Nur Fithriah, Putri Pradisha Adha, Rahmat Wijaya Kusuma, Sulistiya Wati, Yuli Brygitta Sidabariba
Program Studi Kedokteran Gigi, Universitas Mulawarman
Abstrak
Pendahuluan: Periodontitis kronis merupakan keradangan pada jaringan periodontal yang
disebabkan oleh infeksi plak bakteri, dan terjadi kehilangan perlekatan, kerusakan tulang dan
kegoyangan gigi. Pada dasarnya, periodontitis dimulai dengan keradangan gingiva sebagai
respon terhadap bakteri. Ada 3 bakteri penyebab penyakit periodontitis kronis yaitu
Porphyromonas gingivalis, Treponema denticola dan Bacteroides forsythus. Laporan kasus:
Pasien wanita berusia 20 tahun datang dengan keluhan gigi depan rahang bawah mudah
berdarah. Pada pemeriksaan klinis terdapat kegoyangan gigi derajat 1 pada gigi 32. Gingiva
mudah berdarah saat probing, udem, hiperemi, tidak ada stipling pada bagian labial rahang
bawah, resesi gingival pada gigi 43, terdapat poket gigi 32,42 sekitar 4 mm dan terdapat
kalkulus pada gigi 23,32,33,42,43. Hasil pengukuran OHIS sebesar 1,99 (kategori sedang) dan
indeks plak sebesar 1,16 (kategori sedang). Diagnosa klinis adalah periodontitis kronis pada
gigi 32,33,42,43. Diskusi: Penatalaksanaan kasus dilakukan scaling, root planning, kuretase
dan DHE. Hasil perawatan dievaluasi dengan kontrol 2 minggu paska dilakukan perawatan.
Kesimpulan: Periodontitis dapat menyebabkan kerusakan tulang alveolar, ligamen
periodontal, sehingga membentuk poket dan menyebabkan resesi. Tujuan perawatan scaling
dan root planning untuk mengeliminasi etiologi mikroba dan tujuan kuretase untuk
menghilangkan jaringan granulasi yang telah mengalami inflamasi Setelah dilakukan
perawatan kuretase akan terjadi proses penyembuhan.
Laporan Kasus
Seorang pasien wanita berumur 20
tahun datang ke RSGM Universitas
Mulawarman. Pasien datang pada bulan
November 2022 dengan keluhan utama gigi
depan rahang bawah mudah berdarah.
Gejala ini mulai dirasakan sejak 6 tahun
lalu, namun perdarahan pada gusi semakin Gambar 1. Keadaan klinis rongga mulut pasien
3
Prognosis baik karena pasien tidak setiap pagi setelah sarapan dan malam hari
memiliki riwayat penyakit sistemik, pasien sebelum tidur, berkumur setiap selesai
memiliki motivasi yang tinggi dan makan, makan-makanan yang bergizi dan
kooperatif dengan rencana perawatan yang perbanyak makan buah serta kontrol 2
akan dilakukan. Etiologi pada kasus ini minggu pasca dilakukan perawatan.
disebabkan karena iritasi plak, faktor
Diskusi
predisposisi berupa kalkulus supragingiva
Periodontitis disebabkan oleh
dan subgingiva serta adanya maloklusi gigi.
bakteri yang merupakan penyakit infeksi
Pada pemeriksaan gigi terlihat
pada jaringan penyangga gigi. Periodontitis
adanya poket, terdapat resesi gingiva dan
juga menyebabkan kerusakan tulang
gigi goyang derajat 1. Pada kunjungan
alveolar, ligamen periodontal, sehingga
pertama dilakukan scaling dan root
membentuk poket, menyebabkan resesi
planning pada rahang atas dan rahang
atau keduanya. Penyakit periodontal sendiri
bawah, lalu DHE diberikan kepada pasien
memiliki etiologi dan patogenesis yang
berupa cara menyikat gigi yang baik dan
multifaktorial, adanya bakteri patogen yang
benar, serta rajin melakukan kontrol
berperan tidak cukup menyebabkan
ataupun pembersihan karang gigi di dokter
terjadinya kelainan9. Terdapat beberapa
gigi.
bakteri penyebab inflamasi dan destruksi
Pada kunjungan kedua, dilakukan
pada jaringan periodontal, seperti bakteri
evaluasi pasca perawatan scaling. Setelah
dari genus Porphyromonas,
itu dilakukan kuretase, kuretase dilakukan
Aggregatibacter, Treponema,
dengan menggunakan kuret gracey. Cara
Fusobacterium, Rothia, dan lainnya.
