Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MAHASISWA RADIOLOGI
Pemeriksaan DENTAL yang dilakukan pada RSUD DR.M.Zein Painan

Disusun Oleh :
Defrika Rusdi Fauzi

JURUSAN RADIOGRAFI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT, dengan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Pemeriksaan DENTAL yang dilakukan pada RSUD Dr. M.Zein Painan.
Dan tak lupa kita lantunkan shalawat beserta salam kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW
beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada para pembimbing
yang telah membantu penulis menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan pihak-pihak lain yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang baik secara langsung maupun tidak langsung juga
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan sampai terselesaikannya makalah ini jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kemajuan dan perbaikan untuk masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Painan, 13 Januari 2016

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
KATA PENGANTAR.... ii
DAFTAR ISI..... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.. 1
B. Rumusan Masalah..... 1
C. Tujuan .... 1

BAB 2 PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.

Anatomi dan Fisiologi Dental..... 2


Patofiologi Dental...... 2
Teknik Radiografi Dental.. 3
Pesawat yang digunakan untuk pemeriksaan dental. 3
Kelebihan dan Kekurangan Pesawat yang digunakan..3

BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan 4
B. Saran... 4

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Sejarah RSUD M.zein painan

Sejarah RSUD Dr. M. Zein Painan


Didirikan pada tahun 1930 : RS pembantu (colonial Belanda).
RSU tipe D berdasarkan SK Menkes RI No.51/Menkes/SK/I/79 tanggal 2 februari 1979 dengan

kepemilikan pemda Tk.I.


Tahun 1993 RS kelas C (SK Menkes No.1154/Menkes/SK/XII/1993)Milik pemda Tk.II.
Kabupaten pesisir selatan dengan kapasitas 53 tempat tidur
RSUD. Dr. M. Zein nama dokter pertama di Pesisir Selatan
Merupakan pusat rujukan bagi 18 puskaesmas di pessel dan RS kabupaten tetangga(Mukomuko/Bengkulu

RSUD M.zein painan adalah rumah sakit negeri kelas C, rumah sakit memberikan
pelayanan kedokteran spesialis terbatas. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan
rujukkan dari puskesmas.
Rumah sakit ini termasuk besar mempunyai 160 tempat tidur inap lebih banyak
dibanding setiap rumah sakit di Sumatra barat 6 dari 160 tempat tidur berkelas vip.88
termasuk kelas III yang tersedia rata-rata 65 tempat tidur inap. Jumlah dokter 40 orang
dokter 20 adalah dokter umum, rumah sakit ini tersedia lebih banyak dibanding rata-rata
rumah sakit disumatra barat.
Pelayanan Medis:
a) Pelayanan ins Gawat Darurat (IGD)
b) Pelayanan Poliklinik
a. Poliklinik umum
b. Poliklinik Anak
c. Poliklinik Bedah
d. Poliklinik Kebidanan
e. Poliklinik Penyakit Dalam
f. Poliklinik Mata
g. Poliklinik Gigi
h. Poliklinik THT
i. Poliklinik Jiwa
j. Poliklinik Neuro
k. Poliklinik Bedah Tulang
l. Poliklinik Paru
m. Poliklinik Fisioterapi
c) Pelayanan penunjang
a. Instalasi radiologi
b. Instalasi Farmasi
c. Instalasi Laboratorium
d. Instalasi Gas Medis
e. Instalasi CSSD
f. IPSRS

1.2 Sejarah sinar x


Wilhelm Conrad Rontgen dilahirkan tahun 1845 di kota Lennep, Jerman. Pada tanggal 8
November 1895 W.C. Rontgen melakukan penelitian tabung sinar katoda. Ia membungkus
tabung dengan suatu kertas hitam agar tidak terjadi kebocoran fotoluminesensi dari dalam
tabung ke luar. Radiograf pertama kali yang dibuat dengan menggunakan obyek tangan dari
Istri W.C. Rontgen (Anna Berta Ludwie).

