Disusun Oleh :
INDRIYANI LESTARI
(191030200026)
2019
BAB 2
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Konsep Medis
A. Pengertian
Hand, foot and mouth disease (HFMD) atau kaki, tangan dan mulut (KTM)
adalah penyakit virus dengan tanda-tanda klinis yang jelas pada mulut dan lesi khusus
pada ekstremitas bagian bawah. Penyebab paling sering adalah coxackievirus, bagian
Hand, foot and mouth disease adalah exandemateus (penyakit virus dengan
gejala ringan pada anak-anak dengan demam kontinue atau remiten yang berlangsung
selama 3 hari) yang tidak teratur. Sering terjadi pada anak-anak atau pada dewasa
yang disebabkan oleh virus coxackie A16. Pada beberapa kasus disebabkan oleh
coxackie virus A15dan AIO dan yang lebih jarang lagi tipe A6, B2, dan enterovirus
Hand, foot and mouth disease atau penyakit tangan, kaki dan mulut adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus coxakie dan entero virus yang lain dengan ujud
kelainan yang khas yaitu enanthem dan vesikel di mulut dan eksanthem dan vesikel di
Menurt Widodo Judarwanto (2009) Penyakit KTM (kaki, tangan dan mulut)
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang masuk dalam familli
Picorna Viridae (Pico= kecil) genus enterovirus (Non Polio). Penyakit yang dapat
sebagai berikut:
1. Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi pada musim panas. KTM
adalah penyakit yang umum atau biasa dan sering terjadi pada masyarakat
yang crowded atau padat dengan higiene, sanitasi yang burukdan menyerang
bodi.
anak atau pun dari ibu ke fetus (Jayakar, e-journal: 2009). Penyebarannya
dapat melalui kontak langsung dari orang ke orang yaitu melalui droplet
aerosol, pilek, air liur (saliva), tinja, vesikel, atau ekskreta. Sedangkan
tidak meiliki vektor namun ada pembawa (carrier) seperti lalat dan kecoak.
3. Penyakit KTM ini mempunyai imunitas spesifik, namun anak dapat terkena
KTM lagi oleh virus strain atau enterovirus lainnya. Menurut Kow-Ton-Cen,
pada saat terserang oleh EV71 dalam jumlah yang banyak seseorang akan
4. Masa inkubasi penyakit ini termasuk pendek yaitu antara 2-5 hari atau 2-6
hari. Gejala sistemik muncul dalam 24-48 jam, lesi tersebar pada kulit dan
menjadi papula dan vesikulalesi ini tersebar dalam 10-14 hari (Yirdiz
Batirbaygil, 1988).
C. Penyebab
Judarwanto; 2009).
D. Patofisiologi
Penyebaran virus terjadi melalui kontak dengan cairan oral atau nasal,
materi fekal maupun droplet aerosol (fekal-oral atau oral-oral rute). Virus
implantasi ke mukosa bucal oral (pipi bagian dalam) dan tengorokan dan
bereplikasi di usus, dari usus virus invasi ke darah dan kelenjar getah bening
dalam 24 jam menuju organ target. Terjadi viremia dan menyebar ke mukosa
mulut, dan seluruh tubuh termasuk tangan dan kaki. Pada hari ke 7 setelah
merupakan organ target untuk diinfeksi oleh virus ini. Tandanya sama dengan
masuk melalui central nervus sistem (CNS) dan melalui perpindahan dari darah
ke blood brain barier (BBB) atau ditransmisikan dari CNS menuju ke syaraf
E. Manifestasi klinis
journal: (2009), tanda dari HFMD akan muncul dalam waktu 12-36 jam, yaitu
sebagai berikut:
1. Diawali dengan demam dengan suhu 38,30C dengan durasi 2-3 hari
2. Exathem (erupsi pada kulit) dan enathem (erupsi pada mukosa oral)
dan pipi bagian dalam, gusi dan lidah. Bintik merah disertai lepuhan atau
luka/lesi.
8. Papulo vesikel tampak kemerahan dan tidak gatal pada kulit dapat terjadi di
tangan, kaki dan bokong kadang-kadang terjadi di lengan dan betis. Papulo
vesikel yang tidak gatal ditangan kanan dan kaki. Penyakit ini akan membaik
b) Tanda ini lebih nampak pada falang distal di jari-jari dan ulna dan akan
timbul nyeri.
Menurut dr. Widodo Judarwanto (2009) Gejala dan tanda bahaya sebagai
berikut:
(1) Hiperpireksiasuhu lebih dasri 390 C.
(5) Tidak ingin makan, muntah atau diare sehingga kekurangan cairan atau
dehidrasi.
