Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL KEGIATAN

BAKTI SOSIAL
OPERASI CELAH BIBIR DAN LELANGIT
RSUD dr. MOHAMMAD ZYN
SAMPANG - MADURA

DEPARTEMEN BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
1. Latar Belakang
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan seperti yang tercantum dalam
Sistem Kesehatan Nasional (Perpres No.72 Tahun 2012 Pasal 1 dan 2) yaitu untuk mencapai
derajat kesehatan yang maksimum guna mencapai kualitas hidup yang baik, maka diperlukan
suatu usaha yang terus menerus terpadu dan merata dalam memberikan perawatan kesehatan
sehingga dapat diterima dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Salah satu
permasalahan kesehatan nasional adalah kelainan celah bibir dan lelangit.
Salah satu kelainan di rongga mulut dan maksilofasial adalah celah bibir dan lelangit
yang merupakan kelainan bawaan lahir yang paling sering ditemukan pada manusia.
Berdasarkan hasil Laporan Nasional RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2007,
Prevalensi nasional Bibir Sumbing adalah 0,2% (berdasarkan keluhan responden atau observasi
pewawancara). Sebanyak 7 provinsi mempunyai prevalensi Bibir Sumbing di atas prevalensi
nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka
Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, dan Nusa Tenggara Barat. Kelainan bawaan lahir ini
dapat terjadi pada periode pembentukkan bibir dan palatal primer saat usia kehamilan 4 sampai
6 minggu. Kegagalan penyatuan dari struktur prosesus nasalis medialis dan prosesus maksilaris
menyebabkan berbagai variasi celah pada palatum serta melibatkan bibir atas, tulang alveolar,
dan palatum durum bagian anterior sampai dengan foramen insisivum. Celah bibir dan lelangit
merupakan kelainan yang disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Penelitian
menunjukkan bahwa 40% celah bibir dengan atau tanpa celah lelangit terkait dengan kelainan
genetik, sedangkan kurang dari 20% celah lelangit yang terkait dengan kelainan genetik.
Terdapat 6 faktor lingkungan yang terjadi pada masa kehamilan yang mempunyai peran
tambahan dalam terbentuknya celah bibir dan lelangit, antara lain: (1) faktor nutrisi, seperti
kekurangan atau kelebihan vitamin A dan riboflavin; (2) faktor stres fisiologis, emosional, dan
trauma; (3) iskemi relatif pada daerah tersebut; (4) obstruksi mekanik oleh lidah yang
membesar; (5) alkohol, obat-obatan, racun; (6) infeksi.
Kelainan celah bibir dan lelangit merupakan salah satu kelainan bawaan lahir rongga
mulut dan maksilofasial yang paling sering ditemukan pada manusia dan seringkali
menimbulkan permasalahan yang kompleks pada penyandang maupun keluarganya. Dalam
rangka menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang pengabdian kepada
masyarakat, salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Airlangga, khususnya departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial adalah melakukan
perawatan celah bibir dengan melakukan operasi labioplasty secara rutin dan tidak dipungut
biaya.
Kali ini sasaran pelayanan kesehatan ini ditujukan pada anggota masyarakat yang
memiliki kelainan celah bibir di daerah Kabupaten Sampang dan sekitarnya. Untuk itu
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga bekerjasama dengan Persatuan Dokter Gigi
Indonesia cabang Sampang , Dinas Kesehatan dan Pemerintah Kabupaten Sampang, RSUD dr.
Mohammad Zyn melaksanakan kegiatan bakti sosial Operasi celah bibir dan lelangit di
Kabupaten Sampang, Madura.
Mengingat besarnya dana yang diperlukan di dalam kegiatan ini maka kami berharap
mendapatkan dukungan dana dari perusahaan melalui program Corporate Social
Responsibility. Dengan kerjasama yang baik antara beberapa pihak yang terkait maka
diharapkan kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik sehingga tercapailah tujuan kegiatan
tersebut yaitu peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia yang seutuhnya.

2. Nama Kegiatan

Kegiatan ini dinamakan “Bakti Sosial Operasi Celah Bibir dan Lelangit Sampang Madura
November 2022”.

3. Tujuan Kegiatan
a. Membantu masyarakat Kabupaten Sampang dan sekitarnya yang memiliki kelainan
celah bibir dan lelangit dengan melakukan operasi cuma-cuma dengan pembiusan lokal
dan pembiusan umum agar cacat bawaan tersebut dapat tertangani dengan baik.
Kembalinya bentuk bibir dan lelangit menjadi baik akan dapat mengobati pasien celah
bibir dan lelangit pada sisi fisik maupun kejiwaan dan akan dapat membuat pasien dan
keluarganya tersenyum.
b. Kegiatan ini juga diharapkan dapat membangun jejaring (networking) lintas sektor
antara pihak-pihak yang terkait, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan
eksistensi dari masing-masing pihak.

