Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I
ISI

A. Tinjauan Umum Anatomi Dan Fisiologi Gigi Geligi


1. Anatomi gigi geligi

Gambar, 1.1 anatomi gigi


( https://positivedentist.wordpress.com )
Manusia mempunyai dua susunan gigi yaitu :
a) Gigi Susu
Gigi susu ini terdiri dari 8 gigi seri (incisivus) atas dan bawah, 4
gigi taring (caninus) atas dan bawah, 8 gigi geraham (molar) atas dan
bawah, dan untuk keseluruhan ada 20 gigi.
b) Gigi permanen
Gigi permanen ini terdiri dari 8 gigi seri (incisivus) atas dan
bawah, 4 gigi taring (caninus) atas dan bawah, 8 gigi premolar atas dan
bawah, dan 12 geraham (molar) atas dan bawah dan untuk keseluruhan
ada 32 gigi.
Gigi ini tertanam dalam tulang rahang atas dan rahang bawah. Serta
tersusun dalam dua lengkung yaitu rahang atas dan rahang bawah. Untuk
rahang atas ini lebih besar di banding rahang bawah. Antara gigi yang satu
dengan yang lainnya tersusun secara berhimpitan dan bentuknya berbeda.
(https://brainly.co.id/tugas/4707726)
2

2. Fisiologi gigi geligi


Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut dari banyak
vertebrata. Mereka memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan
mereka untuk melakukan banyak tugas. Fungsi gigi ini dalam proses
mastikasi (pengunyahan) makanan yang masuk dalam mulut dipotong
menjadi bagian-bagian kecil dan bercampur dengan enzim saliva untuk
membentuk bolus makanan yang dapat ditelan. Fungsi utama dari gigi yaitu
untuk merobek dan mengunyah makanan dan pada beberapa hewan, terutama
karnivora, sebagai senjata. Akar gigi tertutup oleh gusi. Gigi memiliki struktur
pelindung yang disebut email gigi, yang membantu mencegah lubang di gigi.
Pulp dalam gigi menciut dan dentin terdeposit di tempatnya.
(https://id.m.wikipedia.org/wiki/gigi)
B. Patologi dan Indikasi
1. Patologi gigi geligi
Patologi pada gigi geligi atau penyakit gigi (gangguan gigi) yaitu
keadaan gigi yang abnormal / kelainan kongenital. Contohnya impaksi gigi.
Impaksi pada gigi yaitu pertumbuhan gigi permanen yang salah, dapat di
sebabkan oleh kegagalan resorpsi gigi sehingga gigi menjadi persistensi. Hal
ini dapat menimbulkan kegagalan gigi permanen untuk keluar. Sehingga
menjadi gigi terpendam. Berdasarkan sifat jaringan, impaksi gigi molar ketiga
(38) dapat diklasifikasikan menjadi :
a) Impaksi jaringan lunak
Adanya jaringan fibrous tebal yang menutupi gigi terkadang
mencegah erupsi gigi secara normal. Hal ini sering terlihat pada kasus
incisivus sentral permanen, di mana kehilangan gigi susu secara dini yang
disertai trauma mastikasi menyebabkan Fibromatosis (Balaji SM. 2007).
b) Impaksi jaringan keras
Ketika gigi gagal untuk erupsi karena obstruksi yang disebabkan
oleh gigi disekitarnya. Impaksi ini secara utuh tertanam di dalam gigi,
sehingga ketika flap jaringan lunak direfleksikan, gigi tidak terlihat.
Jumlah gigi secara ekstensif harus diangkat, dan gigi perlu dipotong-
potong sebelum dicabut (Balaji SM. 2007).
(https://dokumen.tips/documents/laporan-kasus-impaksi.html)
3