(8) Kejang.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah Lengkap
Leukosit>10.000 u/L
mulut atau tenggorokkan, vesikel di kulit atau biopsi otak. Pemeriksaan ini
bertujuan untuk deteksi virus, deteksi RNA dan serodiagnosis (Travira air,
2009).
2. Pemeriksaan Radiologi
HFMD yaitu:
1. Farmakologi
Tidak ada pengobatan khusus dan spesifik. Belum ada vaksinasi yang
tersedia.
paracetamol.
anak kecil, dehidrasi merupakan masalah utama karena anak tidak dapat
menyusui.
Pada penderita dengan kekebalan tubuh yang rendah atau neonatus dapat
2. Suportif
yang optimal.
c. Menurut Travira Air (2009) Bila ada muntah, diare, atau dehidrasi dan
lemah atau komplikasi lain akan perlu dirawat. Pada bayi dan anak yang
1. Pengkajian
a. Biodata
b. Usia: HFMD menyerang anak usia 2-5 tahun kadang sampai usia 10 tahun,
d. Lingkungan: penyakit ini sering terjadi pada musim panas dan pada
buruk
Demam dengan suhu 38,00Catau > 390C, nyeri telan (Pharingitis), nafsu
makan menurun, pilek atau flu, malaise, terdapat lesi di telapak tangan, kaki,
bibir, lidah, gusi, dan tenggorokkan seperti sariawan, takikardi, tachipnea atau
Dahulu ibu pernah mengalami HFMD saat hamil atau anak pernah mengalami
Status gizi anak yang terserang HFMD sangat bervariasi. Kebanyakan dari
kasus yang ada/ ditemukan akan terjdi penurunan gizi dan terjadi
1988)
Pola pemenuhan kebutuhan higiene perseorangan.
handuk dan pakaian, alat makan, pakaian dan mainan (Travira Air, 2009)
Dalam keadaan yang berat anak dapat mengalami dehidrasi dan diare
diare.
Anak usia toodler merupakan masa bermain. Saat sakit aktivitas bermain
5 Pemeriksaan fisik
Keadaan umum anak tampak sakit ringan sampai sedang, namun dalam
keadaan dapat juga tampak sakit berat. Anak tampaklemah, rewel, merah di
Tanda-tanda vital: suhu tinggi 38,00C atau bisa> 390C, nadi tachikardi,
merata
Mata: sklera putih, konjungtiva merah (ini terjadi pada anak yang demam
Leher: bentuk leher simetris, tidak ada bnejolan, tidak ada nyeri tekan
Dada: bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat suara nafas
terjadi pernapasan cepat dan dalam jika anak mengalami edema paru
Perut: inspeksi normal ( tidak tegang, tidak icterus, tidak adanya pelebaran
juga menurun, pada palpasi tidak ada pembesaran hepar. Perkusi timpani.
Inspeksi ada merah-merah di telapak tangan dan kaki, saat dipalpasi tidak
ada nyeri tekan . Lesi di telapak tangan dan kaki mulai dari bentuk macula
sampai vesikula. Pada keadaan berat lesi bisa sampai pada tungkai kaki.
produksi sputum
demam
mukosa oral
kurangnya informasi
2. Intervensi keperawatan
sputum
Tujuan: jalan napas anak kembali efektif selama diberikan perawatan dengan
kriteria hasil:
e. Batuk efektif
Intervensi:
(1) Jelaskan pada orangtua penyebab ketidakefektifan bersihan jalan nafas dan
fisioterapi nafas
R/ jalan napas anak tidak efektif disebabkan oleh stasis atau penumpukan sekret
di jalan napas tersebut sehingga menghambat aliran udara yang masuk ke paru.
(2) Anjurkan orang tua untuk memberi minum susu hangat atau air hangat
R/ uap panas yang diperoleh dari air hangat atau susu hangat dapat membantu
mengencerkan secret
(3) Lakukan kolaborasi nebulizer dengan terapi mukolitik dan bronkodilator.
(4) Berikan clapping dan fibrasi pada daerah paru yang terdapat sekret
R/ clapping dan fibrasi membantu merontokkan sekret pada dinding paru dan
R/ Merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas secara mekanik pada pasien
(6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antivirus atau agen mukolitik
atau broncodilator
tindakan.
Tujuan: suhu tubuh anak normal setelah diberikan dengan kriteria hasil :
c. Akral hangat
Intervensi:
(1) Jelaskan kepada orang tua penyebab demam dan tindakan yang akan dilakukan
peningkatan suhu tubuh selain itu pengetahuan yang cukup dapat membantu
(4) Anjurkan orang tua untuk menggunakan kipas angin atau meningkatkan suhu AC
(5) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antivirus dan antipiretik (10-
15mg/kgBB)
(7) Observasi kondisi pasien: suhu tubuh 36,5 – 37,5oC, akral hangat, badan tidak
panas
demam
e. Nadi 70-110x/mnt
f. Fontanela anterior tidak cekung ( pada bayi fonanela mayor masih belum
menutup)
Intervensi:
(1) Jelaskan pada ibu tentang pentingnya masukan oral yang adekuat bagi anak.
