Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Brachialgia adalah sakit yang terasa lebih nyeri dibahu daripada lengan
dan siku disertai dengan kelemahan anggota gerak. Panca indra hilang
fungsinya jarang terjadi. Penyakit ini terjadi karena luka pada plexus brachial
karena tertarik, luka tusuk atau tekanan. Bagian yang lebih atas pada plexus
brachial biasanya lebih mudah terluka daripada bagian bawah.
Gangguan brachialgia disebabkan karena penjepitan atau penekanan pada
saraf saraf yang keluar melalui ruas tulang cervikal. Gangguan ini akan
berdampak disepanjang penjalaran saraf yang terkena, dalam kasus ini yang
terkena adalah bagian lengan. Gejalanya dapat terasa mulai dari sampai ke jari
jari tangan.
Penyebab Brachialgia seperti lama lama di depan komputer keluhannya
berupa kesemutan, nyeri dan kebas ditangan kiri termasuk dibelakang leher
dan pundak
Dalam bidang kesehatan, radiologi merupakan salah satu unit penunjang
yang memanfaatkan penggunaan radiasi pengion khususnya sinar X untuk
menegakan diagnosa suatu penyakit pasien. Hasil dari pelayanan radiologi
akan menentukan diagnosa penyakit pasien sehingga dapat ditentukan
perencanaan pengobatan bagi pasien tersebut dengan lebih akurat , tepat dan
optimal.
Sarana dan prasarana penunjang yang terdapat diinstalasi radiologi antara
lain adalah pesawat sinar X , film, kaset, alat proocessing dan kamar gelap.
Sarana dan prasarana tersebut harus diperhatikan, terutama pesawat sinar X
karena merupakan komponen utama dalam pelayanan radiologi, pesawat sinar
X harus dalam keadaan layak untuk digunakan.
Dalam radiologi selain sarana dan prasarana yang perlu dipersiapkan untuk
menegakan diagnosa ialah bagaimana gambar yang kecil dan yang besar
dalam anatomi tubuh manusia bisa diperlihatkan secara akurat.

1.2.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada pemeriksaan cervikal adalah :


1. Bagaimana teknik pemeriksaan cervikal dengan kasus brachialgia yang
ada di instalansi Radiologi RSUD M. ZeinPainan?
2. Bagaimana upaya proteksi radiasi yang dilakukan pada pemeriksaan
cervikal dengan kasus brachialgia
1.3.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah teknik pemeriksaan Cervikal dengan kasus
brachialgia
1. Untuk mengetahui bagaimana teknik pemeriksaan cervikal dengan
kasus brachialgia yang biasa dilakukan di Instalasi Radiologi RSUD
M. Zein Painan
2. Untuk mengetahui bagaimana upaya proteksi radiasi yang dilakukan
pada pemeriksaan cervikal dengan kasus brachialgia.
1.4.

Manfaat penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan kasus ini adalah untuk
menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan pembaca tentang
pemeriksaan Cervikal dengan kasus brachialgia di instalagi Radiologi RSUD

M.Zein Painan
1.5.
Metode Pengumpulan data
1. Pustaka
Penulis membaca buku buku penunjang tentang Radiologi
2. Wawancara
Penulis mewawancarai radiografer dan pasien untuk mengetahui hal hal
yang berhubungan dengan pemeriksaan tersebut
3. Obervasi
Penulis melakukan pengamatan terhadap hasil radiograf tersebut.

BAB II
DASAR TEORI
2.1.Sinar X
2.1.1. Sejarah Sinar X
Pada tanggal 8 November 1895 W C Rontgen melakukan
penelitian tabung sinar katoda. Ia membungkus tabung dengan suatu kertas
hitam agar tidak terjadi kebocoran fotoluminisensi dari dalam tabung
keluar. Lalu ia membuat ruang penelitian menjadi gelap. Pada saat
membangkitkan sinar katoda, ia mengamati sesuatu yang diluar dugaan.
Plat fotoluminesensi yang ada diatas meja mulai berpendar didalam
kegelapan. Walaupun dijauhkan dari tabung plat tersebut tetap berpendar.
Dijauhkan sampai lebih 1 m dari tabung plat masih tetap berpendar.
Roentgen berpikir pasti ada jenis radiasi baru yang belum diketahui terjadi
didalam tabung sinar katodadan membuat plat fotoluminensasi berpendar.
Radiasi ini disebut sinar X yang maksudnya adalah radiasi yang belum
diketahui.

