EKSTRAKSI
Oleh :
Kahica Nurhidayah
1806129010047
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
bedah dento alveolar dan pengambilan tumor jinak. Pencabutan gigi anak
dari sang dokter gigi. Harus dipahami sebelumnya indikasi dan kontra indikasi
komplikasi.
Pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan sebuah gigi atau akar yang
utuh tanpa menimbulkan rasa sakit, dengan trauma yang sekecil mungkin pada
jaringan penyangga nya sehingga luka bekas pencabutan akan sembuh secara
dipersiapkan. Persiapan pencabutan gigi anak ini terdiri dari persiapan alat dan
terdapat juga instruksi-instruksi yang harus diberikan dokter gigi kepada anak
setelah pencabutan.
3. Apa saja alat-alat ekstraksi gigi rahang atas dan bawah pada anak?
4. Bagaimana tata cara pencabutan gigi rahang atas dan bawah pada
anak?
6. Apa saja komplikasi pada saat pencabutan dan pasca pencabutan gigi
anak?
Natal tooth adalah gigi erupsi sebelum lahir. Neonatal tooth : gigi erupsi
menyusui
2. Gigi dengan karies luas, karies mencapai bifurkasi dan tidak dapat
maintainer.
9. Supernumerary tooth.
10. Gigi penyebab abses dentoalveolar
2.2 Konra-Indikasi Pencabutan Gigi
Kontraindikasi pada pencabutan gigi sulung adalah sebagai berikut:
1. Anak yang sedang menderita infeksi akut di mulutnya. Misalnya akut infektions
pencabutan.
2. Blood dyscrasia atau kelainan darah, kondisi ini mengakibatkan terjadinya perdarahan
dan infeksi setelah pencabutan. Pencabutan dilakukan setelah konsultasi dengan dokter
3. Pada penderita penyakit jantung. Misalnya : Congenital heart disease, rheumatic heart
4. Pada penyakit sistemik yang akut pada saat tersebut resistensi tubuh lebih rendah dan
5. Adanya tumor yang ganas, karena dengan pencabutan tersebut dapat menyebabkan
metastase.
6. Pada penderita Diabetes Mellitus (DM), tidaklah mutlak kontra indikasi. Jadi ada
kalanya pada penyakit DM ini boleh dilakukan pencabutan tetapi haruslah lebih dahulu
mengadakan konsultasi dengan dokter yang merawat pasien 13 tersebut atau konsultasi
7. Irradiated bone
seperti instrument yang digunakan pada dewasa. Bagaimanapun juga, banyak dokter
gigi anak dan oral and maxilofacial surgeons lebih memilih tang ekstraksi anak-anak
yang lebih kecil seperti no.150S dan 151S, karena beberapa sebab :
1. Ukuran tang nya yang lebih kecil lebih memudahkan untuk masuk dalam kavitas oral
2. Tang ekstraksi yang lebih kecil lebih mudah disembunyikan dalam tangan operator.
3. Bentuk paruh dari tang yang lebih dapat beradaptasi dengan bentuk anatomi gigi
sulung.
Gambar 1. Dilihat pada gambar diatas perbandingan tang untuk dewasa dan tang untuk anak
anak.
Tang untuk rahang atas biasanya berbentuk tang biasa yang lurus antara kepala dan
Berbeda dengan tang untuk rahang atas, pada tang untuk rahang bawah rata rata
bengkok, diantaranya:
Gambar 5. Tang dengan kepala yang sedikit runcing penyerupai capit pada
ujungnya.
Gambar 7. Tang untuk akar ini menyerupai tang untuk gigi posterior namun tidak
memiliki takik pada ujungnya, dan kedua ujung tang ini saling bertemu.
3) Alat Bantu
Selain instrumen tang, dalam ekstraksi gigi untuk anak anak juga menggunakan
alat bantu seperti bend atau elevator, dan beberapa instrumen standar untuk
pemeriksaan seperti :
(2) Sonde
(3) Pinset
(4) Injektor
(5) Ekskavator
(6) Cotton roll
Gambar 8. Beberapa alat yang harus dipersiapkan sebelum pencabutan gigi pada anak
2.4 Tata Cara Pencabutan Gigi Rahang Atas dan Rahang Bawah
1. Sebagian negara mempunyai hukum yang mengharuskan izin tertulis dari orang tua
2. Kunjungan untuk pencabutan sebaiknya dilakukan pagi hari (saat anak masih aktif) dan
dijadwalkan, sehingga anak tidak menunggu terlalu lama karena anak cenderung
menjadi lelah menyebabkan anak tidak koperatif. Anak bertoleransi lebih baik terhadap
3. Penjelasan lokal anastesi tergantung usia pasien anak, teknik penanganan tingkah laku
4. Instrumen yang akan dipakai, sebaiknya jangan diletakkan di atas meja. Letakkan pada
tempat yang tidak terlihat oleh anak dan diambil saat akan digunakan. Jangan mengisi
jarum suntik di depan pasien, dapat menyebabkan rasa takut dan cemas.
