Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Menyikat Gigi
1. Pengertian Menyikat Gigi
Menyikat gigi merupakan cara umum yang dianjurkan kepada setiap

orang untuk membersihkan kotoran lunak pada permukaan gigi dan gusi

(Drg. Ny.Iendah Djuita, 1992:65). Menurut (Leo H, 2000) menyikat gigi

dianggap sebagai cara yang diandalkan untuk mengontrol plak asalkan

frekuensi, durasi dan teknik dapat dilakukan dengan baik.

2. Tujuan menyikat gigi


Terdapat beberapa tujuan dari menyikat gigi, diantaranya ialah

(Muhajirmuin, 2011) :
a) Untuk membersihkan permukaan gigi dari makanan, debris, dan stain,
b) Untuk menghilangkan plak
c) Untuk menstimulasi jaringan gingival.
d) Penggunaan pasta gigi dengan agen terapi yang spesifik untuk

menghindari karies, penyakit periodontal atau masalah sensitifitas.

3. Frekuensi menyikat gigi


Menyikat gigi sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah sarapan pagi

sebelum beraktivitas sehingga mulut tetap bersih sampai makan siang.

Menyikat gigi juga sebaiknya dilakukan sebelum tidur malam untuk

mengurangi kepekatan dari asam, maka plak harus dihilangkan dengan cara

menyikat gigi (Endah Kusumawardani, 2011:78).


Menurut American Dental Association (ADA) seseorang harus

menyikat gigi secara teratur minimal dua kali sehari yaitu pagi setelah

sarapan dan malam sebelum tidur. Menyikat gigi khususnya pada malam

hari sangat penting untuk mencegah plak dan debris yang melekat

dipermukaan gigi.
Menurut ahli kesehatan WebMD, frekuensi menyikat gigi tiga kali

dalam sehari adalah yang terbaik dan jangan menyikat gigi lebih dari 3 kali

6
7

misalnya 4 kali. Hal tersebut dapat membuat akar gigi teriritasi dan

menyakiti gusi. Melalui hasil percobaan (Loe, 1965) menunjukkan bahwa

frekuensi menyikat gigi satu kali sehari pun sudah baik, asalkan teliti

sehingga semua plak pun hilang dan gusi dapat bertahan tetap sehat (Putri

MH, dkk, 2011)

4. Durasi Menykat Gigi


Menurut American Dental Association (ADA) Lamanya waktu

menyikat gigi tidak ditentukan tetapi biasanya dianjurkan selama 2-3 menit.

Sedangkan menurut ahli kesehatan gigi di WebMD menyarankan untuk

menyikat gigi dalam durasi 3 menit. Angka tersebut sebenarnya tidak terlalu

penting, namun waktu tersebut disarankan menjadi patokan agar kita

mempunyai waktu yang cukup untuk menyikat gigi.

5. Teknik Menyikat Gigi


Teknik menyikat gigi dapat dibagi menjadi tujuh golongan

berdasarkan macam gerakan yang dilakukan, yaitu :


a) Teknik Vertikal
Teknik vertikal dilakukan dengan keadaan kedua rahang atas dan

bawah tertutup, kemudian permukaan yang menghadap bibir disikat

dengan gerakan ke atas dan kebawah. Untuk permukaan yang

menghadap ke pipi dan permukaan gigi sisanya dilakukan hal yang sama

dengan gerakan keatas dan kebawah (Drg. Megananda Hiranya Putri.,

M.Kes, 2010: 113). Teknik vertikal merupakan teknik yang mudah

diterapkan sehingga orang-orang yang belum diberi pendidikan pun

dapat menyikat gigi dengan teknik ini, kekurangan dari teknik ini yaitu

bagian pengunyahan tidak dapat dibersihkan (Nio Kien Be, 1987).


8

Gambar 1. Teknik Vertikal


( Sumber : Muhajirin Muin, 2011 )
b) Teknik Horizontal
Menurut (Drg. Megananda Hiranya Putri., M.Kes, 2010: 113)

Gerakkan horizontal atau sering disebut scrub brush technic dengan

menyikat permukaan gigi yang menghadap ke pipi dan menghadap ke

lidah dengan gerakkan kedepan dan kebelakang. Sedangkan menurut

(Drg. Donna Pratiwi, Sp. Prosto, 2009:67) sama saja dengan meletakkan

ujung bulu sikat pada area batas gusi dan gigi kemudian digerakkan maju

dan mundur berulang-ulang.