1.3 Latar belakang


Proses belajar mengajar praktek pada Jurusan Radiografi, terdiri dari praktek di
Laboratorium (PBP), praktek kerja lapangan (PKL) dan praktek kerja nyata (PKN), yang
selalu menggunakan peralatan sinar-x.
1.4 Identifikasi Masalah
1. Apa tujuan dan klinis pemeriksaan dental?
2. Bagaimana teknik pemeriksaan dental?
3. Bagaimanakah gambaran radiografi dental?
4. Apakah perbedaan pemeriksaan pesawat dental dengan panoramic?
5. Kelebihan dan kekurangan pesawat dental dan panoramic?
1.5 Tujuan
A. Memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang pendeteksian penyakit pada daerah
dental dan sekitarnya.
B. Memberikan pengetahuan tentang perbedaan pesawat dental dengan panoramic

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI
Jumlah gigi manusia dewasa = 32 buah, terdiri dari 16 buah pada tiap-tiap rahang, yaitu :
2 buah Insisivus

1 buah caninus

2 buah premolar

3 buah molar

1.
2.
3.

Gigi berfungsi sebagai :


Mengunyah makanan secara mekanis
Membantu memperjelas bunyi vokal
Sebagai keindahan (estetika)
Ciri ciri gigi :
1.
Insisivus :
Akarnya satu
Biasanya Kecil
Tajam
2.
Caninus :
Syarat pemotretan yang bagus terbawa juga puncaknya terbawa
Fungsinya untuk mengoyak ngoyak
3.
Premolar :

Puncaknya lebih tebal dari caninus


Akarnaya pendek
Fungsi nya untuk mengunyah
4.
Molar :
Makin belakang makin tebal mahkota nya
Akarnya pendek
Akarnya lebih dari 1 yaitu 2 atau 3
2.2 PATOFISIOLOGI DAN INDIKASI
Impacted (Impaksi)
Impacted atau impaksi merupakan gangguan yang terjadi pada gigi dimana gigi yang baru tumbuh
mendesak gigi di depannya yang sudah lebih dahulu tumbuh. Impaksi biasanya terjadi pada molar
3 yang mendesak molar 2. Ini biasanya terjadi karena pasien memiliki mandibula yang pendek
sehingga molar 3 tidak mendapat cukup tempat untuk tumbuh.

Caries Dentis
Caries dentis dalam bahasa umumnya adalah gigi berlubang. Caries ini biasa terjadi akibat
pengeroposan pada gigi yang penyebabnya banyak hal, bisa karena sisa makanan yang tertinggal,
bakteri, dll.

Cystisis
Cystisis adalah sebuah kelainan dimana bagian mandibula yang menjadi tempat untuk radix (akar)
gigi mengalami kekosongan.

Susunan Gigi Yang Tidak Rata


Susunan gigi seharusnya tumbuh secara rata. Tetapi banyak juga orang yang memiliki susunan gigi
yang tidak rata. Ini kebanyakan merupakan bawaan sejak lahir, tetapi ada juga yang diakibatkan
karena kebiasaan makan saat kecil atau juga karena kecelakaan.

2.3 TEKNIK PEMERIKSAAN DENTAL


1. INSISIVUS RAHANG ATAS

2.

CP

: pertengahan insisivus rahang atas

CR

: 600 caudally

FFD
Kv

: 30 cm
: 60-70

INSISIVUS RAHANG BAWAH


CR
:20-30 cranially.
CP
: pada pertengahan incicivus, 1 cm diatas lower border dari mandibula.

3.

kV

: 40 150 kV

mA

: 15 mA

Fokus

: kecil

CANINUS RAHANG ATAS


Pemotretan gigi Caninus rahang atas :
1)

Atur tabung pesawat gigi dengan bidang oklusal atas sehingga membentuk sudut 50

caudally.

4.

2)

Film diposisikan memanjang.

3)

Sentrasi pada ala of the nose.

PREMOLAR RAHANG ATAS


Posisi pasien : pasien duduk tegak
Posisi objek : sejajarkan dengan AML dengan film, film berada didalam mulut jari
menganjal film
Kv
: 60 Kv
mAS
:6
Central ray : 40o caudally
Central point : pertengahan premolar

5.

PREMOLAR RAHANG BAWAH


Teknik pemotretan :
Tube ke lower occlusal plane membentuk sudut 10
Film diposisikan melintang
Sentrasi pada batas bawah mandibula sejajar dengan pertengahan anatar inner dan outer canthus.
6.