R/ Masukan oral yang adekuat dapat mengganti kehilangan cairan akibat demam.
(2) Jelaskan dan anjurkan ibu untuk tetap memberikan air atau susu.
(3) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan melalui IV sesuai ketentuan
untuk dehidrasi.
(4) Observasi intake dan output mukosa, turgor kulit, fontanela, nadi, mata tidak
cowong.
mukosa oral
Keluhan nyeri berkurang saat memmbuka mulut, saat mengunyah dan menelan
Intervensi
(1) Jelaskan penyebab nyeri pada mukosa mulut dan tenggorokan anak dan tindakan
R/ adanya invasi virus ke mukosa oral, yang mana akan membentuk vesikel atau
lepuhan pada mulut, saat lepuhan ini pecah akan menyebabkan stomatitis atau
(2) Anjurkan orang tua untuk memberikan mainan yang disukai anak.
cara berkumur atau mengolesi air putih pada mukosa bibir atau oral
(4) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesic topikal dan antivirus
per oral
dirasakan anak berkurang. Selain itu antivirus yang diberikan peroeal membantu
Intervensi
(1) Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat dan tipe diet yang dibutuhkan pada
R/ Intake nutrisi yang adekuat memberikan kalori untuk tenaga dan protein untuk
proses penyembuhan.
(2) Berikan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering, jika mungkin kombinasikan
(4) Observasi BB dengan alat ukur yang sama, jumlah makanan yang dihabiskan
c. Eritema berkurang
Intervensi:
(1) Jelaskan kepada anak dan keluarga tindakan yang dilakukan untuk mengatasi
masalah.
(2) Anjurkan orang tua untuk menjaga kebersihan area kulit yang mengalami erupsi,
keperawatan dengan kriteria hasil: wajah orang tua tampak rileks, orang tua dan
Intervensi:
R/ penyakit yang disebabkan oleh virus coxakie dan entero virus yang lain
dengan ujud kelainan yang khas yaitu enanthem (erupsi pada kulit) dan vesikel di
mulut dan eksanthem (erupsi pada mukosa oral) dan vesikel di tangan dan kaki.
R/ meningkatkan pengetahuan orang tua dan orang tua menjadi kooperatif dalam
(4) Fasilitasi orang tua untuk bertemu dengan dokter yang merawat
(5) Observasi tingkat kecemasan orangtua meliputi ekspresi dan tingkah laku orang
tua.
perawatan
Intervensi :
R/ menurunkan ansietas anak dan anak tidak merasa asing dengan lingkungan.
9) Defisit pengetahuan orang tua dan keluarga tentang penyakit HFMD (penularan,
Intervensi :
penyakitnya.
(2) Berikan penjelasan pada pasien /keluarga tentang penyakitnya (penularan dan
penanganan).
minum dll.
LAPORAN KASUS
Pengumpulan Data
2) Umur : 58 Tahun
3) Pekerjaan : Swasta
4) Pendidikan : SMA
5) Agama : Islam
7) Alamat : Surabaya
1) Puskesmas : ± 500 m
2) Puskesmas pembantu :-
3) Posyandu : 300 m
4) Poliklinik :-
3.1.4 Genogram
An. M.R
13 bulan
= laki-laki
= perempuan
= pasien
= tinggal dalam satu rumah
Keluarga ini tergolong dalam tipe keluarga ekstandet yang terdiri dari bapak,
Rumah yang digunakan sebagai tempat tinggal merupakan milik dari anaknya
dengan penghasilan ± 3 juta dan Ny. N bekerja sebagai pegawai swasta dengan
saudara di Lumajang. Semua keluarga baru bisa berkumpul setelah pukul 18.00 WIB
dan biasa menonton TV bersama karena Tn. A dan Ny. N sibuk bekerja.
biasa tidur siang dengan neneknya dan tidur malam dengan ibunya. An. M.R
biasa langsung tidur di kamar tanpa harus digendong dulu. Sehari-hari An. M.F
adalah bermain pistol-pistolan dan menyusun balok. An. M.R jarang digendong
dan sering main di depan TV atau di teras rumah. Saat dikaji klien minta untuk
keluar rumah
3) Eliminasi
Nenek mengungkapkan An. M.R BAK 7-9 kali. Anak masih sering ngompol.