5. Sebaiknya dikatakan kepada anak yang sebenarnya bahwa akan ditusuk dengan jarum
A B
Gambar 2 A. Selama penyuntikan, asisten memegang tangan anak agar tidak bergerak. B.
Kombinasi perawatan dengan audioanalgesik anak
1. Rasa sakit ketika penyuntikan sedapat mungkin dihindarkan dengan cara sebagai
berikut :
2) Pada daerah masuknya jarum dapat dilakukan anastesi topikal lebih dahulu.
4) Deponir anastetikum perlahan, deponir yang cepat cenderung menambah rasa sakit.
Jika lebih dari satu gigi maksila yang akan dianastesi, operator dapat menyuntikkan
anastesi awal, kemudian merubah arah jarum menjadi posisi yang lebih horizontal,
5) Penekanan dengan jari beberapa detik pada daerah injeksi dapat membantu
6) Jaringan diregangkan jika longgar dan di masase jika padat (pada palatal). Gunanya
kepada anak bahwa nantinya akan terasa gejala parastesi seperti mati rasa, bengkak,
kebas, kesemutan atau gatal. Dijelaskan agar anak tidak takut, tidak kaget, tidak
bingung atau merasa aneh. Pencabutan sebaiknya dilakukan setelah 5 menit. Jika
tanda parastesi tidak terjadi, anastesi kemungkinan gagal sehingga harus diulang
kembali.
2.4.2 Tata Cara Pencabutan Gigi Sulung Rahang Atas Anterior dan Posterior
Arah gaya dasar untuk ekstraksi 6 gigi anterior maksila dan mandibula adalah
tekanan ke arah labial dengan rotasi ke arah mesial dan keluar ke arah
Gaya pertama diberikan ke arah apikal kemudian tekanan ringan ke arah lingual.
Tekanan yang sedikit ini akan melebarkan tulang gingival bagian lingual. Gaya berikutnya
adalah dengan gerakan berlawanan arah jarum jam yang melonggarkan gigi dengan gerakan
yang melepaskan. Kemudian, diteruskan dengan gaya ke arah labial, yang akan melepaskan
gigi dari soketnya. Pada anak yang lebih tua beberapa ekspansi tambahan mungkin dapat
digunakan untuk mencabut kaninus atas permanen.Pencabutan gigi anterior sulung rahang
Gigi anterior rahang atas memiliki akar tunggal yang cenderung konikal.Hal ini
menyebabkan gigi cenderung memiliki resiko fraktur rendah dan mendukung gerakan rotasi.
Karena akar palatal melengkung, gerakan untuk pencabutan gigi diarahkan ke palatal dengan
tekanan ringan untuk memperluas soket gigi.Tekanan ringan bertujuan agar tidak sampai
mematahkan akar palatal yang melengkung. Kemudian diteruskan dalam satu gaya ke arah
bukal, gigi menjadi longgar dan gerakan berlawanan arah jarum jam mengeluarkan gigi dari
Gigi molar sulung rahang atas berbeda dengan gigi permanen.Ketinggian konturnya
lebih dekat ke cementoenamel junction dan akarnya lebih divergen serta diameternya lebih
kecil.Karena struktur akar melemah saat erupsi gigi permanen, sering terjadi fraktur akar saat
ekstraksi. Hal lain yang harus diperhatikan adalah hubungan antara molar sulung dengan
mahkota premolar yang akan tumbuh. Apabila akar mengelilingi mahkota premolar, bukan
mustahil premolar ikut tercabut bersama molar sulung.Jika pada gambaran radilografi terlihat
adanya penguncian gigi premolar karena akar gigi sulung maka gigi harus dibelah dan
luksasi gigi dan ekstraksi diselesaikan dengan tang universal rahang atas no 150S. (Pinkham,
1999)
2.5 Tata Cara Pencabutan Gigi Rahang Sulung Bawah Anterior dan Posterior
Bagian melintang dari akar gigi ini adalah oval. Dimulai dengan gaya inisial pada
apikal gigi, arah gaya berikutnya adalah ke arah labial dalam satu gerakan. Gigi akan terasa
longgar dari soketnya,gigi dikeluarkan deri soketnya dengan gerakan berlawanan arah jarum
Gigi anterior rahang bawah memiliki akar tunggal. Dokter gigi harus berhati-hati dalam
menggerakkan tang agar tidak mengganggu gigi yang berdekatan karena akan sangat mudah
menimbulkan kegoyangan. Hal ini juga menyebabkan dokter gigi dapat menggunakan
gerakan rotasi dan sedikit gerakan ke arah labial dan lingual dapat melepaskan gigi dari
Potongan melintang dari akar gigi ini adalah datar dalam arah mesiodistal dan
berbentuk lonjong.Gerakan rotasi tidak digunakan. Gaya inisial adalah tekanan ringan ke arah
lingual, kemudian diteruskan dalam satu gaya ke bukal sampai gigi melonggar dari soketnya.
