1. Definisi PHG
Gingivostomatitis herpetika primer adalah bentuk tersering dari infeksi HSV tipe
1 pada rongga mulut yang ditandai dengan lesi ulserasi pada lidah, bibir, mukosa
penyakit yang disebabkan oleh Herpes Simplex Virus (HSV) tipe I. Penularan
virus paling sering terjadi melalui kontak langsung dengan lesi atau sekret oral dari
Gingivostomatitis herpetika primer umumnya terjadi pada anak kecil dan jarang
pada orang dewasa. Dokter gigi seringkali merupakan dokter pertama yang menerima
keluhan karena gejala klinisnya, sehingga penting bagi dokter gigi dapat mengenali
2. Epidemiologi PHG
Berdasarkan data epidemiologi, HSV-1 menjadi mayoritas infeksi virus yang
disebabkan oleh famili herpes simpleks virus pada manusia. Sekitar 45% hingga 98%
dari populasi dunia dan 40% hingga 63% dari penduduk Amerika Serikat dilaporkan
biasanya terjadi pada anak-anak yang lebih muda dari usia 5 tahun, tetapi juga dapat
terjadi pada remaja dan dewasa. Diperkirakan bahwa hampir 90% populasi dunia
adalah seropositif untuk HSV-1 pada usia 35, dan setengah dari orang yang
ras dan tidak ditemukan memiliki distribusi musiman atau geografis tertentu
(Aslanova, 2019). Terutama terjadi pada masa anak, biasanya pada usia 6 bulan
sampai 5 tahun, puncak kedua terjadi pada usia awal 20 tahun. Kebanyakan infeksi
HSV tipe 1 pada anak bersifat asimtomatik atau ringan sehingga anak dan orang tua
terinfeksi memiliki gejala dan tanda klinis yang cukup berat (Harijanti dan Jaya,
2009).
3. Etiologi PHG
HSV tipe I, walaupun sekarang diketahui bahwa HSV tipe II yang secara tradisional
di kaitkan dengan herpes genitalis , mungkin juga terlibat . Kondisi ini merupakan
infeksi virus yang paling sering di dalam mulut . HSV menyebar dengan mudah
melalui saliva dan sumber infeksi mungkin se seorang yang secara asimtomatik
menular kan virus dalam saliva atau menderita infeksi kambuhan , seperti herpes
4. Patogenesis PHG
Menurut WHO, infeksi virus ini dapat dengan mudah menyebar dan menular.
Virus ini ditularkan dari orang ke orang ketika individu yang rentan memiliki kontak
fisik langsung dengan orang yang terinfeksi. HSV-1 terutama ditularkan melalui
kontak oral ke oral, melalui kontak dengan virus HSV-1 pada lesi, air liur, dan
permukaan mukosa mulut.HSV jenis ini dapat ditularkan melalui ciuman mulut atau
bertukar alat makan. Proses penetrasi virus terhadap sel inangnya juga sangat mudah,
pada infeksi primer, HSV-1 memasuki tubuh melalui membran mukosa atau kulit
yang terbuka kemudian membuat infeksi lokal pada sel epitel. Virus kemudian
menyebar dari tempat infeksi primer menuju ke inti sel dari saraf sensori yang
Umumnya infeksi Herpes labialis terbagi dalam 4 tahap yang berlangsung selama 2-3
minggu :
a. Tahap pertama ditandai dengan rasa tidak nyaman, gatal, dan sensasi terbakar di
sekitar bibir atau hidung selama 1-2 hari. Selain itu, gejala tersebut dapat disertai
demam dan dengan atau tanpa pembengkakan kelenjar getah bening di bagian
leher.
b. Ketika masuk tahap kedua, muncul bintik-bintik berisi cairan dalam bentuk
Cairan yang keluar dalam vesikel (benjolan kecil < 1 cm) akan menular pada
bagian tubuh atau orang lain yang melakukan kontak langsung dengan bagian
yang terluka.
d. Tahap terakhir ditandai dengan luka yang mulai mengering dan sembuh. Lesi
(Kusumastuti,2016).
5. Gejala PHG
a. Penyakit ini terjadi pertama kali selama hidup yang bermanifestasi di rongga
selama 2-3 minggu. Tahap pertama ditandai dengan rasa tidak nyaman, gatal,
dan sensasi terbakar di sekitar bibir atau hidung selama 1-2 hari. Selain itu,
gejala tersebut dapat disertai demam dan dengan atau tanpa pembengkakan
bentuk tunggal atau multiple yang seringkali disertai rasa nyeri. Tahap ketiga,
bintik-bintik tersebut akan pecah dan membentuk luka yang basah. Cairan
yangkeluar dalam vesikel akan menular pada bagian tubuh atau orang lain
terakhir ditandai dengan luka yang mulai mengering dan sembuh. Lesi
(Kusumastuti, 2016).
