KELOMPOK B-5
TUTOR :
LILIK WIJAYANTI, dr., M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
SKENARIO 2
Seorang wanita, 56 tahun dating ke IGD dengan keluhan nyeri dada.
Pada anamnesis didapatkan nyeri dada retrosternal, timbul saat beraktivitas
dan berkurang dengan istirahat. Nyeri dada berlangsung sekitar 5-10 menit.
Nyeri dada pertama kali terasa setahun yang lalu dan memiliki karakteristik
crescendo. Keluhan tidak disertai dengan sesak nafas dan berdebar. Pasien
memiliki riwayat hipertensi lama yang tidak terkontrol obat, dan tidak
memiliki riwayat diabetes melitus. Pada penialaian angina pretest probability
didapatkan angka 47 (low probability for CAD).
Pada pemeriksaab fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan
darah 160/90 mmHg, laju jantung dan laju nadi 98x / menit, irama regular,
isis cukup, dengan laju napas 20x/menit, JVP tidak meningkat.
Pada inspeksi jantung tidak tampak ictus cordi maupun pulsasi
epigastrim, pa;pas tidak didapatkan heaving dan tidak teraba thrill. Pada
perkusi didapatkan apels jantung 1 cm sebelah lateral linea mid clavicularis
sinistra. Auskultasi didapatkan S1 murni, S2 spliting fisiologis tetapi tidak
didapatkan gallop. Pemeriksaan organ lain dalam batas normal.
Pemeriksaan tambahan dilakukan pemeriksaan laboratorium, EKG,
foto thoraks dan treadmill test. Pada EKG didapatkan gambaran sebagai
berikut :
2
Dari pemeriksaan laboratorium Troponin I dan CKMB dalam batas normal,
foto thoraks didapatkan CTR 0,55 dan apeks jantung downward, gambaran
vaskularissi paru dalam batas normal. Dari pemeriksaan exercise stress
test(treadmill) didapatkan ST depresi downsloping di lead I, aVL, V4-V6
dengan maksimal defleksi 2mm yang kembsli ke baseline setelah recovery 2
menit.
3
BAB II
DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA
4
melalui vena subclavia dextra yang diteruskan hingga ke vena centralis (vena
cava superior).
6. Heaving
Heaving adalah getaran jantung yang teraba seperti gelombang atau kursi
goyang,ditemukan pada hipertrofi ventricel dexter.
7. Splitting Fisiologis
Bunyi jantung II (BJ II) timbul karena getaran menutupnya katup semilunar
Aorta maupun Pulmonal. Pada keadaan normal, terdengar pemisahan
(splitting) dari kedua komponen yang bervariasi dengan pernapasan pada anak-
anak atau orang muda. Bunyi jantung II terdiri dari komponen aorta dan
pulmonal (BJ II = A2 + P2). Komponen A2 lebih keras terdengar pada area
aorta di sekitar ruang intercostal II kanan. Komponen P2 hanya dapat
terdengar keras di sekitar area pulmonal.
8. Troponin I dan CKMB
Merupakan enzim yang diproduksi oleh jantung saa sel jantung mengalami
kematian sel atau infark miokard dan merupaakn biomarker untuk penyakit
jantung.
9. Treatmill Stress Test
TREDMILL test, atau "treadmill stess test" atau disebut juga uji latih beban
jantung, seringkali dihubungkan dengan penyakit jantung. Pada treadmill test
penderita diberi beban latihan berupa berjalan diatas alat treadmill sambil direkam EKG
pada saat yang bersamaan, jadi test ini pada dasarnya merupakan gabungan antara
latihan fisik dan monitor rekaman aktifitaslistrik jantung selama latihan.Test ini
dibutuhkan antara lain untuk mendiagnosa penyakit jantung koroner karena pada
pemeriksaan EKG istirahat seringkali tidak didapatkan perubahan yang berarti, padahal
darikeluhan penderita atau dari pemeriksaan lainnya dokter mencurigai adanya
penyakit jantung koroner.
10. Thrill
Thrill adalah getaran dinding thorax di daerah prekordial yang terjadi karena
adanyaaliran turbulensi, ditemukan pada penyempitan katup, dilatasi segmen
arteri.
5
B. Langkah II: Menentukan/ mendefinisikan permasalahan
Masalah yang terdapat pada skenario ini adalah:
1. Apa aja jenis chest pain dan bagaimana patofisiologinya ?
2. Mengapa nyeri dada hanya timbul saat beraktivitas dan menghilang saat
istirahat dan hanya timbul 10-15 menit saja ?
3. Mengapa tidak ada keluhan sesak napas ?
4. Bagaimanakah korelasi antara hipertensi dan diabetes mellitus pada kasus
tersebut ?