4. Bentuk Kegiatan
 Sebelum operasi dilakukan pendataan (screening) pasien, yang dilakukan oleh dua
orang perwakilan dari Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, yaitu berupa : Pemeriksaan laboratorium
darah calon pasien yang meliputi: darah lengkap, fungsi hepar, fungsi ginjal, faal
hemostatis, serum elektrolit, gula darah acak, dan pemeriksaan Swab PCR Covid-
19, Pemeriksaan radiologis paru dan jantung dengan rontgen thorax.
 Persiapan pasien dengan prosedur rawat inap di RSUD dr. Mohammad Zyn,
Sampang, Madura minimal satu hari sebelum tindakan operasi.
 Pelayanan operasi bibir sumbing guna merekonstruksi kelainan celah bibir dan
celah lelangit agar memiliki bentuk bibir dan langit-langit yang proporsional seperti
layaknya orang normal atau mendekati normal, operasi dilaksanakan dengan
menggunakan pembiusan lokal dan pembiusan umum di RSUD dr. Mohammad
Zyn, Sampang, Madura.
 Perawatan satu hari pasca operasi di ruang rawat inap dan kontrol pasien post
operasi dilakukan dua minggu pasca operasi oleh tim dari Departemen Bedah Mulut
dan Maksilofasial Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya.
 Penyuluhan dan Pelatihan screening kesehatan gigi dan mulut termasuk deteksi dini
bibir sumbing serta pelatihan rawat luka bagi tenaga kesehatan setempat.
 Pelayanan bedah sederhana di bidang Bedah Mulut dan Maksilofasial tim dari
Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Airlangga Surabaya.

5. Sasaran Kegiatan
 Masyarakat yang memiliki kelainan celah bibir (bibir sumbing) dan celah lelangit di
wilayah Sampang dan sekitarnya, dengan kriteria kelainan celah bibir (bibir
sumbing) minimal berusia 10 minggu, berat badan minimal 5 kg, nilai Hb
(Hemoglobin) minimal 10 g/dL, dan tidak memiliki penyulit medis yang dapat
mempengaruhi prosedur pembiusan maupun proses pemulihan pasca bedahnya.
Kriteria kelainan celah lelangit minimal berusia 15 bulan, berat badan minimal 5 kg,
nilai Hb (Hemoglobin) minimal 10 g/dL, dan tidak memiliki penyulit medis yang
dapat mempengaruhi prosedur pembiusan maupun proses pemulihan pasca
bedahnya.
 Tenaga kesehatan di wilayah layanan RSUD dr. Mohammad Zyn, Sampang,
Madura.

6. Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia yang terlibat dalam kegiatan ini adalah :
 Tim dokter bedah mulut dan maksilofasial, yang terdiri dari
- 4 orang operator
- 6 orang asisten operasi
 Tim dokter pembiusan umum, yang terdiri dari
- 2 orang dokter spesialis Anestesiologi
- 2 orang perawat anestesi
 Petugas Ruang Bedah Sentral RSUD dr. Mohammad Zyn, Sampang, Madura, yang
meliputi petugas medis, paramedis dan non medis.

7. Tempat dan Waktu Kegiatan


Tempat : RSUD dr. Mohammad Zyn, Sampang, Madura.
Waktu : 16-20 November 2022
Pukul : 08.00 – 21.00 WIB.

8. Sarana Penunjang
 Sarana penunjang yang tersedia di RSUD dr. Mohammad Zyn, Sampang, Madura
meliputi :
- Ruang rawat inap.
- Ruang Bedah Sentral (meliputi mesin pembiusan umum, peralatan monitoring,
termasuk tabung oksigen, meja operasi, mesin vacuum, alat kauter dan mesin
resusitasi).
- Ruang pulih sadar.
- Ruang sterilisasi alat (CSSD)

 Sarana penunjang yang disediakan oleh tim operator


- Set peralatan labioplasty dan palatoplasty
- Peralatan dan bahan untuk pembiusan umum
- Pakaian bedah dan Alat Pelindung Diri
- Peralatan dokumentasi dan kesekretariatan

9. Sumber Dana
 RKAT Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga
 Yayasan Pembina Penderita Celah Bibir dan Lelangit

10. Susunan Panitia


Pelindung : Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga
Dr. Agung Sosiawan, drg., M.Kes
Penasihat : Prof. Coen Pramono D., SU., drg., Sp.BM (K)
Dr. Ira Widjiastuti, drg., M.Kes., Sp.KG(K)
Dr. Muhammad Luthfi, drg. M.Kes
Andra Rizqiawan, drg., PhD, Sp.BM

Ketua : Aries Muharram, drg., M.Kes., Sp.BM(K)


Wakil Ketua : Dr. Ni Putu Mira Sumarta, drg. Sp.BM(K)
Sekretaris : Reza Al Fessi, drg., M.Ked.Klin., Sp.BM

Bendahara dan seksi Dana : Indra Mulyawan, drg., Sp.BM., FICS


Koordinator Operasi : M. Subhan Amir, drg., PhD., Sp.BM
Anggota : Ganendra Anugraha, drg., Sp.BM., FICS
Liska Barus, drg., M. Ked. Klin., Sp.BM
12. Penutup
Demikian proposal ini kami buat, semoga menjadi awal sebuah kegiatan kemanusiaan
yang membuahkan hasil yang optimal. Kegiatan ini diharapkan berlangsung secara
berkelanjutan dan berkesinambungan. Besar harapan kami bantuan donasi dan tenaga serta lain
sebagainya dari seluruh pihak dapat meringankan beban mereka. Semoga Tuhan Yang Maha
Esa melindungi niat baik dan langkah kita semua. Amin.

Anda mungkin juga menyukai