Anda di halaman 1dari 5

1.

Nama penyakit (ICD) Periodonsia kronis dengan kehilangan jaringan


periodontal ringan-sedang (K.05.30)
2. Pemeriksaan Periodontal Lihat pada Standar Pemeriksaan.
Komprehensif
3. Diagnosis (Definisi dan Definisi:
Gambaran Klinis) Periodontitis kronis adalah inflamasi gingiva yang meluas
keperlekatan jaringan disekitarnya. Penyakit ini ditandai
dengan kehilangan perlekatan klinis akibat destruksi
ligamen periodontal dan kehilangan tulang pendukung
disekitanya.

Gambaran klinis:
Gejalanya: Edema, eritema, perdarahan gingiva saat
probing dan supurasi, serta keluhan gusi berdarah,
berkarang gigi, rasa gatal pada gusi di sela-sela gigi, rasa
kemeng/rasa tidak nyaman, rasa nyeri saat mengunyah
atau menggigit, dan gigi goyang atau gusi bengkak.
Periodontitis kronis dengan destruksi tulang alveolar ringan-
sedang ditandai dengan kehilangan kurang dari sepertiga
jaringan periodontal. Pada gigi molar, bila ada keterlibatan
furkasi biasanya kehilangan perlekatan klinis yang terjadi
termasuk kelas I.
Kerusakan ringan ditandai dengan kedalaman probing
periodontal sampai dengan 4 mm dengan kehilangan
perlekatan sampai dengan 2 mm.
Kerusakan sedang ditandai dengan kedalaman probing
periodontal sampai dengan 6 mm dengan kehilangan
perlekatan sampai dengan 4 mm.
Gambaran radiografis menunjukkan adanya kehilangan
tulang, sehingga terjadi peningkatan kegoyangan gigi.
Periodontitis kronis dengan kehilangan jaringan periodontal
ringan-sedang dapat bersifat lokal yang melibatkan
kehilangan perlekatan dari satu gigi (K05.31) atau bersifat
general yang melibatkan kehilangan perlekatan beberapa
atau seluruh gigi (K.05.32). Seseorang bisa saja mengalami
dua kondisi secara bersamaan yaitu dengan beberapa gigi
yang sehat dan periodontitis ringan-sedang.
4. Diagnosis Banding
5. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium mikroskopis, serologis, hematologis,
mikrobiologis dan radiologis.
6. Tindakan-Terapi/ Pertimbangan perawatan:
Prosedur Penilaian klinis adalah bagian integral pada proses
penetapan keputusan perawatan. Banyak faktor yang
mempengaruhi keputusan untuk memberikan terapi yang
adekuat dan hasil perawatan yang diharapkan. Faktor yang
perlu dipertimbangkan adalah kesehatan sistemik, usia,
obat-obatan yang dikomsumsi dan kemampuan pasien
mengendalikan plak.
Faktor lainnya adalah kemampuan dokter gigi untuk
membersihkan deposit sub gingiva, pembuatan restorasi
protesa periodontal, serta perawatan gigi dengan
periodontal kronis tahap lanjut.

Perawatan:
Terapi Inisial
1. Faktor resiko sistemik mempengaruhi perawatan dan
hasil perawatan yang akan dilakukan. Faktor sistemik
tersebut antara lain: penyakit diabetes, merokok, bakteri
periodontal tertentu, penuaan, gender, predisposisi
genetik, penyakit sistemik dan kondisi sistemik (imuno
supresi), stres, nutrisi, kehamilan, infeksi HIV dan
pengaruh obat-obatan. Perlu dilakukan eliminasi atau
kontrol faktor ringan yang mempengaruhi periodontitis
kronis. Perlu pertimbangan untuk berkonsultasi dengan
dokter yang merawat pasien.
2. Instruksi dan evaluasi pengendalian plak pasien.
3. Scalling supra dan sub gingiva serta pembersihan akar
untuk membersihkan plak mikrobial dan kalkulus.
4. Agen anti mikroba dapat diberikan sebagai tambahan.
5. Faktor lokal yang menyebabkan periodontitis kronis
harus dieliminas, yaitu:
- Membongkar/memperbaiki bentuk restorasi yang
mengemper dan crown yang over kontur.
- Koreksi piranti prostetik yang menimbulkan rasa
tidak nyaman.
- Restorasi lesi karies, terutama karies servikal dan
interproksimal.
- Odontoplasti
- Pergerakan gigi minor
- Perbaikan kontak terbuka yang menyebabkan
impaksi makanan.
- Perawatan trauma oklusi.
6. Perawatan faktor risiko yang masih ada, misalnya
koreksi terhadap kebiasaan merokok dan kontrol
diabetes.
7. Evaluasi hasil terapi inisial dilakukan setelah interval
waktu tertentu yang disesuaikan terhadap adanya
pengurangan inflamasi dan perbaikan jaringan.
Reevaluasi periodontal dinilai berdasarkan temuan klinis
yang relevan dengan keadaan pasien. Temuan klinis ini
dibandingkan dengan dokumentasi awal pada rekam
medik, dan digunakan untuk menilai hasil terapi inisial
sebagai pertimbangan perawatan selanjutnya.
8. Karena alasan kondisi sistemik, perawatan untuk
mengendalikan penyakit dapat ditunda berdasarkan
keinginan pasien atau pertimbangan dokter gigi.
9. Jika hasil terapi inisial menunjukkan keberhasilan
perawatan pada jaringan periodontal, selanjutnya
dijadwalkan terapi pemeliharaan.
10. Jika hasil terapi inisial tidak berpengaruh pada kondisi
periodontal, selanjutnya dijadwalkan terapi perawatan
bedah untuk mendapatkan kesembuhan periodontal
yang diharapkan dan untuk mengkoreksi cacat
anatomik.