4) Kebiasaan makan: klien makan 3x/hari dengan komposisi nasi tim, lauk dan
sayur. Lauk yang biasa diberikan adalah daging ayam, telur, hati ayam, dan
tahu tempe. Sayur yang diberikan adalah bayam, wortel, sawi. An. M.R tidak
memiliki alergi terhadap makanan. Lauk yang disukai oleh An. M.R adalah
telur ayam. An. M.R biasa menghabiskan makanan yang sudah disiapkan oleh
neneknya. Klien minum susu ± 1000 cc/ hari dengan pengenceran susu 1:30.
Minum air putih kadang-kadang bila minta saja. Saat dikaji, nenek
mengungkapkan An. M.R saat ini susah makan dan makan hanya 2-3 sendok
mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan mempersiapkan diri untuk kepergian
anaknya.
Masih terdapat tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu Ny. N
masih tinggal dengan orang tuanya dan belum bisa hidup mandiri.
3.1.9.3 Riwayat kesehatan setiap anggota keluarga (yang serumah) sekarang dan
sebelumnya.
1) Riwayat kelahiran
TB Lahir: 48 cm
Anak M.R sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap yaitu BCG, Hepatitis 1-
3, DPT 1-3, Polio dan campak dan tidak mengikuti imunisasi tambahan selain
imunisasi dasar.
3) Tumbuh kembang
Pertumbuhan:
BB: 9,5 kg (berat badan turun 200 gram dari sebelum sakit)
LILA: 15 cm
Perkembangan:
Motorik kasar: Anak M.R belum bisa berjalan sendiri tetapi sudah bisa berdiri
Sosialisasi: An. M.R tidak menangis dan takut saat didekati oleh orang asing
Bahasa: Anak M.R sudah bisa mengucapkan satu kata seperti “mama dan
maem”.
An. M.R sering menderita sakit batuk-pilek ringan yang sembuh saat minum
obat dari Puskesmas. Dalam keluarga tidak ada yang sedang menderita penyakit
flu Singapura.
An. M.R sakit batuk-pilek dan demam sejak 1 minggu terakhir (2 Juni 2014)
pileknya belum sembuh dan kadang-kadang masih demam dan mulai timbul
bintik-bintik merah di telapak tangan dan kaki. Akhirnya nenek klien membawa
An. M.R ke Puskesmas. Pasien mendapat terapi Mycostatin Drop 3x6 tetes
sebelum makan, obat Parasetamol, GG dan Demacolin dalam bentuk puyer 3x1
dan mendapat pesanan dari dokter untuk tetap memberikan makan apa yang
anak mau, untuk sementara jangan biarkan An. M.R bermain dengan temannya
6) Pemeriksaan Fisik
NRS: 2
(3) Kepala dan leher: Rambut bersih, warna hitam dan terlihat beberapa helai
rambut yang rontok, konjungtiva merah muda, sklera putih. Tidak terdapat
(4) Dada: Bentuk dada simetris, suara perkusi dada sonor. Saat di auskultasi
terdengar suara vesikuler di semua lapang paru dan terdengar jelas bunyi lup-
(5) Abdomen: Perut supel tidak ada nyeri tekan, saat diperkusi terdengar bunyi
kosong.
(6) Ekstremitas: Tidak ada kelemahan pada ektremitas, CRT < 2 detik.
3.1.10 Lingkungan
Rumah yang dimiliki keluarga ini merupakan rumah milik anaknya sendiri
dengan panjang rumah 13 m2 dan lebar 6,5 m2 dinding rumah terbuat dari tembok,
tembok samping menempel dengan rumah tetangga, ruangan rumah terdiri dari ruang
tamu, 2 kamar tidur, dapur, kamar mandi, saptic terletak disamping rumah. Lantai
rumah terbuat dari keramik. Ventilasi sinar matahari cukup masuk ruangan, masing-
masing kamar tidur ada jendela dan diruang tamu juga ada jendela. Penataan rumah
rapi dan bersih. Terdapat satu tempat sampah yang tertutup di dapur dan di depan
rumah. Sampah diambil oleh petugas pengambil sampah 2 hari sekali. Terdapat
kamar mandi dengan bak air yang setiap hari air selalu diganti. Keadaan lantai kamar
mandi tidak licin. Keluarga mencuci alat makan dengan menggunakan bak kecil.
