Anda di halaman 1dari 8

Modul Praktek Dental Anatomi dan Histologi

Semester 1
T.A. 2020/2021
MODUL PRAKTEK
DENTAL MORFOLOGI
(KG3 106)

Dosen Pembimbing

drg. Lanny Sunarjo


Sadimin, S.Si.T, M.Kes
drg. Endah Aryati E
drg. Diyah Fatmasari
drg. Iman Supardan
Sariyem S.Si.T, M.Kes

2020
DIII KEPERAWATAN GIGI
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
Modul Praktek Dental Morfologi

TATA TERTIB

PRAKTIKUM DENTAL MORFOLOGI

1. Pratikan diharapkan telah datang 5 menit sebelum jam praktikum dimulai.


2. Sebelum masuk ruangan, pratikan diharapkan meletakkan tas dan barang-barang yang
tidak berhubungan dengan praktikum pada tempat yang telah disediakan.
3. Selama praktikum, pratikan diwajibkan mengenakan jas laboratorium yang telah
ditentukan.
4. Selama praktikum, pratikan tidak diperbolehkan makan, minum serta meninggalkan
laboratorium tanpa ijin terlebih dahulu kepada asisten.
5. Pratikan harus menjaga kebersihan dan ketenangan laboratorium, serta berhati-hati
dalam menggunakan peralatan karena setiap kerusakan alat yang disebabkan oleh
pratikan harus diganti oleh yang bersangkutan.
6. Laporan hasil percobaan diselesaikan saat itu juga dengan format yang telah diberikan
pada saat asistensi.
7. Jumlah kehadiran harus 100%, bagi pratikan yang berhalangan hadir (dibuktikan
dengan surat keterangan) diberikan waktu pengganti praktikum sesuai kesepakatan dari
pembimbing.
8. Petugas piket diwajibkan mempersiapkan dan membersihkan ruangan praktikum
sebelum dan setelah praktikum.
9. Bagi pratikan yang tidak mentaati tata tertib tersebut akan dikenakan sangsi akademik.

1
Modul Praktek Dental Morfologi

A. Tema :
1. Identifikasi Gigi Geligi Sulung.
2. Identifikasi Gigi Geligi Permanen
B. Tujuan :
1. membantu mahasiswa dalam melaksanakan praktek dental morfologi secara
mandiri dan efisien.
2. dapat menjadi panduan sebagai tuntunan mahasiswa dalam melaksanakan
praktek dental morfologi.
C. Gambaran umum :
Modul ini meliputi beberapa hal antara lain
1. bentuk-bentuk permanen.
2. fungsi gigi permanen.
3. bagan gigi beserta jaringan pendukungnya.
D. Modul ini ditujukan bagi mahasiswa pada semester awal karena mata kuliah ini
menjadi dasar bagi mata kuliah lainnya seperti mata kuliah konservasi, kesehatan
gigi anak, oral diagnostik, dsb.
E. Kompetensi yang ingin dicapai :
1. menjelaskan proses pertumbuhan gigi.
2. mengidentifikasi bentuk-bentuk gigi geligi.
3. menjelaskan fungsi gigi geligi.
F. Indikator ketercapaian kegiatan praktik :
1. mahasiswa menggambar setiap gigi geligi permanen dengan benar (Kuadran I
untuk gigi-gigi Rahang Atas & kuadran III untuk gigi-gigi Rahang Bawah).
2. mahasiswa menggambar bagan gigi dengan jaringan pendukungnya.
3. mahasiswa mengukir gigi geligi permanen 1 1, 1 3 dan 4 6 dengan ukuran lebih
besar (3x ukuran gigi asli) dengan bahan malam.
4. mahasiswa mengidentifikasi gigi permanen dalam satu rahang (4 kuadran
dengan 28 gigi).

