Anda di halaman 1dari 53

Staging and Grading of Periodontitis:

Framework and Proposal


of A New Classification and Case Definition
KELOMPOK 3
Rizka Maulida Pohan
Wita Dwi Azizi
Firda Amalia Cebro
Astrilia Riady
Reza Umami
Fina Fitria Andika
Haniffun Nisa
Staging and grading of periodontitis: Framework
and proposal of a new classification and case
definition

Rizka Maulida Pohan


Background : Penulis ditugaskan untuk
mengembangkan definisi kasus periodontitis pada
World Workshop 2017 pada Klasifikasi Periodontal &
Penyakit dan Kondisi peri-Implan.

Tujuan dari penulisan ini untuk meninjau kembali


bukti dan alasan perubahan pada klasifikasi saat ini,
untuk menyediakan susunan untuk definisi kasus yang
sepenuhnya berimplikasi pada pengetahuan state-of-
the-art (SOTA)
Methods : Bukti yang dikumpulkan dalam empat
tinjauan dianalisis dan diinterpretasikan dengan
penekanan khusus pada perubahan sehubungan dengan
pemahaman yang tersedia sebelum klasifikasi tahun
1999
Results : Tahap I hingga IV periodontitis didefinisikan
berdasarkan tingkat keparahan (terutama kerusakan
periodontal dengan mengacu pada panjang akar dan
periodontitis terkait kehilangan gigi),
kompleksitasmanajemen (kedalaman poket, defek
infraboni, keterlibatan furkasi, hipermobilitas gigi,
disfungsi sistem pengunyahan) dan dilihat dari segi
perluasannya (terlokalisasi atau generalisasi)
Conclusions : jurnal ini menjelaskan matriks
sederhana berdasarkan stadium dan derajat untuk
mendefinisikan periodontitis secara tepat pada seorang
pasien.
INTRODUCTION: THE 1999
CLASSIFICATION OF PERIODONTITIS
Periodontitis ditandai dengan adanya keterlibatan
mikroba, peradangan dimediasi host yang
mengakibatkan hilangnya perlekatan periodontal

Pembentukan biofilm bakteri memulai peradangan


gingiva; namun, inisiasi periodontitis dan
perkembangan bergantung pada perubahan ekologi
disbiotik pada mikrobiom sebagai respons terhadap
nutrisi dari inflamasi gingiva dan produk kerusakan
jaringan yang memperbanyak beberapa spesies dan
mekanisme anti bakteri yang berusaha menahan
mikroba dalam area sulkus gingiva setelah
peradangan dimulai
Kehilangan tulang alveolar Empat bentuk
marginal merupakan ciri periodontitis yang berbeda
utama kedua dari
periodontitis yang
:
dihubungkan dengan 1. Necrotizing
hilangnya perlekatan oleh periodontitis
mediator inflamasi.
2. Chronic periodontitis
Presentasi klinis berbeda
berdasarkan usia pasien dan 3. Aggressive periodontitis
jumlah lesi, distribusi, 4. Periodontitis as a
tingkat keparahan, dan lokasi manifestation of systemic
di dalam lengkung gigi
diseases
Sistem klasifikasi bertujuan untuk membedakan
bentuk umum dari periodontitis, seperti periodontitis
kronis dan agresif, dari bentuk nekrosis yang tidak
biasa dari penyakit (ditandai oleh patofisiologi yang
khas, presentasi klinis yang berbeda dan perawatan),
dan kerusakan genetik utama yang langka atau
kurangnya pertahanan host (ditandai dengan gangguan
sistemik primer dan juga ekfoliasi gigi).
Summary and Interpretation of Evidence
from Current Workshop Position Papers
Wita Dwi Azizi
Dilakukan peninjauan pada lesi
periodontal akut termasuk
periodontitis necrotizing untuk
memperbarui bukti
Termasuk meninjau menifestasi
penyakit sistemik yang
mempengaruhi unsur perlekatan
periodontal
Makalah yang membahas periodontitis agresif
dan kronis mencapai kesimpulan menyeluruh
tentang periodontitis:
Tidak ada bukti patofisiologi spesifik
yang memungkinkan suatu kasus
diklasifikasikan sebagai periodontitis
agresif dan kronis atau memberikan
intervensi yang berbeda.
Ada sedikit bukti yang konsisten bahwa
periodontitis agresif dan kronis adalah
penyakit yang berbeda,
tetapi ada bukti dari beberapa faktor,
yang mempengaruhi hasil diagnosa
yang dapat diamati secara klinis pada
tingkat individu.
Berdasarkan populasi, tingkat rata-rata
perkembangan periodontitis konsisten di
semua populasi yang diamati di seluruh dunia.
Ada bukti, bahwa kelompok tertentu dari populasi
menunjukkan tingkat perkembangan penyakit
yang berbeda, seperti tingkat keparahan yang
lebih besar pada kehilangan perlekatan klinis
dalam kelompok usia tertentu dibanding
kelompok usia lain.
Jika sistem klasifikasi hanya berdasarkan tingkat
keparahan penyakit maka akan gagal untuk
menemukan hal penting dari penyakit individu,
termasuk kompleksitas yang mempengaruhi
terapi, faktor-faktor risiko yang mungkin
mempengaruhi hasil, dan tingkat pengetahuan dan
pelatihan yang diperlukan untuk mengelola kasus
individu.
Interpretasi penulis atas tinjauan bukti saat
ini
Ada bukti yang cukup untuk mempertimbangkan periodontitis
necrotizing sebagai suatu penyakit yang berbeda. Bukti berasal
dari:
Patofisiologi yang Penghancuran ketebal marjinal
berbeda ditandai jaringan lunak secara cepat
dengan invasi dan menyeluruh sehingga
bakteri yang mengakibatkan defek jaringan
menonjol dan lunak dan jaringan keras yang
ulserasi epitel khas
Resolusi cepat
dalam menanggapi
Gejala yang
pengobatan
khas/ menonjol antimikroba
spesifik.
 Terdapat bukti yang cukup untuk mempertimbangkan bahwa
periodontitis karena penyakit sistemik yang sangat merusak
respon host, harus dianggap sebagai manifestasi periodontal
dari penyakit sistemik
 dan bahwa diagnosis utama adalah penyakit sistemik menurut
Klasifikasi Internasional Statistik Penyakit (ICD) .