Keterangan:
4 3
1. ruang tamu
2. ruang tidur
2
3. dapur
4. kamar mandi/ WC
2
1
2) Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Keluarga Tn. A tinggal di lingkungan yang padat penduduk, antara satu rumah
dengan rumah lain salin berhimpitan. Keluarga Tn.A tinggal di lingkungan RT yang
memiliki kerukunan hidup antar warga. Dalam kehidupan sehari – hari mereka saling
bantu dan tolong menolong. Hubungan antar keluarga Tn.A dan tetangga terjalin
Tn. A rajin mengikuti kegiatan di masjid dekat rumah, sedangkan Ny.M rutin
dan aktif dalam kegiatan PKK di RT dan guru mengaji. Ny. M rutin mengikuti
Penyuluhan terakhir yang didapatkan pada posyadu balita pada Bulan Juni adalah
tentang Flu Singapura. Anak M.R sering bermain dengan anak-anak tetangga yang
lain. Ny. M mengungkapkan bahwa di sekitar rumahnya belum ada yang menderita
Flu Singapura.
Pola komunikasi keluarga ini bersifat terbuka, apabila ada masalah selalu
dibicarakan bersama – sama dan berusaha mencari jalan keluar tanpa melibatkan
keluarga saling tukar menukar informasi, menerima gagasan, dan memiliki batasan-
batasan dalam menyaring informasi yang diterima oleh keluarga dan segala
keputusan akan dipertimbangkan dan diputuskan oleh Tn.A sebagai kepala keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga
meskipun bila ada masalah dibicarakan bersama istri dan anaknya. Tn. A juga
1) Fungsi Afektif
Sikap dan kebutuhan kasih sayang antar anggota keluarga dapat terjalin dan
terpenuhi dengan baik, keluarga saling memperhatikan. An. M.R bertemu dengan Tn.
2) Fungsi Social
melaksanakan tugas dalam keluarga. Keluarga Tn.A juga membina hubungan yang
baik dengan tetangga sekitar rumahnya. Ny. M mengajarkan kepada cucunya untuk
benar tidak dapat melakukan aktivitas apa – apa sedangkan sehat merupakan suatu
keadaan yang mampu melakukan aktivitas tanpa ada keluhan. Ny. M mengetahui
sakit yang diderita cucunya adalah sakit yang dapat menular dan harus segera diatasi
anaknya dari dokter saat penyuluhan di Posyandu dan saat ditanya kembali nenek
bisa menjawab tentang sakit yang diderita anaknya yaitu penyakit flu Singapura yang
disebabkan kerane virus yang dapat menular ke anak-anak lain tetapi Ny. M
mengungkapkan masih bingung tentang tanda dan gejala, penanganan penyakit flu
Singapura dan cara pencegahan Flu Singapura. Ny. M mengungkapkan bahwa
Ny. M mengungkapkan saat cucunya mulai sakit batuk-pilek dan panas maka
keputusan yang diambil Ny.M dan Ny. N adalah membawa anaknya berobat ke
Ny. M mengungkapkan bahwa saat ini merasa cucunya masih perlu banyak
istirahat dan untuk sementara tidak dapat bermain dengan anak tetangga karena dapat
vitamin pada cucunya supaya cepat sembuh. Perawatan yang diberikan oleh Ny.M
dan Ny. N saat An. M.R sakit demam adalah memberikan kompres air hangat.
Keluarga selalu memberikan obat sesuai dengan yang dipesan oleh dokter.
pintu rumahnya karena cucunya selalu minta untuk keluar rumah dan bermain dengan
Jarak puskesmas dari rumah Ny. M ± 500 m, jika ada keluarga yang sakit
langsung dibawa ke puskesmas. Dan keluarga ini juga tidak memiliki pengalaman
4) Fungsi reproduksi
Ny.M mengungkapkan takut cucunya tidak segera sembuh dari sakitnya dan
takut jika anaknya susah makan dan menulari anak-anak yang lain.
maka akan dirundingkan dengan anggota keluarga lain untuk menemukan jalan
keluar.
Keluarga berharap An. M.R segera sembuh dan dapat bermain dengan teman-
penyebab
O: ↓
sakit) ↓
kebutuhan tubuh.
mengungkapkan bahwa di
Singapura. Ny. M
mengungkapkan An. M.R
O:
kembang anak
napsu makan.
ditangani)
Total skor 3
keluar rumah
(cukup)
harus segera
ditangani)
infeksi virus.