MOLAR RAHANG ATAS


Posisi Pasien : Pasien Duduk ditempat yang telah disediakan
Posisi Objek :
- Film posisikan melintang
- Sentrasi setinggi tulang zygomaticum daerah yang diperiksa
- Atur AML (Acanthion Meatal Line) sejajar lantai
CR

: 300 Caudally (ke arah kaki

CP
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

: Pertengahan Molar 1 dan Molar 2

MOLAR RAHANG BAWAH


Teknik Radiografi Gigi Rahang Bawah :
Untuk teknik vertikal pasien duduk pada kursi khusus (dental chair).
Upper position line sejajar upper occlusal plane.
Perhatikan penyudutan tabung sinar x vertikal angulasi positif (caudal).
Perhatikan horizontal angulasi.
Persiapkan bahan dan alat : letak film, penyudutan dan faktor eksposi disiapkan sebelum
eksposi dimulai.
Persiapan : - Tangan radiografer harus bersih
- Gigi palsu pasien yang tidak permanen / benda lainnya harus dibuka
Metode bisecting digunakan
Produksi radiasi harus diperhatikan.

2.4 PESAWAT YANG DIGUNAKAN


1. Pesawat Dental

a. Pengertian
Dental x-ray adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan gambar dari gigi, tulang, dan
jaringan lunak disekitarnya, untuk membantu menemukan masalah pada gigi, mulut, dan
rahang. Gambaran radiografinya dapan menunjukkan, struktur gigi yang berlubang, struktur
gigi yang tersembunyi (gigi bungsu) dan tulang keropos yang tidak bisa dilihat pada
pemeriksaan visual.
b.

Bagian-bagian dari pesawat dental


a.
Kontrol panel

Berfungsi untuk mengatur parameter pesawat. Pada panel kontrol terdapat ekspose switch,
lampu ready, pengatur waktu, dan beberapa panel indikator.
Pada pesawat dental, kV dab mA sudah diatur dari pabrik pembuatan pesawat. kV standar
70, mA 1,0-5,0 dan Second 1
b.
Extension arm
Fungsinya sebagai tiang penyangga dan penghubung antara panel kontrol dan tube head.
Bagian ini dapat berputar dan bergerak vertikal melalui kuk yang dapat berputar 360 secara
horizontal dimana ia terhubung.
c.
Tube head
Sebagai tempat diproduksinya sinar-x. Tabung sinar-x menggunakan anoda statis karena
keterbatasan ruang tube head.
d.
Silinder conus
Fungsinya untuk meluruskan tube head ke pasien dan film. Silinder conus dilengkapi
dengan timbal untul mencegah penyebaran radiasi. Terdapat dua jenis conus, yaitu silinder
ujung terbuka dan silinder ujung tertutup
c.

Film dental
Jenis film yang digunakan pada pesawat dental adalah film khusus yang merupakan ingle
emulsi.untuk mempermudh memposisikan pasien, digunakan bitewing.

2. Pesawat Panoramic

Komponen Pesawat Panoramik


Jenis rancangan pesawat panoramik berbeda satu dengan yang lain tetapi semua pada dasarnya terdiri
dari tiga komponen pokok, yaitu :
Tube head sinar-X

Tube head menghasilkan berkas sinar-X yang sempit dengan penyudutan ke arah atas kira-kira 80 dari
bidang horizontal.

Kaset film dan kaset carriage (tempat kaset)


Tempat kaset terbuat perisai tembaga, dihubungkan dengan tube head sehingga dapat bergerak saling
berlawanan arah selama eksposi. Kaset yang digunakan adalah kaset tipis yang fleksibel dilengkapi
screen, ukuran kaset 5 x 12 inchi atau 6 x 12 inchi