Saat ini tidak ada bukti yang cukup untuk mempertimbangkan


bahwa periodontitis yang diamati pada diabetes yang tidak
terkontrol dengan baik ditandai oleh patofisiologi yang unik dan /
atau membutuhkan perawatan periodontal yang spesifik selain
kontrol dari kedua penyakit.
Meskipun penelitian substansial pada periodontitis agresif sejak
worshop tahun 1999, saat ini tidak ada bukti yang cukup untuk
mempertimbangkan periodontitis agresif dan kronis sebagai dua
penyakit patofisiologi yang berbeda.

Beberapa penelitian observasional pada populasi dengan paparan


jangka panjang terhadap biofilm mikroba pada gigi telah
menunjukkan bahwa
• segmen kecil dari populasi orang dewasa menunjukkan
periodontitis umum yang parah
• sebagian besar merupakan periodontitis ringan sampai sedang.
Hal ini juga didokumentasikan dengan baik menggunakan studi
twin bahwa sebagian besar variansi dalam keparahan klinis
periodontitis disebabkan oleh genetika.
Ada nilai klinis yang harus dipertimbangkan dalam
diagnosis dan definisi kasus pasien periodontitis, yaitu:
memperhitungkan dimensi etiologi multifaktorial
yang diketahui untuk meningkatkan prognosis
memperhitungkan kompleksitas dan risiko
 memberikan tingkat perawatan yang tepat untuk
individu.
Mengintegrasi pengetahuan saat ini untuk
klasifikasi baru dari periodontitis
Firda Amaliah Cebro
Definisi klinis periodontitis
Periodontitis dikarakteristikan sebagai asosiasi dari
mikroorganisme yang menyebabkan inflamasi dan berakhir
dengan hilangnya perlekatan dari periodontal atau clinical
attachment lost (CAL).

Beberapa kondisi klinis selain periodontitis hadir dengan


adanya kehilangan perlekatan.
Definisi periodontitis berdasarkan kehilangna tulang margin
pada gambaran radiograf dengan keterbatasan yang parah
tidak cukup spesifik dan kesalah saat mendeteksi
periodontitis ringan hingga sedang.
Tujuan dari sistem definisi ksus
periodontitis
1. Identifikasi pasien sebagai kasus periodontitis,
2. Identifikasi bentuk spesifik periodontitis, dan
3. Deskripsi presentasi klinis dan elemen lain itu
mempengaruhi manajemen klinis, prognosis, dan
pengaruh yang lebih luas pada kesehatan mulut dan
sistemik
Definisi pasien sebagai kasus periodontitis
Seorang pasien dengan kasus periodontitis dalam
konteks perawatan klinis jika:
1. CAL interdental terdeteksi pada ≥2 gigi yang tidak
berdekatan, atau
2. CAL bukal atau oral ≥3 mm dengan poket > 3 mm
dapat dideteksi pada ≥2 gigi
ELEMEN TAMBAHAN YANG DI GUNAKAN
UNTUK INKLUSI KLASIFIKASI PERIODONTITIS

