Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TUTORIAL

BLOK PENYAKIT KARDIOVASKULAR


SKENARIO 1

KELOMPOK B-5

INDRA GUNAWAN G0017104


IRFAN BARI G0017106
JOSAFAT PONDANG G0017110
KAYYIS HAWARI G0017114
FELISHIA HANANTO G0017072
FINDA IKA WIDYA G0017074
FIRYAL EQWA YANAYIR G0017076
FITRIANA HERAWATI G0017078
FLORESYA G0017080
FRIDA NUR ROHMATIN G0017082
GALIH KENYA G0017084

TUTOR :
LILIK WIJAYANTI, dr., M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2019
BAB I

PENDAHULUAN

SKENARIO 2
Seorang wanita, 56 tahun dating ke IGD dengan keluhan nyeri dada.
Pada anamnesis didapatkan nyeri dada retrosternal, timbul saat beraktivitas
dan berkurang dengan istirahat. Nyeri dada berlangsung sekitar 5-10 menit.
Nyeri dada pertama kali terasa setahun yang lalu dan memiliki karakteristik
crescendo. Keluhan tidak disertai dengan sesak nafas dan berdebar. Pasien
memiliki riwayat hipertensi lama yang tidak terkontrol obat, dan tidak
memiliki riwayat diabetes melitus. Pada penialaian angina pretest probability
didapatkan angka 47 (low probability for CAD).
Pada pemeriksaab fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan
darah 160/90 mmHg, laju jantung dan laju nadi 98x / menit, irama regular,
isis cukup, dengan laju napas 20x/menit, JVP tidak meningkat.
Pada inspeksi jantung tidak tampak ictus cordi maupun pulsasi
epigastrim, pa;pas tidak didapatkan heaving dan tidak teraba thrill. Pada
perkusi didapatkan apels jantung 1 cm sebelah lateral linea mid clavicularis
sinistra. Auskultasi didapatkan S1 murni, S2 spliting fisiologis tetapi tidak
didapatkan gallop. Pemeriksaan organ lain dalam batas normal.
Pemeriksaan tambahan dilakukan pemeriksaan laboratorium, EKG,
foto thoraks dan treadmill test. Pada EKG didapatkan gambaran sebagai
berikut :

2
Dari pemeriksaan laboratorium Troponin I dan CKMB dalam batas normal,
foto thoraks didapatkan CTR 0,55 dan apeks jantung downward, gambaran
vaskularissi paru dalam batas normal. Dari pemeriksaan exercise stress
test(treadmill) didapatkan ST depresi downsloping di lead I, aVL, V4-V6
dengan maksimal defleksi 2mm yang kembsli ke baseline setelah recovery 2
menit.

3
BAB II
DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. Langkah I: Membaca skenario dan memahami pengertian beberapa istilah


dalam skenario
Dalam skenario ini, kami mengklarifikasi istilah-istilah berikut ini:
1. Crescendo
Bunyi jantung yang bertambah keras saat di auskultasi dan biasanya didapatkan
saat pasien mengalami obstruksi pada katub atau pasien dengan tekanan darah
tinggi
2. Angina pretest probability
Penyakit arteri koroner obstruktif didefinisikan sebagai setidaknya 1 segmen
dengan lesi dengan stenosis ≥50%. Skor probabilitas pretest. Probabilitas
pretest angina dihitung berdasarkan. tipe nyeri dada (nyeri dada nonanginal,
angina atipikal, atau angina khas), jenis kelamin, dan usia.
3. CTR
Cardiothoracic Ratio (CTR) adalah perbandingan antara ukuran transversal
jantung dengan lebarnya dada. Secara radiologi, cara mudah untuk menentukan
apakah cor membesar atau tidak adalah dengan Cardiothoracic ratio (CTR).
4. Gallop
Gallop adalah kelainan bunyi jantung yang ditandai bila pengisisan darah
ventrikel terhambat selama diastolik,seperti terjadi pada berbagai keadaan
penyakit, maka akan terjadi getaran sementara pada saat diastolik, serupa
dengan bunyi jantung pertama dan kedua meskpun lebih halus. Maka bunyi
jantung menjadi triplet dan menimbulkan efek akustik seperti gallop kuda
sehingga disebut gallop. Bunyi ini dapat terjadi pada awal diastolik, selama
fase pangisian cepat siklus jantung, atau pada akhir kontraksi atrium.
5. JVP
Tekanan vena jugularis atau Jugular venous pressure (JVP) dalam bahasa
Inggris, adalah tekanan sistem vena yang diamati secara tidak langsung
(indirek). Secara langsung (direk), tekanan sistem vena diukur dengan
memasukkan kateter yang dihubungkan dengan sphygmomanometer

