Anda di halaman 1dari 12

DIAGNOSIS PENYAKIT PERIODONTAL

Disusun oleh : Kelompok 1

ALYA HANA NATASYA 1910026006


NUR FITHRIAH 1910026010
AZIZAH QOTHRUNNADA TAKDIR 1910026015
SULISTIYA WATI 1910026016
DELA PUSPITA SARI 1910026022
ARTHA MAULIDA 1910026024
SELVIA RAKHMAH 1910026026
YULI BRYGITTA SIDABARIBA 1910026028
SALMA NADYA SALSABILA 1910026029
CHAESARIANUS PAUL CHRISTIAN SOGE 1910026032

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
Abstrak

Pendahuluan: Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat


meluas dalam kehidupan masyarakat dan umumnya menyebabkan tanggalnya gigi
akibat inflamasi dari bakteri yang menghasilkan kerusakan progresif pada jaringan
penunjang gigi. Penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah
gingivitis dan periodontitis. Saat ini, diagnosis hampir seluruhnya didasarkan pada
penilaian klinis. Diagnosis periodontal yang tepat sangat penting untuk
keberhasilan perawatan. Pembahasan: Diagnosis pertama-tama harus
menentukan apakah ada penyakit, kemudian mengidentifikasi jenis, luas,
distribusi dan tingkat keparahannya serta memberikan pemahaman tentang proses
patologis yang mendasari dan penyebabnya. Terdapat beberapa prinsip diagnosis
meliputi sensitivitas, spesifisitas, dan nilai prediktif. Selain itu terdapat juga
jenis-jenis dari diagnose yaitu diagnosis sementara, diagnosis banding dan
diagnosis akhir. Diagnosis periodontal didasarkan terutama pada analisis yang
cermat dari riwayat kasus dan pencatatan temuan klinis dengan bantuan berbagai
alat bantu. Simpulan: Diagnosis penyakit periodontal ditegakkan dengan
anamnesis menyeluruh, pemeriksaan klinis dan rontgen, serta pemeriksaan
khusus.
PENDAHULUAN
Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas
dalam kehidupan masyarakat dan umumnya menyebabkan tanggalnya gigi akibat
inflamasi dari bakteri yang menghasilkan kerusakan progresif pada jaringan
penunjang gigi. Penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah
gingivitis dan periodontitis.1 Saat ini, diagnosis dan klasifikasi penyakit
periodontal hampir seluruhnya didasarkan pada penilaian klinis tradisional.
Penilaian kuantitatif dan kualitatif tambahan dari cairan sulkus gingiva dan
mikroflora subgingiva berpotensi memberikan informasi yang berguna tentang
penyakit periodontal pasien.6 Diagnosis penyakit ditegakkan dengan anamnesis
menyeluruh, pemeriksaan klinis dan rontgen, serta pemeriksaan khusus.2

PEMBAHASAN
Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas
dalam kehidupan masyarakat dan umumnya menyebabkan tanggalnya gigi akibat
inflamasi dari bakteri yang menghasilkan kerusakan progresif pada jaringan
penunjang gigi. Penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah gingivitis
dan periodontitis.1 Pada gingivitis, inflamasi hanya terbatas pada gingiva saja,
sedangkan pada periodontitis terjadi destruksi jaringan ikat dan jaringan tulang.5
Perjalanan keradangan penyakit periodontal akan diawali oleh peradangan pada
gingiva. Secara umum transisi dari kondisi periodontal sehat menjadi gingivitis
bersifat reversible, tetapi jika sudah mengalami perluasan hingga menjadi kasus
periodontisis akan menjadi pasien periodontitis seumur hidup. Perlu pengawasan
dan perawatan berkelanjutan untuk menjaga kondisi penyakit periodontalnya tetap
sehat stabil dan mencegah kekambuhan penyakitnya.3
Saat ini, diagnosis dan klasifikasi penyakit periodontal hampir seluruhnya
didasarkan pada penilaian klinis tradisional. Penilaian kuantitatif dan kualitatif
tambahan dari cairan sulkus gingiva dan mikroflora subgingiva berpotensi
memberikan informasi yang berguna tentang penyakit periodontal pasien.6
Diagnosis periodontal yang tepat sangat penting untuk keberhasilan perawatan.
Oleh karena itu, diagnosis pertama-tama harus menentukan apakah ada penyakit,
kemudian mengidentifikasi jenis, luas, distribusi dan tingkat keparahannya serta
memberikan pemahaman tentang proses patologis yang mendasari dan
penyebabnya.4 Diagnosis penyakit ditegakkan dengan anamnesis menyeluruh,
pemeriksaan klinis dan rontgen, serta pemeriksaan khusus.2

