Anda di halaman 1dari 29

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Kennedy


Klasifikasi Kennedy pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Edward Kennedy
pada tahun 1925. Klasifikasi Kennedy merupakan metode klasifikasi yang paling
umum digunakan saat ini karena sederhana, mudah diaplikasikan pada seluruh
kondisi kehilangan sebag
sebagian
ian gigi, dapat segera menentukan tipe kehilangan sebagian
gigi, dan dapat menentukan tipe dukungan GTSL (dukungan gigi atau dukungan gigi
dan mukosa). Kennedy membagi kehilangan gigi sebagian menjadi empat kelas
secara umum. Daerah edentulus diluar klasif
klasifikasi
ikasi yang telah ditentukan,
dikategorikan sebagai modifikasi.1
Klasifikasi Kennedy diuraikan sebagai berikut:1
1. Klas I : daerah tidak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi
yang masih ada dan berada pad
pada kedua sisi rahang (bilateral) (Gambar 1.a).
1.a)
2. Klas II : daerah tidak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang
masih ada tetapi berada hanya pada salah sat
satuu sisi rahang saja (unilateral) (Gambar
1.b).
3. Klas III : daerah tidak bergigi terletak di antara gigi
gigi-gigi
gigi yang masih
ada di bagian posterior maupun anterior dan unilateral (Gambar 1.c).
4. Klas IV : daerah tidak bergigi terletak pada bagian anterior dari gigi-
gigi
gigi yang masih ada dan
an melewati garis tengah rahang (Gambar 1.d).

a b c d

Gambar K IV1
ar 1. Klasifikasi Kennedy; a. Klas I; b. Klas II; c. Klas III; d. Klas

Universitas Sumatera Utara


9

Aturan dalam penggunaan klasifikasi Kennedy adalah:1


1. Klasifikasi ditentukan setelah ekstraksi gigi yang mungkin mengubah
klasifikasi awal.
2. Molar ketiga tidak dipertimbangkan dalam klasifikasi jika tidak ada dan
tidak akan digantikan
3. Molar ketiga dipertimbangkan dalam klasifikasi jika ada dan digunakan
sebagai gigi penyangga
4. Molar kedua tidak dipertimbangkan dalam klasifikasi jika tidak ada dan
tidak akan digantikan
5. Penentuan klasifikasi selalu dari daerah edentulus paling posterior
6. Daerah edentulus diluar klasifikasi dikategorikan modifikasi dan sesuai
jumlah daerah edentulus
7. Luas daerah modifikasi tidak dipertimbangkan, hanya jumlah daerah
edentulus tambahan
8. Tidak ada modifikasi pada klas IV

2.2 Gigitiruan Sebagian Lepasan Kerangka Logam


2.2.1 Pengertian
Gigitiruan sebagian lepasan kerangka logam merupakan gigitiruan yang
terdiri dari basis kerangka logam yang terletak diatas linggir, dan resin akrilik yang
diaplikasikan untuk meningkatkan estetis, mengembalikan kontur jaringan yang
hilang, dan menahan anasir gigitiruan.13

2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan GTSL kerangka logam antara lain:1,16,17,29,30
1. Kaku, akurat, dan tidak berubah bentuk
2. Kuat, stabil, dan tahan lama
3. Lebih nyaman dipakai (karena dapat dibuat lebih tipis dari resin akrilik)
4. Semua bagian gigitiruan merupakan satu kesatuan dan homogen
5. Gaya-gaya yang timbul akibat pengunyahan dapat disalurkan lebih baik

Universitas Sumatera Utara


10

6. Penghantar termis yang baik


7. Lebih higienis karena porositas pada permukaan logam lebih rendah
dibandingkan resin akrilik, sehingga mengurangi akumulasi makanan dan plak serta
mempertahankan jaringan yang sehat.
Kekurangan GTSL kerangka logam antara lain:1,16,17,29,30
1. Tidak estetis bila cangkolan logam terlihat
2. Sulit untuk dilakukan reline
3. Prosedur pembuatan yang sulit
4. Basis logam tidak sewarna dengan jaringan mulut sehingga mengganggu
estetis.

2.2.3 Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi GTSL kerangka logam antara lain:17
1. Pasien dengan oral hygiene yang baik
2. Gigi penyangga dengan dukungan tulang alveolar yang baik
Kontraindikasi GTSL kerangka logam yaitu tidak dapat diaplikasikan pada
pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap kobalt dan kromium.13

2.2.4 Komponen
Komponen GTSL kerangka logam terdiri dari konektor mayor, konektor
minor, sandaran, penahan langsung, resiprokal, penahan tidak langsung, basis yang
mendukung anasir gigitiruan.1
A. Konektor Mayor
Konektor mayor merupakan komponen dari GTSL yang menghubungkan
bagian-bagian gigitiruan yang terletak pada sisi kiri dan kanan rahang. Bagian-bagian
lain dari gigitiruan terhubung secara langsung maupun tidak langsung pada konektor
mayor. Komponen ini juga memberikan stabilitas untuk membantu menahan
pergerakan dari tekanan fungsional.1,29

Universitas Sumatera Utara


11

Bentuk umum konektor mayor rahang atas adalah:1,29


1. Batang palatal tunggal, dapat dibuat lebar (8 mm atau lebih disebut strap)
atau sempit (kurang dari 8 mm disebut bar) tergantung pada lokasi dan kebutuhan
untuk kekuatan dan dukungan gigitiruan. Indikasi penggunaan batang palatal tunggal
adalah pada ruang edentulus bilateral yang pendek pada gigitiruan dukungan gigi
(Gambar 2.a).
2. Plat palatal, menutupi palatum lebih luas daripada jenis lainnya. Plat
palatal harus terletak di depan daerah posterior palatal seal. Indikasi penggunaan plat
palatal adalah pada kondisi kehilangan lebih dari 6 gigi sehingga daerah palatum
seluruhnya dimanfaatkan sebagai dukungan untuk mendapatkan kekakuan yang
cukup (Gambar 2.b).
3. Batang palatal ganda, terdiri dari batang anterior dan posterior yang
disatukan oleh konektor longitudinal pada masing-masing sisi. Indikasi penggunaan
batang palatal ganda adalah pada torus palatinus yang besar dan tidak melewati batas
antara palatum keras dan palatum lunak serta pada klas I dan klas II dengan dukungan
yang baik dari gigi penyangga dan linggir alveolaris. Dari segi prinsip desain, batang
palatal ganda secara mekanis dan biologis baik jika ditempatkan tanpa menekan
jaringan (Gambar 2.c).
4. Plat palatal berbentuk U, disebut juga konektor tapal kuda. Merupakan
desain konektor yang kurang baik dibandingkan konektor mayor rahang atas lainnya
karena kurang kaku, tetapi plat palatal berbentuk U dapat dibuat lebih kaku dengan
menggunakan beberapa gigi penyangga dan sandaran oklusal. Indikasi penggunaan
plat palatal berbentuk U adalah pada torus palantinus yang besar dan meluas sampai
batas posterior dari palatum keras. Pun (2010) menyatakan plat palatal berbentuk U
merupakan konektor mayor yang paling umum digunakan (72,5%) (Gambar 2.d).