2. Indikasi gigi geligi


Pemeriksaan gigi geligi ini ditujukan untuk indikasi patologis sebagai
berikut(https://serba-serbiradiologi.blohgspot.com/2014/01/teknik-radiografi-
dental_.html?m=1 ) :
a) Impaksi (impacted) yaitu gangguan yang terjadi pada gigi, dimana gigi
yang baru tumbuh mendesak gigi di depannya yang sudah lebih dahulu
tumbuh. Impaksi biasanya terjadi pada molar 3 yang mendesak molar 2.
Ini biasanya terjadi karena pasien memiliki mandibula yang pendek
sehingga molar 3 tidak mendapat cukup tempat untuk tumbuh.
b) Inflamasi yaitu pembengkakan disekitar rahang dan warna kemerahan
pada gusi disekitar gigi yang diduga impaksi.
c) Resorpsi gigi tetangga, karena letak benih gigi yang abnormal sehingga
dapat meresorpsi gigi tetangga.
d) Rasa sakit atau rasa kaku pada rahang di area gigi molar ketiga yang
impaksi.
e) Caries dentis yaitu lubang pada gigi yang disebabkan oleh bakteri.
f) Susunan gigi yang tidak merata.
g) Gingivitis yaitu radang gusi.
h) Fraktur leher gigi yaitu patah akibat benturan dan trauma lainnya.
i) Pyarrhoe yaitu nanah disekat gigi.
j) Resonal spesi yaitu infeksi kronis sekat gigi.
k) Alvendar squestrum yaitu kondisi dimana terdapat fragmen tulang dan
gigi yang mati.
l) Ortho dentis yaitu gigi gigi yang abnormal.
m) Hypero ementosis yaitu terjadinya penebalan sekunder pada permukaan
gigi.
n) Erosi enamel yaitu erosi lapisan enamel pada gigi.orteititis yaitu infeksi
tulang pada gigi.
o) Halitosis / bau mulut akibat terjadi infeksi.
4

BAB II
TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI

A. Tujuan Pemeriksaan Radiografi Dental


1. Untuk mengetahui struktur teknik radiografi dental pada kasus impaksi.
2. Untuk mengetahui kelainan impaksi pada dental.
3. Untuk membantu menegakkan diagnosa pada penderita impaksi.

B. Persiapan Alat dan Bahan


1. Pesawat dental

Gambar, 2.1 pesawat dental mobile


( https://dibadentis.wordpress.com/2014/10/12/dental-x-ray-atau-foto-rontgen-gigi-
amankah/ )

2. Film dental

Gambar, 2.2 film dental


( https://commons.m.wikimedia.org/wiki/film:dental_x-ray_film_06.jpg )
5

3. Film holder

Gambar, 2.3 film holder


( https://id.aliexpress.com/item/6pcs-dental-clinic-blue-film-holder-clip-
instrument/32459646611.htn )
4. Hanger film dental

Gambar, 2.4 Hanger film dental


( https://www.ebay.com/itm/new-dental-x-ray-film-hanger-1clip-for-xray-hold-film-
during-development-/18074856410 )

5. Pengolahan film manual

Gambar, 2.5 pengolahan film manual di kamar gelap


( https://radioligykr.blogspot.com/2014/01/kamar-gelap-darkroom.html )
6. Apron
6

Gambar, 2.6 Apron


( https://ilmuradiologi.blogspot.com/2012/01/alat-pelindung-diri-apd.html )

7. Masker

Gambar 2.7 masker


( https://alkendari.com/masker/masker-karet-sensi-satuan )

8. Hand skun

Gambar 2.8 hand skun


( https://m.aliexpress.com/id/item-desc/2014938594.html )

Prosedur pemeriksaan radiografi dental :