An.M.R hanya makan 2-3 sendok saja, An. M.R tampak lemah, BB sekarang
Keperawatan
Umum Khusus Criteria Standart
Keluarga
1 Resiko penularan Tidak terjadi 1. Keluarga mengerti Verbal 1. Keluarga dapat 1. Jelaskan kepada keluaga bahwa
penyakit penularan tentang pengertian dan mengetahui tentang penyakit yg diderita An. M.R adalah
berhubungan penyakit setelah Flu Singapura, observasi pengertian Flu penyakit menular
34
dengan adanya agen dilakukan 3x penyebab, gejala, Singapura, penyebab, 2. Jelaskan kepada keluarga tentang
penularan dari tindakan cara penularan, gejala, cara penularan cara-cara pencegahan penularan
interval 1-2 hari penanganannya 2. Keluarga dapat 3. Motivasi keluarga untuk melakukan
sekitar
2. Nutrisi kurang dari Kebutuhan nutrisi 1. Keluarga mengerti Verbal & 1. Keluarga mengerti 1. Jelaskan pada keluarga tentang
kebutuhan tubuh An. M.F tentang pentingnya observasi bahwa nutrisi sangat pentingnya asupan nutrisi yaitu
berhubungan terpenuhi setelah asupan nutrisi penting untuk untuk memenuhi gizi pada anak
dengan penurunan dilakukan 3x 2. Keluarga mengerti pemenuhan gizi pada sehingga imunitas anak menjadi baik
keinginan napsu kunjungan dengan tentang pemberian anak sehingga anak dan anak tidak mudah sakit.
makan sekunder interval 1-2 hari makanan yang menjadi tidak mudah 2. Sarankan pada keluarga untuk
ditadai dengan 3. Keluarga mampu 2. Keluarga dapat porsi sedikit tapi sering.
mengungkapkan makanan yang tentang jadwal klien makan jika tidak mau makan
An.M.R hanya bervariasi pemberian makan dan 4. Ajarkan kepada keluarga dalam
makan 2-3 sendok 4. Keluarga mampu variasi makanan yang pembuatan modisko.
tampak lemah, BB makan sesuai Psikom 3. Keluarga dapat menyajikan makanan dalam keadaan
sekarang 9,5 kg dengan jam makan otor memberikan makanan menarik dan bervariasi
bulan, Lila 15 cm. menangani 4. An. M.R dapat menimbangkan anaknya di posyandu
makan pada anak memberikan obat sesuai 8. Observasi keluhan dan kemampuan
mengungkapkan bahwa
meningkat
37
3.6. Pelaksanaan
No Tujuan Khusus Tanggal Implementasi Evaluasi
1. 1. Keluarga mengerti tentang 9 Juni 1. Jam 16.05 menjelaskan bahwa penyakit Flu Singapura disebabkan Tanggal 11 juni 2014
cara penularan penyakit 2014 karena virus yang dapat menular. Penularan dapat disebabkan karena S: Nenek klien
2. Keluarga mengerti tentang kontak dengan penderita, lewat udara dan lewat air liur. Tidak ada mengungkapkan sudah
cara pencegahan penularan penanganan secara khusus, hanya sesuai dengan gejala yang muncul, tahu kalau penyakit yang
penyakit seperti jika panas dilakukan kompres dengan air hangat. diderita oleh An M.R
3. Keluarga dapat mengerti 2. Jam 16.27 menjelaskan kepada keluarga untuk tidak mengajak anak dapat menular, nenek klien
38
tentang gejala terjadinya keluar rumah dan bermain dengan temannya dulu, selalu cuci tangan mengungkapkan An. M.R
penularan dan menjaga kebersihan sebelum dan sesudah memegang An. M.R sudah jarang keluar rumah
3. Jam 16.35 menjelaskan kepada keluarga tanda dan gejala adanya dan jarang bermain dengan
penularan penyakit Flu Singapura yaitu jika anak mengalami tanda dan teman. Nenek
gejala seperti Flu Singapura yaitu pada awal gejala akan terjadi demam mengungkapkan selalu
dan seperti batuk pilek, akan muncul bintik-bintik merah pada kaki dan mencuci tangan. Nenek
Flu Singapura
rumah
2. 1. Keluarga mengerti tentang 9 Juni 1. Jam 16.00 menjelaskan pada keluarga pentingnya asupan makanan dan Tanggal 11 Juni 2014
pentingnya asupan nutrisi 2014 minuman yang cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi anaknya S: Nenek klien
2. Keluarga mengerti tentang sehingga kekebalan anak menjadi lebih baik dan anak menjadi tidak mengungkapkan sariawan
3. Keluarga mampu 2. Jam 16.10 menyarankan pada nenek untuk memberi An. M.R asupan anak M.R sudah mulai
memberikan makanan yang makanan dengan porsi sedikit tapi sering dan bervariasi. Seperti meningkat, anaknya sudah
bervariasi contohnya jam 7 pagi memberi makan nasi tim semampu klien bisa menghabiskan ¾
4. Keluarga mampu menghabiskan kemudian jam 10 pagi memberi biskuit atau roti untuk porsi makanan yang biasa
memberikan makan sesuai camilan, kemudian jam 13.00 kembali memberi makan nasi atau bubur disediakan. Keluarga
dengan jam makan dan seterusnya diberikan makanan dan camilan sacara selang-seling dan mengungkapkan
5. Berat badan An. M.R lauk bisa bervariasi seperti telur, tahu tempe, atau daging yang yang memberikan makan 3x
mengalami penurunan. 3. Jam 16.13 Menyarankan pada nenek untuk memberikan makanan selingan makanan ringan.
