serum tinggi.
Obat ini mengandung suatu resin yang menukar ion-ion natrium dengan ion-
ion kalium didalam usus besar. Jenis enema medikasi lain ialah larutan
Neomysin, yang merupakan suatu antibiotik yang digunakan untuk
mengurangi bakteri di kolon sebelum klien menjalani bedah usus.
Volume maksimum yang dianjurkan untuk pemberian Klisma atau enema:
Bayi 150-250 ml
Toddler 250-350 ml
Remaja 500-750 ml
Dewasa 750-1000 ml
Suhu volume larutan hangat untuk dewasa 40,5oC-43oC. Suhu cairan yang
digunakan untuk anak-anak adalah 37,7oC.
b. Kontraindikasi
1) Klien yang mengalami dehidrasi dan bayi yang masih muda, bila diberikan
enema dengan tipe larutan hipertonik.
2) Keadaan patologi klinis pada rektum dan kolon seperti hemoroid bagian
dalam atau hemoroid besar.
3) Tumor rektum dan kolon.
4) Pasien dengan gangguan fungsi jantung atau gagal ginjal.
5) Pasien post operasi.
c. Komplikasi
1) Kerusakan reflek defekasi normal, bila terlalu sering enema.
2) Iritasi mukosa kolon, bila cairan sabun terlalu banyak.
3) Inflamasi usus yang serius, terjadi bila diberikan sabun atau deterjen yang
keras ke dalam salin normal atau air kran.
4) Terjadi keracunan air atau beban sirkulasi berlebih, jika air kran diabsorpsi
dalam jumlah besar, sehingga enema air kran tidak boleh berulang.
6. Prosedur
a. Cuci tangan.
b. Kaji status klien.
c. Siapkan alat dan tempatkan di dekat tempat tidur klien. Jelaskan alasan/tujuan
dan prosedur.
d. Pertahankan privasi klien: tutup pintu/pasang gorden, buka area rektal yang
diperlukan.
e. Berikan posisi yang nyaman: tinggikan tempat tidur yang sesuai dan pasang
pengaman tempat tidur pada sisi yang berlawanan, atur posisi klien: miring ke
kiri atau posisi Sim’s dengan lutut kanan fleksi.
Potter, P.A. & Perry, A.G. 2005. Fundamentals of nursing: Concepts, process, and