Terapi Bedah Periodontal


Macam-macam perawatan bedah yang dapat dilakukan
sesuai dengan indikasi, yaitu:
1. Perawatan augmenasi gingiva (gingival augmentation)
2. Terapi regenerasi:
- Cangkok tulang (bone graft)
- Regenerasi jaringan terarah/terkendali (GTR)
- Kombinasi teknik regenerasi
3. Terapi reseksi:
- Kuretase gingiva, yang mencakup scalling,
penghalusan akar dan membersihkan jaringan
patologis, dinding poket, epitelium perlekatan dan
jaringan ikat dibawahnya.
- Flep dengan atau tanpa bedah reseksi tulang
- Gingivektomi dan gingivoplasti.

Terapi Pemeliharaan
lihat pada Standar Perawatan
7. Tenaga Medis Dokter gigi (terapi inisial, terapi pemeliharaan dan terapi
bedah resektif)
Dokter gigi spesialis periodonsia.
8. Institusi Sarana Kesehatan Primer dan Sarana Kesehatan Sekunder
(lihat pada Standar Sarana Pelayanan)
9. Perawatan (Penilaian Hasil akhir terapi periodontal pada pasien periodontitis
Hasil) kronis dengan kehilangan jaringan periodontal ringan-
sedang adalah pengurangan secara signifikan tanda-tanda
klinis inflamasi gingiva, pengurangan kedalaman poket,
perlekatan klinis meningkat secara signifikan atau
setidaknya kembali normal dan skor plak yang sesuai
dengan kondisi gingiva sehat (skor OHIS= 0,1-1,1),
hilangnya keluhan rasa gatal pada gusi disela-sela gigi,
rasa kemeng/rasa tidak nyaman, rasa nyeri saat
mengunyah atau menggigit, dan gigi goyang atau gusi
bengkak.
Tanda-tanda bahwa penyakit periodonal yang belum
sembuh adalah inflamasi jaringan gingiva, kedalaman poket
tidak berkurang atau justru bertambah, perlekatan klinis
tidak stabil dan jumlah skor plak yang tidak sesuai dengan
kondisi gingiva sehat (skor >1,2 – 3).
10. Komunikasi, Informasi Berdasarkan hasil pemeriksaan periodontal komprehensif
dan Edukasi (KIE) tersebut diatas, ditetapkan dignosis dan rencana perawatan
serta perkiraan biaya perawatan, yang kemudian dijelaskan
pada pasien. Pasien berhak diberi informasi mengenai
proses penyakit, terapi alternatif, komplikasi yang potensial
terjadi, hasil yang diharapkan dan kesadaran akan
tanggung jawab pasien terhadap perawatan. Konsekuensi
dari tidak dirawatnya penyakit juga perlu dijelaskan pada
pasien. Kegagalan perawatan periodontitis kronis dapat
menyebabkan kehilangan jaringan periodontal progresif,
sehingga prognosisnya dapat berubah menjadi buruk dan
mengakibatkan gigi hilang. Dari informasi tersebut, pasien
dapat membuat keputusan untuk terapi periodontal yang
mereka perlukan.
11. Prognosis Baik, karena kondisi tulang alveolar masih memadai, faktor
etiologi dapat dihilangkan, bila pasien kooperatif, tidak
disertai penyakit/kondisi sistemik dan pasien tidak merokok.
Sedang, bila kondisi tulang alveolar kurang memadai,
beberapa gigi goyang, terjadi kelainan furkasi derajat satu,
tetapi kemungkinan dapat dipertahankan bila pasien
kooperatif tidak disertai penyakit/kondisi sistemik atau bila
ada terkontrol dan pasien tidak merokok.
Buruk, bila kehilangan tulang berat, gigi goyang, kelainan
furkasi sampai dengan derajat dua, kooperatif pasien
meragukan, kondisi sistemik sulit dikendalikan dan pasien
perokok berat.
12. Kepustakaan Standar Kompetensi Periodonsia
Parameters of Care. Suplements Journal of Periodontologi
vol.71, no.5, May 2000, hal. 847-883.
Carranza’s Clinical Periodontology 10th Ed, 2006
Rose: Periodontics Medicine, Surgery and Implants, 2000
S.H Daliemunthe: Terapi Periodontal, 2006.
S.W Prayitno: Periodontologi Klinik: Fondasi Kedokteran
Gigig Masa Depan, 2003.
Edward’s Cohen: Atlas of Cosmetic and Reconstructive
Periodontal Suregery 3th Ed, 2009.
13. Informed Consent Untuk melakukan perawatan yang menimbulkan luka pada
jaringan keras maupun jaringan lunak, harus ada
persetujuan tertulis dari pasien untuk menerima prosedur
perawatan.
14. Rekam Medis Sesuai dengan yang ditetapkan PB PDGI (odontogram,
disaster victim identification). Tersurat secara rinci dan
ditandatangani dokter gigi yang merawat disertai periode
waktu perawatan (tanggal, bulan, tahun dan jam)

Anda mungkin juga menyukai