PEMBAHASAN
Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas
dalam kehidupan masyarakat dan umumnya menyebabkan tanggalnya gigi akibat
inflamasi dari bakteri yang menghasilkan kerusakan progresif pada jaringan
penunjang gigi. Penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah gingivitis
dan periodontitis.1 Pada gingivitis, inflamasi hanya terbatas pada gingiva saja,
sedangkan pada periodontitis terjadi destruksi jaringan ikat dan jaringan tulang.5
Perjalanan keradangan penyakit periodontal akan diawali oleh peradangan pada
gingiva. Secara umum transisi dari kondisi periodontal sehat menjadi gingivitis
bersifat reversible, tetapi jika sudah mengalami perluasan hingga menjadi kasus
periodontisis akan menjadi pasien periodontitis seumur hidup. Perlu pengawasan
dan perawatan berkelanjutan untuk menjaga kondisi penyakit periodontalnya tetap
sehat stabil dan mencegah kekambuhan penyakitnya.3
Saat ini, diagnosis dan klasifikasi penyakit periodontal hampir seluruhnya
didasarkan pada penilaian klinis tradisional. Penilaian kuantitatif dan kualitatif
tambahan dari cairan sulkus gingiva dan mikroflora subgingiva berpotensi
memberikan informasi yang berguna tentang penyakit periodontal pasien.6
Diagnosis periodontal yang tepat sangat penting untuk keberhasilan perawatan.
Oleh karena itu, diagnosis pertama-tama harus menentukan apakah ada penyakit,
kemudian mengidentifikasi jenis, luas, distribusi dan tingkat keparahannya serta
memberikan pemahaman tentang proses patologis yang mendasari dan
penyebabnya.4 Diagnosis penyakit ditegakkan dengan anamnesis menyeluruh,
pemeriksaan klinis dan rontgen, serta pemeriksaan khusus.2
3. Pemeriksaan Klinis4
⮚ Ekstraoral
Simetri wajah
● Sendi temporomandibular (TMJ)
● Deviasi rahang
● Kelenjar getah bening (Gbr. 29.1)
- Submental
- Submandibular
- Serviks
⮚ Intraoral
a. Jaringan lunak
▪ Mukosa bukal/labial
▪ Palatum
▪ Dasar mulut
▪ Bibir
▪ Lidah
b. Jaringan keras (Gigi)
▪ Kehilangan gigi
▪ Gigi karies
▪ Gigi yang direstorasi
▪ Hilangnya kontak proksimal
▪ Gigi crowding
▪ Penyakit :
- Atrisi
- Abrasi
- Erosi
4. Status Gingiva
❖ Diagnosis Gingivitis
Gingivitis merupakan diagnosis klinis. Tanda klinis dari adanya inflamasi
adalah adanya eritema, edema, nyeri, kalor atau panas dan hilang atau
menurunnya fungsi. Kelima tanda tersebut pada gingivitis dapat bermanifestasi
pada adanya pembengkakan (swelling) yang ditandai dengan hilangnya tepi
runcing (knife-edge) dari margin gingiva dan papilla yang membulat tumpul,
adanya perdarahan saat probing, warnanya lebih merah, dan rasa tidak nyaman
saat probing.3
Gingivitis dapat dibagi ke dalam 3 kondisi berdasarkan kondisi jaringan
periodontal yaitu gingivitis pada intact periodonsium, gingivitis pada reduced
periodonsium pada pasien non-periodontitis, dan inflamasi gingiva pada
reduced periodonsium pada pasien periodontitis yang stabil. Berikut ini adalah
indikator diagnosis kasus gingiva sehat dan gingivitis pada berbagai kondisi.3
Sumber : Perio Dx, Periodontal Sehat Gingivitis dan Periodontitis
❖ Diagnosis Periodontitis
Periodontitis adalah penyakit radang kronis multifaktorial yang
berhubungan dengan ketidakseimbangan biofilm plak dan ditandai oleh
kerusakan progresif dari jaringan pendukung gigi. Periodontitis didiagnosis jika
terdapat kehilangan perlekatan klinis atau CAL (clinical attachment loss) dan
perdarahan saat probing dari dasar poket. Perdarahan saat probing secara
tradisional merupakan indikator aktivitas penyakit yang paling berguna, tetapi
hanya 30% perdarahan yang akan berlanjut menjadi kerusakan perlekatan
jaringan. Tidak adanya perdarahan saat probing merupakan indikator stabilitas
periodontal.2
Periodontitis ditandai oleh peradangan yang disebabkan oleh mikroba,
yang dimediasi host dan menyebabkan hilangnya perlekatan periodontal.
Kehilangan tulang alveolar marginal merupakan gambaran kunci sekunder dari
periodontitis. Kehilangan tulang alveolar marginal dan hilangnya perlekatan
sebagai hasil adanya mediator inflamasi. Presentasi klinis berbeda berdasarkan
usia pasien dan jumlah lesi, distribusi, keparahan, dan lokasi dalam lengkung
gigi. Tingkat kontaminasi biofilm oral dari gigi geligi juga memengaruhi
presentasi klinis.3
SIMPULAN
Diagnosis periodontal yang tepat sangat penting untuk keberhasilan
perawatan. Oleh karena itu, diagnosis pertama-tama harus menentukan apakah ada
penyakit, kemudian mengidentifikasi jenis, luas, distribusi dan tingkat
keparahannya serta memberikan pemahaman tentang proses patologis yang
mendasari dan penyebabnya. Pemeriksaan periodontal meliputi pengukuran
kedalaman probing, kehilangan perlekatan klinis, keterlibatan furkasi, mobilitas,
trauma dari oklusi dan migrasi gigi patologis. Gingivitis ditandai dengan adanya
inflamasi seperti adanya eritema, edema, nyeri, kalor atau panas dan hilang atau
menurunnya fungsi. Periodontitis didiagnosis jika terdapat kehilangan perlekatan
klinis dan perdarahan saat probing dari dasar poket.
SARAN
Dalam upaya menegakkan perawatan dari penyakit periodontal yang
sesuai diperlukan pemeriksaan serta diagnosis yang tepat agar penetuan prognosis
serta evaluasi hasil perawatan dari penyakit periodontal bisa sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nisa, T. D, Primartha, R. 2014. Diagnosis Penyakit Gigi Periodontal
Menggunakan Sistem Pakar Fuzzy. Jurnal Generic. Vol 9, No 1, 309