Universitas Sumatera Utara


12

a b c d

Gambar 2.Bentuk
entuk konektor mayor rahan rahang atas; a. Batang
atang palatal
tunggal;; b. Plat palatal; c. Batang palatal ganda; d. Plat
P palatal
bentuk U1
berbentuk

Bentuk umum konektor mayor rahang bawah adalah:1,29


1. Batang lingual
lingual,, merupakan bentuk paling sederhana. Tepi atas dari batang
lingual terletak paling sedikit 4 mm dari margin gingiva dan lebih jauh bila
memungkinkan. Secara klinis, penggunaan batang lingual dibatasi oleh kondisi
anatomis rongga mulut. Indikasi penggunaan batang lingual adalah ketika ada ruang
yang cukup antara sulkus lingual alveol
alveolar dan jaringan gingiva lingual (Gambar 3.a).
3.a)
2. Plat lingual, merupakan batang lingual yang meluas sampai diatas
singulum gigi anterior. Tepi atas harus ditemp
ditempatkan
atkan pada sepertiga tengah permukaan
lingual gigi anterior. Dari segi prinsip desain, plat lingual lebih biologis dibandingkan
batang lingual ganda karena lebih kecil kemungkinan terperangkapnya sisa-sisa
sisa
makanan. Indikasi penggunaan plat lingual adalah pada
ada klas I dimana linggir
alveolaris mengalami resorpsi vertikal yang parah
parah.. Plat lingual digunakan pada kasus
kehilangan 6 gigi atau lebih agar mendapatkan kekakuan yang cukup sehingga
menghasilkan dukungan dan distribusi tekanan yang baik.28 Plat lingual lebih sering
digunakan pada kasus free end (klas I dan klas II) dibandingkan batang lingual.15 Pun
(2010) menyatakan plat lingual merupakan konektor mayor yang paling umum
digunakan (59,4%). (Gambar 3.b)
3.b).
3. Batang lingual ganda, terdiri dari bat
batang
ang lingual dan sebuah batang
tambahan yang terletak diatas singulum gigi anterior. Dapat ber
berfungsi
fungsi sebagai
penahan tidak langsung dan stabilisasi. Indikasi penggunaan batang lingual ganda

Universitas Sumatera Utara


13

adalah pada diastema yang lebar diantara gigi anterior sehingga pla
platt lingual kurang
estetis karena logam dapat terlihat dari depan (Gambar 3.c).
4. Batang labial, tepi atas terletak 4 mm dibawah margin gingiva permukaan
labial dan bukal dan lebih jauh jika memungkinkan. Tepi bawah terletak pada
vestibulum permukaan labial dan bukal pada batas mukosa bergerak dan tidak
bergerak. Indikasi penggunaan batang labial adalah pada kasus dengan gigi anterior
yang terlalu miring ke lingual sehingga batan
batang
g lingual tidak dapat digunakan
(Gambar 3.d).

a b c d

Gambar 3. Bentuk
entuk konektor mayor rahang bbawah; a. Batang lingual; b. Plat
Batang labial1
lingual; c. Batang lingual ganda; d. B

B. Konektor Minor
Konektor minor adalah komponen yang merupakan penghubung antara
konekor mayor atau basis GTSL dan komponen lain dari gigitiruan, seperti
sepe
langsung,, sandaran oklusal, atau sandaran singulum.1,29
cangkolan, penahan tidak langsung
Selain mengubungkan bagian
bagian-bagian
bagian gigitiruan, konektor minor memiliki
fungsi lain yaitu:1,29
1. Memindahkan tekanan fungsional ke gigi penyangga.
2. Memindahkan efek dari penahan, sandaran, dan komponen penyeimbang
ke seluruh gigitiruan.

C. Penahan Langsung
Penahan langsung adalah komponen yang terletak pada gigi penyangga,
berfungsi mencegah lepasnya gigitiruan dan memberi retensi pada gigitiruan. Pada

Universitas Sumatera Utara


14

umumnya terdiri dari lengan retentif, lengan resiprokal, sandaran, dan konektor
minor.1,29
Dua tipe umum penahan langsung yaitu penahan intra koronal dan penahan
ekstra koronal. Penahan intra koronal adalah penahan yang terletak dalam batas
kontur anatomi mahkota gigi penyangga. Penahan intra koronal pada umumnya
disebut kaitan internal atau presisi. Penahan ekstra koronal adalah penahan yang
dilekatkan pada permukaan gigi penyangga. Bentuk penahan ekstra koronal yang
paling umum digunakan adalah cangkolan.1,29
Berdasarkan desain, cangkolan dapat dibagi menjadi dua yaitu cangkolan
oklusal dan cangkolan gingiva. Cangkolan oklusal yaitu cangkolan yang mengarah
ke daerah gerong dari arah oklusal. Cangkolan gingiva yaitu cangkolan yang
mengarah ke daerah gerong dari arah servikal.1,29
Kelompok cangkolan oklusal antara lain:1,29
1. Cangkolan Akers, merupakan bentuk dasar dari jenis sirkumferensial yang
terdiri atas lengan bukal, lengan lingual dan sandaran oklusal. Cangkolan ini paling
umum digunakan karena retentif dan stabil. Cangkolan akers tidak digunakan jika
gerong retentif dapat dicapai lebih baik dengan cangkolan gingiva atau pada kondisi
yang lebih mengutamakan estetis. Filiz (2001) serta Sadig dan Idowu (2002)
menyatakan cangkolan Akers merupakan bentuk penahan langsung yang paling
umum digunakan.31 (Gambar 4.a).
2. Cangkolan mengarah belakang, merupakan modifikasi dari cangkolan
cincin. Gerong dapat dicapai dengan sedikit bagian gigi yang tertutupi dan sedikit
cangkolan logam yang terlihat (Gambar 4.b).
3. Cangkolan kail, lengan cangkolan diputar membalik untuk mencapai
gerong retentif. Lengan cangkolan juga didesain untuk mencapai gerong proksimal
dari oklusal. Indikasi penggunaan cangkolan kail adalah ketika gerong proksimal
harus digunakan pada gigi penyangga posterior, gigi yang miring, atau perlekatan
jaringan yang menghalangi penggunaan cangkolan gingiva (Gambar 4.c).
4. Cangkolan setengah-setengah, terdiri dari lengan retentif pada satu sisi
dan lengan resiprokal dari sisi yang berlawanan. Indikasi penggunaan cangkolan

