MAHASISWA RADIOLOGI
Pemeriksaan DENTAL yang dilakukan pada RSUD DR.M.Zein Painan
Disusun Oleh :
Defrika Rusdi Fauzi
JURUSAN RADIOGRAFI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT, dengan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Pemeriksaan DENTAL yang dilakukan pada RSUD Dr. M.Zein Painan.
Dan tak lupa kita lantunkan shalawat beserta salam kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW
beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada para pembimbing
yang telah membantu penulis menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan pihak-pihak lain yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang baik secara langsung maupun tidak langsung juga
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan sampai terselesaikannya makalah ini jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kemajuan dan perbaikan untuk masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
KATA PENGANTAR.... ii
DAFTAR ISI..... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.. 1
B. Rumusan Masalah..... 1
C. Tujuan .... 1
BAB 2 PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan 4
B. Saran... 4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
RSUD M.zein painan adalah rumah sakit negeri kelas C, rumah sakit memberikan
pelayanan kedokteran spesialis terbatas. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan
rujukkan dari puskesmas.
Rumah sakit ini termasuk besar mempunyai 160 tempat tidur inap lebih banyak
dibanding setiap rumah sakit di Sumatra barat 6 dari 160 tempat tidur berkelas vip.88
termasuk kelas III yang tersedia rata-rata 65 tempat tidur inap. Jumlah dokter 40 orang
dokter 20 adalah dokter umum, rumah sakit ini tersedia lebih banyak dibanding rata-rata
rumah sakit disumatra barat.
Pelayanan Medis:
a) Pelayanan ins Gawat Darurat (IGD)
b) Pelayanan Poliklinik
a. Poliklinik umum
b. Poliklinik Anak
c. Poliklinik Bedah
d. Poliklinik Kebidanan
e. Poliklinik Penyakit Dalam
f. Poliklinik Mata
g. Poliklinik Gigi
h. Poliklinik THT
i. Poliklinik Jiwa
j. Poliklinik Neuro
k. Poliklinik Bedah Tulang
l. Poliklinik Paru
m. Poliklinik Fisioterapi
c) Pelayanan penunjang
a. Instalasi radiologi
b. Instalasi Farmasi
c. Instalasi Laboratorium
d. Instalasi Gas Medis
e. Instalasi CSSD
f. IPSRS
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI
Jumlah gigi manusia dewasa = 32 buah, terdiri dari 16 buah pada tiap-tiap rahang, yaitu :
2 buah Insisivus
1 buah caninus
2 buah premolar
3 buah molar
1.
2.
3.
Caries Dentis
Caries dentis dalam bahasa umumnya adalah gigi berlubang. Caries ini biasa terjadi akibat
pengeroposan pada gigi yang penyebabnya banyak hal, bisa karena sisa makanan yang tertinggal,
bakteri, dll.
Cystisis
Cystisis adalah sebuah kelainan dimana bagian mandibula yang menjadi tempat untuk radix (akar)
gigi mengalami kekosongan.
2.
CP
CR
: 600 caudally
FFD
Kv
: 30 cm
: 60-70
3.
kV
: 40 150 kV
mA
: 15 mA
Fokus
: kecil
Atur tabung pesawat gigi dengan bidang oklusal atas sehingga membentuk sudut 50
caudally.
4.
2)
3)
5.
CP
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
a. Pengertian
Dental x-ray adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan gambar dari gigi, tulang, dan
jaringan lunak disekitarnya, untuk membantu menemukan masalah pada gigi, mulut, dan
rahang. Gambaran radiografinya dapan menunjukkan, struktur gigi yang berlubang, struktur
gigi yang tersembunyi (gigi bungsu) dan tulang keropos yang tidak bisa dilihat pada
pemeriksaan visual.
b.
Berfungsi untuk mengatur parameter pesawat. Pada panel kontrol terdapat ekspose switch,
lampu ready, pengatur waktu, dan beberapa panel indikator.
Pada pesawat dental, kV dab mA sudah diatur dari pabrik pembuatan pesawat. kV standar
70, mA 1,0-5,0 dan Second 1
b.
Extension arm
Fungsinya sebagai tiang penyangga dan penghubung antara panel kontrol dan tube head.
Bagian ini dapat berputar dan bergerak vertikal melalui kuk yang dapat berputar 360 secara
horizontal dimana ia terhubung.
c.
Tube head
Sebagai tempat diproduksinya sinar-x. Tabung sinar-x menggunakan anoda statis karena
keterbatasan ruang tube head.
d.
Silinder conus
Fungsinya untuk meluruskan tube head ke pasien dan film. Silinder conus dilengkapi
dengan timbal untul mencegah penyebaran radiasi. Terdapat dua jenis conus, yaitu silinder
ujung terbuka dan silinder ujung tertutup
c.
Film dental
Jenis film yang digunakan pada pesawat dental adalah film khusus yang merupakan ingle
emulsi.untuk mempermudh memposisikan pasien, digunakan bitewing.
2. Pesawat Panoramic
Tube head menghasilkan berkas sinar-X yang sempit dengan penyudutan ke arah atas kira-kira 80 dari
bidang horizontal.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pandangan kedua sisi mandibula dalam satu film bermanfaat dalam menilai fraktur dan
cukup nyaman dilakukan pada pasien yang terluka atau sakit.
Dinding dasar antral, juga dinding posterior dan media dapat terlihat dengan baik.
Kedua prosesus kondiloideus dimunculkan dalam satu film sehingga memudahkan dalam
melakukan perbandingan.
Keseluruhan akar gigi tampak jelas
Bisa untuk melakukan pemeriksaan mandibula dan TMJ
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Radiografi dental merupakan prosedur penting dalam mendiagnosis dan mencatat penyakit
periodontal melalui penilaian level tulang alveolar.
Bitewing Radiografi digunakan untuk mengevaluasi ketinggian tulang interproksimal selama
pemeriksaan periodontal dan rencana perawatan. Deposit kalkulus subgingival juga dapat
dideteksi. Walaupun demikian, hasil dari bitewig radiografi pada diagnosis penyakit
periodontal hanya terbatas pada bagian mahkota akar gigi yang diamati, dan terbatas pada
region molar-premolar.
Radiografi panoramic member gambaran umum dari struktur mulut, dan berguna untuk
mendeteksi pola kehilangan tulang secara umum
Saran :
Pada pemeriksaan dental akar gigi sering tidak terlihat,dianjurkan untuk menggunakan
panoramic agar akar gigi bisa tampak jelas.sehingga angka reject bisa di minimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
Carlton, R. R., & Arlene, M. C. (1992). Principle of Radiographic Imaging, Delmar Publicer,
New York.
IAEA. International Basic Safety Standards for Protection Againts Ionizing Radiation and for
The Safety of Radiation Sources. Safety Series No. 115. IAEA, Vienna (2003).
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, (2009), Pedoman Kendali Mutu (Quality
Control) Peralatan Radiodiagnostik, Jakarta.
NRCP Report No. 99, (1995), Quality Assurance For Diagnostic Imaging, Bethesda, MD
20814, 7910 Woodmont Avenue.
Langland, Olaf E. 1989. Panoramic Radiology, Second Edition. Philadelphia : Lea and
Febiger.
Whaites, Eric. 1997. Essentials of Dental Radiography and Radiology, Reprinted Second
Edition. New York : Churchill Livingstone.