Gambar 2.1.1. penemu sinar x


2.1.2. Pengertian Sinar X
Sinar X merupakan suatu gelombang elektromagnetik dengan
panjang gelombang yang cenderung sangat pendek, akan tetapi memiliki
energi yang sangat besar. Sinar X juga mempunyai daya tembus yang
sangat tinggi. Selain itu sinar X juga memiliki kemampuan mengionisasi

atom dari materi yang dilewati, selanjutnya menjadikan salah satu sebagai
bentuk radiasi elektromagnetik.
2.1.3. Proses Terjadinya Sinar X
Tabung sinar X merupakan sebuah tabung yang terbuat dari gelas
yang hampa udara. Didalam tabung sinar X terdapat dua dioda yaitu
katoda yang hampa ( bermuatan negatif ) dan anoda ( bermuatan positif ).
Saat filamen yang berada dikatoda dipanaskan, filamen ini akan
mengeluarkan elektron. Semakin lama dipanaskan, elektron yang keluar
dari filamen semakin banyak sehingga terjadilah apa yang disebut awan
elektron.

Gambar 2.1.3. tabung sinar x


Kemudian antara anoda dan katoda diberi beda potensial yang
sangat tinggi, minimal 40 kV ( 40.000 Volt ), sehingga elektron yang
berada di katoda akan bergerak dengan cepat menuju anoda. Elektron yang
bergerak menuju ke anoda dengan secepat ini, akan menumbuk bagian
kecil dari anoda yang disebut target. Elektron yang bergerak dari katoda ke
anoda pada tabung hampa, biasa disebut dengan elektron proyektil.
2.1.11 indikasi pemeriksaan
a) Brachialgia
Brachialgia adalah sakit yang terasa lebih nyeri dibahu
daripada lengan dan siku disertai dengan kelemahan anggota
gerak. Panca indra hilang fungsinya jarang terjadi. Penyakit ini
terjadi karena luka pada plexus brachial karena tertarik, luka

tusuk atau tekanan. Bagian yang lebih atas pada plexus brachial
biasanya lebih mudah terluka daripada bagian bawah.
b) Trauma
Apabila terjadi trauma pada cervikal maka jangan mencoba
untuk menggerakkan kepala/leher tanpa konsultasi dgn dokter
radiologi, sebagai alternatifnya dibuat radiograf dengan sinar
horizontal.
c) Fraktur
Frakrur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan
tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis , baik yang bersifat
total maupun parsial, yang umumnya yang disebabkan oleh
rudapaksa. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat

2.2

berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung,


d) Corpus alineum
Adalah masuknya benda asing.
e) Kelainan patologis
Adalah perubahan atau terganggunya fungsi dari cervikal.
Anatomi cervikal
Tulang belakang cervikal terdiri dari tujuh buah. Dimulai tepat
dibagian bawah tengkorak dan berakhir dibagian atas tulang thorakalis.
Tulang belakang cervikal memiliki backward C bentuk ( lordotik
kurva ) dan jauh lebih mobile dari thorakal atau lumbal.

Gambar 2.2 anatomi cervikal


Bagian bagian dari tulang cervikal:

Cervikal 1 ( atlas )

Tidak mempunyai corpus, mempunyai 2 arcus ( anterior dan


superior ).
Cervikal II ( axis )
Mempunyai processus odontoideus ( dental/gigi) yang bersendi
dengan arcus anterior atlas.
Cervikal III VI ( typical cervikal vertebrae )
Bentuknya kecil, letaknya transversal, dan korpusnya
membujur dengan daerah permukaan anterior sedikit langsing.
Cervikal VII ( vertebra prominens )
Mempunyai processus spinosus yang panjang dapat dijadikan
patokan untuk menentukan letak tulang vertebrae yang lain.
1. Gejala dan diagnosis
a. Nyeri terpancar dari pangkal leher ke lengan, bahu, dan / atau jari.
Rasa sakit biasanya dalam dan meluas (brachialgia), tetapi bisa
memiliki batas yang jelas dengan intens, nyeri tajam mengikuti
distribusi dari saraf yang terkena dampak (rhizopathy). Rasa sakit
dirasakan lebih akut selama pergerakan leher dari selama pergerakan
bahu.
b.