menggunakan kuret gracey yaitu masukkan
Bakteri-bakteri ini dapat merusak jaringan
kuret kedalam sulkus gingiva searah aksis
periodontal dengan menghasilkan senyawa
gigi sampai dasar poket, dan bagian yang
kimia seperti lipopolisakarida (LPS),
tajam dari kuret gracey diletakkan pada
enzim, produk berbahaya seperti ammonia
daerah epitel sulkuler, kemudian lakukan
dan hidrogen sulfida. Bakteri tersebut dapat
pengerokan beberapa kali sampai jaringan
menginvasi secara langsung jaringan
granulasi terangkat semua dan tidak
periodontal. Inflamasi pada jaringan
terdapat jaringan granulasi lagi. Kemudian
periodontal terutama disebabkan oleh plak
dilakukan irigasi dengan menggunakan
bakteri, dengan faktor predisposisi seperti
larutan NaCl. Pasien kembali diedukasi
kalkulus, restorasi yang tidak baik,
untuk menjaga kebersihan rongga mulutnya
kebiasaan merokok, dan lainnya.10
dengan cara menggosok gigi 2 kali sehari
4
Dilakukan anamnesis, pemeriksaan keberhasilan pasien melakukan kontrol
ekstra oral dan pemeriksaan intra oral plak12. Perawatan yang dilakukan adalah
termasuk pemeriksaan kedalaman poket. tindakan scalling dan root planning sebagai
Pemeriksaan mobilitas dapat dilakukan perawatan inisial periodontitis, untuk
dengan menekan salah satu sisi gigi yang menghilangkan plak dan kalkulus pada
bersangkutan dengan alat atau ujung permukaan gigi. Tujuan dari fase inisial
jari dengan jari lainnya terletak pada adalah untuk mengeliminasi etiologi
sisi yang berseberangan dan gigi mikroba, eliminasi peradangan serta faktor-
tetangganya yang digunakan sebagai faktor yang memperberat penyakit
titik pedoman. Kegoyangan gigi periodontal.10
diklasifikasikan menjadi tiga derajat. Kunjungan kedua dilakukan
Derajat 1 yaitu kegoyangan sedikit lebih perawatan kuretase. Tujuan kuretase adalah
besar dari normal. Derajat 2 yaitu untuk menghilangkan jaringan granulasi
kegoyangan sekitar 1 mm, dan derajat 3 yang telah mengalami inflamasi kronis dan
yaitu kegoyangan > 1 mm pada segala arah membentuk dinding lateral dari poket
dan/atau gigi dapat ditekan ke arah periodontal. Kuretase juga bertujuan untuk
apikal. Salah satu perawatan untuk memicu terbentuknya perlekatan jaringan
stabilisasi kegoyangan gigi adalah ikat baru pada akar gigi dengan
splinting. Splinting diindikasikan pada mengeliminasi dinding poket, namun
keadaan kegoyangan gigi derajat 3 seringkali hasil dari kuretase adalah
dengan kerusakan tulang berat.11 pembentukan long junctional epithelium.
Kasus ini merupakan periodontitis Indikasi dilakukannya kuretase adalah
kronis dengan rerata kedalaman poket 4 jaringan edema dan meradang ,poket
mm dengan keadaan jaringan terinflamasi dangkal, poket suprabony, sebagai bagian
dan terdapat kegoyangan gigi derajat 1. dari persiapan awal sebelum membuka
Pasien diberi instruksi menjaga melalui prosedur bedah dalam upaya untuk
edukasi dan motivasi untuk kontrol plak, mencapai kualitas jaringan yang dapat
jika diperlukan disclosing solution dapat ditangani dengan mudah. Kontra indikasi,
digunakan untuk memaksimalkan kontrol terbagi menjadi lokal dan sistemik. Kontra
plak. Pasien diajarkan cara penyikatan gigi indikasi bentuk poket yang berliku-liku
yang benar dan menggunakan pembersih (tortuous), poket berada di daerah yang
interdental berupa dental floss dan sikat sulit dilakukan misalnya pada molar,
gigi interdental. Kontrol secara berkala dinding poket fibrotic (contohnya pada
perlu dilakukan untuk memonitor kasus hiperplasia oleh karena dilantin
5
sodium pada penderita epilepsi), furcation adalah scaling dan root planing, tujuan
infolvement, poket yang dalam, daerah sulit perawatan ini untuk mengeliminasi etiologi
dijangkau.10 mikroba, eliminasi peradangan serta faktor-
Prosedur perawatan kuretase faktor yang memperberat penyakit
dilakukan menggunakan kuret gracey, periodontal. Pada kunjungan berikutnya
bagian yang tajam dari kuret gracey di dilakukan prosedur kuretase, tujuan
arahkan pada daerah epitel sulkuler kuretase untuk menghilangkan jaringan
kemudian dilakukan pengerokan pada granulasi yang telah mengalami inflamasi
sepanjang jaringan lunak sehingga jaringan kronis dan membentuk dinding lateral dari
granulasi seperti fibroblastik dan proliferasi poket periodontal. Setelah dilakukan
angioblastik, serta kalkulus yang berisi perawatan kuretase akan terjadi proses
akumulasi bakteri dapat terangkat. Pasien penyembuhan. Mekanisme penyembuhan
diberikan.9 tersebut salah satunya dapat memperbaiki
Setelah dilakukan perawatan jaringan periodontal.
kuretase akan terjadi proses penyembuhan.