Astrilia Riady
Internatonal Classification Workshop 1999 telah
memperjelas bahwa informasi tambahan diluar bentuk
spesifik dari periodontitis, keparahan, serta perluasan
dari hancurnya periodontal itu penting -> mengetahui
efek dari penyakit secara spesifik dan melakukan
pendekatan
Elemen Tambahan
1. Keparahan

Tingkat hancurnya periodontal telah lama digunakan sebagai


kunci pendeskripsi pada kasus periodontitis pada tiap
individu.

Dasar menentukan tingkat keparahan suatu kasus


periodontitis setidaknya meliputi dua dimensi penting, yaitu:
2. Kompleksitas dari penanganan
3. Perluasan penyakit
Batasan dari keparahan periodontitis harus didiskusikan
dengan baik.
Selain itu juga perlu didiskusikan mengenai ada atau
tidaknya kemajuan terapeutik terakhir yang mampu
merawat periodontitis pasien.
Batasan penting lainnya adalah definisi terkini
mengenai periodontitis yang parah adalah sebuah
paradoks: dimana kapanpun gigi yang terkena efek
paling buruk sudah hilang, maka keparahannya akan
menurun.

Hilangnya gigi berpengaruh


terhadap tingkat keparahan
periodontitis.
2. KOMPLEKSITAS DARI PENANGANAN

Beberapa faktor seperti:


Kedalaman probe
Tipe kehilangan tulang (vertikal dan atau horizontal),
Status furkasi,
Mobilitas gigi,
Gigi yang hilang,
Bite collapse, dan
Ukuran defek dari residual ridge

Mampu meningkatkan kompleksitas dari perawatan dan perlu di


pertimbangkan serta akan mempengaruhi klasifikasi diagnostik.
3. PERLUASAN

Jumlah dan distribusi gigi yang telah terdeteksi akan


mengalami kehancuran periodontal telah menjadi
bagian dari sistem klasifikasi terkini.

Jumlah dari gigi yang terkena (persentase dari seluruh


gigi yang masih ada) telah digunakan untuk
memperjelas kasus periodontitis kronis pada klasifikasi
1999
4. TINGKATAN DARI PEKEMBANGAN

Salah satu aspek penting dalam sistem klasifikasi


adalah menyediakan variabilitas dalam tingkatan
perkembangan periodontitis.

Pentingnya kriteria ini juga telah disadari pada


klasifikasi AAP tahun 1989 yang mengindentifikasikan
bentuk periodontitis yang berkembang secara cepat.
Pertimbangan mengenai kriteria tersebut kebanyakan
mengacu pada pemeriksaan initial dimana kurangnya
atau tidak adanya bukti langsung.
(contoh: kualitas diagnostik dari radiograf yang sudah
lama sehingga bisa melihat perbandingan tulang
marginal yang hilang seiring waktu)
5. FAKTOR RESIKO

Faktor resiko yang telah diteliti sebelumnya belum


dimasukkan ke sistem klasifikasi periodontitis secara
formal tapi telah digunakan sebagai prediktor untuk
mengklasifikasikan pasien spesifik seperti pasien yang
merokok atau pasien dengan diabetes melitus.
Pengetahuan meningkat akan bagaimana faktor resiko
mampu mempengaruhi periodontitis (perluasan dan
keparahan yang lebih tinggi pada usia lebih muda) dan
respon perawatan (tingginya tingkatan kehilangan gigi
selama dilakukannya terapi periodontal pendukung)
mengindikasikan bahwa faktor resiko harus
dipertimbangkan untuk masuk ke dalam klasifikasi
periodontitis.
6. HUBUNGAN TIMBAL BALIK DENGAN
KESEHATAN SECARA UMUM

Sejak workshop 1999 mempertimbangkan bukti yang


ada terkait dengan efek potensial dari periodontitis
pada penyakit sistemik, maka berbagai macam
mekanisme terkait periodontitis sampai ke berbagai
macam penyakit sistemik telah diteliti.
Bakteri oral spesifik didalam poket periodontal mungkin dapat memiliki
akses ke aliran darah melalui epitelium poket yang terulserasi.

Mediator inflamasi dari periodontium bisa memasuki aliran darah dan


mengaktivasi protein fase akut hati seperti C-reative protein (CRP),
dimana mampu memperkuat level inflamasi.