Universitas Sumatera Utara


15

setengah-setengah
setengah adalah ketika diperlukan retensi ganda dan hanya diaplikasikan
diaplikasi
pada desain GTSL unilateral (Gambar 4.d).
5. Cangkolan ganda, terdiri dari dua cangkolan sirkumferensial yang
bergabung pada
ada bagian akhir dari dua lengan resiprokal. Indikasi penggunaan
cangkolan ganda adalah ketika diperlukan retensi dan stabilisasi tambahan, umumnya
umumny
pada gigitiruan dukungan gigi (Gambar 4.e).
6. Cangkolan embrasur, tterdiri dari dua lengan retentif,, dua lengan pemeluk
dan dua sandaran oklusal. Indikasi penggunaan cangkolan embrasur adalah pada klas
II dan klas III tanpa modifikasi yang tidak memiliki ruang edentulus pada sisi yang
berlawanan
nan untuk menempatkan cangkolan (Gambar 4.f).
7. Cangkolan cincin, merupakan cangkolan yang mengelilingi hampir
seluruh permukaan gigi penyangga
penyangga. Indikasi penggunaan cangkolan
olan cincin adalah
pada gerong proksimal yang tidak dapat dicapai dengan cara lain (Gambar 4.g).
4.g)

a b c d

e f g

Gambar 4. Kelompok cangkolan ooklusal;


klusal; a. Cangkolan akers; b. Cangkolan
mengarah belakang; c. Cangkolan kail; d. Cangkolan setengah-
setengah
setengah; e. Cangkolan ganda; f. C Cangkolan
angkolan embrasur;
embra
angkolan cincin1
f. Cangkolan

Universitas Sumatera Utara


16

Kelompok cangkolan gingiva antara lain:1,29


1. Cangkolan T, daerah luas yang tertutupi oleh ujung cangkolan T jarang
diperlukan untuk retensi yang adekuat (Gambar 5.a).
2. Cangkolan I, berkontak dengan gigi hanya pada bagian ujungnya.
Lekukan pada cangkolan I harus ditempatkan paling ssedikit
edikit 3 mm dari margin
gingiva (Gambar 5.b).
3. Cangkolan Y, area luas yang tertutupi oleh ujung cangkolan Y jarang
diperlukan untuk retensi yang adekuat

a b

Gambar 5.. Kelompok cangkolan ggingiva; a. Cangkolan T;


b. Cangkolan I29

Kontraindikasi
si penggunaan cangkolan gingiva yaitu gigi yang terlalu miring
ke bukal atau lingual, gerong jaringan yang terlalu besar atau vestibulum bukal yang
terlalu dangkal.1

D. Penahan Tidak Langsung


Penahan tidak langsung merupakan komponen yang memberikan retensi
terhadap gaya yang menekan ke arah gin
gingiva.
giva. Komponen penahan tidak langsung
harus ditempatkan sejauh mungkin dari basis perluasan distal sehingga dapat
melawan gaya yang dapat m
melepaskan. Penahan tidak langsung berfungsi
erfungsi mengurangi
ungkitan anteroposterior pada gigi penyangga, stabilisasi terhadap pergerakan
horizontal gigitiruan melalui kontak antara konektor minor dengan permukaan gigi,
stabilisasi terhadap pergerakan lingual pada gigi anterior yang mendukung penahan
pe
tidak langsung, sebagai sandaran untuk mendukung konektor mayor dan

Universitas Sumatera Utara


17

mendistribusikan tekanan, dapat menjadi indikasi untuk kebutuhan reline pada


gigitiruan perluasan distal.1,29
Beberapa bentuk dari penahan tidak langsung yaitu:1,29
1. Sandaran oklusal, merupakan bentuk penahan tidak langsung yang paling
umum digunakan. Sandaran ini terletak pada permukaan oklusal dan sejauh mungkin
dari basis perluasan distal sehingga dapat menahan gaya yang melepaskan. Pada
GTSL klas I, sandaran oklusal pada umumnya terletak pada tepi marginal bagian
mesial dari premolar pertama pada masing-masing sisi.
2. Sandaran kaninus, merupakan sandaran yang ditempatkan pada gigi
kaninus. Sandaran kaninus sama dengan sandaran lingual atau sandaran insisal.
Indikasi penggunaan sandaran kaninus adalah ketika tepi marginal bagian mesial dari
premolar pertama terlalu dekat ke garis fulkrum.
3. Batang kontinu, secara teknis tidak termasuk penahan tidak langsung
karena bersandar pada inklinasi lingual gigi anterior yang tidak dipreparasi. Batang
kontinu ditempatkan diatas singulum gigi anterior. Batang kontinu lebih efektif
sebagai penahan tidak langsung jika ditempatkan sandaran pada kedua ujungnya.
4. Plat lingual, secara teknis tidak termasuk penahan tidak langsung karena
bersandar pada inklinasi lingual gigi anterior yang tidak dipreparasi. Tepi atas harus
ditempatkan pada sepertiga tengah permukaan lingual gigi anterior. Plat lingual lebih
efektif sebagai penahan tidak langsung jika ditempatkan sandaran pada kedua
ujungnya.
5. Daerah modifikasi, sandaran oklusal pada gigi penyangga tambahan pada
GTSL klas II dapat dijadikan sebagai penahan tidak langsung. Penggunaan daerah
modifikasi tergantung seberapa jauh lokasi gigi penyangga tambahan dari garis
fulkrum. Pada klas II modifikasi 1, gigi penyangga anterior pada sisi yang didukung
gigi merupakan gigi penyangga tambahan, yang memberikan dukungan, retensi, dan
menambah stabilisasi horizontal pada gigitiruan.
6. Dukungan rugae, beberapa ahli mempertimbangkan penutupan daerah
rugae pada rahang atas termasuk penahan tidak langsung karena daerah rugae cukup
kuat dan dapat berfungsi sebagai penahan tidak langsung pada GTSL klas I.

Universitas Sumatera Utara


18

Penggunaan dukungan rugae sebagai penahan tidak langsung pada umumnya


merupakan bagian dari desain plat palatal berbentuk U.