Peralatan untuk memposisikan pasien termasuk light beam marker


Hand grips digunakan untuk pegangan tangan pasien dan untuk mengurangi pergerakan pasien pada
pesawat panoramik posisi berdiri (stand up unit). Wheel chair digunakan untuk tempat duduk pasien
yang dapat diputar untuk memudahkan penataan posisi pada pesawat panoramik posisi duduk (sit
down unit). Light beam marker (sinar penanda) digunakan untuk membantu memposisikan pasien
jika pasien menghadap ke dinding. Bite block digunakan untuk mengganjal gigi agar insisivus sentral
atas dan bawah pada posisi ujung dengan ujung sehingga dapat menghindari superposisi
Prinsip Kerja:
Prinsip kerja pesawat panoramik menggunakan tiga pusat putaran. Hasilnya sangat memuaskan
karena dapat mengatasi masalah-masalah yang ada sebelumnya yaitu terjadi banyak superposisi pada
gigi bagian posterior. Pada pesawat ini pasien dalam keadaan diam, sumber sinar-X dan film berputar
mengelilingi pasien, gerakan kurva film kaset berputar pada sumbunya dan bergerak mengelilingi
pasien. Sumber sinar-X dan tempat kaset bergerak bersamaan dan berlawanan satu sama lain. Celah
sempit pada tabung mengeluarkan sinar yang menembus dagu pasien mengenai film yang berputar
berturut-turut pada tiga sumbu rotasi, satu sumbu konsentris untuk region anterior pada rahang

Kekurangan Pesawat Dental:

1.
2.
3.

Kekurangan pesawat dental:


Gigi 6,7,8 tidak dapat memperjelaskan akar gigi
Hanya bisa memeriksa satu persatu gigi.
Dibutuhkan komunikasi yang baik antara radiographer dengan pasien untuk memegang
film,sehingga radiografer kesulitan mengatur pasien anak.

Kelebihan Pesawat Panoramic


Pesawat Panoramik
Kelebihan dari radiografi panoramik adalah:
1. Gambaran area yang luas dan seluruh jaringan ditampilkan.
2. Pengambilan posisi relatif sederhana.
3. Pandangan keseluruhan rahang memberikan penilaian cepat pada penyakit, bahkan
mungkin penyakit yang tidak dicuragai sebelumnya.

4.
5.
6.
7.
8.

Pandangan kedua sisi mandibula dalam satu film bermanfaat dalam menilai fraktur dan
cukup nyaman dilakukan pada pasien yang terluka atau sakit.
Dinding dasar antral, juga dinding posterior dan media dapat terlihat dengan baik.
Kedua prosesus kondiloideus dimunculkan dalam satu film sehingga memudahkan dalam
melakukan perbandingan.
Keseluruhan akar gigi tampak jelas
Bisa untuk melakukan pemeriksaan mandibula dan TMJ

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :

Radiografi dental merupakan prosedur penting dalam mendiagnosis dan mencatat penyakit
periodontal melalui penilaian level tulang alveolar.
Bitewing Radiografi digunakan untuk mengevaluasi ketinggian tulang interproksimal selama
pemeriksaan periodontal dan rencana perawatan. Deposit kalkulus subgingival juga dapat
dideteksi. Walaupun demikian, hasil dari bitewig radiografi pada diagnosis penyakit
periodontal hanya terbatas pada bagian mahkota akar gigi yang diamati, dan terbatas pada
region molar-premolar.
Radiografi panoramic member gambaran umum dari struktur mulut, dan berguna untuk
mendeteksi pola kehilangan tulang secara umum

Saran :
Pada pemeriksaan dental akar gigi sering tidak terlihat,dianjurkan untuk menggunakan
panoramic agar akar gigi bisa tampak jelas.sehingga angka reject bisa di minimalisir.

DAFTAR PUSTAKA
Carlton, R. R., & Arlene, M. C. (1992). Principle of Radiographic Imaging, Delmar Publicer,
New York.
IAEA. International Basic Safety Standards for Protection Againts Ionizing Radiation and for
The Safety of Radiation Sources. Safety Series No. 115. IAEA, Vienna (2003).
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, (2009), Pedoman Kendali Mutu (Quality
Control) Peralatan Radiodiagnostik, Jakarta.
NRCP Report No. 99, (1995), Quality Assurance For Diagnostic Imaging, Bethesda, MD
20814, 7910 Woodmont Avenue.
Langland, Olaf E. 1989. Panoramic Radiology, Second Edition. Philadelphia : Lea and
Febiger.

Whaites, Eric. 1997. Essentials of Dental Radiography and Radiology, Reprinted Second
Edition. New York : Churchill Livingstone.

Anda mungkin juga menyukai