G. Materi Pembelajaran :
No. Bahasan Sub Pokok Bahasan
1. Bentuk Gigi Geligi Permanen Anterior Gigi Seri dan Taring
2. Bentuk Gigi Geligi Permanen Posterior Premolar dan Molar
3. Gambar Penampang Melintang Gigi Bagan Gigi dan Jaringan Pendukung

2
Modul Praktek Dental Morfologi

H. Strategi pembelajaran
Diskusi, simulasi dan demonstrasi.
I. Sarana penunjang pembelajaran :
1. Panduan praktik klinik.
2. Alat dan bahan cetakan.
J. Metode evaluasi :
Oral essays.
K. Metode penilaian :
Tes sumatif dan presentasi
L. Daftar pustaka :
1. Ash, M.A., dan Nelson, S.J., 2003, Dental Anatomy, Physiology, and Occlusion,
8th ed., W.B.Saunders Co., Philadelpia.
2. Harshanur, I.W., 1991, Anatomi Gigi, EGC, Jakarta.
3. Linden, v.d, 1984, Perkembangan Gigi Geligi, Bina Cipta, Indonesia.
4. Setiono, Kusdwiratri, 2009, Psikologi Perkembangan : Kajian Teori Piaget,
Selman, Kohlberg dan Terapannya Dalam Riset, Widya Padjadjaran, Bandung.
5. Sulistijarso, N, 1984, Dental Anatomi, Buku Ajar, SPRG, Semarang.

3
Modul Praktek Dental Morfologi

Tahapan Praktek Dental Morfologi meliputi :


I. Menggambar Gigi Geligi Permanen (video dengan alamat URL:
https://youtu.be/ZJC6KAtxRAI)
1. Membuat gambar pola semua gigi geligi permanen (Kuadran I untuk gigi-gigi Rahang
Atas & kuadran III untuk gigi-gigi Rahang Bawah) yang telah diperbesar 3 x pada
kertas milimeter, masing-masing gigi pada satu lembar kertas milimeter.
2. Setiap gigi digambar dari 5 (lima) permukaan, yaitu (lihat contoh gambar 1)
a. Gigi Anterior Rahang Atas : bidang labial, palatal, mesial, distal dan incisal.
b. Gigi Anterior Rahang Bawah : bidang labial, lingual, mesial, distal dan incisal.
c. Gigi Posterior Rahang Atas : bidang bukal, palatal, mesial, distal dan oklusal.
d. Gigi Posterior Rahang Bawah : bidang bukal, lingual, mesial, distal dan oklusal.

Contoh:

Gambar 1. Gambar Gigi Permanen Incisive Satu Rahang Atas

4
Modul Praktek Dental Morfologi

II. Membuat Cetakan Malam video dengan alamat URL :


https://youtu.be/6P8sf1IKVEQ
1. Menyiapkan alat dan bahan.
a. Alat
a. Lampu spiritus & Korek api.
b. Gunting/cutter.
c. Lecron carver.
d. Wax knife.
e. Pensil & Penggaris.
f. Spatula & Kaki tiga.
b. Bahan
a. Perekat ( isolasi, double tape, lem tembak, lakban).
b. Wax & Vaseline/hand body.
c. Kaleng bekas, Karton duplex, tebal 3 mm
d. Gambar penampang gigi 11, 13, 46.
e.
2. Membuat cetakan.
a. Menyiapkan gambar pandangan labial/buccal, palatal/lingual, mesial, distal, dan
oclusal/incisal
b. Menggambar kerangka sesuai dengan gambar berikut:

b b

Keterangan:
a = (tinggi akar+mahkota) + 1 cm
b = (lebar mesial/distal) + 1 cm
c = (lebar labial/buccal)+1cm

5
c
Modul Praktek Dental Morfologi

c. Memotong kerangka & melapisi kerangka dengan isolasi/lakban bening.