Prostodontis menyarankan penggunaan penahan tidak langsung pada GTSL


klas I dan klas II untuk mempertahankan stabilitas, dukungan, dan retensi yang
merupakan faktor paling penting dalam keberhasilan jangka panjang. Penahan tidak
langsung dibutuhkan pada seluruh GTSL perluasan distal yang menggunakan
cangkolan sebagai penahan langsung. Pada rahang atas maupun rahang bawah,
penahan tidak langsung paling umum digunakan pada klas I. Penahan tidak langsung
lebih umum digunakan pada rahang bawah dibandingkan rahang atas. Penelitian Filiz
(2001) menyatakan penggunaan penahan tidak langsung yaitu 35,95% pada klas I,
41,52% pada klas II dan 22,5% pada klas III.31

E. Sandaran
Sandaran merupakan komponen GTSL yang memberikan dukungan vertikal
pada gigitiruan. Sandaran harus ditempatkan pada permukaan gigi yang sudah
dipreparasi, disebut dengan dudukan sandaran.1,29
Macam-macam bentuk sandaran yaitu:1,29,32
1. Sandaran oklusal, sandaran yang ditempatkan pada permukaan oklusal
gigi premolar atau molar. Menurut prinsip, konsep dan praktek dalam bidang
prostodontik, sandaran oklusal berbentuk sendok dan preparasi dilakukan pada gigi
penyangga dengan enamel yang sehat. Sandaran oklusal bertujuan untuk
meminimalkan kerusakan jaringan lunak dari penggunaan GTSL. Pada gigitiruan
dukungan jaringan atau mukosa, bila menerima tekanan yang besar pada
mukoperiosteum maka dapat mempercepat resorpsi dan gigitiruan akan menekan
sehingga mempengaruhi oklusi.7,28 Dengan menggunakan sandaran oklusal maka
tekanan oklusal disalurkan vertikal sepanjang aksis gigi penyangga. Sandaran oklusal
berfungsi sebagai dukungan vertikal pada gigitiruan, mempertahankan komponen
gigitiruan pada posisinya, mempertahankan hubungan oklusi yang baik dengan
mencegah gigitiruan berubah posisi, mencegah gigitiruan menekan jaringan,

Universitas Sumatera Utara


19

mengarahkan dan mendistribusikan tekanan oklusal pada gigi penyangga. Mahmood


(2001) menyatakan persentase GTSL kerangka logam yang memiliki sandaran
oklusal (87,5%) lebih besar dibandingkan yang tidak memiliki sandaran oklusal
(12,5%) dan Pun (2010) menyatakan persentase GTSL kerangka logam yang
memiliki sandaran oklusal (98,8%) lebih besar dibandingkan yang tidak memiliki
sandaran oklusal (1,2%).7,28 (Gambar 6.a).
2. Sandaran oklusal yang diperluas, merupakan sandaran oklusal yang
diperluas lebih dari setengah lebar mesiodistal gigi, sepertiga lebar bukolingual gigi,
dan ketebalan untuk logam minimal 1 mm. Indikasi penggunaan sandaran oklusal
yang diperluas adalah pada klas II modifikasi 1 dan klas III Kennedy dimana gigi
penyangga yang paling posterior adalah molar yang miring ke mesial (Gambar 6.b).
3. Sandaran oklusal interproksimal, dudukan sandaran dipreparasi seperti
sandaran oklusal individu, perbedaannya preparasi bagian lingual diperluas untuk
menambah kekuatan tanpa mengisi terlalu banyak ruang interproksimal dengan
konektor minor (Gambar 6.c).
4. Sandaran oklusal internal, digunakan untuk mendapatkan dukungan
oklusal dan stabilisasi horizontal (Gambar 6.d).
5. Sandaran lingual, ditempatkan pada bagian singulum dari gigi anterior
(pada umumnya kaninus). Sandaran lingual lebih estetis daripada sandaran insisal
(Gambar 6.e).
6. Sandaran insisal, ditempatkan pada tepi insisal dari gigi anterior atau pada
sudut insisal dari kaninus, pada dudukan sandaran yang telah dipreparasi (Gambar
6.f).

Universitas Sumatera Utara


20

a b c

d e f

d e f

Gambar 6. Bentuk
entuk ssandaran; a. Sandaran oklusal; b. Sanda andaran oklusal
yang diperluas; c. SSandaran oklusal interproksimal; d.. Sandaran oklusal
internal; e. Sandaran lingual; f. Sandaran insisal1

F. Basis
Basis gigitiruan adalah komponen yang mendukung anasir gigitiruan dan
menerima gaya fungsional dari oklusi serta memindahkan gaya fungsional ke struktur
pendukung rongga mulut.1,29
Syarat basis gigitiruan yang ideal antara lain:1
1. Adaptasi ke jaringan akurat, dengan perubahan volume yang kecil
2. Permukaan yang rapat dan tidak mengiritasi
3. Penghantar termis
4. Ringan di dalam mulut
5. Cukup kuat, tahan terhadap fraktur atau distorsi
6. Mudah dibersihkan
7. Estetis
8. Dapat dilakukan reline
9. Biaya yang murah

Pun (2010) menyatakan bahwa dari 570 sampel, 73,3% merupakan GTSL
kerangka logam, 22,4% merupakan GTSL akrilik, dan 4,2% merupakan GTSL

Universitas Sumatera Utara


21

fleksibel. Jumlah GTSL akrilik dan fleksibel lebih sedikit dibandingkan kerangka
logam disebabkan laboratorium yang menerima pembuatan 45% dari total sampel,
membuatkan GTSL untuk Marquette University School of Dentistry. Universitas
tersebut hanya membuat GTSL kerangka logam kecuali untuk kasus tertentu dan
laboratorium tersebut menyatakan tidak menerima pembuatan GTSL non logam.7
Filiz (2001) menyatakan persentase GTSL kerangka logam pada rahang
bawah (55,9%) lebih besar dibandingkan rahang atas (44,1%), Sadig dan Idowu
(2002) menyatakan persentase GTSL kerangka logam pada rahang bawah (51,1%)
lebih besar dibandingkan rahang atas (48,9%), dan Pun (2010) menyatakan
persentase GTSL kerangka logam pada rahang bawah (50,2%) lebih besar
dibandingkan rahang atas (49,8%). Gigi anterior rahang bawah paling bertahan di
dalam rongga mulut dan kasus free end lebih banyak terdapat pada rahang
bawah.7,15,31
Mahmood dan Sidek (2001) menyatakan pada rahang atas, klas III memiliki
persentase terbesar dibandingkan klas II.28 Pun (2010) menyatakan persentase GTSL
kerangka logam rahang atas terbesar adalah klas III.7

