0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
42 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang penggunaan dan teknik pemotretan pesawat dental X-ray intra oral. Pesawat ini digunakan untuk melihat kondisi gigi dan rahang dengan memasukkan alat ke dalam mulut pasien. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur operasional standar penggunaan alat tersebut mulai dari persiapan, posisi pasien dan alat, hingga kriteria hasil gambar yang dihasilkan.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang penggunaan dan teknik pemotretan pesawat dental X-ray intra oral. Pesawat ini digunakan untuk melihat kondisi gigi dan rahang dengan memasukkan alat ke dalam mulut pasien. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur operasional standar penggunaan alat tersebut mulai dari persiapan, posisi pasien dan alat, hingga kriteria hasil gambar yang dihasilkan.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang penggunaan dan teknik pemotretan pesawat dental X-ray intra oral. Pesawat ini digunakan untuk melihat kondisi gigi dan rahang dengan memasukkan alat ke dalam mulut pasien. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur operasional standar penggunaan alat tersebut mulai dari persiapan, posisi pasien dan alat, hingga kriteria hasil gambar yang dihasilkan.
KABUPATEN BELITUNG TIMUR Tanggal Terbit Direktur STANDAR PROSEDUR September 2018 OPERASIONAL dr. Cahyo Purnomo NIP. 19870525 201101 1002 Pengertian Dental X-ray intra oral adalah pemeriksaan dengan menggunakan pesawat sinar- X untuk melihat gigi geligi dengan memasukan alat kedalam rongga mulut pasien. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui kelainan pada gigi geligi guna menegakkan diagnosa dokter gigi yang menghendaki pemeriksaan rontgen gigi/ dental x-ray ini. Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor : 445.II/058.a/RSUD Tentang Pelayanan Radiologi UPT Rumah Sakit Daerah Kabupaten Belitung Timur Prosedur 1. Petugas poliklinik gigi : Masukkan kabel pesawat dental x-ray ke dalam stop kontak. Aturlah posisi pasien yang dikehendaki. 2. Pasien : Duduklah di kursi pemeriksaan dental x-ray untuk dilihat bagian gigi yang akan diperiksa. 3. Petugas poliklinik gigi atau Radiografer : Hidupkanlah power pesawat dental x-ray unit. Aturlah LV meter. Pilihlah fokus yang sesuai untuk dewasa atau anak (fokus besar atau fokus kecil. Pilihlah titik bidik dan titik fokus yang akan diperiksa, gigi atas atau gigi bawah. Lakukan ekspose x-ray. Unit Terkait Poliklinik Gigi. TEKNIK PEMOTRETAN PADA DENTAL X-RAY (INTRA ORAL)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO. CSSD 00 1/2
UPT RSD RSUD
KABUPATEN BELITUNG TIMUR Tanggal Terbit Direktur STANDAR PROSEDUR September 2018 OPERASIONAL dr. Cahyo Purnomo NIP. 19870525 201101 1002 Pengertian Adalah teknik atau cara dalam pemotretan/pemeriksaan Intra oral dengan menggunakan pesawat dental sinar- X untuk melihat gigi geligi. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui kelainan pada gigi geligi guna menegakkan diagnosa dokter gigi yang menghendaki pemeriksaan rontgen gigi/ dental x-ray ini. Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor : 445.II/058.a/RSUD Tentang Pelayanan Radiologi UPT Rumah Sakit Daerah Kabupaten Belitung Timur Prosedur 1. INSISIVUS RAHANG ATAS CP : pertengahan insisivus rahang atas CR 0 : 60 caudally FFD : 30cm Kv : 60-70 2. INSISIVUS RAHANG BAWAH a) Atur tabung pesawat gigi dengan bidang oklusal bawah sehingga membentuk sudut 25° - 30° Cranially dan Film diposisikan memanjang b) Sentrasikan sinar pada simfisis menti. CR 20°-30° cranially. CP pada pertengahan incicivus, 1 cm diatas lower border dari mandibula. - kV : 40 – 150 kV - mA : 15 mA - Fokus : kecil c) Setelah pengaturan faktor eksposi maka pasien dipersilahkan duduk, diatur posisinya sesuai dengan obyek yang diperiksa,lalu masukkan film ke dalam mulut pasien, lalu atur letak film pada gigi yang diperiksa. d) Kriteria gambar - Seluruh gambaran gigi harus tergambar pada film. - Tidak terjadi horizontal overlapping (yang menyebabkan ketidak jelasan akar lanjutan). - Harus terlihat densitas dan kontras yang jelas antara enamel dan dentin gigi. - Tidak ada bekas roller - Tidak terdapat fog film. - Tidak terdapat kontaminasi, serta percikan unsur kimia - Tidak terjadi elongation maupun foreshortening pada gambaran gigi. - Harus terlihat 3mm tulang periapical yang memungkinkan penilaian terhadap anatomi yang menyentuh langit-langit.