Kerugian dari teknik ini adalah menyebabkan resesi gusi atau

abrasi gigi, gusi tidak mengalami pijatan dan daerah interdental tidak

dibersihkan (SR. Drg. Be Kien Nio, 1987: 43).

Gambar. 2 Teknik Horizontal

(Sumber : elinuriah82.blogspot.com)

c) Teknik Roll
9

Teknik roll adalah memperkenalkan cara menyikat gigi dengan

gerakan memutar diseluruh permukaan gigi yang menghadap ke bibir,

menghadap ke pipi, dan gigi bagian pengunyahan (Drg. Donna Pratiwi.,

Sp., Prosto, 2009:67).


Teknik ini disebut ADA-roll Technic merupakan cara yang

sering dianjurkan karena sederhana sehingga sangat mudah digunakan

diseluruh bagian mulut. Bulu-bulu sikat diletakkan sejauh mungkin dari

permukaan pengunyahan dengan ujung bulu sikat mengarah ke apeks dan

sisi bulu sikat digerakkan perlahan-lahan melalui permukaan gigi

sehingga bagian belakang dari kepala sikat bergerak dengan lengkungan.

Cara ini menghasilkan pemijatan gusi dan lebih memperhatikan daerah

interproksimal (Drg. Megananda Hiranya Putri., M.Kes, 2010: 114).

Gambar 3. Teknik Roll

( Sumber : Muhajirin Muin, 2011 )

d) Teknik Vibrator
1) Teknik Charter
Teknik ini dilakukan dengan meletakkan bulu sikat menekan

gigi dengan arah bulu sikat menghadap permukaan kunyah. Arah 45

derajat pada daerah leher gigi. Tekan pada daerah leher gigi kemudian

getarkan pada tiap-tiap area dalam mulut (Drg. Donna Pratiwi., Sp.,

Prosto, 2009:68).
10

Dalam posisi ini sisi dari bulu sikat berkontak dengan tepi gusi,

sedangkan ujung dari bulu-bulu sikat berada pada permukaan gigi.

Kemudian sikat ditekan sedemikian sehingga ujung-ujung bulu sikat

masuk ke interproksimal dan sisi-sisi bulu sikat menekan tepi gusi

(Drg. Megananda Hiranya Putri., M.Kes, 2010: 114)


Kerugian dari teknik ini yaitu memerlukan keterampilan khusus

sehingga teknik tersebut jarang dilakukan dengan sempurna serta

daerah lingual dan palatinal tidak dapat dibersihkan (SR. Drg. Be

Kien Nio, 1987: 45)

Gambar 4. Teknik Charter

( Sumber : Muhajirin Muin, 2011 )

2) Teknik Stillman-McCall
Teknik tersebut mengaplikasikan metode dengan menekan bulu

sikat dari arah gusi ke gigi secara berulang. Bulu sikat diletakkan

diarea batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45 derajat dengan

sumbu tegak gigi (Drg. Donna Pratiwi., Sp., Prosto, 2009:68).


Posisi bulu sikat berlawanan dengan charter. Sikat gigi

ditempatkan sebagian pada gigi dan sebagian pada gusi, membentuk

sudut 45 derajat terhadap sumbu panjang gigi mengarah ke apikal.


11

Kemudian sikat gigi ditekankan sehingga gusi memucat dan dilakukan

gerakan rotasi kecil tanpa mengubah kedudukan ujung bulu sikat

(Drg. Megananda Hiranya Putri., M.Kes, 2010: 115).


Kerugian dari teknik ini yaitu permukaan lingual, palatinal dan

oklusal tidak dapat dibersihkan (SR. Drg. Be Kien Nio, 1987: 46)

Gambar 5. Teknik Stillman-McCall

( Sumber : Muhajirin Muin, 2011 )

3) Teknik Bass
Meletakkan bulu sikat pada area batas gusi dan gigi sambil

membentuk sudut 45 derajat dengan sumbu tegak gigi. Sikat gigi

digetarkan ditempat tanpa mengubah ubah posisi bulu sikat. Dengan

demikian saku gusi dapat dibersihkan dan tepi gusi dapat dipijat. (Drg.

Donna Pratiwi., Sp., Prosto, 2009:67).


Untuk menyikat permukaan gigi yang menghadap pipi dan gigi

yang menghadap ke bibir, tangkai dipegang dalam kedudukan

horizontal dan sejajar dengan lengkung gigi. Untuk menyikat

permukaan yang menghadap ke lidah dan menghadap ke langit-langit


12

gigi belakang agak menyudut (agak horizontal) dan pada gigi depan,

sikat dipegang vertikal (Drg. Megananda Hiranya Putri., M.Kes, 2010:

116).
Kerugian dari teknik bass yaitu permukaan lingual gigi premolar

dan molar sukar dibersihkan (SR Drg. Be Kien Nio, 1987: 48).

Gambar 6. Teknik Bass

( Sumber: http//bentengkehidupan.files.wordpress.com )

e) Teknik Fones atau Teknik Sirkuler


Teknik fones atau teknik sirkuler mengutarakan metode gerakan

sikat secara horizontal sementara gigi ditahan pada posisi menggigit

atau oklusi. Gerakan dilakukan memutar dan mengenai seluruh

permukaan gigi atas dan bawah (Drg. Donna Pratiwi., Sp., Prosto,

2009:68).
Daerah interproksimal tidak diberi perhatian khusus. Cara ini

agak sukar dilakukan didaerah gigi yang menghadap ke lidah dan

menghadap ke langit-langit. Dapat digunakan gerakan maju mundur

untuk daerah ini (Drg. Megananda Hiranya Putri., M.Kes, 2010: 117).
kerugian dari teknik ini yaitu permukaan lingual dan palatinal

sukar dibersihkan dan daerah interproksimal tidak dapat dibersihkan

(SR Drg. Be Kien Nio, 1987: 47).


13

Gambar 7. Teknik Fones atau Teknik Sirkuler


( Sumber : sekarrestuning.blogspot.com )
f) Teknik Fisiologik
Teknik ini menggunakan bulu-bulu sikat yang lunak. Dengan

tangkai sikat gigi dipegang secara horizontal dengan bulu sikat tegak

lurus pada permukaan gigi. Metode ini didasarkan atas anggapan

bahwa penyikatan gigi harus menyerupai jalannya makanan, yaitu dari

mahkota kearah gusi. Teknik ini sukar dilakukan dipermukaan lingual

dari premolar dan molar rahang bawah sehingga dapat diganti dengan

getaran-getaran dalam lingkaran kecil ini (Drg. Megananda Hiranya

Putri., M.Kes, 2010: 118).


g) Teknik Kombinasi
Secara umum teknik yang paling efektif adalah dengan

mengkombinasikan teknik-teknik menyikat gigi. Berikut adalah cara

mengkombinasikan teknik menyikat gigi vertikal, horizontal dan fones

atau sirkuler.
Pada gerakan vertikal, bulu sikat diletakan tegak lurus dengan

permukaan labial gigi dan gerakan dari atas ke bawah atau sebaliknya.

Gerakan ini dilakukan di daerah permukaan labial gigi dari depan

sampai belakang. Bulu sikat bergerak dari daerah leher gigi

(perbatasan garis gusi dan gigi) kearah mahkota gigi. Gerakan vertikal

juga dilakukan pada permukaan dalam gigi yaitu permukaan palatal

dan lingual.
Gerakan horizontal dilakukan pada gigi geraham (premolar dan

molar) bulu sikat digerakan maju-mundur secara berulang-ulang.


14

Gerakan fones atau sirkuler dilakukan pada permukaan fasial

gigi atas sampai bawah dari belakang kiri, ke depan dan belakang kiri.

Gerakan ini dilakukan pada posisi gigi atas berkontak dengan bawah.
Setelah itu, dilakukan penyikatan pada lidah di seluruh

permukaannya, terutama bagian atas lidah. Gerakan pada lidah tidak

ditentukan, namun umumnya adalah dari pangkal belakang lidah

sampai ujung lidah.( Donna Pratiwi tahun, 2009).

6. Alat dan bahan dalam menyikat gigi


a) Sikat gigi
Sikat gigi adalah alat untuk membersihkan gigi berbentuk sikat

kecil dengan pegangan. Dalam memilih sikat gigi yang tepat dan yang

terpenting adalah melihat lebar kepala, bulu sikat, dan tangkai sikat gigi

(Endah Kusumawardani, 2011:74).


Memilih kepala sikat gigi. supaya bisa menjangkau daerah-daerah

gigi bagian belakang. Ukuran kepala sikat gigi yang ideal adalah 35-40

mm. Orang dewasa sebaiknya juga memakai sikat gigi anak-anak karena

ukurannya yang kecil akan membantu menjangkau bagian gigi yang

paling dalam (Endah Kusumawardani, 2011:74).


Memilih bulu sikat yang lembut agar tidak melukai gusi dan tidak

menyebabkan resesi gusi (Ardyan Gilang Rahmadhan, 2010:27).

Memilih model bulu sikat gigi. Banyak berbagai model bulu sikat gigi

yang ada dipasaran. Ada yang permukaan bulu sikatnya rata, zig-zag

saling silang dan masih banyak lagi model bulu sikat gigi. Bulu sikat gigi

yang terbaik adalah memperhatikan kenyamanan masing-masing

pengguna sikat gigi (Ardyan Gilang Rahmadhan, 2010:27).


15

Memilih gagang atau tangkai bulu sikat sebaiknya tidak licin agar

sikat gigi tetap dapat digunakan dengan baik walaupun dalam keadaan

basah (Ardyan Gilang Rahmadhan, 2010:28).

Gambar 8. Macam-macam bentuk sikat gigi


( Sumber: hujupblok.tumblr.com )

b) Pasta gigi yang mengandung flour


Gunakanlah pasta gigi yang mengandung fluoride. Fluoride

berfungsi untuk menjaga gigi agar tidak berlubang. Hindari langsung

makan setelah menyikat gigi, makanlah dengan jangka waktu 1-2 jam

setelah menyikat gigi agar fluoride tidak hilang (Endah Kusumawardani,

2011:75).

Gambar 9. Pasta gigi mengandung flour


( Sumber: ummi-0nline.com )
c) Gelas kumur yang berisi air bersih
Gelas kumur yang berisi air bersih digunakan setelah penggunaan

sikat gigi dan pasta gigi. Berikut adalah syarat air bersih :
1) Air jernih (tidak berwarna), tidak berbau dan tidak berasa.

2) Air tidak mengandung zat-zat berbahaya.

3) Air tidak mengandung kuman penyakit (setyaningsih, 2007).


d) Cermin
Digunakkan untuk melihat seluruh bagian gigi yang belum disikat

dan masih tertinggal plak.


16

7. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyikat gigi

Dalam menyikat gigi menggunakan teknik apapun, yang perlu

diperhatikan cara menyikat gigi tersebut jangan sampai merusak struktur

gigi (Drg. Isnaniah Malik.,Sp. Ort, 2008: 13). Menurut Drg. Megananda

Hiranya Putri., M.Kes, 2011: 113 menyatakan bahwa teknik menyikat gigi

harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a) Teknik menyikat gigi harus dapat membersihkan semua permukaan gigi

dan gusi secara efisien terutama daerah saku gusi dan daerah interdental.
b) Pergerakan sikat gigi tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan gusi

atau abrasi gigi.


c) Teknik penyikatan harus sederhana tepat dan efisien waktu.

Dalam menyikat gigi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Endah

Kusumawardani, 2011: 78)

a) Waktu menggosok gigi yang disarankan adalah sebelum tidur dan pagi

hari setelah sarapan.


b) Menyikat gigi dengan tekanan ringan agar tidak menyebabkan resesi gusi

yang mengakibatkan terbukannya permukaan akar gigi. Plak memiliki

konsistensi yang lunak sehingga mudah dibersihkan dengan menyikat

gigi dengan tekanan ringan.


c) Menyikat gigi minimal 2 menit akan lebih efektif membersihkan plak.
d) Menyikat gigi dengan urutan yang sama setiap harinya agar seluruh

bagian gigi mendapat kesempatan untuk disikat.


e) Rutin mengganti sikat gigi 3 bulan sekali atau bulu sikat sudah mekar

Karena bulu sikat yang sudah mekar tersebut akan kehilangan

kemampuannya untuk membersihkan gigi dengan baik.


17

Gambar 10. Sikat Gigi Mekar dan Sikat Gigi Tidak Mekar
( Sumber: fsdentalcare.com ) ( Sumber: ariekusuma357.wordpress.com )

f) Menjaga kebersihan sikat gigi sehabis menyikat gigi hendaknya

membersihkan sikat gigi dengan cara mengguncang-guncangkan sikat

gigi didalam air bersih atau dibilas dibawah air mengalir. Pasanglah tutup

kepala sikat yang terbuat dari plastik untuk melindungi bulu sikat agar

tidak rusak.

Gambar 11. Menutup Sikat Gigi


( Sumber : Indonesian.alibaba.com )
g) Jangan takut gusi berdarah karena tanda tersebut adanya peradangan pada

gusi. Tetaplah menyikat gigi dengan teknik yang tepat. Bila gusi tetap

berdarah saat menyikat gigi hubungi dokter gigi untuk mendapatkan

penanganan.
h) Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride. flouride yang

berperan untuk melindungi gigi dari kerusakan dengan cara mengganti

mineral-mineral gigi yang hilang akibat erosi dari asam.

B. Pengukuran Kebersihan Gigi Dan Mulut


Kutipan dari (Fredy Danan Putra Sanjaya, 2010) debris adalah plak yang

tebal dan terlihat dengan jelas, tetapi debris lebih banyak mengandung sisa makan,
18

sedangkan plak mengandung mikroorganisme. Sedangkan menurut (suwelo,

1992) kutipan dari (Wiji Riani Setyaningrum, 2008) debsris adalah endapan lunak

pada permukaan gigi yang tidak terlihat jelas dan lebih banyak mengandung sisa

makanan. Debris dapat dihilangkan dengan menyikat gigi.


Definisi skor menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah angka

perolehan dalam tes. Sedangkan pengertian kriteria dalam KBBI (Kamus Besar

Bahasa Indonesia) adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan

sesuatu.
Indeks adalah suatu angka yang menunjukan keadaan yang terlihat didapat

pada waktu dilakukan pemeriksaan, dengan cara mengukur luas permukaan gigi

yang ditutupi oleh plak maupun kalkulus, dengan demikian angka yang diperoleh

berdasarkan penilaian yang objektif (Drg. Megananda Hiranya Putri., M.Kes, dkk,

2012:91).

1. Gigi Indeks (gigi yang diperiksa)


Pemeriksaan klinis untuk dapat mengetahui banyaknya debris yang

terdapat di dalam mulut seseorang dilakukan pada gigi tertentu, setiap sisi

rahang kanan, kiri, atas dan bawah serta hanya diperiksa pada permukaan

tertentu dari gigi tersebut yaitu gigi yang dipilih sebagai gigi indeks beserta

permukaan indeks yang dianggap mewakili tiap segmen adalah :


Rahang Atas

kanan kiri
Rahang Bawah
Gambar 12. Gigi Indeks
( Sumber : gayindonesia.net )

Rahang atas
19

1. Gigi M1 kanan atas pada 4. Gigi M1 kiri bawah pada

permukaan bukal permukaan lingual


2. Gigi I1 kanan atas pada 5. Gigi I1 kiri bawah pada

permukaan labial permukaan labial


3. Gigi M1 kiri atas pada permukaan 6. Gigi M1 kanan bawah pada

bukal permukaan lingual

Rahang bawah
(Drg. Megananda Hiranya Putri., M.Kes, dkk, 2012:93).

Jika gigi indeks pada suatu segmen tidak ada, lakukan penggantian

pada gigi tersebut dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Jika molar pertama (gigi 6) tidak ada, penilaian dilakukan pada gigi

molar kedua (gigi 7).


b) Jika gigi molar pertama (gigi 6) dan kedua (gigi 7) tidak ada penilaian

dilakukan pada molar ketiga (gigi 8).


c) Jika gigi molar pertama (gigi 6), kedua (gigi 7), dan ketiga (gigi 8) tidak

ada maka tidak ada penilaian untuk segmen tersebut (Drg. Megananda

Hiranya Putri., M.Kes, dkk, 2012:93).


d) Jika gigi insisif pertama kanan atas tidak ada, dapat diganti oleh gigi

insisif kiri atas.


e) jika gigi insisif kiri bawah tidak ada, dapat diganti dengan gigi insisif

pertama kanan bawah,


f) Jika gigi insisif kiri atau kanan tidak ada, maka tidak ada penilaian untuk

segmen tersebut (Drg. Megananda Hiranya Putri., M.Kes, dkk, 2012:93).

Gigi indeks dianggap tidak ada pada keadaan-keadaan seperti gigi

hilang karna dicabut, gigi yang merupakan sisa akar, gigi yang merupakan

mahkota jaket, mahkota gigi sudah hilang atau rusak dan gigi yang erupsi

belum mencapai setengah tinggi mahkota klinik (Drg. Megananda Hiranya

Putri., M.Kes, dkk, 2012:94).

Penilaian dapat dilakukan jika minimal ada dua gigi indeks yang dapat

diperiksa (Drg. Megananda Hiranya Putri., M.Kes, dkk, 2012:94).

2. Skor Debris Indeks


Pemeriksaan debris dapat dilakukan dengan menggunakan larutan

disklosing ataupun tanpa menggunakan disklosing. Jika menggunakan

larutan disklosing, himbaulah pasien untuk mengangkat lidahnya keatas,

teteskan disklosing sebanyak tiga tetes di bawah lidah. Dalam keadaan

mulut tertutup, sebarkan disklosing dengan lidah keseluruh permukaan gigi

dan pasien diperbolehkan meludah serta diusahakan tidak berkumur (Drg.

Megananda Hiranya Putri., M.Kes, dkk, 2012:94).


Jika tidak menggunakan disklosing, gunakanlah sonde biasa atau

dental prob untuk pemeriksaan debris. Gerakkan sonde secara mendatar

pada permukaan gigi, dengan demikian debris akan terbawa oleh sonde.

Pemeriksaan dilakukan dengan cara sebagai berikut :


a) Periksalah gigi indeks mulai dengan menelusuri dari sepertiga bagian

insisal atau oklusal.


b) Jika pada bagian ini tidak ditemukan debris, lanjutkan terus pada dua

pertiga bagian gigi.


c) Jika di bagian ini tidak dijumpai debris, teruskan sampai di sepertiga

bagian servikal (Drg. Megananda Hiranya Putri., M.Kes, dkk, 2012:91).

Bagian incisal atau oklusal

Bagian tengah

Bagian servikal

Gambar 13. Garis Khayal Pada Permukaan Gigi Indeks

( Sumber : pdgicabwngr.blogspot.com )
Gambar 14. Skor Debris Indeks dan Pemeriksaan Menggunakan sonde
( Sumber : www.mah.se )

Skor Kondisi
0 Tidak ada debris atau stain
1 plak menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan servikal, atau

terdapat stain ekstrinsik di permukaan yang diperiksa.


2 Plak menutup lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3 permukaan

yang diperiksa
3 Plak menutup lebih dari 2/3 permukaan yang diperiksa.
Tabel 1. Skor Debris Indeks
(Drg. Megananda Hiranya Putri., M.Kes, dkk, 2012:94).

3. Kriteria Debris Indeks


Menurut Greene dan Vermillion, Kriteria penilaian debris yaitu mengikuti

ketentuan sebagai berikut :


Baik : Jika nilainya antara 0-0,6
Sedang : Jika nilainya antara 0,7-1,8
Buruk : Jika nilainya antara 1,9-3,0

Rumus kriteria debris indeks

Jumlah nilai debris


Debris indeks : Jumlah gigi yang diperiksa
Contoh pemeriksaan debris indeks :
Pada pencatatan indeks debris didapat hasil sebagai berikut :

Rahang atas
6 1 6

2 1 3
2 2 3
6 1 6

Rahang bawah

Tabel 2. Pemeriksaan Debris Indeks

2+1+3+ 2+ 2+ 3 13
Maka Skor DI (Debris Indeks) = 6 = 6 = 2,17

Maka diperoleh kriteria buruk, karena 2,17 berada pada nilai 1,9-3,0.
C. Kerangka Teori
Adalah kesimpulan dari suatu tinjauan pustaka (Machfoedz, 2007: 45)

Teknik Teknik
Sikat
menyikat gigi Vertikal
gigi
Teknik
Horizontal Debris
Teknik Indeks
Roll atau
Teknik
Modifikasi
vibrator
Stillman
Keterangan :
Yang diteliti -Teknik
charter

-Teknik
Teknik
stillman-
fones atau
McCall
teknik
Teknik
sirkuler
-Teknik
fisiologik
bass
Teknik
(Drg Megananda Hiranya Putri, 2010:113)
Kombinasi

Gambar 15. Kerangka Teori

D. Kerangka Konsep
Bagian penelitian yang menyajikan konsep yang berisi masalah-masalah

yang akan diteliti (Alimul, 2003: 56).

Teknik
Debris
Vertikal
Teknik Roll Indeks
atau
Gambar 16. Kerangka Konsep
modifikasi
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Independent (bebas) adalah suatu kegiatan stimulus yang akan

menciptakan suatu dampak pada variabel dependent (Nursalam, 2013: 102).

Variabel Independent penelitian ini adalah teknik menyikat gigi secara roll

dan teknik menyikat gigi secara vertikal.


2. Variabel Dependent (terikat) adalah faktor yang diamati atau diukur untuk

menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas

(Nursalam, 2013: 102). Variable Dependent penelitian ini adalah memeriksa

keadaan debris indeks.

F. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjelasan berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2013: 106).

Variab Definisi Skala


Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
el Operasional Ukur
Debris Indeks yang Dengan cara Alat Oral Ordin
Buruk
diperoleh dari penetesan Diagnosis al
bilamana
hasil disclosing (Sonde,
nilai DI
pemeriksaan solution pinset,kaca
diantara 1,9-
gigi indeks diratakan pada mulut),
3,0
seluruh disclosing

permukaan gigi dan kartu Sedang


kemudian pemeriksaan.
Teknik dilakukan
bilamana
Roll pemeriksaan Ordin
nilai
Debris Indeks al
keseluruhan
(DI)
Memperkenal Sikat gigi, diantara 0,7-

kan cara pasta gigi, 1,8

gelas kumur,
menyikat gigi
Baik bilamana
Cara menyikat dan air
dengan
nilai
bersih.
gerakan gigi dengan
keseluruhan
memutar gerakan
diantara 0

diseluruh memutar
0,6
Teknik
permukaan diseluruh
Vertikal
(Megananda,
permukaan Ordin
gigi yang
2012:96) dan
gigi yang al
menghadap
teori
ke bibir, menghadap ke
(Nursalam,
menghadap bibir,
2013: 124).
Sikat gigi,
ke pipi, dan menghadap ke
pasta gigi,
gigi bagian pipi, dan gigi
gelas kumur
pengunyahan bagian
dan air bersih Buruk

(Drg. Donna pengunyahan bilamana

Pratiwi., Sp., (Drg. Donna nilai DI

Prosto, Pratiwi., Sp., diantara 1,9-

Prosto, 3,0
2009:67).
2009:67).
Sedang
Teknik bilamana
vertikal
Teknik nilai
dilakukan
vertikal keseluruhan
dengan
dilakukan diantara 0,7-
keadaan
1,8
dengan
kedua rahang
keadaan kedua Baik bilamana
atas dan
rahang atas nilai
bawah
dan bawah keseluruhan
tertutup,
tertutup, diantara 0
kemudian
kemudian 0,6
permukaan
permukaan
(Megananda,
yang
yang 2012:96) dan
menghadap
menghadap teori
bibir disikat
bibir disikat (Nursalam,
dengan
dengan 2013: 124).
gerakan ke
gerakan ke
atas dan
atas dan
kebawah.
kebawah.
Untuk
Untuk
permukaan
permukaan
yang
yang
menghadap
menghadap ke
ke pipi dan
pipi dan
permukaan Buruk
permukaan
gigi sisanya bilamana
gigi sisanya
dilakukan hal dilakukan hal
nilai DI
yang sama yang sama
diantara 1,9-
dengan dengan
3,0
gerakan gerakan keatas
Sedang
keatas dan dan kebawah
bilamana
kebawah (Drg.
nilai
(Drg. Megananda
keseluruhan
Megananda Hiranya Putri.,
diantara 0,7-
Hiranya M.Kes, 2010:
1,8
Putri., M.Kes, 113).

2010: 113). Baik bilamana

nilai

keseluruhan

diantara 0

0,6

(Megananda,

2012:96) dan

teori

(Nursalam,

2013: 124).

Tabel 3 Definisi Operasional

Anda mungkin juga menyukai