2.3 Gigitiruan Sebagian Lepasan Fleksibel


2.3.1 Pengertian
Bahan basis GTSL fleksibel adalah nilon termoplastik (poliamida).21,22 Nilon
tidak dapat patah, berwarna alami seperti gingiva, dapat dibuat cukup tipis, serta
dapat membentuk basis gigitiruan dan cangkolan.6,23 Nilon merupakan kandidat
pengganti logam yang baik karena keseimbangan kekuatan, elastisitas, dan ketahanan
terhadap panas yang baik.33 Gigitiruan jenis ini lebih estetis karena dibuat tanpa
cangkolan logam.21

Universitas Sumatera Utara


22

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan GTSL fleksibel antara lain:20,21,22,24,34
1. Estetis karena translusensi dari bahan GTSL fleksibel memperlihatkan
warna jaringan dibawahnya, sehingga gigitiruan hampir tidak terlihat, serta tidak
menggunakan cangkolan logam maupun kawat yang dapat terlihat di permukaan gigi.
2. Bahan GTSL fleksibel kuat maka dapat dibuat lebih tipis sehingga
nyaman untuk digunakan dan secara estetik disukai.
3. Gigitiruan sebagian lepasan fleksibel menunjukkan akurasi yang lebih
baik dibandingkan dengan teknik konvensional karena dibuat dengan menggunakan
teknik injeksi.
4. Basis gigitiruan beradaptasi dengan baik pada daerah gerong karena
fleksibel.
5. Bahan ini biokompatibel karena bebas dari monomer sisa dan logam, yang
merupakan penyebab utama dari reaksi alergi pada bahan GTSL konvensional.
6. Bahan GTSL fleksibel dapat mengatasi fraktur midline pada gigitiruan
7. Bahan GTSL fleksibel memiliki fleksibilitas yang baik seperti titanium,
oleh karena itu jika ada sedikit pembengkokan, gigitiruan akan kembali ke posisi dan
bentuk semula
8. Tidak perlu modifikasi pada gigi penyangga yang ditempatkan sandaran
oklusal seperti pada cangkolan logam
9. Rebase mungkin dilakukan
Kekurangan GTSL fleksibel antara lain:20,21,24,33
1. Kurang stabil pada kasus free end seperti klas I dan klas II Kennedy
2. GTSL fleksibel memiliki stabilitas warna yang rendah.
3. Terlepasnya anasir gigitiruan dari basis karena bahan dasar poliamida
tidak berikatan secara kimiawi dengan anasir gigitiruan akrilik atau porselen,
sehingga hanya menggunakan ikatan mekanis.
4. Tidak dapat dilakukan repair atau reline. Pada kasus seperti itu,
direkomendasikan melakukan rebase.
5. Tidak menghantarkan panas dan dingin seperti logam

Universitas Sumatera Utara


23

6. Gigi yang tersisa harus dalam kondisi periodontal yang baik, karena
GTSL fleksibel memanfaatkan celah dengan teknik ‘Retento-Grip Tissue-Bearing’
untuk mendapatkan retensi
7. Biaya laboratoris lebih mahal

2.3.3 Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi untuk GTSL fleksibel:6,20,24
1. Pada kasus single denture
2. Pasien yang memilih untuk tidak menggunakan gigitiruan cekat
3. Pada kasus yang sulit seperti pasien anak-anak
4. Pasien yang alergi terhadap akrilik
5. Pada pasien yang memiliki riwayat GTSL patah berulang.
6. Orang-orang dengan kebutuhan khusus seperti atlet, polisi, pemadam
kebakaran, anggota militer, tahanan dan petugas penjara, atau orang-orang yang
mungkin terkena cedera fisik.
Kontraindikasi untuk GTSL fleksibel:20,21
1. Overbite dalam (4mm atau lebih) karena gigi anterior dapat lepas pada
gerakan yang menyimpang.
2. Sedikit gigi yang tersisa dengan gerong yang minimal untuk retensi
3. Jarak inter oklusal pada daerah posterior kurang dari 4mm
4. Bilateral free end perluasan distal dengan linggir tajam atau torus lingual
pada rahang bawah
5. Bilateral free end perluasan distal pada rahang atas dengan linggir
alveolar yang mengalami atrofi parah
6. Pasien dengan dimensi vertikal yang rendah dan mahkota yang pendek
tidak sesuai untuk kasus GTSL fleksibel

Universitas Sumatera Utara


24

2.3.4 Komponen
Komponen GTSL terdiri dari konektor mayor, konektor minor, sandaran,
penahan langsung, resiprokal, penahan tidak langsung, basis yang mendukung anasir
gigitiruan.1
A. Konektor Mayor dan Konektor Minor
Konektor pada GTSL fleksibel merupakan basis yang fleksibel sehingga
kekakuannya lebih rendah dibandingkan kerangka logam.21

B. Penahan Langsung
Bentuk cangkolan GTSL fleksibel antara lain:
1. Cangkolan Wrap
Wrap-around : perluasan sadel yang dibuat pada servikal gigi
penyangga di sebelah gigi yang hilang (Gambar 7.a).
2. Cangkolan Spur : ditempatkan pada gigi penyangga dekat
margin gingiva dengan bentuk segitiga mengikuti papilla interdental (Gambar 7.b).
3. Cangkolan Anchor : bentuk cangkolan diperpanjang sampai dua
gigi (Gambar 7.c).

a b c

Gambar 8. Bentuk cangkolan GTSL fleksibel; a. Wrap around; b. Spur;; c. Anchor25

C. Penahan Tidak Langsung


Bentuk
tuk penahan tidak langsung yang umum digunakan pada GTSL fleksibel
adalah sandaran oklusal, yang merupakan satu kesatuan dengan basis fleksibel.

Universitas Sumatera Utara


25

D. Basis
Bahan basis GTSL fleksibel adalah nilon termoplastik (poliamida).21,22 Nilon
tidak dapat patah, berwarna alami seperti gingival, fleksibel dapat dibuat cukup tipis,
serta dapat membentuk basis gigitiruan dan cangkolan.6,23

2.4 Kombinasi GTSL Fleksibel dengan Kerangka Logam


2.4.1 Pengertian
Alternatif GTSL yang dapat digunakan pada kasus free end yang
membutuhkan estetis adalah kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam.
Cangkolan dan sadel terbuat dari nilon termoplastik dan komponen lainnya terbuat
dari logam sehingga diperoleh keuntungan estetis dari nilon termoplastik pada
cangkolan dan stabilitas maksimum serta kekuatan dari kerangka logam.6,26
Kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam diindikasikan pada kasus free
end.27