5. Apa saja pemeriksaan fisik yang dilakukan dan bagaimana interpretasinya
pada kasus ?
6. Bagaiamanakah interpretasi EKG pada gambar tersebut dan bagaiamana
indikasi dari treatmill stress test ?
7. Bagaimana alur penegakan diagnosis ?
8. Apa kemungkinan DD dan DX dan bagaimana etiologi dari kasus?
9. Bagaiamana patofisiologi dan manisfestasi klinis diagniosis di kasus ?
10. Bagaiaman tatalaksana medikamentosa dan non medikamentosa untuk
diagnosis dari kasus tersebut?
6
6. bagaimana penjelasna klinis Karsinoma Tiroid?
Nyeri Dada
Klasifikasi Anamnesis
dx dan dd
pmx
tatalaksana
penunjang
7
3. Menjelaskan tatalaksana medikamentosa dan non medikamentosa pada
kasus.
KESIMPULAN
Angina pektroris (angina) adalah rasa nyeri pada dada yang terjadi saat aliran darah
dan oksigen menuju otot jantung tersendat atau terganggu, khususnya saat arteri
jantung mengeras atau menyempit. Angina umumnya terjadi pada orang dewasa
berusia antara 55 hingga 64 tahun, dengan mayoritas berjenis kelamin laki-laki.
Terdapat dua jenis angina yang dapat menyerang, yaitu angina stabil dan angina
tidak stabil. Angina stabil disebabkan oleh pemicu tertentu seperti olahraga berat,
stres, masalah pencernaan, atau kondisi medis lain yang mendorong jantung bekerja
lebih keras. Cuaca dingin juga bisa menjadi salah satu pemicu gejala angina terjadi.
Nyeri dada biasanya akan membaik dalam jangka waktu 5 menit setelah beristirahat
atau mengonsumsi obat. Walaupun tidak berbahaya, angina stabil berpotensi
mengakibatkan serangan jantung atau stroke jika tidak ditangani dengan tepat.
antung adalah organ utama dalam tubuh, di mana peredaran darah dan oksigen
harus selalu lancar agar organ tubuh lainnya dapat bekerja dengan baik. Darah
dialirkan menuju jantung melalui dua pembuluh darah besar yang dinamakan arteri
koroner. Dalam jangka waktu tertentu, arteri berisiko diendapi plak seperti lemak,
kolesterol, kalsium dan zat lainnya yang mengakibatkan pembuluh darah
menyempit dan tersumbat (aterosklerosis). Kondisi ini mengakibatkan otot jantung
bekerja lebih, khususnya pada saat melakukan aktivitas berat, yang pada akhirnya
8
berpotensi mengakibatkan gejala angina pektoris, atau yang lebih parah
adalah penyakit jantung koroner (PJK).
SARAN
Saran yang diberikan adalah Mahasiswa diharapkan lebih maksimal lagi
dalam menyampaikan pendapat, karena ada beberapa yang belum maksimal dalam
menyampaikan pendapat. Harapan ke depannya, semoga Mahasiswa bisa mendapat
ilmu baru yang bermanfaat untuk ke kedepannya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Harrison’s Principles of Internal Medicine, 19th
Katzung’s Basic and Clinical Pharmacology, 12th
Elaine A. Moore, Lisa Marie Moore-Advances in Graves’ Disease and
Other Hyperthyroid Disorders-McFarland (2013)
MD, E. (2018). Endocrine Pathology. [online] Library.med.utah.edu.
Available at:
https://library.med.utah.edu/WebPath/ENDOHTML/ENDO016.html
[Accessed 4 Dec. 2018].
Pathologyoutlines.com. (2018). [online] Available at:
http://www.pathologyoutlines.com/wick/thyroid%20hashimoto%20thyroid
itis%20micro1.jpeg [Accessed 4 Dec. 2018].
Abbas, A. (2014). Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease.
London: Elsevier Health Sciences.
Klinis, P. P., Dokter, I. and Indonesia, A. (2017) ‘Diagnosis dan Tata
Laksana Tiroiditis Hashimoto Diagnosis dan Tata Laksana Tiroiditis
Hashimoto’.
Fauci AS, et.al. Harrison’s Principles of Internal Medicine 17 th edition.
McGraw Hill Medical.2008: p. 2224-32
Wentz I , The 5 Stages of Hashimoto’s Thyroiditis April 8, 2017
Sumber: Aster,K.A. 2013. Buku Ajar Patologis edisi 9.
Philadelphia.Elsevier
http://digilib.unila.ac.id/6456/17/16%20-%20BAB%202.pdf , diakses pada
tanggal 26 november 2018.
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/f012e7a0fca77c50b9794bd1
e55b9538.pdf , diakses pada tanggal 26 november 2018.
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setyohadi B, Syam AF. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing, 2014; p. 2464-72.
10
11