Setelah itu, gigi dikeluarkan dari soketnya dengan gerakan berlawanan arah jarum jam.
Pada pencabutan gigi posterior rahang bawah, dokter gigi harus memberikan support
dengan tangan yang tidak melakukan ekstraksi pada mandibula pasien supaya tidak terjadi
3. Menggosok gigi setiap hari, tetapi tidak menggunakan mouthwash pada hari
pencabutan.
5. Jika nyeri meningkat setelah 48 jam atau perdarahan abnormal terjadi segera hubungi
dokter.
6. Untuk mencegah perdarahan dan pembengkakan, posisi kepala lebih ditinggikan saat
tidur.
2.7 Komplikasi Saat Pencabutan Gigi dan Pasca Pencabutan Gigi dan Penanganannya
Pada umumnya, komplikasi pada kasus ekstraksi gigi anak hampir sama dengan
yang terjadi pada dewasa.Jika pada Komplikasi anak jarang terjadi dry socket, jika
terjadi dry socket pada anak di bawah 10 tahun, maka operator harus menduga adanya
gangguan nutrirsi).
Aspirasi atau tertelannya gigi atau akar mungkin terjadi terutama di bawah
anestesi umum dengan mulut yang terbuka. Kecelakaan ini dapat dihindari dengan
mengontrol tekanan pada pegangan tang dan dapat juga dengan menggunakan sponge
Trauma pada jaringan lunak yang paling sering adalah robeknya mukosa atau
tiap selama ekstraksi gigi. Hal ini dapat dicegah dengan cara membuat ukuran flap
yang adekuat untuk mencegah tegangan yang berlebih pada flap serta pemakaian
tenaga yang secukupnya saat manipulasi gigi dan flap. Trauma pada jaringan
lunak yang sering terjadi lainnya adalah tertusuknya jaringan lunak oleh instrumen.
Seperti elevator lurus atau elevator periosteal yang terpeleset dari daerah operasi dan
memasuki atau merobek jaringan lunak sekitarnya. Pencegahan terbaik adalah dengan
menggunakan tenaga yang terkendali dan perhatian khusus pada jari-jari tangan
sebelahnya yang menopang untuk mengantisipasi terpelesetnya alat. Jika instrumen
terpeleset dari gigi atau tulang, jari-jari akan menahannya sebelum trauma terjadi.
Bila trauma telah terjadi, terapi ditujukan terutama untuk mencegah timbulnya infeksi.
Jika trauma mengeluarkan darah yang banyak, dapat dikontrol dengan melakukan
Abrasi atau luka pada bibir dan sudut mulut, umumnya karena gesekan alat pada
jaringan lunak. Jika abrasi terjadi, dokter harus menginformasikan pasien untuk
melapisi luka dengan vaselin atau salep antibiotik. Pertahankan salep agar menempel
di daerah luka. Abrasi biasanya akan sembuh dalam waktu 5-10 hari. (Koch, 2001)
Sedangkan trauma pada gigi tetangga dapat juga terjadi pada saat dilakukan
ekstraksi. Dokter gigi biasanya terlalu fokus pada gigi yang akan di cabut sehingga
tidak memperhatikan gigi sekitarnya yang mengalami trauma seperti menjadi goyang
karena menjadi tumpuan elevator, tambalam lepas, dan kadang giginya dapat avulsi.