2.4.2 Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam antara lain:6
1. Menghilangkan sore spots yang rekuren, karena kerangka logam menahan
pergerakan dan tekanan dari cangkolan
2. Estetis karena cangkolan sewarna dengan jaringan gingiva sehingga
hampir tidak terlihat
Kekurangan kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam antara lain:6
1. Sulit diaplikasikan pada kondisi dimana ruang antar lengkung kecil karena
ketebalan pada gigi diperlukan untuk retensi mekanis
2. Permukaan yang lebih kasar dan sulit dipoles karena penggunaan nilon
termoplastik sebagai cangkolan dan sadel

2.4.3 Indikasi
Indikasi kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam yaitu pada kasus
free end.27

Universitas Sumatera Utara


26

2.5 Desain
Dokter gigi bertanggung jawab penuh dalam mendesain GTSL disebabkan
dokter gigi yang memahami kondisi biologis rongga mulut pasien dan faktor lain
yang berhubungan dengan desain GTSL. Hal ini sesuai dengan pernyataan The
Academy of Prosthodontics bahwa perencanaan perawatan, preparasi gigi penyangga,
dan mendesain GTSL merupakan tanggung jawab dokter gigi. Desain GTSL harus
didasarkan pada prinsip desain yang bijaksana serta pemeriksaan klinis yang teliti.
Desain GTSL untuk masing-masing individu pasien juga didasarkankan pada kondisi
gigi yang tersisa dan kondisi rongga mulutnya. Edukasi desain GTSL yang
melibatkan dokter gigi dan tekniker disarankan untuk dilakukan agar menambah
pengetahuan konsep dasar desain GTSL dan meningkatkan komunikasi antara dokter
gigi dan tekniker.28
Keberhasilan pembuatan gigitiruan kerangka logam dapat ditinjau dari dua
aspek yang saling berhubungan erat yaitu aspek klinis dan aspek laboratoris. Klinisi
(dokter gigi) dan laboratorium gigi (tekniker gigi) mempunyai peranan penting dalam
usaha meningkatkan mutu gigitiruan kerangka logam yang dihasilkan. Ada beberapa
aspek penting yang merupakan tanggung jawab klinisi (dokter gigi) dalam pembuatan
gigitiruan kerangka logam yaitu persiapan gigi geligi yang tinggal yang harus
dilakukan sebelum pembuatan gigitiruan, mempersiapkan model kerja yang akurat
dan pembuatan desain gigitiruan yang dituangkan dalam perintah kerja (work
authorization). Surat perintah kerja merupakan sarana penghubung antara dokter gigi
dan tekniker. Dalam pembuatan gigitiruan kerangka logam, tekniker gigi bertanggung
jawab terhadap rangka logam yang dihasilkan. Rangka logam ini harus sesuai dengan
desain yang digambarkan pada surat perintah kerja atau model kerja ataupun instruksi
yang disampaikan secara lisan atau tertulis. Demikian juga pemakaian logam harus
sesuai dengan pesanan dokter gigi.35

2.5.1 Tahap Desain


Desain GTSL harus dikembangkan secara sistematis dan dibuat pada model
diagnostik yang akurat berdasarkan tahap desain GTSL, yaitu menentukan kelas dari

Universitas Sumatera Utara


27

masing-masing daerah tidak bergigi, dukungan gigitiruan, jenis konektor, dan jenis
penahan.1,36
Tahap menentukan desain:1,36
1. Menentukan klas dari masing-masing daerah tidak bergigi
Daerah tidak bergigi pada suatu lengkung gigi dapat bervariasi dalam hal
panjang, macam, jumlah, dan letaknya. Semua ini akan mempengaruhi rencana
pembuatan desain gigitiruan, baik dalam bentuk sadel, konektor maupun
dukungannya.
2. Menentukan dukungan gigitiruan
Dukungan GTSL dapat berasal dari gigi atau gigi dan mukosa. Dukungan
terbaik untuk GTSL hanya dapat diperoleh bila faktor-faktor berikut ini diperhatikan
dan dipertimbangkan, yaitu keadaan jaringan pendukung, panjang sadel, jumlah
sadel, dan keadaan rahang yang akan dipasangi gigitiruan.
3. Menentukan jenis konektor
Konektor mayor harus bersifat kaku sehingga gaya yang diaplikasikan dapat
terdistribusi secara efektif pada komponen pendukung. Untuk GTSL resin akrilik,
konektor yang dipakai biasanya berbentuk plat. Pada GTSL kerangka logam, bentuk
konektor bervariasi dan dipilih sesuai indikasinya.
4. Menentukan jenis penahan
Ada dua jenis penahan untuk GTSL yaitu penahan langsung dan penahan
tidak langsung. Beberapa faktor perlu diperhatikan untuk menentukan penahan yang
akan dipilih, yaitu dukungan dari sadel, stabilisasi dari gigitiruan, dan estetis.

2.5.2 Prinsip Desain


Dalam pembuatan desain GTSL, dokter gigi harus mempertimbangkan
kenyamanan pasien, estetis, aspek biomekanis dari gigitiruan, dan prognosis dari gigi
penyangga. Konsep dan desain dari gigitiruan dapat mengakibatkan terjadinya
kegagalan mekanis dari GTSL. Beberapa prinsip desain GTSL antara lain:14

Universitas Sumatera Utara


28

1. Biomekanis
Komplikasi utama dari GTSL adalah kegagalan mekanis antara lain fraktur
konektor mayor atau minor dan sandaran oklusal, serta deformasi atau fraktur
cangkolan retentif. Resorpsi linggir dibawah perluasan distal dan keausan anasir
gigitiruan dapat mengakibatkan gigitiruan dan oklusi tidak stabil.
Para ahli menyatakan bahwa distribusi gaya yang lebih baik didapat dari
konektor mayor yang kaku dan kontak yang rapat antara gigitiruan dengan gigi, yaitu
sandaran oklusal, cangkolan resiprokal dan guiding planes.
2. Statis-dinamis
Konsep statis-dinamis dari desain GTSL kerangka logam memperhatikan
distribusi dari gaya vertikal dan horizontal pada gigi-gigi penyangga dan mukosa,
pencegahan yang perlu dilakukan agar tidak terlalu membebani membran periodontal
dari gigi penyangga, dan untuk mempertahankan gigitiruan yang stabil.
3. Biologis
Gigitiruan sebagian lepasan kerangka logam didesain agar memenuhi konsep
biologis yaitu mengurangi efek pemakaian GTSL jangka panjang yang merusak,
seperti karies atau jaringan periodontal.
4. Estetis
Pertimbangan estetis pada desain GTSL kerangka logam yang utama adalah
dengan membuat bagian-bagian GTSL kerangka logam tidak terlihat.
5. Kenyamanan
Pertimbangan kenyamanan pasien pada desain GTSL adalah desain gigitiruan
tanpa pergerakan yang berlebih selama penggunaan, tidak mengiritasi lidah dan tidak
terperangkap sisa makanan.