7

a) Molar rahang bawah


Intra Oral : Pemeriksaan gigi bagian dalam dengan memasukkan film
ke dalam mulut rahang bawah.
b) Hal-hal yang perlu diperhatikan pada radiografi dental rahang bawah
1) Untuk teknik vertikal pasien duduk pada kursi khusus (dental chair).
2) Upper position line sejajar upper occlusal plane.
3) Perhatikan penyudutan tabung sinar-x vertikal angulasi positif
(caudal).
4) Perhatikan horizontal angulasi.
5) Persiapkan bahan dan alat : letak film, penyudutan dan faktor eksposi
disiapkan sebelum eksposi dimulai.
6) Persiapan : Tangan radiografer harus bersih dan gigi palsu pasien yang
tidak permanen / benda lainnya harus dibuka.
7) Metode paralelling digunakan.
8)  Produksi radiasi harus diperhatikan.
c) Langkah pemeriksaan radiografi dental molar rahang bawah
1) Tube ke lower occlusal plane membentuk sudut 0°.
2) Film di posisikan melintang.
3) Sentrasi pada mandibula sejajar Outher Canthus.

C. Teknik Pemeriksaan Radiografi Paralelling Dental


8

1) Posisi Pasien : Pasien Duduk di kursi pemeriksaan dengan kepala


ditopang, garis oklusal horizontal sejajar dengan
lantai dan pasien menggunakan apron.

Gambar, 2.9 penentuan titik khayal AML


( https://serba-serbiradiologi.blogspot.com/2014/01/teknik-radiografi-
dental_2481.html?m=1 )

2) Posisi Objek : Pasien diinstruksikan untuk membuka mulut. Film


dengan permukaan putih menghadap atas dan
diletakkan antara gigi RA dan RB. Kemudian film
digigit secara perlahan.
a) Film posisikan melintang, memakai “film
horder”.
b) Film diletakkan pada bagian palatinal / lingual
gigi yang akan difoto.
c) Sentrasi setinggi tulang zygomaticum daerah yang
diperiksa.
d) Atur AML (Acanthion Meatal Line) sejajar lantai.
9

Gambar, 2.10 pemeriksaan pasien


( https://dentias.blongspot.com/2013/12/teknik-radiografi-dental.html )

3) Central Ray : 300 Caudal (ke arah kaki).


4) Central Point : Pertengahan Molar 1 dan Molar 2.
5) Ukuran film : 31x41mm.
6) Faktor eksposi : kV : 60, mA : 7, S : 0.10
7) Kriteria Gambar : Tampak os zygomatic dan tampak os maxilla.
10

BAB III
HASIL RADIOGRAFI

A. Hasil Radiografi Dental Periapikal

Gambar, 3.1 hasil radiografi dental periapikal


( https://kusumadhata.wordpress.com/2017/04/20operasi-gigi-bungsu-impaksi )

B. Analisis Radiografi Yang Sesuai


1. Gigi 8 rahang bawah impaksi
2. Gigi 7 rahang bawah periodontitis
3. Gigi 6 rahang bawah gangren radix
11

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Radiografi dental sangat di butuhkan dalam bagian penunjang untuk
pemeriksaan gigi dan mulut. Terkhusus pada molar 38 yang impaksi, karena
dengan rontgen kita dapat melihat gambaran radiografi dari bagian mulut kita.
Sehingga tidak akan ada kesalahan dalam pemeriksaan diagnosa dan peralatan
yang akan dilakukan.

B. Saran
1. Sebaiknya dilakukan perbaikan dan peningkatan dari segi kualitas dan
pelayanan yang berhubungan dengan teknik foto rontgen gigi geligi
periapikal karena foto rontgen ini sangat penting. Untuk membantu dokter
gigi untuk pemeriksaan penunjang.
2. Operator sangat berperan dalam menentukan hasil foto rontgen yang baik
sehingga diperlukan operator yang kompeten agar hasil foto rontgen dapat
di interpretasikan dengan benar.
3. Dalam pemeriksaan gigi geligi (dental) sebaiknya pasien dianjurkan untuk
menggunakan apron tiroid. Hal ini dimaksudkan agar pasien terlindung
dari bahaya sinar-x terhadap organ tiroid. Diharapkan agar memperhatikan
faktor eksposi yang digunakan agar hasil yang diperoleh lebih optimal.

Anda mungkin juga menyukai