Anda di halaman 1dari 7

DISKUSI REQUIREMENT ILMU PENYAKIT MULUT

LESI KOMPLEKS DENGAN SURAT RUJUKAN


(Hand Foot Mouth Disease)

Oleh:
Fatima Ika Pratiwi
J530205068

PERIODE 12
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
HMFD Hand-foot-and-mouth disease
Definisi Hand-foot-and-mouth disease (HFMD) atau penyakit tangan, kaki, dan
mulut merupakan penyakit infeksi virus akut yang biasanya bersifat
ringan dan self-limiting disease (penyakit yang akan sembuh sendiri)
dan kadang disebut dengan flu singapura (Purwanthi, 2016)
Klasifikasi Lesi Loss of mucosa interity (Setianingtyas, 2013)
Tipe Lesi Vesikel dan Ulser pada mulut. Pada tangan dan kaki, lesi berupa makula,
papula, dan vesikel. (Setianingtyas, 2013)
Etiologi Disebebakan oleh virus coxsakie dan enterovirus 71. Ada 24 tipe VC
pada grup A yang diketahui, dan ada 6 tipe VC pada grup B. Pada penyakit
HMFD tipe yang paling utama adalah A16, walaupun di beberapa kasus ada
yang disebabkan oleh VC A5, A7, A9, A10, B2 atau B5 ( Setianingtyas,
2013)
tipe B1 dan B3 juga termasuk etiologi infeksi VC (Marasmita,2017)
Predisposisi Faktor yang melemahkan daya tahan tubuh. Musim pancaroba
(Setianingtyas, 2013)
Terdapat hubungan cukup kuat antara cuaca dan kejadian HFMD; suhu
di atas 32°C dan curah hujan sedang meningkatkan kejadian HFMD
dalam 1-2 minggu setelahnya. (Marasmita,2017)
Patogenesis Masa inkubasi dari VC kurang lebih 3-7 hari. kelainan kulit muncul 1-2
hari setelah tanda prodormal berupa demam ringan, nyeri menelan, atau
penurunan nafsu makan. Transmisi terjadi melalui fecal-oral, rute
pernapasan, atau melalui kontak langsung dengan sekret hidung dan
tenggorok, air liur, cairan dari vesikel atau feses kasus terinfeksi.VC
pada feses pasien dapat bertahan sampai 5 hari. HFMD biasanya
merupakan penyakit swasirna, di mana kenaikan antibodi serum
mengeliminasi viremia dalam waktu 7 hingga 10 hari. Infeksi HFMD
menyebabkan imunitas terhadap virus yang spesifik. Jika terjadi
episode penyakit yang kedua kemungkinan besar terjadi karena infeksi
dengan virus strain yang lain dalam grup enterovirus. (Andriyani, 2010)