Untuk anamnesis menyeluruh perlu mengetahui sikap terhadap


pengobatan, pengalaman pengobatan sebelumnya, faktor risiko sistemik misalnya
merokok serta diabetes yang terkontrol, dan faktor medis yang relevan dengan
pengobatan yang aman misalnya antikoagulan. Pada pemeriksaan klinis perlu
dilakukan penilaian kontrol plak, adanya kalkulus supra dan subgingiva,
hilangnya kontur gingiva, pembengkakan, supurasi, resesi jaringan periodontal,
poket periodontal, lesi furkasi, faktor risiko lokal, dan mobilitas gigi. Pemeriksaan
radiografi digunakan untuk mendukung diagnosis klinis pada kasus dengan
pemeriksaan dasar periodontal dan dalam memantau stabilitas kesehatan
periodontal. Penilaian sinar-x harus dicatat dalam catatan termasuk tingkat
kehilangan tulang (berapa persen dari panjang akar jika apeks terlihat), jenis
kehilangan tulang (angular atau horizontal, keterlibatan furkasi) dan patologi lain
yang dicatat.2
A. Prinsip-Prinsip Diagnosis

Prinsip-prinsip diagnosis meliputi:4


● Sensitivitas: Ini mengacu pada kemampuan tes atau pengamatan untuk
mendeteksi penyakit setiap kali ada.
● Spesifisitas: Ini mengacu pada kemampuan tes atau pengamatan untuk
membedakan dengan jelas satu penyakit dari yang lain.
● Nilai prediktif: Ini mengacu pada probabilitas tes hasil.
B. Jenis Diagnosa
● Diagnosis sementara: Jenis diagnosis yang didapat, setelah analisis yang
cermat dari temuan riwayat kasus dan pemeriksaan klinis.4
● Diagnosis banding: Diagnosis, yang membantu membedakan beberapa
kondisi yang memiliki beberapa temuan klinis umum.4
● Diagnosis akhir: Tindakan atau proses mengidentifikasi atau menentukan
sifat dan penyebab penyakit melalui evaluasi riwayat pasien, pemeriksaan
dan tinjauan data laboratorium.4
C. Diagnosis Klinis
Diagnosis periodontal didasarkan terutama pada analisis yang cermat dari
riwayat kasus dan pencatatan temuan klinis dengan bantuan berbagai alat
bantu. Pemeriksaan periodontal meliputi pengukuran kedalaman probing,
kehilangan perlekatan klinis, keterlibatan furkasi, mobilitas, trauma dari oklusi
dan migrasi gigi patologis.4
● Tahapan Kunci
Tahapan kunci dari diagnosis periodontal di gambarkan pada
Flowchart 29.1.4

● Diagnosis Klinis dengan Rekaman Riwayat Kasus Terperinci


1. Rekaman sejarah (Flowchart 29.2)4
2. Pemeriksaan (Flowchart 29.3)4

3. Investigasi (Flowchart 29.4)4

4. Diagnosa (Flowchart 29.5)4


● Riwayat Kasus
1. Keluhan Utama4

2. Metode Kebersihan Mulut4

3. Pemeriksaan Klinis4
⮚ Ekstraoral
Simetri wajah
● Sendi temporomandibular (TMJ)
● Deviasi rahang
● Kelenjar getah bening (Gbr. 29.1)
- Submental
- Submandibular
- Serviks

⮚ Intraoral
a. Jaringan lunak
▪ Mukosa bukal/labial
▪ Palatum
▪ Dasar mulut
▪ Bibir
▪ Lidah
b. Jaringan keras (Gigi)
▪ Kehilangan gigi
▪ Gigi karies
▪ Gigi yang direstorasi
▪ Hilangnya kontak proksimal
▪ Gigi crowding
▪ Penyakit :
- Atrisi
- Abrasi
- Erosi
4. Status Gingiva

