Disusun Oleh :
INDRIYANI LESTARI
(191030200026)
A. Pengertian
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi satu kali atau lebih dengan bentuk tinja yang encer atau cair. Diare
dapat disebabkan oleh berbagai infeksi selain penyebab lain seperti, malabsorbsi. Diare
sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada gastrointestinal atau
penyakit lain diluar saluran pencernaan, tetapi sekarang lebih dikenal degan “Penyakit
Diare”. Penyakit diare terutama pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya
Diare ialah keadaan freekuensi buang air besar lebih dari empat kali pada bayi dan
lebih dari tiga kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya
menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
usus halus, usus besar, rektum dan anus.Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ
yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
1. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan.
Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan.Bagian dalam dari mulut
2. Tenggorokan
lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak
terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang
3. Esofagus
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.
lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa
enzim-enzim.
- Lendir
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan
5. Usus halus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan
memanjang (M Longitidinal) dan lapisan serosa (Sebelah Luar). Usus halus terdiri
dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo
duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan
peritoneum.pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan.
Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan
yang berarti dua belas jari. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua
belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus.Makanan
masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di
cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian
kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus
penyerapan (ileum).Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8
meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong.Usus kosong dan usus penyerapan
digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong
berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas
permukaan dari usus.Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas
dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri.Sedikit sulit
makroskopis.Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam
bahasa Inggris modern.Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang
berarti “kosong”.
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH
antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan
garam-garam empedu.
6. Usus besar
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum.Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.Usus besar terdiri dari
usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat
gizi.Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti
vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.Beberapa penyakit
7. Usus buntu
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah
suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak
dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis
eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh
umbai cacing.
8. Umbai cacing
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.Infeksi pada
organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing.Apendisitis yang parah dapat
menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau
dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung
buntu tabung yang menyambung dengan caecum. Umbai cacing terbentuk dari
caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar
10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu
tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di pinggang
yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus.
desendens.Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka
timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum
karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang
sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan
kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi
dan pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa
menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami
kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB. Anus
merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh.Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya
dari usus.Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang
dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi
utama anus.
C. Etiologi
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi enteral
jamur(candida albicanus).
b. Infeksi parenteral adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti : otitis
dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak dibawah
c. Faktor Malabsorbsi
- Malabsorsi lemak.
- Malabsorbsi protein.
d. Faktor Makanan
e. Faktor Psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).
D. Manifestasi Klinik
1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
2. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas menurun), ubun-
3. Keram abdominal
4. Demam
7. Lemah
8. Pucat
E. Patogenesis
1. Gangguan osmotic
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul
makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya, bila peristaltic usus menurun akan
1. Diare akut
Diare akut yaitu diare karena infeksi usus yang bersifat mendadak, berhenti secara
cepat atau maksimal berlangsung sampai 2 minggu, namun dapat pula menetap dan
melanjut menjadi diare kronis. Hal ini dapat terjadi pada semua umur dan bila
bayi dan anak-anak adalah intoleransi laktosa. Setiap diare akut yang disertai darah
dan atau lender dianggap disentri yang disebabkan oleh shigelosis sampai terbukti
lain. Sedangkan kolera, memiliki manifestasi klinis antara lain diare profus seperti
cucian air beras, berbau khas seperti “bayklin/sperma”, umur anak lebih dari 3
tahun dan ada KLB dimana penyebaran pertama pada orang dewasa kemudian baru
pada anak. Sedangkan kasus yang bukan disentri dan kolera dikelompokkan
2. Diare kronis
Diare kronis yaitu diare yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih. Sedangkan
berdasarkan ada tidaknya infeksi, dibagi diare spesifik dan non spesifik. Diare
spesifik adalah diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit. Diare
yang disebabkan oleh makanan disebut diare non spesifik. Berdasarkan organ yang
terkena, diare dapat diklasifikasikan menjadi diare infeksi enteral dan parenteral.
Diare persisten lebih ditujukan untuk diare akut yang melanjut lebih dari 14 hari,
umumnya disebabkan oleh agen infeksi. Sedangkan, diare kronik lebih ditujukan
untuk diare yang memiliki manifestasi klinis hilang-timbul, sering berulang atau
diare akut dengan gejala yang ringan yang melanjut lebih dari 14 hari, umumnya
akibat dari gangguan absorbs dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan.
usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mngalami iritasi dan meningkatnya
seekrsi dan cairan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel
dan elektrolit dan bahan bahan makanan, ini terjadi pada sindrom absorbsi.
intestinal.