Enterovirus menginfeksi manusia melalui sel gastrointestinal dan


traktus respiratorius. Bereplikasi di faring dan usus yang diikuti dengan
multiplikasi pada limfonodi dan kelenjar limfe. Penyebaran pada
kelenjar limfe terjadi 1x24 jam dan terjadi viremia primer. infeksi klinis
terjadi jika replikasi terus berlangsung di sistem retikuloendotelial dan
virus menyebar melalui viremia sekunder ke organ target seperti
susunan saraf pusat (SSP), jantung, atau kulit tergantung serotipe yang
menginfeksi. Coxsackievirus, echovirus, dan EV71 merupakan
penyebab tersering penyakit virus dengan manifestasi kulit. HFMD
yang disebabkan oleh CVA16 biasanya berupa lesi mukokutan ringan
yang membaik dalam 7–10 hari dan jarang berkomplikasi. (Purwanthi,
2016)
Histopatologi Gambaran degenerasi retikuler pada epidermis yang menghasilkan
terbentuknya celah intraepidermal diisi oleh neutrofil, sel mononuklear
dan bahan eosinofilik protein. Vesikel ini memiliki atap yang nekrotik
dengan diskeratosis dan akantolisis. Pada lapisan dermis bagian atas
nampak edem dan terdapat infiltrat sel campuran perivaskuler
(Andriyani, 2010)
Lokasi Pada mulut letak lesi pada palatum durum, lidah, dan umumnya
dimukosa bukal. Pada tangan letak lesi di jari dan telapak tangan. Pada
kaki letak lesi pada batas lateral kaki, tumit dan distal jari kaki, serta sela
jari kaki (Setianingtyas, 2013)
Lesi biasa terdapat pada lidah, palatum mole dan durum, mukosa bukal
tapi tidak menutup kemungkinan muncul pada semua permukaan
mukosa dirongga mulut (Greenberg et al, 2008)
Gambaran Lesi bersifat simtomatik dan biasanya hanya beberapa, diawali dengan
Klinis makula serta papula merah muda cerah berukuran 5–10 mm yang
berubah menjadi vesikel dikelilingi kulit yang eritema. Lesi ini cepat
mengalami erosi dan berwarna kuning hingga abu-abu dikelilingi halo
eritema. (purwanthi, 2016)
Lesi cepat berkembang dari vesikel ke ulkus dan bergabung sehingga
lidah menjadi eritema. Lesi berbentuk lebih oval dan lebih ke abu abuan
dibanding eritema multiform minor.(Andriyani, 2010)
Jumlah seluruh lesi intra oral biasanya kurang dari 20. Lesi kecil, ovoid,
eritema, (Setianingtyas, 2013)
Lesi dimulai dari makula yang eritema menjadi vesikel dan secara cepat
menjadi ulser (Greenberg et al, 2008)

Pemeriksaan Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan antara lain tes serologis,


Penunjang isolasi virus dengan kultur, dan teknik PCR. Jika terjadi epidemi dapat
dilakukan biakan feses dan dahak. Standar kriteria diagnosis infeksi
enterovirus adalah isolasi virus. Virus diisolasi dan didentifikasi melalui
kultur dan teknik immunoassay dari lesi kulit, lesi mukosa atau bahan
feses, spesimen oral memiliki angka isolasi tertinggi. Swab dari vesikel
merupakan bahan yang baik; pada penderita tanpa vesikel, swab diambil
dari rektum. Dianjurkan pengumpulan 2 swab dari tenggorok dan dari
vesikel atau rektum. Pemeriksaan histopatologi tidak rutin karena tidak
memberikan gambaran khas. (Purwanthi, 2016)

DD/ Herpangina, Varisela, RAS, Erupsi obat, Eritema Multiform, Herpetic


Gingivostomatitis (Murasmita, 2017)
Infeksi HSV (Greenberg et al, 2008)
Perawatan Kebanyakan kasus HMFD dapat sembuh sendiri tanpa ada terapi khusus
melainkan hanya terapi simptomatik (Murasmita,2017)

Antipiretik dapat digunakan untuk mengobati demam, dan analgesik


dapat digunakan untuk mengobati anthralgia (Setianingtyas, 2013)

CASE REPORT

Atypical Presentation of Hand Foot and Mouth Disease

Identitas : Pasien anak laki-laki usia 4 tahun

1. CC : Pasien datang dengan keluhan terdapat papular dan vesikel yang meluas, demam
(38,6 ˚), malaise,muntah, perut terasa tidak nyaman, dan diare.
2. PI : Muntah dan diare sudah dirasakan 24 jam sebelum pasien datang ke dokter.
gejala-gejala yang muncul didahului oleh iritabilitas ringan dan erosi kecil pada lidah
3. PDH: -
4. PMH : tidak terdapat kelaian sistemik
5. FH : -
6. SH : -
7. Pemeriksaan ekstra oral : Tidak terdapat kelainan
8. Pemeriksaan intra oral :Telihat papula dan vesikel dengan dasar eritematous dan
beberapa krusta, tersebar ditelapak tangan, kaki, wajah, daun telinga, daerah perianal, dan
kaki bawah.

9. Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil anemia


ringan.
Tes virology untuk Enterovirus 71 mendapatkan
hasil positif yang didapatkan dari sample tinja pasien.