Bila terjadi, segera lakukan penanganan seperti penambalan dan memfiksasi gigi
Komplikasi yang biasa terjadi pada pencabutan gigi dan pemeriksaan dari gigi
yang telah tercabut dapat menunjukkan adanya fragmen alveolar yang menempel pada
akar gigi tersebut. Ini mungkin berhubungan dengan terjepitnya tulang alveolar secara
tidak sengaja di antara ujung tang pencabut gigi atau konfigurasi dari akar gigi itu
sendiri, bentuk dari tulang alveolar, atau adanya perubahan patologis dalam tulang itu
sendiri.(Pedersen, 1996)
Disarankan untuk membuang fragmen alveolar yang telah kehilangan lebih dari
Terkadang, selama pencabutan dari gigi molar atas , tulang pendukung dan
tuberositas maksila terasa goyang bersama gigi. Bila terjadi fraktur tang harus
diletakkan dan dibuat flap mukoperiosteal bukal yang besar. Tuberositas yang fraktur
dan gigi tersebut kemudian dibebaskan dari jaringan lunak palatal dengan alat tumpul
dan diangkat dari soketnya. Flap jaringan lunak kemudian didekatkan satu sama lain
dan dijahit untuk menyatukan tepinya dan jahitan dibiarkan sedikitnya 10hari.
(Pedersen, 1996)
Pada gigi yang non vital biasanya terdapat kerapuhan yang menyebabkan resiko
terjadinya fraktur. Fraktur mahkota dapat disebabkan oleh adanya karies yang besar,
penggunaan tenaga yang berlebihan atau gigi non vital yang telah mendapatkan
morfologi akar yang abnormal seperti ujung yang bengkok atau terlalu divergen,
sebelum dilakukan tindakan ekstraksi gigi. Bila posisi giginya sulit, harus dilakukan
pemotongan mahkota dan akar. Apabila masih sulit juga dapat dilakukan pembuatan flap dan
pengurangan tulang alveolar bagian bukal untuk mendapatkan posisi pengambilan yang lebih
mudah. Setelah itu diberikan antibiotik dan analgesik yang adekuat (Pedersen, 1996)
2.7.4. Infeksi
Infeksi pada anak biasanya terjadi pada pada pencabutan region rahang atas dan
region molar. Infeksi yang terjadi pada anak-anak merupakan hal yang penting
diketahui karena dokter gigi dapat mencegah penyebaran infeksi agar tidak lebih
2. Dapat melibatkan bud gigi permanen. Infeksi dapat juga menyebabkan destruksi
1. Demam dengan denyut nadi yang cepat, pernafasan yang dangkal tetapicepat
pemasukan cairan.
Pengelolaan Infeksi
Pengobatan sistemik:
1. Antibiotic, yang paling baik digunakan adalah penisilin, jika pasien sensitive terhadap
penisilin dapat diberikan eritromisin. Selain itu harus diperhatikan agar pasien tidak
mengalami dehidrasi
Sering terjadi pada rahang bawah yaitu pada nevus alveolaris inferior, lingualis,
2. Pemakaian tang dengan tenaga besar Scalpel yang meleset kearah lingual
Penanganan :
2. Jika 6minggu tidak ada perbaikan rujuk ke spesialis untuk terapi melalui
3. Bisa juga diberikan obat-obatan neurotropik selama masa terapi. (Pedersen, 1996)
2.7.6. Emphysema
Penanganan :
2. Penekanan dengan dressing alkohol yang mengarah ke socket dan udara yang
krepitasi
Perdarahan primer yaitu suatu perdarahan yang timbul selama tindakan pembedahan
dilakukan. Biasanya karena trauma yang berlebihan, adanya jaringan yang terinfeksi atau
perdarahan yang timbul berhubungan dengan keadaan pasien tersebut seperti sedang terapi
aspirin/warfarin, hipertensi, leukemia, hemofili dll. Bila perdarahan telah terjadi dapat
dilakukan suction atau pembersihan daerah dengan perdarahan dengan hati-hati untuk
menemukan sumber perdarahan tersebut. Bila sumber perdarahannya telah ditemukan dapat
dilakukan hemostatik lokal seperti penekanan langsung dengan menggigit tampon (bisa
dibasahi dengan cairan vasokonstriktor) selama 20menit, penjahitan atau aplikasi surgicel,
gelfoam, bone wax dll. Dapat juga dilakukan hemostatik dengan diathermi. (Pedersen, 1996)
ekstraksi/pembedahan selesai dilakukan. Hal ini biasanya terjadi karena adanya trauma pada
socket atau terlepasnya gumpalan darah dari socket karena infeksi atau berkumur, dan
perdarahan primer, hanya di lakukan anestesi lokal agar mudah untuk memanipulasi socket
serta pembuangan gumpalan darah yang tersisa dan pembersihan luka dengan larutan saline,
1996)
Hematoma atau perdarahan dibawah kulit yang disebut ekimosis juga dapat terjadi.