H. Pathways
2. Kultur tinja
J. Penatalaksanaan terapetik
2. Pemberian cairan dan elektrolit oral (seperti pedialite atau oralite) terapi
parenteral
3. Pada bayi, pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan dari ASI.
ASUHAN KEPERAWATAN DIARE ANAK
A. Pengkajian
- Biodata Pasien
Nama : An. M
Berat Badan : 28 kg
Agama : Islam
Nama : Tn. L
Umur : 37 Tahun
B. ANAMNESA
Sejak 2 hari SMRS penderita demam (+) tidak terlalu tinggi, suhu tidak diketahui, terus-
menerus, nyeri kepala (-), nyeri dibelakang bola mata (-), batuk (+) tidak berdahak, pilek (+),
nyeri menelan (+), mimisan (-), gusi berdarah (-), mual muntah (-), sesak nafas (-), kejang (-),
1 hari SMRS penderita buang air besar (BAB) cair, frekuensi >8x/hari banyaknya 1/2
gelas belimbing, cair >> ampas, lendir (-), darah (-), muntah (+) frekuensi 8 kali, banyaknya
¼ gelas belimbing, isi apa yang dimakan dan diminum, muntah menyemprot (-), demam (+)
tidak terlalu tinggi, batuk (+), pilek (+), nyeri menelan (+), sesak nafas (-), kejang (-),
mimisan (-), BAK normal seperti biasa, penderita masih mau minum, penderita tampak
Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama pernah diderita sebelumnya ±1 tahun
yang lalu
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Pernapasan : 28 x/menit
Suhu : 38,0 °c
Berat Badan : 28 kg
TB/U : 98 %
BB/TB : 116 %
Keadaan Spesifik
Kepala
Thorak
Paru-paru
Jantung
Auskultasi : HR: 120 x/menit, irama reguler, BJ I-II normal, bising (-)
Palpasi : Thrill tidak teraba
Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Lemas, hepar dan lien tidak teraba, cubitan kulit perut lambat kembali >
Lipat paha dan genitalia : Pembesaran KGB (-), eritema perianal (-),
Pemeriksaan Neurologis
Fungsi motorik
Kekuatan +5 +5 +5 +5
Klonus - -
Reflek patologis - - - -
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Elektrolit
- Pasien lemah
TTV :
TD : 100/90 mmHg
N : 60 x per menit
R : 20 x per menit
T : 36OC
dengan jelas
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan
Diagnosa
No. Tujuan dan KH Intervensi
Keperawatan
1. Kekurangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Berikan cairan oral dan
volume cairan parenteral sesuai dengan
selama 3 x 24 jam keseimbangan dan
b/d kehilangan program rehidrasi
berlebihan elektrolit dipertahankan secara maksimal dan
Pantau intake dan output.
melalui feses
dan muntah serta
terpenuhi dengan kriteria hasil : berikan informasi status
intake terbatas Tidak ada tanda-tanda dehidrasi keseimbangan cairan.
(mual) Kaji tanda vital,
Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60
tanda/gejala dehidrasi dan
x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 24 x/mnt ) hasil pemeriksaan
Turgor elastik , membran mukosa bibir laboratorium
Tilai status hidrasi,
basah, mata tidak cekung, UUB tidak elektrolit dan
cekung. keseimbangan asam basa
Kolaborasi pelaksanaan terapi
Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali
perhari. definitif Pemberian obat-
obatan secara kausal penting
setelah penyebab diare
diketahui.
2. Perubahan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pertahankan tirah baring
nutrisi kurang dan pembatasan aktivitas
dari kebutuhan selama 3 X 24 jam kedepan kebutuhan selama fase akut.
tubuh b/d Pertahankan status puasa
nutrisi terpenuhhi dengan kriteria hasil :
gangguan selama fase akut (sesuai
absorbsi 1. Familiar dengan tanda dan gejala diare program terapi) dan segera
nutrien dan mulai pemberian makanan
peningkatan 2. Mendeskripsikan faktor penyebab diare. per oral setelah kondisi
peristaltik klien mengizinkan
usus. 3. Mendeskripsikan tanda dan gejala diare Bantu pelaksanaan
pemberian makanan sesuai
4. Mendeskrupsikan cara peenularan diare. dengan program diet
5. Mendeskripsikan cara penanganan diare di
Kolaborasi pemberian
rumah. nutrisi parenteral sesuai
indikasi
.
H. IMPLEMENTASI
Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Suriadi, 2001, Asuhan Keperawatan pada Anak, Jakarta : Buku Pegangan Praktek Klinik