4
melalui vena subclavia dextra yang diteruskan hingga ke vena centralis (vena
cava superior).
6. Heaving
Heaving adalah getaran jantung yang teraba seperti gelombang atau kursi
goyang,ditemukan pada hipertrofi ventricel dexter.
7. Splitting Fisiologis
Bunyi jantung II (BJ II) timbul karena getaran menutupnya katup semilunar
Aorta maupun Pulmonal. Pada keadaan normal, terdengar pemisahan
(splitting) dari kedua komponen yang bervariasi dengan pernapasan pada anak-
anak atau orang muda. Bunyi jantung II terdiri dari komponen aorta dan
pulmonal (BJ II = A2 + P2). Komponen A2 lebih keras terdengar pada area
aorta di sekitar ruang intercostal II kanan. Komponen P2 hanya dapat
terdengar keras di sekitar area pulmonal.
8. Troponin I dan CKMB
Merupakan enzim yang diproduksi oleh jantung saa sel jantung mengalami
kematian sel atau infark miokard dan merupaakn biomarker untuk penyakit
jantung.
9. Treatmill Stress Test
TREDMILL test, atau "treadmill stess test" atau disebut juga uji latih beban
jantung, seringkali dihubungkan dengan penyakit jantung. Pada treadmill test
penderita diberi beban latihan berupa berjalan diatas alat treadmill sambil direkam EKG
pada saat yang bersamaan, jadi test ini pada dasarnya merupakan gabungan antara
latihan fisik dan monitor rekaman aktifitaslistrik jantung selama latihan.Test ini
dibutuhkan antara lain untuk mendiagnosa penyakit jantung koroner karena pada
pemeriksaan EKG istirahat seringkali tidak didapatkan perubahan yang berarti, padahal
darikeluhan penderita atau dari pemeriksaan lainnya dokter mencurigai adanya
penyakit jantung koroner.
10. Thrill
Thrill adalah getaran dinding thorax di daerah prekordial yang terjadi karena
adanyaaliran turbulensi, ditemukan pada penyempitan katup, dilatasi segmen
arteri.

5
B. Langkah II: Menentukan/ mendefinisikan permasalahan
Masalah yang terdapat pada skenario ini adalah:
1. Apa aja jenis chest pain dan bagaimana patofisiologinya ?
2. Mengapa nyeri dada hanya timbul saat beraktivitas dan menghilang saat
istirahat dan hanya timbul 10-15 menit saja ?
3. Mengapa tidak ada keluhan sesak napas ?
4. Bagaimanakah korelasi antara hipertensi dan diabetes mellitus pada kasus
tersebut ?
5. Apa saja pemeriksaan fisik yang dilakukan dan bagaimana interpretasinya
pada kasus ?
6. Bagaiamanakah interpretasi EKG pada gambar tersebut dan bagaiamana
indikasi dari treatmill stress test ?
7. Bagaimana alur penegakan diagnosis ?
8. Apa kemungkinan DD dan DX dan bagaimana etiologi dari kasus?
9. Bagaiamana patofisiologi dan manisfestasi klinis diagniosis di kasus ?
10. Bagaiaman tatalaksana medikamentosa dan non medikamentosa untuk
diagnosis dari kasus tersebut?

C. Langkah III : Menganalisis Permasalahan dalam Bentuk Pertanyaan dan


Membuat Jawaban Sementara
1. apakah hubungan tremor dengan jantung berdebar pada kasus di atas?

2. Bagaimana penjelasan klinis struma basedow?

3.bagaimana penjelasan klinis Struma Basedow?

4.Bagaimana penjelasan klinis Struma Hashimoto?

5.bagaimana penjelasan klinis Adenoma Tiroid?

6
6. bagaimana penjelasna klinis Karsinoma Tiroid?

D. Langkah IV : menginvetarisasi permasalahan secara sistematis dan


pernyataan sementara mengenai permasalahan pada langkah III

Nyeri Dada

Klasifikasi Anamnesis

typical atypical non cardiac pmx fisik

dx dan dd

pmx
tatalaksana
penunjang

EKG & cardiac


Biomarker
treatmill imaging

E. Langkah V : Merumuskan LO yang Belum Terjawaba


1. Menjelaskan interpretasi EKG dan indikasi dari treatmill test pada
kasus.
2. Menjelaskan etiologi, patofisiologi dan manifestasi klinis dari penyakit
pada kasus.

