Anda di halaman 1dari 11

MODUL REMOVABLE PROSTHODONTICS

MAKALAH
TUGAS TERSTRUKTUR
KOMUNIKASI PROSTHODONSI

Dosen:

drg. Bambang Tri Hartomo, M.Si

Disusun Oleh:
Wizni A'dila A'ziza
(G1B019020)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN GIGI
PURWOKERTO

2022
A. klasifikasi gigi tiruan berdasarkan dukungan (definisi, kelebihankekurangan), klasifikasi
swenson
1. Klasifikasi gigi tiruan berdasarkan dukungan
Dukungan (support) adalah ketahanan terhadap gerakan dari gigi tiruan pada lingir
edentulus. Berdasarkan dukungan, gigi tiruan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Tooth supported
Gigi tiruan sepenuhnya mendapat dukungan dari gigi abutment (penahan). GT
jenis ini tidak bergerak dengan baik dalam fungsinya karena konektor utama
biasanya dari logam cor atau disebut juga removable partial denture definitive.
Namun, terkadang ada juga GT tooth supported dengan konektor berbahan plastik
atau wrought wire retentive clasp /clasp transoklusal (Ahila dkk., 2019).
1) Kelebihan : gigi tiruan mendapat retensi dan stabilitas yang baik dari
abutment, tidak melukai mukosa, dan risiko trauma rendah.
2) Kekurangan : area penggunaan terbatas (tidak untuk banyak gigi) (Gunadi
dkk, 2016).
b. Mucose supported
Gigi tiruan dengan dukungan jaringan lunak di bawahnya sebagai retensi.
1) Kelebihan: adalah dapat digunakan pada area edentulous yang luas, stabil dan
dapat menahan beban gaya oklusal dengan baik.
2) Kekurangan: dapat menyebabkan iritasi jaringan lunak sekitar dan dapat
menyebabkan kehilangan perlekatan periodontal sehingga penggunaannya
terbatas hanya dalam jangka waktu yang pendek (Gunadi dkk, 2016).
c. Tooth and mocose supported
Tooth-mucose supported adalah protesa gigi didukung dengan satu gigi
asli yang tidak bergerak dan didukung dengan mukosa pada sisi lainnya yang
dapat bergerak menyesuaikan pergerakan mukosa tulang alveolar. Desain ini
direkomendasikan untuk menyeimbangkan dukungan gigi asli dan jaringan
mukosa pendukung gigi tiruan (Bailyn, 1928).
2. Klasifikasi swenson
Klasifikasi ini dibuat dengan berdasarkan penalaran logika
a. Kelas I: lengkung dengan
satu basis gigi tiruan ujung
bebas/ unilateral free end

d. Kelas IV: lengkungan dengan


ruang edentulous anterior dan
dengan kehilangan lima atau
b. Kelas II: lengkung dengan lebih gigi anterior
dua basis gigi tiruan ujung
bebas. Bilateral free end

e. Kelas IA: lengkung dengan

c. Kelas III: Lengkung dengan satu pangkal ujung bebas dan

ruang edentulous di posterior satu atau lebih gigi anterior

pada satu atau kedua sisi hilang

dengan gigi terletak di f. Kelas IIA: kelas dasar II

anterior dan posterior setiap dengan kehilangan di bagian

ruang/ Bounded saddle anterior


g. Kelas IVP: kelas dasar IV
dengan ruang posterior (Ahila
dkk., 2019)
B. Perbandingan klasifikasi kennedy dan applegate, klasifikasi miller dan cummer
1. Klasifikasi Kennedy dan Applegate
a. Kelas I: daerah edentulous bilateral terletak pada posterior sisa gigi
b. Kelas II: daerah edentulous unilateral yang terletak di posterior sisa gigi asli
c. Kelas III: daerah edentulous unilateral dengan gigi asli baik di anterior dan
posterior terhadapnya
d. Kelas IV: daerah edentulous tunggal tetapi bilateral terletak di anterior dari gigi
asli yang tersisa
e. Kelas V: situasi edentulous dimana gigi terikat anterior dan posterior tetapi gigi
batas anterior tidak cocok untuk penyangga
f. Kelas VI: situasi edentulous dimana gigi batas mampu mendukung total protesa
2. Klasifikasi Miller
a. Kelas I

Menggunakan tiga klamer,


letak klamer sedemikian rupa
Menggunakan dua klamer, sehingga bila ditarik akan
dengan letak klamer harus berbentuk segi tiga yang
berhadapan dan tegak lurus letaknya kira-kira di tengah
dengan median line protesa
b. Kelas II d. Kelas IV