d. Melekatkan tiap sisi kerangka menggunakan lem/double tape
e. Melapisi bagian luar cetakan dengan lakban untuk mencegah kebocoran.
3. Membuat adonan malam
a. Menyiapkan kaleng, bunsen, korek, wax, dan spatula.
b. Menyalakan api pada bunsen dengan korek api. Pastikan ada spiritus yang
cukup di dalamnya.
c. Memposisikan kaki tiga lalu meletakkan kaleng diatasnya.
d. Memasukan malam yang sudah dipotong menjadi empat bagian.
e. Mengaduk malam dengan spatula agar mencair menyeluruh. Jangan sampai
ada bagian malam yang menghitam.
f. Tunggu hingga malam mencair seluruhnya.
4. Mencetak malam
a. Selagi menunggu malam mencair, mengoleskan vaseline atau handbody pada
bagian dalam cetakan.
b. Setelah mencair menyeluruh, masukan malam sampai 1/3 bagian cetakan.
hentakan cetakan untuk mengeluarkan gelembung udara pada dalam adonan.
c. Tunggu hingga adonan ½ kering dan kalian akan lihat bagian tengahnya
mencekung.
d. Lalu panaskan bagian sekitar cekungan malam dengan lecron yang sudah
dipanaskan ujungnya diatass bunsen. Kemudian tuang kembali adonan malam
sampai 2/3. Ulangi tahap tersebut sampai cetakan penuh.
e. Tunggu hingga adonan malam dingin.
5. Mengeluarkan malam dari cetakan
a. Memotong sisi cetakan dengan gunting/cutter.
b. Melepaskan sisi kerangka cetakan perlahan agar tidak merusak malam yang
sudah dicetak.
6. Malam siap digunakan untuk membuat model gigi.
III. Mengukir Gigi Geligi (lihat gambar 2 dan video dengan alamat URL
https://youtu.be/9XIf15jjxLY dan https://youtu.be/9KBKj7uxxRE
1. Menyiapkan pola gambar gigi 1.1, 1.3 dan 4.6 dengan ukuran diperbesar 3x.
2. Pola gambar gigi yang telah disetujui pembimbing praktikum, digunting dan
ditempelkan pada balok malam atau gips sesuai permukaannya sejajar dengan garis
yang telah dibuat.

6
Modul Praktek Dental Morfologi

3. Sisakan ketebalan balok setebal 1.0 cm pada bagian dasar agar gigi yang telah diukir

dapat disusun secara tegak.


4. Penempelan pola dilakukan pada permukaan yang berhadapan dulu (Labio/bucco –

palatal/lingual), kemudian balok malam/gips dipotong sesuai dengan pola.


5. Dilanjutkan dengan penempelan pola gambar gigi pada permukaan mesial dan
permukaan distal.
6. Terakhir penempelan dilakukan pada permukaan incisal atau oklusal.

7. Lihat contoh tahapan pemotongan pada gambar 2 dibawah ini, tepi pemotongan
harus sama dengan gambar, jangan sampai kelebihan atau kekurangan dalam
memotong malam/gips.
8. Balok malam atau gips yang telah dipotong jangan dihaluskan atau diukir terlebih

dahulu, untuk menghindari kesalahan pengukiran yang fatal.


9. Setiap tahap pemotongan ditunjukan pada pembimbing praktek.

IV. Finishing dan Polishing


Setelah balok malam selesai di potong, dilakukan pengukiran dan penghalusan balok
malam. Polishing ukiran malam dilakukan cara pemolesan menggunakan kain
nilon/sutera, dilanjutkan dengan kapas yang dibasahi dengan alkohol serta kapas yang
dibasahi dengan sabun cair.
Disiapkan oleh : Diperiksa oleh : Disahkan oleh :
Dosen Pengampu Ketua Program Studi Ketua Jurusan
(Penanggungjawab)

TTD TTD TTD

Dr. drg. Lanny Sunarjo, MDSc Prasko, S.Si.T, M.H. Tri Wiyatini, SKM, M.Kes (Epid)
NIP. 196406041992032002 NIP. 198108232005011005 NIP. 197001051991012001
7

Anda mungkin juga menyukai