Anda di halaman 1dari 7

DISKUSI REQUIREMENT ILMU PENYAKIT MULUT

KELAINAN TUMBUH KEMBANG


IMPAKSI

Oleh:
GLENNITO

J530215008

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
IMPAKSI

Definisi Gigi impaksi adalah gigi yang tidak dapat atau tidak akan erupsi ke posisi fungsional normalnya. Gigi yang paling sering
mengalami impaksi yaitu molar ketiga mandibula dan maksila, diikuti oleh caninus maksila dan premolar (Grover dkk).
Impaksi gigi molar ketiga adalah gigi molar ketiga mandibula yang gagal untuk erupsi (tumbuh) secara sempurna pada
posisinya, oleh karena terhalang oleh gigi depannya (molar kedua) atau jaringan tulang/jaringan lunak yang padat disekitarnya
(Soelestiono).
Etiologi Penyebab terjadinya impaksi gigi yaitu berhubungan dengan faktor sistemik dan lokal. Kondisi sistemik, biasanya melibatkan
gigi. Penyebab tersering terjadinya impaksi gigi yaitu karena faktor lokal, seperti persistensi gigi sulung, malposisi benih gigi,
defisiensi lengkung rahang, gigi supernumerary, tumor odontogenik, arah erupsi abnormal, serta celah bibir dan langit-langit
(Miloro dkk).
Tanda Klinis Masalah yang sering dikeluhkan oleh mereka dengan gigi molar ketiga impaksi yaitu merasa kurang nyaman melakukan hal-hal
yang berhubungan dengan rongga mulut (Lee dkk).

Tanda-tanda umum dan gejala terjadinya gigi impaksi


- Inflamasi, yaitu pembengkakan disekitar rahang dan warna kemerahan pada gusi disekitar gigi yang diduga impaksi
- Resorpsi gigi tetangga karena letak benih gigi yang abnormal
- Kista (folikuler)
- Rasa sakit atau perih disekitar gusi atau rahang dan sakit kepala yang lama (neuralgia)
- Fraktur rahang (patah tulang rahang)
(pedersen G)
Patofisiologi Pertumbuhan rahang dan gigi dipengaruhi oleh faktor keturunan. Jika salah satu orang tua (ibu) mempunyai rahang kecil, dan
bapak bergigi besar-besar, maka terdapat kemungkinan anaknya berahang kecil dan bergigi besar-besar. Pada keadaan ini bisa
terjadi kekurangan tempat erupsi untuk gigi molar ketiga sehingga berpeluang terjadi impaksi (Soelestiono).

Sempitnya ruang erupsi gigi molar ketiga bisa juga terjadi karena pertumbuhan rahang yang kurang sempurna. Hal ini bisa
diakibatkan oleh perubahan pola makan. Sekarang ini, manusia cenderung menyantap makanan-makanan yang lunak, sehingga
kurang merangsang pertumbuhan tulang rahang. Makanan lunak yang mudah ditelan menjadikan rahang tak aktif mengunyah,
sedangkan makanan berserat tinggi memerlukan kekuatan rahang untuk mengunyah lebih lama. Proses pengunyahan yang lebih
lama justru menjadikan rahang berkembang lebih baik. Bila proses pengunyahan berkurang otomatis rahang tidak bisa
perkembangan dengan semestinya. Sehingga rahang yang harusnya mampu menampung 32 gigi tapi karena perkembangan
rahan terganggu maka rahang menjadi sempit atau tidak mampu menampung selurug gigi. Sehingga gigi molar ketiga yang
erupsi terakhir tidak memiliki cukup tempat untuk tumbuh sehingga gigi molar tiga impaksi (Pranjoto dkk) (Pedersen G).

Klasifikasi Menurut Pell dan Gregory terdapat tiga kelas untuk klasifikasi impaksi
Impaksi
1. Kelas 1, yaitu ukuran mesio-distal molar ketiga lebih kecil dibandingkan jarak antara distal gigi molar kedua dengan
ramus mandibula.
2. Kelas II, yaitu ukuran mesio-distal molar ketiga lebih besar dibandingkan jarak antara distal gigi molar kedua dengan
ramus mandibula.
3. Kelas III, yaitu seluruh gigi atau sebagian besar molar ketiga berada dalam ramus mandibula.
DD - Ameloblastoma (Kurniati dkk)
- Compound odontoma (Rosdiana dkk)
Perawatan atau 1. Sebelum melakukan tindakan, perlu diperhatikan juga letak gigi keseluruhan terhadap tulang dan gigi tetangganya.
Tindakan 2. Terdapat beberapa patokan untuk tindakan yang akan dilakukan bila menghadapi kasus molar ketiga impaksi
sehubungan dengan molar kedua tetangganya.
3. Bila gigi molar ketiga angular terhadap molar kedua, maka gigi molar kedua perlu dicabut sedangkan gigi molar ketiga
dibiarkan.
4. Bila gigi molar kedua dan molar ketiga karies, maka gigi molar kedua diekstraksi terlebih dahulu kemudian disusul
ekstraksi molar ketiga.
5. Pada kasus impaksi kadang-kadang dibutuhkan pembukaan flap, hal ini tergantung dari banyaknya tulang yang
mengelilingi gigi.
(Krista dkk)
Pemeriksaan - Radiografi periapikal
Penunjang - Radiografi panoramik
- CT scan
(Coulthard)