Memakai dua klamer, Menggunakan empat klamer,

diagonal, garis fulkrum bila dihubungkan dengan

melewati median line garis membentuk segi empat

Median line dengan lokasi dan terletak di tengah-tengah

fulkrum tegak lurus. protesa

c. Kelas III
3. Klasifikasi Cummer
a. Kelas I
Lengkungan dentulous sebagian di mana dua gigi yang berlawanan secara
diagonal dipilih sebagai penyangga untuk pemasangan retainer langsung dengan
retainer tidak langsung.
b. Kelas II
Lengkungan dentulous sebagian di mana dua gigi yang berlawanan secara
diametris dipilih sebagai penyangga untuk pemasangan retainer langsung dengan
retainer tidak langsung.
c. Kelas III
Lengkungan dentulous sebagian di mana satu atau lebih gigi pada sisi yang sama
dipilih sebagai penyangga untuk pemasangan retainer langsung dengan atau tanpa
retainer tidak langsung.
d. Kelas IV
Kelas IV – Lengkungan dentulous sebagian di mana tiga atau lebih gigi dipilih
sebagai penyangga untuk pemasangan retainer langsung (Ahila dkk., 2019)
Perbedaan
Apllegate-kennedy Miller Cummer
Kennedy mengklasifikasikan Klasifikasi didasarkan Menyajikan dasar
lengkung tak bergigi supaya pada letak klamer biomekanik, dengan
dapat membantu pembuatan mempertimbangkan
desain gigi tiruan sebagian jenis penyangga
lepasan. Sedangkan prostetik dan lokasi
modifikasi dari applegate ideal untuk retainer
menambahkan kondisi tidak langsung.
jaringan pendukung/ Cummer
periodontal, sehingga bisa menghubungkan
menyesuaikan desain yang permukaan
paling sesuai dengan kondisi pengunyahan, baik
rongga mulut. Pola interkalasi alami maupun buatan,
gigi perlu dipertimbangkan menurut gigi
yang menciptakan subdivisi pendukung. Oleh
dan modifikasi. Sehingga, karena itu, semakin
applegate menetapkan 8 tinggi jumlah gigi yang
aturan dalam sistem hilang maka semakin
klasifikasinya. tinggi pula loading
index pada gigi
penyangga.
(Pereira, dkk., 2015) (Pereira, dkk., 2015)

C. Penjelasan Klasifikasi Gigi Tiruan Menurut Fiset


Pada tahun 1973 Fiset mengggunakan sistem Applegate-Kennedy satu hingga enam
dengan menambahkak tipe berikut:
1. Kelas VII: situasi edentulous di mana semua gigi yang tersisa terletak dalam satu sisi
lengkung. Garis titik tumpu cocok dengan kekuatan fisiologis
2. Kelas VIII: situasi edentulous di mana hanya ada atau dua gigi yang tersisa terletak di
kedua sudut anterior lengkung rahang. Garis titik tumpu tidak sesuai dengan kekuatan
fisiologis
3. Kelas IX: situasi edentulous dimana persyaratan fungsional dan kosmetik dan
besarnya jarak interoklusal memerlukan penggunaan protesis teleskop. Gigi yang
tersisa mampu mendukung total atau sebagian
4. Kelas X: situasi edentulous dimana gigi yang tersisa tidak mampu menopang apapun.
Jika gigi dipertahankan protesis benar-benar ditahan oleh jaringan (Ahila dkk., 2016)

D. Komponen gigi tiruan sebagian lepasan dan gigi tiruan cekat (jelaskan dangambarkan)
1. Komponen gigi tiruan sebag ian lepasan
a. Cengkeram
Cengkeram Kawat adalah jenis cengkram yang lengannya terbuat dari
kawat jadi (wrought wire). Ukuran dan jenis kawat yang sering digunakan untuk
pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik adalah bulat dengan diameter 0,7
mm untuk gigi anterior dan premolar. Sedangkan, kawat berdiameter 0,8 mm
digunakan untuk gigi molar. Syarat- syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan
cengkeram yaitu, sandaran dan badan tidak boleh mengganggu oklusi maupun
artikulasi, lengan cengkeram melewati garis survei, ujung lengan cengkeram
harus bulat dan tidak ada bekas tang dan lekukan yang rusak. Cengkeram kawat di
kelompokkan menjadi dua, yaitu cengkeram oklusal dan cengkeram gingival
dimana masing-masing dibagi menjadi beberapa bentuk (Gunadi dkk., 2016).