Referensi
Mekanisme penyembuhan jaringan tersebut
mencakup eliminasi dari debris jaringan 1. Sudirman P.L. (2016). Fakultas
terdegenerasi yang akan memicu terjadinya kedokteran gigi program studi
regenerasi dan perbaikan dari jaringan pendidikan dokter gigi jakarta
periodontal, walaupun tidak dipastikan november 2016. Jurnal FAKULTAS
akan terbentuk perlekatan baru. Mekanisme KEDOKTERAN PROGRAM
penyembuhan tersebut juga bergantung STUDI PENDIDIKAN DOKTER
pada kapasitas penyembuhan luka dan GIGI UNIVERSITAS UDAYANA,
kerentanan pejamu terhadap progresi November.
penyakit. Proses penyembuhan pasca 2. Soni, Z. Z. Z., Kusniati, R., &
tindakan kuretase dimulai langsung setelah Rakhmawati, A. K. (2020).
10
tindakan. Gambaran Status Kesehatan Gigi
Kesimpulan dan Mulut pada Pasien Prolanis di
Periodontitis dapat menyebabkan Puskesmas Kedungmundu. Medica
kerusakan tulang alveolar, ligamen Arteriana (Med-Art), 2(1), 43.
periodontal, sehingga membentuk poket, 3. Rahmania, R., Epsilawati, L., &
menyebabkan resesi atau keduanya. Rusminah, N. (2019). Densitas
Perawatan awal atau inisial pada penderita tulang alveolar pada penderita
6
periodontitis kronis dan and Development Kejadian
periodontitis agresif melalui Periodontitis Di Kabupaten
radiografi. Jurnal Radiologi Magelang. Higeia, 4(1), 97–99.
Dentomaksilofasial Indonesia 8. Larasati, Ratih. (2016). Pengaruh
(JRDI), 3(2), 7. Stres Pada Kesehatan Jaringan
4. Andriani, I. , & Chairunnisa, F. A. Periodontal. Jurnal skala husada
(2019). Periodontitis Kronis dan (13), 81-89.
Penatalaksaan Kasus dengan 9. Andriani, I. , & Chairunnisa, F. A.
Kuretase. Insisiva Dental Journal : (2019). Periodontitis Kronis dan
Majalah Kedokteran Gigi Insisiva, Penatalaksaan Kasus dengan
8(1), 25–30. Kuretase. Insisiva Dental Journal :
5. Rahmania, R., Epsilawati, L., & Majalah Kedokteran Gigi Insisiva,
Rusminah, N. (2019). Densitas 8(1), 25–30.
tulang alveolar pada penderita 10. Harsas, N. A., Safira, D., Aldilavita,
periodontitis kronis dan H., Yukiko, I., Prabu, M., Saadi, M.
periodontitis agresif melalui T., Feria, Q., Kiranahayu, R., &
radiografi. Jurnal Radiologi Muchlisya, S. (2021). Curettage
Dentomaksilofasial Indonesia Treatment on Stage III and IV
(JRDI), 3(2), 7. Periodontitis Patients. Journal of
6. Oktawati, S., & Astuti, L. A. Indonesian Dental Association,
(2014). Perawatan Bedah Flap 4(1), 47–54.
Periodontal Pada Periodontitis 11. Dyah Ambarawati, I. G. A. (2019).
Kronis: Sebuah Laporan Kasus. Penatalaksanaan mobilitas gigi
Jurnal Ilmiah As-Syifaa, 6(1), 98– dengan splinting fiber komposit.
106. Medicina, 50(2), 226–229.
7. Sugiarti, T., Dyah, Y., Santik, P., 12. Saputri, D., & Masulili, S. L. C.
Dan Biostatistika, E., Ilmu, J., (2015). Perawatan Periodontal Pada
Masyarakat, K., Keolahragaan, I., & Pasien Dengan Periodontitis
Semarang, U. N. (2017). Higeia Agresif (Laporan Kasus).
Journal of Public Health Research Cakradonya Dent J, 7(1), 773–777.