Case Report MANDIBULAR SECOND MOLAR IMPACTION-LITERATURE REVIEW AND CASE REPORT

Identitas Seorang pasien berumur 22 tahun


CC Mengeluhkan adanya kehilangan gigi

PI Hilangnya gigi terletak secara bilateral pada mandibula

PDH Pasien belum pernah datang ke dokter gigi

PMH Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik

FH -

SH -

Pemeriksaan Tidak ada kelainan


Ekstra Oral

Pemeriksaan - Menunjukan adanya kekurangan gigi M2 dan M3 mandibula


Intra Oral - Tidak terdapat bukti klinis adanya inflamasi jaringan lunak

Radiografi Hasil pemeriksaan radiografi panoramik menunjukan bahwa gigi 37,38,47, dan 48 impaksi
Rencana Menghilangkan molar ketiga mandibula
perawatan
Tahapan - Anastesi blok saraf mandibula
perawatan - Pembuatan flap triangular karena dilihat dari kasus gigi impaksi yang dalam
- Insisi horizontal untuk mencapai daerah distal dari gigi yang erupsi terakhir
- Dilanjutkan insisi vertikal miring kebawah dan ke depan lalu diakhiri sampai lengkung vestibular
- Pembukaan tulang dengan menggunakan round bur, lalu pembukaan tulang diperpanjang dengan menggunakan cutter
sampai gigi terlihat
- Setelah gigi m3 terlihat kemudian dilakukan ekstraksi
- Ujung tulang yang masih tajam kemudian dihaluskan
- Selanjutnya dilakukan suturing
- Setelah 7 hari suturing dilepas
- Instruksikan pasien untuk merawat jahitan pada daerah yang telah dilakukan perawatan
- Pasien diresepkan obat analgesik
- Saat kontrol tidak ada komplikasi

Pembahasan Menurut beberapa penelitian, terdapat hasil positif terhadap pengobatan kelainan gigi impaksi dapat diharapkan jika kasus
didiagnosis lebih awal dan segera diobati. Menurut García-Calderón et al., perawatan yang paling berhasil untuk merawat
impaksi molar kedua rahang bawah adalah perawatan ortodontik. Namun, ini tidak dapat digunakan pada gigi dengan impaksi
yang lebih dalam. Oleh karena itu, diperlukan pengangkatan gigi impaksi pasien secara fisik yang menyebabkan tidak adanya
erupsi molar kedua rahang bawah. Geraham ketiga diangkat melalui pembedahan, dan gigi molar kedua yang terkena impaksi
terbuka dan dibiarkan tumbuh secara spontan.
Kesimpulan Perawatan impaksi gigi molar dua rahang bawah merupakan tantangan yang cukup sulit bagi ahli bedah mulut dan ortodontis.
Di bagian penting dari studi tentang masalah ini, perawatan bedah memimpin. Diagnosis dini dan perencanaan pendekatan
pengobatan yang tepat menentukan hasil akhir. Kolaborasi antara ahli bedah mulut dan ortodontis memastikan pendekatan
perawatan yang paling memadai dan hasil yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA
1. Coulthard P, Homer K, Sloan P. Master dentistry: Oral and maxillofacial surgery, radiology, pathology and oral medicine. Elsevier
Science Limited. Churchill Livingstone. England. 2003.p.84-87.
2. Grover PS, London L. The incidence of unerupted permanenet teeth and related clinical case. Oral Surg Med Oral Pathol.
19985;59:420-5.
3. Krista V. Siagian. Penatalaksanaan Impaksi Gigi Molar Ketiga Bawah Dengan Komplikasinya Pada Dewasa Muda. Jurnal Biomedik,
Volume 3, Nomor 3, November 2011. Hlm. 186-194.
4. Kurniati, N., & Firman, R. N. (2018). CBCTsebagai penunjang diagnosis kista dentigerous gigi supernumerary anterior rahang atas
CBCT as a supporting tool for diagnosis determination of maxillary anterior supernumerary dentigerous cysts. Jurnal Kedokteran gigi
Universitas Padjadjaran, 30 (2), 120-124.
5. Lee SK, Kim YS, Oh HS, Yang KH, Kim EC, Chi JG. Prenatal development of the human mandible. Anat Rec. 2001 ; 263(3):314-25.
6. Miloro M, Ghali GE, Larsen PE, Waite PD. Peterson’s principles of oral and maxillofacial surgery. Hamilton: BC Decker; 2004.h.131-
6.
7. Neychev D, Chenchev I, Atanasov. Mandibular Second Mlar Impaction-Literatur Review And Case Report. Scripta Scientifa Medicinae
Dentals, vol. 3, No 1, 2017, pp.70-73.
8. Pedersen G. Buku Ajar Bedah Mulut Editor Drg.Lilian Yurwono. Ed. 1. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 1996.
9. Rosdiana.N, et al. Gambaran Radiografi Impaksi Ektopik Molar Tiga Disertai Kista Dentigerous Dalam Sinus Maxsilaris Pada
Radiografi CBCT 3D. Jurnal Radiologi Dentomaksilofasial Indonesia. 2019. Vol 3. No 2:11-4
10. Soelestiono H. Penatalaksanaan gigi impaksi molar ketiga mandibula sebagai penyebab gangguan keharmonisan alat pengunyahan dan
status kesehatan umum, Pidato Pengukuran Jabatan Guru Besar Pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta,
2008.

Anda mungkin juga menyukai