Nyeri menjalar sampai leher dan ke bagian belakang kepala bisa


menyebabkan sakit kepala, insomnia, dan kadang-kadang pusing.

c. Mati rasa dan kelemahan yang dirasakan pada lengan dan jari.
Mungkin ada area anestesi lengkap.
d. Pemeriksaan X-ray harus dilaksanakan, terutama jika sakit disebabkan
oleh gerakan. Pemeriksaan harus mendapatkan posisi tersebut yang
memancing rasa sakit untuk mendeteksi adanya mobilitas abnormal.
e. Magnetic Resonance Imaging (MRI) mungkin menunjukkan efek pada
jaringan lunak, misalnya oleh tekanan dari osteophytes pada disk
hernia.

1.4.
Teknik Pemeriksaan Cervikal
1. Proyeksi ap open mouth ( C1 dan C2 )
a. Posisi pasien :
Supine/ erect dengan lengan disamping tubuh. Tempatkan
pasien dalam posisi terlentang diatas meja pemeriksaan,
kemudian pusatkan bidang midsagittal tubuh pada garis tengah
grid. Atur lengan pasien di sepanjang sisi tubuh, dan atur bahu
sampai terletak pada bidang horizontal yang sama. Yakinkan
bahwa mulut terbuka lebar selama eksposi.
b. Posisi objek :

Tempatkan lR (kaset radiograf) ke dalam Bucky, dan


pusat IR Cervical 2 Sesuaikan kepala pasien sehingga
bidang midsagittal tegak lurus terhadap bidang meja

Atur

kepala dengan mulut terbuka, segaris dengan margin bawah


pada atas insisura ke dasar kepala (mastoid tips) tegak lurus
terhadap meja.

Yakinkan bahwa mulut terbuka lebar selama eksposi


c. Respirasi
Anjurkan pasien untuk menjaga mulut terbuka lebar dan
perlahan mengucapkan Hah selama eksposur. Serta letakkan
lidah di dasar mulut sehingga tidak diproyeksikan pada atlas
dan axis dan akan mencegah gerakan mandibula
d. Pusat Sinar
CR
: Sinar Tegak lurus meja pemeriksaan menuju ke
mulut
CP
: Arahkan C2
FFD
: 100 cm
e. Kaset : Kaset yang digunakan dalam proyeksi ini yaitu kaset
dengan ukuran 8 x 10 inci (18 X 24 cm).
f. Kriteria Radiograf AP Open mouth ( C1 dan C2)
a. Tampak Dens (Prosesus odontoid)
b. Corpus vertebra C2
c. Mass lateral C1
d. Zygapopyseal C1 dan C2

Gambar : ap open mouth ( C1 dan C2 )


2. Proyeksi ap axial
a. Posisi Pasien :
Tempatkan pasien dalam posisi terlentang atau tegak
dengan punggung melawan dudukan IR.Sesuaikan bahu
pasien untuk berbaring dalam bidang horizontal yang

sama untuk mencegah rotasi.


Pasien supine / erect, dengan lengan di kedua sisi

Gambar : ap axial
b. Posisi objek
Tempatkan MSP ke CR dan garis tengah meja.
Atur kepala shg garis dari bidang occlusal ke dasar

kepala tegak lurus meja.


Garis dari tip mandibula ke dasar kepala sejajar

sinar
Yakinkan tidak ada rotasi kepala
c. Respirasi : Tahan nafas
d. Pusat Sinar :
CR : Sinar menyudut 15 20 derajat chepalad menuju ke
margin bawah dari cartilago thyroid melalui C4
CP : Arahkan C4
e. Kriteria Evaluasi
Berikut ini perlu dibuktikan dengan jelas:

Tampak area dari bagian superior dari C3 ke T2 dan

sekitarnya jaringan lunak


Tampak bayangan dari tengkuk mandibula dan
superimposed di atas atlas dan sebagian besar aksis
Sudut mandibula berjarak sama pada vertebra.
Tampak corpus vertebraC3 T2/T3
Tampak discus intervertebralis.