Manifestasi klinis Infeksi primary HSV-1 umumnya terjadi pada anak-anak dan
remaja. Pada masa awal inkubasi virus, yakni 1-3 hari pertama akan timbul gejala
demam, hilang nafsu makan, malaise, dan myalgia/nyeri otot yang juga dapat disertai
pusing dan nausea. Beberapa hari setelah gejala awal, eritema dan sekelompok
vesikel dan/atau ulser muncul pada mukosa berkeratin palatum durum, gingiva cekat,
dan dorsum lidah, serta mukosa tak berkeratin pada mukosa labial, mukosa bukal, dan
lidah bagian depan. Vesikel pecah untuk membentuk ulkus yang biasanya berukuran
1-5 mm lalu bergabung membentuk ulkus yang lebih besar dengan batas scalloped
dan eritema yang mengelilinginya. Gingiva seringkali tampak merah disertai nyeri
erupsi beberapa vesikel (benjolan kecil < 1 cm) yang menyatu dan pecah membentuk
bisul dan erosi di mana saja pada mukosa mulut. Perbatasan vermilion (tepi merah
bibir) sering terpengaruh. Ada rasa sakit, perdarahan dan radang gusi akut (Feller
et.al,2016).
7. Diagnosis Banding
meliputi lepuh kecil (tidak seperti ulkus besar yang ditemukan pada herpetic
ulserasi.
f. Sindrom Behcet: Gangguan inflamasi yang ditandai oleh ulkus aphthous berulang
dan beberapa komplikasi sistemik termasuk lesi genital, artritis, uveitis, dan
g. Varicella: Ditandai dengan lesi vesikular di kulit kepala dan batang, dan borok
ditegakkan berdasarkan adanya tanda dan gejala klinis yang khas, terutama jika
dijumpai adanya tanda klasik berupa lesi vesikulaulseratif oral atau perioral disertai
gejala prodromal dan lesi di daerah keratinisasi seperti pada palatum dan gingiva.
Akan tetapi, pada orang dewasa riwayat medis dan riwayat infeksi serta pemeriksaan
penunjang lain perlu dilakukan. Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan sangat
a. Untuk swab meskipun hasilnya menunjukkan adanya VHS pada daerah yang di-
swab namun belum tentu penyebab lesi atau keluhan pasien adalah infeksi VHS
(Virus Herpes Simplex). Kultur tidak dapat dilakukan oleh karena diperlukan
spesimen vesikula pecah yang masih segar, sementara vesikula sangat jarang
dijumpai oleh karena cepat mengalami rupture (pengangkatan). Selain itu metode
ini tidak dapat membedakan antara infeksi primer maupun sekunder. Titer
antibodinya tidak dapat dijumpai hingga minimal 1 minggu setelah masa akut,
false positif jika hasil pemeriksaan darah pasien pada saat pertama kali
membutuhkan spesimen segar namun perlu biaya yang relatif mahal. Sementara
dalam kasus tertentu pasien sudah mengalami rasa nyeri lebih dari seminggu
sehingga diperlukan tindakan yang cepat dan tepat (Marlina dan Soenartyo,2012).
9. Terapi Farmakologis
demam.
(Singh, 2018).
e. Serta obat kumur Benzidamin HCl 0,2% 3-4x sehari (Kusumastuti, 2016).
kondisinya yang infeksius sehingga diharapkan pasien mengisolasi diri dari anggota
dan berbumbu tajam, serta istirahat yang cukup dan mengkonsumsi makanan lunak
tinggi kalori dan protein seperti susu, roti, dan jus buah (Kusumastuti, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Publishing.
Azizah F. Sufiawati I. HEmiawati, Satari M.H. 2019. Pola dan Terapi Infeksi Herpes Simplek
Virus-1 Pada Rongga Mulut di RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung Periode 2013-
Feller,et.al. 2016. Penyakit Mulut yang Terkait dengan Virus Herpes Manusia: Etiologi,
Harijanti dan Jaya. 2009. Gingivostomatitis herpetika primer (Laporan kasus). Universitas
Lewis, Michael A.O. 2015. Penyakit Mulut: Diagnosis dan Terapi Ed 2. Jakarta: EGC.
Kusumastuti, E. 2016. Gingivostomatitis Herpetika Primer Pada Ny. N Usia 32 Tahun. Kediri :
Journal Wiyata.
Marlina, E., Soenartyo, H. 2012. Primary Herpetic Gingivostomatitis Pada Individu Dewasa
Rafika Mega, Wahyuni, I.S, Hidayat W. 2018. Penentuan Laju Alir Saliva pada Pasien Geriatri
Singh, A., Thakur, S., Jayam, C. 2018. Primary Herpetic Gingivostomatitis: A Case Report.
Tamay Z, Ozcekert D, Onel M, Agacfidan A, Guler N. 2016. A Child Presenting With Primary