❖ Diagnosis Gingivitis
Gingivitis merupakan diagnosis klinis. Tanda klinis dari adanya inflamasi
adalah adanya eritema, edema, nyeri, kalor atau panas dan hilang atau
menurunnya fungsi. Kelima tanda tersebut pada gingivitis dapat bermanifestasi
pada adanya pembengkakan (swelling) yang ditandai dengan hilangnya tepi
runcing (knife-edge) dari margin gingiva dan papilla yang membulat tumpul,
adanya perdarahan saat probing, warnanya lebih merah, dan rasa tidak nyaman
saat probing.3
Gingivitis dapat dibagi ke dalam 3 kondisi berdasarkan kondisi jaringan
periodontal yaitu gingivitis pada intact periodonsium, gingivitis pada reduced
periodonsium pada pasien non-periodontitis, dan inflamasi gingiva pada
reduced periodonsium pada pasien periodontitis yang stabil. Berikut ini adalah
indikator diagnosis kasus gingiva sehat dan gingivitis pada berbagai kondisi.3
Sumber : Perio Dx, Periodontal Sehat Gingivitis dan Periodontitis

❖ Diagnosis Periodontitis
Periodontitis adalah penyakit radang kronis multifaktorial yang
berhubungan dengan ketidakseimbangan biofilm plak dan ditandai oleh
kerusakan progresif dari jaringan pendukung gigi. Periodontitis didiagnosis jika
terdapat kehilangan perlekatan klinis atau CAL (clinical attachment loss) dan
perdarahan saat probing dari dasar poket. Perdarahan saat probing secara
tradisional merupakan indikator aktivitas penyakit yang paling berguna, tetapi
hanya 30% perdarahan yang akan berlanjut menjadi kerusakan perlekatan
jaringan. Tidak adanya perdarahan saat probing merupakan indikator stabilitas
periodontal.2
Periodontitis ditandai oleh peradangan yang disebabkan oleh mikroba,
yang dimediasi host dan menyebabkan hilangnya perlekatan periodontal.
Kehilangan tulang alveolar marginal merupakan gambaran kunci sekunder dari
periodontitis. Kehilangan tulang alveolar marginal dan hilangnya perlekatan
sebagai hasil adanya mediator inflamasi. Presentasi klinis berbeda berdasarkan
usia pasien dan jumlah lesi, distribusi, keparahan, dan lokasi dalam lengkung
gigi. Tingkat kontaminasi biofilm oral dari gigi geligi juga memengaruhi
presentasi klinis.3
SIMPULAN
Diagnosis periodontal yang tepat sangat penting untuk keberhasilan
perawatan. Oleh karena itu, diagnosis pertama-tama harus menentukan apakah ada
penyakit, kemudian mengidentifikasi jenis, luas, distribusi dan tingkat
keparahannya serta memberikan pemahaman tentang proses patologis yang
mendasari dan penyebabnya. Pemeriksaan periodontal meliputi pengukuran
kedalaman probing, kehilangan perlekatan klinis, keterlibatan furkasi, mobilitas,
trauma dari oklusi dan migrasi gigi patologis. Gingivitis ditandai dengan adanya
inflamasi seperti adanya eritema, edema, nyeri, kalor atau panas dan hilang atau
menurunnya fungsi. Periodontitis didiagnosis jika terdapat kehilangan perlekatan
klinis dan perdarahan saat probing dari dasar poket.
SARAN
Dalam upaya menegakkan perawatan dari penyakit periodontal yang
sesuai diperlukan pemeriksaan serta diagnosis yang tepat agar penetuan prognosis
serta evaluasi hasil perawatan dari penyakit periodontal bisa sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nisa, T. D, Primartha, R. 2014. Diagnosis Penyakit Gigi Periodontal
Menggunakan Sistem Pakar Fuzzy. Jurnal Generic. Vol 9, No 1, 309

2. Mitchell, L, Mitchell, D. A. 2014. Oxford Handbook of Clinical Dentistry 6th


Ed. Oxford University Press

3. Wijaksana, I. K. E. 2020. Perio Dx : Periodontal Sehat, Gingivitas &


Periodontitis. Airlangga University Press

4. Reddy Shantipriya. 2017. Essentials Of Clinical Periodontology And


Periodontics, 5rd edition. Jaypee Brothers Co.

5. Saputri, D. 2018. Gambaran Radiograf pada Penyakit Periodontal. Journal of


Syiah Kuala Dentistry Society. 3 (1): 16-21

6. Armitage, G. C. 2004. Diagnosis of Periodontal Diseases. J Periodontal. 74 (8):


12, 37-47

Anda mungkin juga menyukai