2.5.3 Desain GTSL Kerangka Logam


Dalam mendesain GTSL yang bertujuan untuk mendapatkan gigitiruan yang
stabil, penting untuk mempertimbangkan prinsip biomekanis dihubungkan dengan
kondisi rongga mulut yang spesifik. Gigitiruan bergerak sebagai respon dari tekanan
fungsional dari pengunyahan, maka dokter gigi harus dapat mengetahui kemungkinan

Universitas Sumatera Utara


29

pergerakan sebagai respon dari tekanan fungsional dan diharapkan dapat mendesain
komponen dari GTSL untuk mengontrol pergerakan tersebut.1
Pada saat GTSL berfungsi, gaya yang timbul dapat didistribusikan dan
diarahkan, serta efek yang terjadi dapat diminimalkan dengan desain GTSL yang
baik. Desain yang baik termasuk pemilihan dan penempatan komponen dengan oklusi
yang harmonis.1
Desain GTSL kerangka logam disesuaikan dengan tahap desain yaitu:1
1. Menentukan klas
Gigitiruan sebagian lepasan klas I Kennedy merupakan gigitiruan perluasan
distal yang bilateral, yang memperoleh dukungan utama dari jaringan dibawah basis
dan juga dukungan dari gigi penyangga. Gigitiruan sebagian lepasan klas II Kennedy
memperoleh dukungan utama dari jaringan dibawah basis dan juga dukungan dari
gigi penyangga. Gigitiruan sebagian lepasan klas III Kennedy memperoleh dukungan
sepenuhnya dari gigi penyangga.
2. Menentukan dukungan
Gigitiruan sebagian lepasan klas III Kennedy merupakan GTSL dukungan
gigi. Dukungan dari GTSL dukungan gigi didasarkan pada dukungan alveolar dari
gigi penyangga, morfologi mahkota dan akar gigi, kekakuan GTSL kerangka logam,
dan desain sandaran oklusal. Melalui pemeriksaan klinis dan interpretasi ronsen foto,
dokter gigi dapat mengevaluasi gigi penyangga dan menentukan apakah gigi
penyangga dapat menyediakan dukungan yang cukup.
Gigitiruan sebagian lepasan yang tidak didukung gigi pada kedua ujung ruang
edentulus, mendapat dukungan dari gigi dan mukosa dibawahnya. Efektivitas
dukungan mukosa bergantung pada enam faktor yaitu kualitas dari linggir sisa,
perluasan linggir sisa yang akan ditutupi oleh basis gigitiruan, ketepatan dan jenis
bahan cetak, ketepatan basis gigitiruan, karakteristik desain dari komponen GTSL
kerangka logam, dan beban oklusal yang akan diterima.

Universitas Sumatera Utara


30

3. Menentukan konektor
Konektor mayor harus ditempatkan dengan baik sehubungan dengan gingiva
dan jaringan yang bergerak, dan harus didesain secara kaku. Kekakuan pada konektor
mayor diperlukan untuk distribusi gaya dari dan kepada komponen pendukung.
Penggunaan plat palatal berbentuk U jarang diindikasikan pada kondisi torus
palatinus yang besar dan meluas sampai batas antara palatum keras dan palatum
lunak. Penggunaan batang palatal tunggal yang sempit tidak dianjurkan. Batang
palatal ganda baik secara mekanis dan biologis jika ditempatkan tanpa menekan
jaringan. Plat palatal yang luas lebih dipilih karena kekakuan dan stabilitas yang baik
tanpa merusak jaringan.
Batang lingual harus berbentuk half-pear dan bagian tepi atas harus lancip,
serta dibebaskan secukupnya tetapi tidak berlebihan dari jaringan dibawahnya. Tepi
bawah batang lingual atau plat lingual harus membulat untuk menghindari iritasi
jaringan di bawahnya ketika gigitiruan bergerak saat berfungsi. Penggunaan plat
lingual diindikasikan ketika gigi anterior rahang bawah mengalami penyakit
periodontal, pada klas I Kennedy dimana linggir sisa mengalami resorpsi parah, pada
kondisi dasar mulut terlalu dekat ke gingiva lingual dari gigi anterior sehingga batang
lingual tidak dapat ditempatkan tanpa menekan jaringan gingiva. Pada penggunaan
plat lingual, komponen logam yang berkontak dengan margin gingiva dan gingiva
yang berdekatan, harus dibebaskan secukupnya. Pembebasan jaringan yang
berlebihan harus dihindari karena jaringan cenderung mengisi kekosongan sehingga
dapat menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan abnormal. Hanya
diperlukan pembebasan jaringan yang minimal untuk menghindari tertekannya
jaringan.
Konektor minor yang menghubungkan sandaran dan cangkolan ke konektor
mayor merupakan komponen penyeimbang. Komponen penyeimbang dari GTSL
kerangka logam adalah komponen kaku yang membantu dalam stabilisasi GTSL dari
pergerakan horizontal. Konektor minor harus memiliki ketebalan yang cukup agar
kaku tetapi tidak terlalu tebal agar tidak mengganggu lidah. Hal ini berarti bahwa
konektor minor sebaiknya berada pada embrasur interdental jika memungkinkan.

Universitas Sumatera Utara


31

4. Menentukan Penahan
Penahan untuk GTSL dukungan gigi memiliki dua fungsi yaitu untuk
menahan gigitiruan dari gaya yang melepaskan tanpa merusak gigi penyangga, dan
untuk membantu dalam menahan kemungkinan terlepasnya gigitiruan. Cangkolan
tidak boleh menekan jaringan gingiva. Cangkolan tidak boleh memberikan torsi yang
berlebih pada gigi penyangga selama digunakan dan dilepaskan. Cangkolan harus
ditempatkan dekat daerah gerong untuk mendapatkan retensi yang cukup, dan harus
didesain dengan ketebalan dan kontak minimum pada gigi.
Penahan untuk GTSL perluasan distal, ketika menahan GTSL harus lentur
bila basis GTSL bergerak kearah jaringan saat berfungsi. Penahan juga berfungsi
sebagai stress-breaker. Penahan langsung harus didesain sehingga beban oklusal akan
berpindah langsung ke aksis gigi penyangga, dan bukan sebagai ungkitan.
Penahan tidak langsung harus ditempatkan sejauh mungkin di depan garis
fulkrum jika akan difungsikan dengan penahan langsung, untuk membatasi
pergerakan basis perluasan distal menjauhi jaringan basal. Penahan tidak langsung
harus ditempatkan pada dudukan sandaran yang dipreparasi pada gigi penyangga
yang mampu menahan gaya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas
penahan tidak langsung, yaitu:
1. Sandaran oklusal pada gigi penyangga harus ditahan pada dudukan
sandaran oleh lengan retentif dari penahan langsung. Jika sandaran ditahan pada
dudukannya, rotasi pada aksis akan terjadi sehingga mengaktifkan penahan tidak
langsung. Jika sandaran berpindah, maka tidak akan ada rotasi pada fulkrum sehingga
penahan tidak langsung menjadi tidak aktif.
2. Jarak dari garis fulkrum. Tiga daerah yang harus dipertimbangkan, yaitu
panjang dari basis perluasan distal, lokasi garis fulkrum, dan seberapa jauh penahan
tidak langsung ditempatkan dari garis fulkrum
3. Kekakuan konektor yang mendukung penahan tidak langsung, harus
bersifat kaku jika ingin penahan tidak langsung berfungsi dengan baik.
4. Efektivitas dari permukaan gigi pendukung. Penahan tidak langsung harus
ditempatkan pada dudukan sandaran yang tepat dimana pergerakan gigi tidak akan