Hematom atau ekimosis akan hilang dengan sendirinya atau di kompres dingin, atau di beri
salep yang mengandung heparin untuk mempercepat hilangnya hematoma. (Pedersen, 1996)
sebagai akibat reaksi psikis. Gejalanya lemah,pusing,pucat pada hidung dan bibir atas,
kulit dingin dan basah,nadi cepat dan lemah dll. (Pedersen, 1996)
Penanganan :
Penanganan :
2. Lakukan CPR
3. Beri injeksi epinefrin 1: 1000 sebanyak 0,3-0,5 ml secara IM diulang setiap 5 menit.
Socket pada rongga mulut disertai rasa sakit karena hilangnya gumpalan darah
sakitnya bersifat menyebar,sakit pada telinga dari RB,jika dari RA menyebarnya ke pelipis
3. Perokok
6. Adanya gingivitis
Penanganan :
1. Socket diirigasi dengan larutan chlorhexidin 0,12% atau saline hangat. Jika sangat
Pembengkakan postoperasi atau edema setelah ekstraksi gigi atau tindakan minor
merupakan hal biasa yang sering ditemukan. Pembengkakan ini akan mencapai puncaknya
1. Neuroma traumatik,
3. Sakit psikogenik
Penanganan :
1. Tetapkan kembali diagnosis yang benar dan tiliti kembali apakah telah dilakukan
3. Eliminir kemungkinan penyebab fisik yang menimbulkan rasa sakit seperti penyakit
yang menyertainya
4. Tentukan respon terhadap rasa sakit dengan melakukan infiltrasi anastesi lokal dan
5. Jika sakit terus berlangsung hingga diatas 2-3minggu,segera rujuk ke spesialis untuk
Reaksi akibat obat obatan yang relative sering terjadi segera sesudah operasi
adalah mual dan muntah karena menelan analgesic narkotik atau nonnarkotik. Muntah
mengungkit keluar beku darah dan perdarahan akan timbul waktu pasien menelan
darah, yang akan mengakibatkan emesis. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah
Reaksi alergi sejati terhadap analgesic bisa terjadi, tetapi relative jarang. Yang
umum adalah alergi aspirin yang termanifestasi sebagai urtikaria, angiodema, atau
asma. Reaksi alergi yang akut terhadap antibiotic dapat mematikan. Apabila
menghentikan pemakaian obat sesegera mungkin. Respon alergi sejati dapat diatasi
BAB III
KESIMPULAN
Pencabutan gigi anak merupakan salah satu tindakan bedah yang membutuhkan
perhatian yang sangat penting sebelum dilakukan. Persiapan pencabutan gigi anak
terdiri atas persiapan pasien, persiapan operator, dan persiapan alat dan ruangan.
Semua hal ini harus dapat dipenuhi dan dilakukan sesuai standar yang berlaku.
Terdapat berbagai jenis alat yang digunakan dalam tindakan ekstraksi gigi anak.
Selain itu terdapat juga instruksi khusus yang diberikan kepada anak pasca tindakan
komplikasi yang dapat terjadi dan harus siap dalam menangani komplikasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Adair, S.M., in Pinkham, J.R., Casamassimo, P.S, McTigue, D.J., Fields, H.W, Nowak, A.J.,
2005. Pediatric Dentistry Infancy Through Adolescent, Fourth edition, Elsevier Saunder,
Koch, G & Poulsen, S. Pediatric dentistry a clinical approach. 1st edition. Copenhagen :
Munksgaard. 2001.
Pedersen, G.W., 1996, Buku Ajar Praktis Bedah Mulut (terj.), Penerbit. Buku Kedokteran
EGC, Jakarta
Pedlar J, John WF. 2001. Oral and maxillafacial surgery. London: Churchill. Livingstone.