pengganti nasi seperti roti atau biskuit bila anak sama sekali tidak bisa Keluarga mengungkapkan
40
4. Jam 16.20 menjelaskan kepada keluarga untuk memberikan modisko untuk menyuapi anaknya
yaitu dengan membuatkan agar-agar tetapi dapat ditambahkan dengan meskipun agak susah,
5. Jam 1623 Memotivasi keluarga untuk membujuk anaknya supaya tetap bahwa akan berusaha
7. Jam 16.30 menganjurkan kepada keluarga untuk tetap rutin mulut berkurang
menimbangkan An. M.R ke posyandu yaitu pada tanggal 2 Juli 2014 A: masalah teratasi
Keperawatan
I:
rumah.
42
kebutuhan tubuh 2014 S: nenek klien mengungkapkan sariawan pada
saja, An. M.R - Pukul 16.20 Tetap menyarankan pada ibu untuk
makanan
makan
43
berkurang, nenek dapat memberikan obat
I:
44
mengalami gejala seperti Flu Singapura
45
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1. Biodata
samapai 10 tahun). Terdapat kesesuaian antara fakta dan teori. HFMD sering
menyerang pada anak-anak dikarenakan antibody pada anak masih belum terbentuk
An. M.R sakit batuk-pilek dan demam sejak 1 minggu terakhir (2 Juni 2014)
Sejak 2 hari yang lalu (7 Juni 2014) batuk pileknya belum sembuh dan kadang-
kadang masih demam dan mulai timbul bintik-bintik merah di telapak tangan dan
kaki. Berdasarkan teori, tanda dan gejalanya adalah diawali dengan demam dengan
suhu 38,30C dengan durasi 2-3 hari, exathem (erupsi pada kulit) dan enathem (erupsi
pada mukosa oral), nyeri telan atau pharingitis, kehilangan nafsu makan, pilek dan
gejala seperti flu, malaise (Widodo Judarwanto, 2009). Terdapat kesesuaian antara
fakta dan teori. Anak M.R mengalami demam pada awal gejala dikarenakan masih
dalam masa inkubasi dan respon tubuh terhadap serangan virus. Erupsi pada kaki,
tangan dan mukosa oral muncul setelah hari 6 yaitu setelah masa inkubasi.
mengungkapkan An. M.R saat ini susah makan dan makan hanya 2-3 sendok. Klien
minum susu ± 1000 cc/ hari dengan pengenceran susu 1:30. Menurut teori,
kebanyakan dari kasus yang ada ditemukan akan terjadi penurunan gizi dan terjadi
46
(Jayakar, e-journal 2009). Terdapat kesesuaian antara fakta dan teori. anak M.R
mengalami penurunan nafsu makan dikarenakan adanya lesi pada mukosa mulut yang
Pada saat pemeriksaan fisik didapatkan adanya lesi pada kaki dan tangan,
adanya stomatitis, suhu 370 C, Saat di auskultasi terdengar suara vesikuler di semua
lapang paru, Menurut teori, penyakit virus dengan tanda-tanda klinis yang jelas pada
mulut dan lesi khusus pada ekstremitas bagian bawah, demam dengan suhu 38,30C
dengan durasi 2-3 hari (Jayakar, e-journal 2009). Terdapat kesesuaian antara fakta
dan teori. Anak M.R sudah tidak demam karena pada saat pemeriksaan fisik anak
sudah melewati masa inkubasi yaitu pada hari ke-6. Anak M.R didiagnosa oleh
dokter menderita Flu Singapura disebabkan karena tanda dan gejala yang muncul
4.5. Lingkungan
Anak M.R tinggal di lingkungan yang padat penduduk, antara satu rumah
dengan rumah lain salin berhimpitan. Menurut teori Judarwanto Widodo (2009),
penyakit ini sering terjadi pada masyarakat yang padat penduduknya dengan sanitasi
lingkungan yang buruk. Terdapat kesesuaian antara fakta dan teori. Cara penularan
dari penyakit ini dapat melalui kontak langsung dari orang ke orang yaitu melalui
droplet aerosol, pilek, air liur (saliva), tinja, vesikel, atau ekskreta. Sedangkan
penularan secara tidak langsung melalui baranGg handuk, baju, peralatan makan, dan
aerosol, penyebaran akan semakin mudah dengan udara. Selain itu, semakin padat
4.6. Terapi
47
Pasien mendapat terapi Mycostatin Drop 3x6 tetes sebelum makan, obat
Parasetamol, GG dan Demacolin dalam bentuk puyer 3x1. Menurut teori, tidak ada
pengobatan khusus dan spesifik. Belum ada vaksinasi yang tersedia dan
pengobatannya secara simptomatik. Terdapat kesesuaian antara fakta dan teori. Anak
karena pasien sempat mengalami demam. Pasien mendapatkan obat Demacolin dan
GG karena ada tanda batuk pilek. Anak M.R mendapat obat Mycostatin untuk
