Di antara ajaran agama Islam untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah dengan
bersiwak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َلْو َال َأْن َأُش َّق َع َلى اْلُمْؤ ِمِنيَن – َو ِفى َح ِديِث ُز َه ْي ٍر َع َلى ُأَّمِتى – َألَم ْر ُت ُه ْم ِبالِّس َو اِك ِع ْن َد ُك ِّل
َك اَن ِإَذ ا َد َخ َل َب ْي َت ُه َب َد َأ ِبالِّس َو اِك-صلى الله عليه وسلم- َأَّن الَّن ِبَّى.
“Kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bersiwak apabila hendak masuk ke
dalam rumah” (H.R Muslim)
Siwak=Sikat Gigi?
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin ditanya: “Apakah menggunakan pasta gigi (dan sikat gigi, pent.)
bisa mewakili kayu siwak (ranting pohon Al-Arok)?
Dan apakah orang yang menggunakannya (sikat & pasta gigi) dengan niat membersihkan
mulut akan diberi pahala? Maksud (saya): Apakah sepadan dengan pahala kayu siwak,
yang dengan pahala tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyemangati orang
yang membersihkan giginya? ”
” فإذا فعله اإلنسان حصلت به، بل وأشد منه تنظيفًا وتطهيرًا، نعم ؛ استعمال الفرشاة والمعجون يغني عن السواك
والفرشاة والمعجون يحصل بها نتيجة أكبر من السواك، العبرة بالفعل والنتيجة، السنة ؛ ألنه ليس العبرة باألداة
المجرد.
أو نقول إن هذا من باب اإلسراف، لكن هل نقول إنه ينبغي استعمال المعجون والفرشاة كلما استحب استعمال السواك
ولعله يؤثر على الفم برائحة أو جرح أو ما أشبه ذلك ؟ هذا ينظر فيه، ” والتعمق
Ya benar, menggunakan sikat dan pasta gigi bisa mewakili kayu siwak, bahkan lebih
mampu membersihkan dan mengeluarkan kotoran gigi, maka jika seseorang gosok gigi
dengan sikat gigi (itu berarti) sudah terlaksana Sunnah (bersiwak) dengannya, karena
yang dijadikan patokan bukanlah alat untuk bersiwaknya, namun yang dijadikan patokan
adalah perbuatan dan hasilnya. Sedangkan sikat dan pasta gigi bisa menghasilkan hasil
(kebersihan gigi & keharuman bau mulut, pent.) yang lebih maksimal dibandingkan
dengan kayu siwak saja.
Materi KKGIA Berdiskusi #1 (Ahad, 9 agustus 2020)
Penyaji: Dinda Rizki Amalia
Akan tetapi apakah bisa kita katakan bahwa penggunaan sikat dan pasta gigi itu sebaiknya
ketika setiap kali disunnahkan penggunaan kayu siwak? Atau justru hal ini tergolong
melampaui batas dan berlebih-lebihan? (karena) barangkali berdampak pada mulut, baik
berupa bau, luka atau semisalnya? Ini perlu pembahasan (lebih lanjut).
Kontrol plak sangat penting dilakukan sebagai upaya preventif terjadinya penyakit
periodontal. Loe dkk (1965). secara jelas menyebutkan bahwa inflamasi yang terjadi pada
gingiva semakin diperparah beriringan dengan meningkatnya peningkatan plak yang
menempel di permukaan gigi. Sebaliknya, upaya penghilangan plak di permukaan gigi dapat
mengurangi proses inflamasi pada gingiva[2].
Kontrol plak dapat dilakukan salah satunya adalah dengan cara mekanis yaitu menggunakan
alat berupa sikat gigi. Teknik yang telah dikembangkan saat ini beraneka ragam sesuai
dengan indikasi dan kondisi serta kebutuhan pasien.
1. Teknik Bass[3]
Teknik bass disebut juga teknik intrasulkular. Diperkenalkan oleh Charles Cassedy Bass
tahun 1948. Teknik ini merekomendasikan menyikat permukaan gigi dengan sikat yang
berbulu halus.
Indikasi:
a. Untuk area interproksimal yang terbuka, area servikal di bawah kontur enamel, dan area
permukaan akar yang terbuka.
b. Direkomendasikan secara umum untuk semua pasien dengan atau tanpa keterlibatan
kelainan periodontal.
Materi KKGIA Berdiskusi #1 (Ahad, 9 agustus 2020)
Penyaji: Dinda Rizki Amalia
Teknik:
Dimulai dari area paling distal gigi dalam lengkung, letakkan kepala sikat secara paralel
dengan bidang oklusal, dengan kepala sikat menutupi tiga hingga empat gigi. Letakkan sikat
dan ujung filamen masuk kedalam sulkus gingiva dan embrasur interproksimal.
Filamen sikat akan secara langsung membentuk sudut 45o terhadap aksis gigi. Gerakkan sikat
secara maju dan mundur dengan pergerakan yang pendek tanpa melepaskan filamen dari
dalam sulkus. Pergerakan yang menciptakan sedikit getaran pada sikat dan dengan gerakan
yang benar akan menimbulkan efek blanching pada gingiva.
Idealnya gerakan menyikat gigi dilakukan sekitar 20 kali tiap area gigi dengan posisi yang
sama. Gerakan ini dilakukan berulang pada seluruh area gigi.
Permukaan oklusal disikat dengan cara menekan bulu sikat dengan sedikit tekanan (supaya
sikat masuk kedalam pit dan fisur gigi) kemudian digerakkan secara maju dan mundur
sebanyak 20 kali setiap area.