Case-kontrol dan studi intervansi percontohan menunjukkan bahwa


periodontitis berkontribusi terhadap beban inflamasi dari seorang
individu yang secara kuat mengimplikasikan penyakit arteri koroner,
stroke, dan diabetes tipe 2. Bukti initial juga mendukung peran petosial
dari keseluruhan beban inflamasi sistemik pada pasien yang memiliki
resiko periodontitis.
Perawatan periodontitis sedang pada pasien yang
memiliki diabetes tidak terkontrol tipe II telah
menunjukkan pengurangan nilai hiperglikemi,
meskipun pengurangan tersebut tidak didukung
dengan penelitian yang lebih besar dimana hasil
perawatan periodontalnya terlihat kurang jelas.
Faktor lain yang ahrus dipertimbangkan dalam menentukan
klasifikasi diagnostik adalah:

- Status kesehatan pasien -

Apabila pasien memiliki penyakit sistemik yang parah seperti


yang disebutkan oleh American Society of Anesthesiologists
(ASA), maka hal tersebut dapat memberikan efek pada
kemampuan operator untuk mengontrol progresifitas penyakit
karena ketidakmampuan pasien untuk menerima perawatan dan
ketidakmampuan pasien untuk menghadiri perawatan yang
dibutuhkan.
Framework for Developing a
Periodontitis Staging and Grading System
Reza Umami
Stage l
 Periodontitis tahap 1 merupakan perbatasan antara
gingivitis & periodontitis (tahap awal kehilangan
perlekatan. Jika terjadi
Pasien dengan kehilangan perlekatan
periodontitis tahap 1 klinis pada usia yang
telah mengembangkan relatif dini, maka
periodontitis sebagai dapat dikatakan
respons terhadap pasien tersebut
persistensi peradangan mungkin memiliki
gingiva dan dysbiosis
kerentatan yang tinggi
biofilm. Ini dapat
dikatakan sebagai
terhadapt onset
diagnosis awal. penyakit.
Stage ll
 Pemeriksaan periodontal klinis yg dilakukan :
 Mengidentifikasi kerusakan khas yangdisebabkan oleh
periodontitis terhadap dukungan gigi.
Perawatan tetap
sederhana untuk Evaluasi yang
banyak kasus sebagai hati” terhadap
penerapan prinsip” respon pasien
perawatan standar tahap ll
yang melibatkan: terhadap
Menghilangkan prinsip”
bakteri perawatan
Pemantauan sangat penting
perkembangan dari
penyakit.
Stage lll
 Kerusakan yang signifikan pada perlekatan
 Kehilangan gigi dapat terjadi

Kerusakan pada intrabony,


Ditandai : keterlibatan furkasi, dan
lesi adanya defek ridge lokal
periodontal
dalam yang
meluas ke
bagian tengah Menyulitkan penggantian gigi
akar. implan.
Framework for Developing a
Periodontitis Staging and Grading System
Fina Fitria Andika
Periodontitis Stadium IV
Menyebabkan cukup banyak kerusakan
Hilangnya fungsi pengunyahan
Gigi beresiko hilang

Lesi meluas
Periodontal
ke bagian
yang dalam
apikal akar

Hypermobil
Hilangnya gigi gigi karena
trauma oklusal
Derajat Periodontitis
Periodontitis berkembang dengan tingkat yang berbeda
pada tiap individu
Dikaitkan dengan kehilangan gigi
Faktor Risiko
Faktor risiko yang diakui = Kontrol diabetes,
mempengaruhi laju perkembangan periodontitis

Faktor risiko yang muncul = obesitas, faktor genetik


spesifik, aktivitas fisik, atau kaitan dengan nutrisi.

Keparahan penyakit dipengaruhi oleh usia, namun


belum dipastikan signifikan penyakit pada usia dini
atau usia lanjut.
Incorporation of Staging and Grading in the
Case Definition System of Periodontitis
Haniffun Nisa
Pengetahuan Komunikasi
tambahan efektif

Dapat dipahami
tim kesehatan
gigi mulut
seluruh dunia
Stage of Periodontitis
Grade of Periodontitis
Kesimpulan
Tujuan
Memberikan penilaian dari setiap
individu pasien

Melihat keterkaitan kasus periodontitis


dengan penyakit sistemik

Memberikan pengetahuan tentang


periodontitis yang menjadi alasan
utama kehilangan satu atau lebih gigi

Peninjauan rutin
Tonetti, Maurizio S., Henry Greenwell, Kenneth S.
Kornman. Staging and Grading of Periodontitis:
Framework and Proposal of a New Classification and
Case Definition. Journal of Clinical Periodontology.
2018;45:156-159.

Anda mungkin juga menyukai