7
3. Menjelaskan tatalaksana medikamentosa dan non medikamentosa pada
kasus.

F. Langkah VI : mengumpulkan informasi baru


Pengumpulan informasi telah di lakuan oleh masing- masing anggota
kelompok kami dengan menggunakan sumber refernsi ilmiah seperti jurnal,
buku,review dan artikel ilmiah yangberkaitan dengan skenario ini.

G. Langkah VII : Melaporkan , membahas dan menata kembali informasi yang


baru di peroleh.

KESIMPULAN

Angina pektroris (angina) adalah rasa nyeri pada dada yang terjadi saat aliran darah
dan oksigen menuju otot jantung tersendat atau terganggu, khususnya saat arteri
jantung mengeras atau menyempit. Angina umumnya terjadi pada orang dewasa
berusia antara 55 hingga 64 tahun, dengan mayoritas berjenis kelamin laki-laki.
Terdapat dua jenis angina yang dapat menyerang, yaitu angina stabil dan angina
tidak stabil. Angina stabil disebabkan oleh pemicu tertentu seperti olahraga berat,
stres, masalah pencernaan, atau kondisi medis lain yang mendorong jantung bekerja
lebih keras. Cuaca dingin juga bisa menjadi salah satu pemicu gejala angina terjadi.
Nyeri dada biasanya akan membaik dalam jangka waktu 5 menit setelah beristirahat
atau mengonsumsi obat. Walaupun tidak berbahaya, angina stabil berpotensi
mengakibatkan serangan jantung atau stroke jika tidak ditangani dengan tepat.
antung adalah organ utama dalam tubuh, di mana peredaran darah dan oksigen
harus selalu lancar agar organ tubuh lainnya dapat bekerja dengan baik. Darah
dialirkan menuju jantung melalui dua pembuluh darah besar yang dinamakan arteri
koroner. Dalam jangka waktu tertentu, arteri berisiko diendapi plak seperti lemak,
kolesterol, kalsium dan zat lainnya yang mengakibatkan pembuluh darah
menyempit dan tersumbat (aterosklerosis). Kondisi ini mengakibatkan otot jantung
bekerja lebih, khususnya pada saat melakukan aktivitas berat, yang pada akhirnya

8
berpotensi mengakibatkan gejala angina pektoris, atau yang lebih parah
adalah penyakit jantung koroner (PJK).

SARAN
Saran yang diberikan adalah Mahasiswa diharapkan lebih maksimal lagi
dalam menyampaikan pendapat, karena ada beberapa yang belum maksimal dalam
menyampaikan pendapat. Harapan ke depannya, semoga Mahasiswa bisa mendapat
ilmu baru yang bermanfaat untuk ke kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA
 Harrison’s Principles of Internal Medicine, 19th
 Katzung’s Basic and Clinical Pharmacology, 12th
 Elaine A. Moore, Lisa Marie Moore-Advances in Graves’ Disease and
Other Hyperthyroid Disorders-McFarland (2013)
 MD, E. (2018). Endocrine Pathology. [online] Library.med.utah.edu.
Available at:
https://library.med.utah.edu/WebPath/ENDOHTML/ENDO016.html
[Accessed 4 Dec. 2018].
 Pathologyoutlines.com. (2018). [online] Available at:
http://www.pathologyoutlines.com/wick/thyroid%20hashimoto%20thyroid
itis%20micro1.jpeg [Accessed 4 Dec. 2018].
 Abbas, A. (2014). Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease.
London: Elsevier Health Sciences.
 Klinis, P. P., Dokter, I. and Indonesia, A. (2017) ‘Diagnosis dan Tata
Laksana Tiroiditis Hashimoto Diagnosis dan Tata Laksana Tiroiditis
Hashimoto’.
 Fauci AS, et.al. Harrison’s Principles of Internal Medicine 17 th edition.
McGraw Hill Medical.2008: p. 2224-32
 Wentz I , The 5 Stages of Hashimoto’s Thyroiditis April 8, 2017
 Sumber: Aster,K.A. 2013. Buku Ajar Patologis edisi 9.
Philadelphia.Elsevier
 http://digilib.unila.ac.id/6456/17/16%20-%20BAB%202.pdf , diakses pada
tanggal 26 november 2018.
 https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/f012e7a0fca77c50b9794bd1
e55b9538.pdf , diakses pada tanggal 26 november 2018.
 Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setyohadi B, Syam AF. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing, 2014; p. 2464-72.

10
11

Anda mungkin juga menyukai