Kelebihan:
Ada suatu metode yang merupakan modifikasi dari teknik bass yaitu dengan cara
menyapukan sikat ke seluruh permukaan oklusal gigi setelah melakukan gerakan vibrasi pada
sulkus gingiva.
2. Teknik Stillman[3]
Materi KKGIA Berdiskusi #1 (Ahad, 9 agustus 2020)
Penyaji: Dinda Rizki Amalia
Metode ini diperkenalkan oleh Paul R Stillman pada tahun 1932.
Indikasi:
Digunakan pada area dengan resesi gingiva dan terbukanya permukaan akar gigi untuk
meminimalisir jaringan yang semakin terdestruksi akibat pergerakan sikat.
Teknik:
Sikat gigi harus ditempatkan pada area servikal gingiva berdekatan dengan gingiva. Ujung
filamen sikat menghadap pada arah apikal membentuk sudut secara oblik pada aksis gigi.
Sisi filamen sikat digerakkan dengan gerakan pendek dan arah maju dan mundur menuju arah
koronal. Permukaan oklusal molar dan premolar dibersihkan dengan bulu sikat yang
ditempatkan pada bidang oklusal dan masuk ke dalam sulkus dan embrasur interproksimal.
3. Teknik Charters[3]
Materi KKGIA Berdiskusi #1 (Ahad, 9 agustus 2020)
Penyaji: Dinda Rizki Amalia
Teknik yang pertama kali diperkenalkan oleh Leonard Koecker pada tahun 1819. Kemudian
William J Charters mengembangkan dan memopulerkan teknik ini pada tahun 1932.
Indikasi:
a. Membersihkan area yang mengalami fase penyembuhan luka pasca operasi bedah
periodontal.
b. Membersihkan gigi pasien dengan alat ortodontik cekat.
c. Menghilangkan plak dari gigi abutment dan area dibawah border gingival gigi tiruan
cekat sebagian (bridge) atau pada area dibawah bridge sanitary.
Teknik:
Sikat dengan filamen menghadap oklusal atau incisal gigi yang akan dibersihkan. Filamen
sikat membentuk sudut 45o terhadap aksis gigi. Sisi sikat harus tertekuk terhadap gingiva.
Dengan gerakan vibrasi dan arah maju mundur, teknik ini didesain untuk secara perlahan
memijat gingiva, jadi ujung sikat tidak boleh digeser melawan arah gingiva.
4. Teknik Horizontal
Teknik
Tempatkan bulu sikat tepat pada permukaan fasial dan lingual gigi. Gerakkan bulu sikat
dengan arah meneyeberang antar gigi dan antar papila interdental pada arah horizontal.
Kekurangan:
a. Metode ini tidak membersihkan permukaan gigi secara adekuat khususnya pada
permukaan interproksimal.
b. Melukai free gingiva, apabila dilakukan terlalu kencang dapat menyebabkan resesi
gingiva.
Materi KKGIA Berdiskusi #1 (Ahad, 9 agustus 2020)
Penyaji: Dinda Rizki Amalia
c. Dapat menyebabkan abrasi sementum dan dentin.
5. Teknik Fisiologis
Teknik ini dikembangkan oleh T. Sidney Smith pada tahun 1940 dan diperkenalkan oleh Bell
pada tahun 1948. Dasar dari teknik ini adalah prinsip bahwa pergerakan sikat gigi seharusnya
mengikuti arah fisiologis makanan saat proses mastikasi berlangsung.
Dengan sikat yang halus, arah sikat kearah bawah menuju gingiva untuk gigi-gigi rahang
bawah dan kearah atas menuju gingiva untuk gigi-gigi rahang atas dengan gerakan seperti
menyapu.
Kelemahan:
Metode ini dilakukan dengan posisi kedua rahang pada posisi oklusi edge to edge. Kemudian
sikat digerakkan secara langsung (gigi rahang atas dan rahang bawah) menyusuri permukaan
labial gigi searah aksis gigi. Sikat digerakkan naik turun pada seluruh permukaan gigi
anterior maupun posterior.
Gunakan tekanan secara cukup sehingga filamen sikat dapat masuk kedalam embrasur
interproksimal.
Kelemahan:
Materi KKGIA Berdiskusi #1 (Ahad, 9 agustus 2020)
Penyaji: Dinda Rizki Amalia
a. Tidak membersihkan gigi secara adekuat
b. Dapat mendorong debris kedalam sulkus gingiva
c. Dapat menyebabkan McCall`s festoon.
7. Teknik Fones
Indikasi: Digunakan pada pasien anak anak karena cara teknik ini yang mudah.
Teknik: Bulu sikat gigi ditempatkan menghadap permukaan bukal gigi gigi posterior.
Kemudian dilakukan gerakan menyaikat dengan gerakan membulat dan bergerak ke arah
anterior dengan diameter yang sedikit membesar.
Lakukan gerakan ini pada permukaan bukal dan lingual/palatal seluruh gigi.
Kelemahan:
8. Metode Scrub
Metode scrub merupakan gabungan antara metode horizontal, vertikal, dan fones dengan
beberapa gerakan berupa getaran dan digunakan pada area-area tertentu.
Indikasi: Anak-anak (tujuan: anak mampu merasakan gerakan sikat gigi dengan benar).
9. Teknik Roll[5]
Teknik ini dilakukan dengan menempatkan bulu sikat pada area gingiva cekat dan digerakkan
kearah koronal menyuusuri gingiva hingga permukaan gigi searah aksis gigi.