10. DD pada kasus : Berdasarkan pemeriksaan klinis dan laboratorium,


diagnosis penyakit pasien yaitu Hand-Foot-Mouth disease.
11. Perawatan : - Asupan cairan yang adekuat perlu diperhatikan
untuk mencegah dehidrasi akibat lesi oral yang nyeri.
- Untuk mengatasi demam dapat diberikan antipiretik.

PEMBAHASAN

Hand, Foot and Mouth Disease merupakan penyakit self limiting disease yang
menyerang anak-anak usia dibawah 10 tahun, dengan manisfestasi klinis berupa demam serta
munculnya lesi berbentuk ulkus pada mulut yang dirasakan sangat nyeri dan perih oleh
penderitanya dan ruam berbentuk macula eritema disertai vesikel pada ekstremitas bagian
distal yang tidak terasa sakit atau gatal. Penegakan diagnosis dapat dilakukan melalui
anamnesis serta pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang yang dilakukan. Terapi yang
dapat diberikan adalah terapi suportif sesuai dengan gejala serta istirahat yang cukup.
Edukasi mengenai komplikasi yaitu dehidrasi perlu diinformasikan pada keluarga pasien.

KESIMPULAN
Disimpulkan bahwa penatalaksanaan yang cepat, tepat dan akurat bisa menghindari
terjadinya berbagai komplikasi. Penegakkan diagnosis kasus HFMD ini berdasarkan
anamnesis, gejala prodromal dan pemeriksaan klinis pada lokasi lesi serta umur pasien.
Pemberian terapi pada HFMD ini secara paliatif topikal, simptomatis dan suportif dan
edukasi kepada pasien.

Daftar pustaka :
1. Purwanthi, I Gusti Ayu Putri. 2016. Penyakit Tangan, Kaki, Dan Mulut. Continuing
Medical Education. Vol 43 no. 11 hal : 815-819
2. Setianingtyas, Dwi, Nafiah, Isidora KS, Astrid P, Ramadhan Hardani Putra 2013.
Penatalaksanaan Hand Foot And Mouth Disease Yang Menyerang Ibu Dan Anak.
Makassar Dental Journal. Vol. 2 No. 3
3. Murasmita, Alamanda, Nurrachmat Mulianto, Moerbono Mochtar. 2017. Hand Foot
And Mouth Disease. Continuing Medical Education. vol. 44 no. 11 hal : 782-786
4. Andriyani, Christine , Diah Ira Heriwati, Sawitri. Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut.
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin. Vol. 22 No. 2. Hal : 143-150
5. Greenberg., Glick., Ship. (2008). Burket’s Oral Medicine 11th ed. Hamilton: Decker
Inc (50-51)
6. A. Chiriac., dkk, 2012. Atypical Presentation Of Hand Foot Mout Disease. European
Journal of Pediatric Dermatology
SURAT RUJUKAN DOKTER SPESIALIS
KLINIK FRESH SMILE
Drg. Fatima Ika Pratiwi
SIP. 28129768
Jl. Lawu, karanganyar No.Telp (083847657994)

SURAT RUJUKAN
Karanganyar, 9 Juni 2021
Yth drg. XXX, Sp.PM
RS Umum Daerah Karanganyar

Dengan Hormat,

Bersama ini saya mengirimkan pasien dengan identitas dibawah ini :


Nama : Praya
Umur : 4 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Karanganyar
Pemeriksaan Fisik
Tanda vital : Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80x/menit,nafas 20x/menit, suhu 38,6 ˚C
Temuan Klinis : papular dan vesikel yang meluas, demam (38,6 ˚C), malaise,muntah, perut

terasa tidak nyaman, dan diare.


Suspek Diagnosis : Hand Foot and Mouth Disease

Mohon evaluasi dan tatalaksana di bidang penyakit mulut.


Atas kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Dengan hormat,
Ttd
drg. Fatima Ika Pratiwi

Anda mungkin juga menyukai