3. CANINUS RAHANG ATAS
a) Atur tabung pesawat gigi dengan bidang oklusal atas sehingga membentuk sudut 50° caudally. b) Film diposisikan memanjang. c) Sentrasi pada alat of the nose.
4. PREMOLAR RAHANG ATAS
a) Teknik Pemotretan - Film dimasukkan ke dalam mulut pada posisi melintang tepat di premolar rahang atas - Atur tabung dengan arah sinar 400 caudally ( tube ke lower occusal plane ) - Sentrasi pada garis imaginer pertengahan antara inner canthus dan outer canthus. b) Teknik radiografi - Posisi pasien : pasien duduk tegak - Posisi objek : sejajarkan dengan AML dengan film, film berada didalam mulut jari menganjal film Kv : 60 Kv mAS :6 Central ray : 400 caudally Central point : pertengahan premolar
c) Kriteria gambar - Terlihat bagian crown, corpus dan akar dari premolar rahang atas - tidak terjadi superposisi - terjadi elongasi
5. PREMOLAR RAHANG BAWAH
a) Teknik Pemotretan - Tube ke lower occlusal plane membentuk sudut ⁰10 - Film diposisikan melintang - Sentrasi pada batas bawah mandibula sejajar dengan pertengahan anatar inner dan outer canthus. b) Kriteria Gambar : Terlihat bagian apex sampai ke radices, maka jika terjadi fraktur akan terlihat.
6. MOLAR RAHANG ATAS
a) Posisi Pasien : pasien duduk ditempat yang telah disediakan b) Posisi objek - Film posisikan melintang - Sentrasi setinggi tulang zygomaticum daerah yang diperiksa - Atur AML (Acanthion Meatal Line) sejajar lantai c) Central ray : 30 0 Caudally (ke arah kaki) d) Central point : Pertengahan Molar 1 dan molar 2 e) Kriteria gambar : - Tampak dari os zygoma - Tampak dari os maxillary
7. MOLAR RAHANG BAWAH
a) Pemeriksaan gigi bagian dalam dengan memasukkan film ke dalam mulut (rahang atas dan rahang bawah) b) Teknik Radiografi gigi rahang bawah : - Untuk teknik vertikal pasien duduk pada kursi khusus (dental chair). - Upper position line sejajar upper occlusal plane. - Perhatikan penyudutan tabung sinar x vertikal angulasi positif (caudal). - Perhatikan horizontal angulasi. - Persiapkan bahan dan alat : letak film, penyudutan dan faktor eksposi disiapkan sebelum eksposi dimulai. - Persiapan : Tangan radiografer harus bersih dan Gigi palsu pasien yang tidak permanen / benda lainnya harus dibuka/dilepas - Metode bisecting digunakan - Produksi radiasi harus diperhatikan. c) Teknik pemotretan gigi rahang bawah : - Tube kelower occlusal plane membentuk sudut 0 derajat. - Film diposisikan melintang. - Sentrasi pada mandibula sejajar outer canthus. Unit Terkait Poliklinik Gigi.