Pada kasus didapatkan 2 masalah yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan
resiko penularan. Menurut teori, masalah yang bisa terjadi adalah: ketidakefektifan
dengan degradasi vesikel pada mukosa oral; ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
virus; ansietas orang tua berhubungan dengan hospitalisasi anak, kurang pengetahuan
orangtua tentang penyakit anak; Ansietas pada anak berhubungan dengan perubahan
orang tua dan keluarga tentang penyakit HFMD (penularan, penanganan awal dan
keperawatan yang tidak muncul pada kasus, hal ini dikarenakan anak M.R sudah
melewati masa inkubasi sehingga sudah tidak mengalami demam dan kekurangan
dikarenakan anak sudah mendapatkan terapi dari Puskesmas sejak pertama anak
berobat ke Puskesmas. Masalah gangguan rasa nyaman tidak diangkat karena data
dari pemeriksaan tidak mendukung untuk diangkat masalah gangguan rasa nyaman
48
dan tidak ada terapi khusus untuk masalah nyeri. Tidak diangkat kerusakan integritas
kulit karena lesi yang muncul tidak menimbulkan gatal dan akan hilang pada hari 7-
10. Keluarga tidak mengalami kurang pengetahuan dan ansietas karena keluarga
maupun di Puskesmas. Terdapat masalah baru yang tidak terdapat pada teori yaitu
resiko penularan. Masalah tersebut diangkat karena keluarga tinggal di daerah yang
padat penduduk dan cara penularan juga dapat terjadi melalui udara.
4.8. Intervensi
Pada masalah Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh diberikan intervensi: Jelaskan
pada keluarga tentang pentingnya asupan nutrisi yaitu untuk memenuhi gizi pada
anak sehingga imunitas anak menjadi baik dan anak tidak mudah sakit, Sarankan
pada keluarga untuk memberi makan pada klien dengan porsi sedikit tapi sering,
Motivasi keluarga untuk membujuk klien makan jika tidak mau makan, Ajarkan
dalam pemberian Mycostatin 3x 6 tetes dan pemberian vitamin 1x1/2 cth, Observasi
keluhan dan kemampuan keluarga dalam memberikan makan, nafsu makan anak.
Menurut teori, intervensi yang dapat diberikan adalah: Jelaskan pentingnya nutrisi
yang adekuat dan tipe diet yang dibutuhkan pada orang tua pasien, Berikan makanan
dalam jumlah sedikit tapi sering, jika mungkin kombinasikan dengan makanan yang
disukai anak, Kolaborasi dalam pemberian obat analgesik dan antijamur, Observasi
BB tiap hari dengan alat ukur yang sama, jumlah makanan yang dihabiskan serta
keluhan pasien. Tidak semua intervensi dapat dilakukan, yaitu pengukuran berat
badan karena pada saat dilakukan evaluasi masih 2 hari dari intervensi. Evaluasi yang
dilakukan adalah dengan mengobservasi napsu makan anak dan cara keluarga dalam
49
4.9. Evaluasi
Pada kasus didapatkan masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat
teratasi dan masalah resiko penularan tidak terjadi. Secara teori masalah nutrisi akan
teratasi saat sudah tidak terdapat lesi pada mukosa mulut. Penyakit ini akan membaik
dalam 7-10 hari (Jayakar, e-journal 2009). Evaluasi akhir dilakukan pada hari 9 dan
sudah anak sudah dalam proses penyembuhan. Keadaan lesi pada mukosa mulut
sudah berkurang sehingga intake nutrisi sudah mulai kembali seperti sebelum sakit.
Untuk masalah resiko penularan tidak terjadi karena keluarga dapat melakukan
tindakan pencegahan seperti melakukan isolasi pada pasien, gerakan gemar mencuci
tangan.
50
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Jual. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Alih bahasa:
Dr. Widodo Judarwanto.SP.A. Kesehatan Anda dan Keluarga. Sent. April, 2009.
http://xa.yimg.com/kq/groups/15673815/389249912/name/18+QHSE+Tips+_Flu
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.inst
http://jknsarawak.moh.gov.my/en/uploads/Poster%20%28English%29.pdf
Travira Air & Safety Dept. Health, Safety, Environtment information FLU
http://xa.yimg.com/kq/groups/21873903/207936553/name/Flu+Singapura,.pdf
Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa: Monica
51
52