Universitas Sumatera Utara


32

terjadi. Gigi yang miring dan gigi yang lemah tidak dapat digunakan untuk
mendukung penahan tidak langsung.

Gambar 7. Gigitiruan sebagian lepasan kerangka logam

2.5.4 Desain GTS


TSL Fleksibel
Desain GTSL fleksibel disesuaikan dengan tahap desain yaitu:1,37,38
1. Menentukan klas
Gigitiruan sebagian lepasan klas I Kennedy merupakan gigitiruan perluasan
distal yang bilateral, yang memperoleh dukungan utama dari jaringan dibawah basis
dan juga dukungan dari gigi penyangga
penyangga.. Gigitiruan sebagian lepasan klas II Kennedy
memperoleh dukungan utama dari jaringan dibawah basis dan juga dukungan dari
gigi penyangga. Gigitiruan sebagian lepasan klas III Kennedy memperoleh dukungan
sepenuhnya dari gigi penyangga.
2. Menentukan dukungan
Gigitiruan sebagian lepasan klas III Kennedy merupakan GTSL dukungan
gigi. Dukungan dari GTSL dukungan gigi didasarkan pada dukungan alveolar dari
gigi penyangga, morfologi mahkota dan akar gigi, kekakuan GTSL kerangka logam,
dan desain sandaran oklusal. Melalui pemeriksaan klinis dan interpretasi ronsen foto,
dokter gigi dapat mengevaluasi gigi penyangga dan menentukan apakah gigi
penyangga dapat menyediakan dukungan yang cukup.
Gigitiruan
iruan sebagian lepasan yang tidak didukung gigi pada kedua ujung ruang
edentulus, mendapat dukungan dari gigi dan linggir dibawahnya. Efektivitas
Efektivi
dukungan mukosa bergantung pada enam faktor yaitu kualitas dari linggir sisa,

Universitas Sumatera Utara


33

perluasan linggir sisa yang akan ditutupi oleh basis gigitiruan, ketepatan dan jenis
bahan cetak, ketepatan basis gigitiruan, karakteristik desain dari komponen GTSL,
dan beban oklusal yang akan diterima.
3. Menentukan konektor
Konektor pada GTSL fleksibel merupakan basis yang fleksibel sehingga
kekakuannya lebih rendah dibandingkan kerangka logam.
4. Menentukan penahan
Penahan pada GTSL fleksibel merupakan cangkolan dengan bahan nilon
termoplastik yang fleksibel dan estetis. Pada pembuatan GTSL fleksibel diperlukan
survey zone, bukan survey lines, karena survey zone digunakan untuk menghasilkan
stabilitas dan retensi. Survey zone disebut juga circumferential guide plane. Tipe
cangkolan pada GTSL fleksibel wrap around, spur dan anchor.

2.5.5 Desain Kombinasi GTSL Fleksibel dengan Kerangka Logam


Desain kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam disesuaikan
dengan tahap desain yaitu:1,39
1. Menentukan klas
Gigitiruan sebagian lepasan klas I Kennedy merupakan gigitiruan perluasan
distal yang bilateral, yang memperoleh dukungan utama dari jaringan dibawah basis
dan juga dukungan dari gigi penyangga. Gigitiruan sebagian lepasan klas II Kennedy
memperoleh dukungan utama dari jaringan dibawah basis dan juga dukungan dari
gigi penyangga. Gigitiruan sebagian lepasan klas III Kennedy memperoleh dukungan
sepenuhnya dari gigi penyangga.
2. Menentukan dukungan
Gigitiruan sebagian lepasan klas III Kennedy merupakan GTSL dukungan
gigi. Dukungan dari GTSL dukungan gigi didasarkan pada dukungan alveolar dari
gigi penyangga, morfologi mahkota dan akar gigi, kekakuan GTSL kerangka logam,
dan desain sandaran oklusal. Melalui pemeriksaan klinis dan interpretasi ronsen foto,
dokter gigi dapat mengevaluasi gigi penyangga dan menentukan apakah gigi
penyangga dapat menyediakan dukungan yang cukup.

Universitas Sumatera Utara


34

Gigitiruan sebagi
sebagian
an lepasan yang tidak didukung gigi pada kedua ujung ruang
edentulus, mendapat dukungan dari gigi dan linggir dibawahnya. Efektivitas
Efektivi
dukungan mukosa bergantung pada enam faktor yaitu kualitas dari linggir sisa,
perluasan linggir sisa yang akan ditutupi ol
oleh
eh basis gigitiruan, ketepatan dan jenis
bahan cetak, ketepatan basis gigitiruan, karakteristik desain ddari
ari komponen GTSL,
GTSL
dan beban oklusal yang akan diterima.
3. Menentukan konektor
Penentuan konektor untuk kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam
samaa halnya dengan GTSL kerangka logam. Konektor mayor pada GTSL kerangka
logam memberikan
an kekakuan pada kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka
logam. Kerangka logam dibuat dari aloi kobalt
kobalt-kromium.
4. Menentukan penahan
Gigitiruan sebagian lepasan fleksibel meningkatkan estetis dari GTSL
kerangka logam dengan mengganti cangkolan retentif pada bagian anterior dengan
cangkolan nilon sebagai bagian dari perluasan sayap basis ke anterior.. Hal ini untuk
menghindari penggunaan ccangkolan logam di anterior agar mendapatkan
patkan estetis yang
baik.

Gambar 9.. Kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam39

Universitas Sumatera Utara


35

Universitas Sumatera Utara


36

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai