SIKAT GIGI
Sikat gigi adalah alat untuk membersihkan gigi yang berbentuk sikat kecil dengan pegangan.
Pasta gigi biasanya ditambahkan ke sikat gigi sebelum menggosok gigi. Sikat gigi banyak
jenisnya, dari yang bulunya halus sampai kasar, bentuknya kecil sampai besar, dan berbagai
desain pegangan. Kebanyakan dokter gigi menganjurkan penggunaan sikat yang lembut
meskipun sikat gigi berbulu lembut kurang efektif membersihkan sela-sela gigi karena sikat
gigi berbulu keras dapat merusak lapisan enamel dan melukai gusi.
Menurut para dokter gigi, menyikat gigi dilakukan minimal dua kali sehari yaitu sehabis
sarapan pagi dan sebelum tidur malam. Menyikat gigi juga dianjurkan menggunakan pasta
gigi yang membantu membersihkan gigi lebih bersih dan wangi. Akibat dari jarangnya
menyikat gigi adalah timbulnya plak di gigi yang diakibatkan dari penumpukan kotoran di
gigi. Plak gigi juga dapat menyebabkan gigi berlubang yang jika dibiarkan bisa membuat gigi
ngilu. Selain plak dan gigi berlubang, jarangnya menyikat gigi juga dapat mengakibatkan bau
napas yang tidak sedap sehingga dapat dijauhi oleh teman sekitar.
Sikat gigi diperkirakan sudah ada sejak 3.500 SM oleh bangsa Babilonia dan Mesir.
Berdasarkan temuan sejarah ini, sikat gigi dinyatakan sebagai salah satu alat paling tua yang
masih digunakan oleh manusia sampai sekarang. Bangsa Babilonia dan Mesir menggunakan
chewingstick (stik kunyah) sebagai sikat gigi. Stik kunyah ini mereka ambil dari kayu dari
tanaman Salvadora persica atau yang kita kenal dengan siwak. Tanaman ini dipercaya
sebagai obat dan memiliki kemampuan antiseptik. Caranya adalah dengan menggigit-gigit
salah satu ujung dari stik sehingga lama-kelamaan serat kayunya membentuk seperti bulu
sikat. Mereka menggosokkan giginya menggunakan stik kayu tersebut. Mereka juga
meruncingkan ujung kayu untuk membersihkan sela-sela gigi.
Sikat gigi kunyah adalah sikat gigi dibentuk miniatur plastik yang dapat digunakan ketika air
tidak tersedia. Sikat Gigi Kunyah cenderung sangat kecil, tetapi tidak untuk ditelan. Mereka
paling sering tersedia dari mesin penjual otomatis kamar mandi. Mereka tersedia dalam
berbagai rasa seperti mint atau permen karet dan harus dibuang setelah digunakan. Jenis lain
dari sikat gigi sekali pakai mencakup bola plastik kecil pecah pasta gigi pada bulu, yang
dapat digunakan tanpa air dan terbukti cukup berguna untuk wisatawan.[2]
WC mengandung banyak bakteri. Apabila sikat gigi disimpan di dekat WC, bakteri
dari WC dapat menempel ke sikat gigi.
Pastikan sisa-sisa busa pasta gigi sudah tidak menempel di sikat gigi
Simpan gigi sikat di tempat yang kering
Bakteri menyukai tempat lembab. Maka dari itu simpanlah sikat gigi di tempat yang
kering. Pastikan pula sikat gigi dalam keadaan kering sebelum disimpan.
Apabila anda menyimpan sikat gigi tidak dalam keadaan kering, menyimpannya
dengan bagian kepala sikat gigi menghadap ke atas dapat membantu sikat gigi kering.
Sikat gigi merupakan barang yang sangat individual. Meskipun bersaudara, jangan
menggunakan sikat gigi secara bergantian. Hal tersebut dapat memungkinkan
terjadinya infeksi silang dari suatu bakteri atau virus bahkan jamur.
Jangan menyimpan sikat gigi berdekatan dengan sikat gigi orang lain atau keluarga[3]
Ketika sikat gigi disimpan secara berdekatan atau bahkan menempel dengan sikat gigi
lain dapat memungkinkan terjadinya infeksi silang dari suatu bakteri, virus juga
jamur. Setiap sikat gigi yang bersentuhan dengan sikat gigi lain dapat memungkinkan
penyebaran bakteri.
Mengganti sikat gigi dapat mencegah timbulnya sakit gigi berulang karena virus dan
bakteri yang merupakan penyabab sakit gigi bisa berada di sikat gigi.
Gantilah sikat gigi 3-4 bulan sekali karena sikat gigi yang telah lama dipakai bisa
bakteri,virus, dan jamur yang dapat menyebabkan sakit gigi.
3. Menyikat Gigi yang Baik dan Benar
Meskipun semua orang telah mengetahui berapa pentingnya menyikat gigi, tidak semua dari
mereka tahu bagaimana menyikat gigi dengan cara yang baik dan benar.
a. Teknik Horizontal
Menyikat gigi dengan teknik horizontal merupakan gerakan menyikat gigi ke depan ke
belakang dari permukaan bukal dan lingual (Ginanjar, 2006). Letak bulu sikat tegak lurus pada
permukaan labial, bukal, palatinal, lingual, dan oklusal dikenal sebagai scrub brush. Caranya mudah
dilakukan dan sesuai dengan bentuk anatomi permukaan kunyah (Ginanjar, 2006). Abrasi yang
disebabkan oleh penyikatan gigi dengan arah horizontal dan dengan penekanan berlebih adalah
bentuk yang paling sering ditemukan .
Gambar 1. Menyikat dengan teknik horizontal
b. Teknik vertical
Menyikat gigi dengan metode teknik vertical merupakan cara yang mudah dilakukan,
sehingga orang-orang yang belum diberi pendidikan bisa menyikat gigi dengan teknik ini (Nio, B.K.,
1987). Arah gerakan menyikat gigi ke atas ke bawah dalam keadaan rahang atas dan bawah
tertutup. Gerakan ini untuk permukaan gigi yang menghadap ke bukal/labial, sedangkan untuk
permukaan gigi yang menghadap lingual/palatal, gerakan menyikat gigi ke atas ke bawah dalam
keadaan mulut terbuka. Cara ini terdapat kekurangan yaitu bila menyikat gigi tidak benar dapat
menimbulkan resesi gusi sehingga akar gigi terlihat (Ginanjar, 2006).
c. Teknik Roll
Menyikat gigi dengan teknik roll merupakan gerakan sederhana, paling dianjurkan, efisien,
dan menjangkau semua bagian mulut. Bulu sikat ditempatkan pada permukaan gusi, jauh dari
permukaan oklusal. Ujung bulu sikat mengarah ke apex. Gerakan perlahan-lahan melalui permukaan
gigi sehingga permukaan bagian belakang kepala sikat bergerak dalam lengkungan. Waktu bulu sikat
melalui mahkota gigi, kedudukannya hampir tegak terhadap permukaan email. Ulangi gerakan ini
sampai ±12 kali sehingga tidak ada yang terlewat. Cara ini dapat menghasilkan pemijatan gusi dan
membersihkan sisa makanan di daerah interproksimal (Ginanjar, 2006). Menyikat gigi dengan roll
teknik untuk membersihkan kuman yang menempel pada gigi. Teknik roll adalah menggerakan sikat
seperti berputar (Rubianto, 2006).
d. Teknik Charter‘s
Teknik menyikat gigi ini dilakukan dengan meletakkan bulu sikat menekan pada gigi dengan
arah bulu sikat menghadap permukaan kunyah/oklusal gigi. Arahkan 45º pada daerah leher gigi.
Tekan pada daerah leher gigi dan sela-sela gigi kemudian getarkan minimal 10 kali pada tiap-tiap
area dalam mulut. Gerak berputar dilakukan terlebih dulu untuk membersihkan daerah mahkota
gigi. Metode ini baik untuk membersihkan plak di daerah sela-sela gigi, pada pasien yang memakai
orthodontic cekat/kawat gigi dan pada pasien dengan gigi tiruan yang permanen (Donna Pratiwi,
2009)
e. Teknik Bass
Teknik penyikatan ini ditujukan untuk membersihkan daerah leher gingival dan untuk ini,
ujung sikat dipegang sedemikian rupa sehingga bulu sikat terletak 45º terhadap sumbu gigi geligi.
Ujung bulu sikat mengarah ke leher gingival. Sikat kemudian ditekan kearah gingiva dan digerakkan
dengan gerakan memutar yang kecil sehingga bulu sikat masuk ke daerah leher gingival dan juga
terdorong masuk diantara gigi geligi. Teknik ini dapat menimbulkan rasa sakit bila jaringan
terinflamasi dan sensitive. Bila gingival dalam keadaan sehat, teknik bass merupakan metode
penyikatan yang baik, terbukti teknik ini merupakan metode yang paling efektif untuk
membersihkan plak (Depkes, 1991).
f. Teknik Stillman
Teknik ini mengaplikasikan dengan menekan bulu sikat dari arah gusi ke gigi secara berulang-
ulang. Setelah sampai di permukaan kunyah, bulu sikat digerakkan memutar. Bulu sikat diletakkan
pada area batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45º dengan sumbu tegak gigi seperti pada
metode bass (Donna Pratiwi, 2009).
Metode gerakkan sikat secara horizontal sementara gigi ditahan pada posisi menggigit atau
oklusi. Gerakan dilakukan memutar dan mengenai seluruh permukaan gigi atas dan bawah (Donna
Pratiwi, 2009).
h. Teknik Fisiologis
Teknik ini digunakan sikat gigi dengan bulu-bulu sikat yang lunak. Metode ini didasarkan
pada anggapan bahwa penyikatan gigi menyerupai jalannya makanan, yaitu dari mahkota kearah
gusi. Letak bulu sikat tegak lurus pada permukaan gigi, sedangkan tangkai sikat gigi dipegang
horizontal (Be Kie Nio., 1987).
i. Teknik Kombinasi
Teknik ini menggabungkan teknik menyikat gigi horizontal (kiri-kanan), vertical (atas-bawah)
dan sirkular (memutar), (Rini, 2007). Setelah itu dilakukan penyikatan pada lidah di seluruh
permukaannya, terutama bagian atas lidah. Gerakan pada lidah tidak ditentukan, namun umumnya
adalah dari pangkal belakanglidah sampai ujung lidah (Donna Pratiwi, 2009).