Cengkram jackson Cengkeram meacock

Cengkeram setengah jackson


Cengkeram C

cengkeram S
b. Elemen gigi
Elemen atau gigi tiruan merupakan bagian dari gigi tiruan sebagian lepasan yang
berfungsi menggantikan gigi asli yang hilang (Gunadi dkk., 2016)
c. Basis gigi tiruan
Basis geligi tiruan disebut juga dasar atau sadel, merupakan bagian yang
menggantikan tulang alveolar yang sudah hilang dan berfungsi mendukung gigi
elemen tiruan. Fungsi basis gigi tiruan sebagian lepasan yaitu untuk mendukung
elemen gigi tiruan, untuk menyalurkan tekanan oklusal ke jaringan pendukung,
gigi penyangga, atau linggir sisa dan untuk memberikan retensi dan stabilisasi
kepada gigi tiruan. Syarat- syarat bahan basis gigi tiruan sebagian lepasan, yaitu
kecermatan adaptasi dengan jaringan tinggi, permukaannya harus keras sehingga
tidak mudah tergores atau aus, warna dapat disesuaikan dengan jaringan
sekitarnya, dapat dicekatkan kembali dan harganya ekonomis. Secara garis besar
basis gigi tiruan dibagi menjadi tiga macam bahan basis yaitu, metal, akrilik, dan
kombinasi metal-akrilik (Gunadi dkk., 2016).
2. Komponen gigi tiruan cekat

a. Gigi abbutment
Gigi asli atau akar yang telah dipreparasi untuk penempatan retainer dan yang
mendukung GTC.
b. Retainer
Bagian dari GTC yang dilekatkan pada gigi abutment. Nomor 2 pada foto.
c. Konektor
Bagian dari GTC yang menghubungkan retainer dan pontik. Nomor 4 pada foto.
d. Pontik
Bagian dari GTC yang menggantikan gigi asli yang hilang dan memperbaiki
fungsinya. Nomor 3 pada foto.

E. Macam-macam gigi tiruan jembatan


1. Fixed-fixed bridge
Rigid fixed bridge merupakan desain dimana pontik terhubung ke
abutment dikedua sisi, memberikan kekuatan yang diinginkan dan
stabilisasi. Kedua ujungnya direkatkan dengan kaku (rigid) pada gigi
abutmentnya (Murti 2019).

2. Semi fixed bridge


Semi fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan dengan satu
ujung kaku (rigid) pada retainer, sedangkan ujung lainnya
berakhir pada satu retainer berkunci yang memungkinkan
pergerakan-pergerakan terbatas (non-rigid) (Murti 2019).
3. Cantilever bridge
Cantilever bridge merupakan gigi tiruan jembatan yang sangat
konservatif setelah fixed-fixed bridge, dimana pada salah satu
sisinya bersifat sebagai titik kontak. Dukungan dapat diperoleh
dari satu atau lebih gigi penyangga pada satu sisi yang sama
(Murti 2019)..
4. Spring fixed bridge
Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan yang
menggunakan dukungan gigi dan jaringan, dimana sebuah pontik
didukung dengan konektor panjang yang menghubungkannya
dengan abutment. Jenis gigi tiruan jembatan ini dapat
menggunakan lebih dari satu konektor panjang untuk menambah kekuatannya (Murti
2019).
5. Compound bridge

Gigi tiruan jebatan yang terdiri atas kombinasi berbagai tipe


jembatan.

6. Maryland Bridge
Gigi tiruan jembatan dimana retainer yang digunakan hanya menempel
pada sebagian mahkota atau berbentuk seperti sayap. Kelebihannya
tidak dilakukan pengurangan berlebihan pada gigi abbutment. Akan
tetapi, memiliki resiko lepas yang tinggi.

F. Tipe-Tipe Immediate Denture


Gigi tiruan lengkap segera adalah restorasi yang dibuat sebelum pencabutan gigi,
yang ditempatkan di mulut pasien segera setelah pencabutan gigi yang tersisa. Berikut
klasifikasinya:

1. Gigi tiruan segera konvensional yang dipasang setelah penyembuhan selesai dan gigi
tiruan disambung kembali untuk berfungsi sebagai protesa jangka panjang.
2. Gigi tiruan langsung sementara atau transisional dirancang untuk meningkatkan
estetika, stabilisasi dan atau fungsi untuk jangka waktu terbatas, setelah itu diganti
dengan protesa definitif (Nayak dkk., 2020).
DAFTAR PUSTAKA

Ahila, S. C., Suganya, S., Muthukumar, B., 2019. Critical analysis of classification system of
partially edentulous spaces: a review. Indian Journal of Multidiciplinary entistry. 9 (1): 49-
57.
Gunadi, H.A., Margo, A., Burhan, L.K., Suryatenggara, F., Setiabudi, I., 2016, Ilmu Geligi
Tiruan Sebagian Lepasan Jilid II, EGC, Jakarta.
Murti, E., 2019. Gigi tiruan Jembatan. Poltekes TKJ. Skripsi. (belum dipublikasikan).
Nayak, D., Singhal, R., Agarwal, S., Hussain, S., Javed, B., Gupta, S., Immediate denture: a
review. International Journal of Scientific Reasearch. 9 (2): 44-47.
Pereira, R. P., Volpato, E. J., Feltrin, C. G., Neto, D. J., Pamato, S., Carli, J. P., 2015. Literature
review: partially denture arches main classification. JACOB Pulisher. 1 (2): 011

Anda mungkin juga menyukai