Gambar : AP axial
f) Posisi oblique anterior dan posterior
a. Posisi Pasien :
Posisi erect dianjurkan dengan pasien berdiri atau duduk
tetapi dimungkinkan recumbent

Gambar : oblique anterior dan posterior


b. Posisi Objek :
Pusatkan vertebra pada CR dan garis tengah meja.
Kedua lengan disisi pasien

Rotasikan tubuh dan kepala 45 derajat


Dagu ditengadahkan utk menghindari superposisi dengan
vertebra tapi bila terlalu menengadah maka C1

superposisi dengan dasar kepala


c. Pusat Sinar :
Anterior Oblique 15-20 derajat caudad menuju C4
Posterior oblique 15 -20 derajat cephalad menuju C4
Ffd : 150 180 cm
d. Kriteria radiografi oblique anterior dan posterior
Anterior Oblique : Tampak foramen intervertebralis dan

pedicle yang dekat dengan kaset


Posterior oblique : Tampak foramen intervertebralis dan
pedicle yang jauh dari kaset.

Gambar : oblique anterior dan posterior


g) Proyeksi lateral
a. Posisi Pasien :
Pasien ditempatkan posisi lateral berdiri atau duduk degan
shoulder tegak lurus kaset.

Gambar : proyeksi lateral


b. Posisi Obyek :
Atur bidang mid coronal ke CR dan midline ke meja
dan kaset

10

Pusatkan kaset pada CR dan tempatkan top kaset 2,5 cm

diatas MAE
Tekan shoulder , tanyakan pasien agar relaks
Tengadahkan sedikit dagu
c. Pusat Sinar :
Sinar tegak lurus ke meja pemeriksaan menuju ke C4
FFD : 150 180 cm.
d. Kriteria Radiograf cervikal lateral
Corpus Vertebra
Prosesus spinosus
Tampak ketujuh cervical dan setidaknya sepertiga dari
T1. (Kalau radiograf terpisah dari wilayah

cervicothoracic direkomendasikan.)
Leher diekstensikan sehingga mandibula tidak tumpang

tindih atlas atau axis.


Tidak ada rotasi atau kemiringan cervical spine yang

ditunjukkan oleh sendi zygapophyeal yang terbuka.


C4 di tengah radiograf.
Tampak detil tulang dan jaringan lunak.

Gambar : proyeksi lateral

BAB III
PROFIL DAN KASUS PEMBAHASAN
3.1.
Paparan Kasus
1. Identitas pasien

11

Nama
: Mr. X
Umur
: 35 tahun
Jenis Kelamin
: laki-laki
Alamat
: M. Zein Painan
Dokter
: dr.
Tanggal pemeriksa : Kamis, 11 desember 2014
Pemeriksaan
: cervikal
Diagnosa
: brachialgia
3.2.Prosedur pemeriksaan
a. Persiapan Alat

Pesawat sinar X Zimadshu

Kaset dan film

Marker R/L

Manual Processing

b. Persiapan Pasien
Semua benda yang menimbulkan gambaran radioopaque dilepaskan
seperti kalung, anting, bros. Selain itu sebelum pemeriksaan dilakukan
petugas memberitahu prosedur pemeriksaan sehingga tidak terjadi
kesalahpahaman dari pasien.
3.3. Teknik Pemeriksaan radiografi cervikal di RSUD M. Zein Painan
1. Proyeksi ap axial
a. Posisi Pasien

Tempatkan pasien dalam posisi terlentang atau tegak


dengan punggung melawan dudukan IR.Sesuaikan bahu

12

pasien untuk berbaring dalam bidang horizontal yang

sama untuk mencegah rotasi.


Pasien supine / erect, dengan lengan di kedua sisi

Gambar :AP axial

b. Posisi objek
Tempatkan MSP ke CR dan garis tengah meja.
Atur kepala shg garis dari bidang occlusal ke dasar kepala
tegak lurus meja.
Garis dari tip mandibula ke dasar kepala sejajar sinar
Yakinkan tidak ada rotasi kepala
c. Respirasi : Tahan nafas
d. Pusat Sinar :
CR : Sinar menyudut 15 20 derajat chepalad menuju ke

e.
f.
g.
h.

margin bawah dari cartilago thyroid melalui C4.


CP : Arahkan C4
Kaset
: 24 x 30
Kv
: 67
mAs
:8
Kriteria Evaluasi
Berikut ini perlu dibuktikan dengan jelas:

Tampak area dari bagian superior dari C3 ke T2 dan


sekitarnya jaringan lunak
Tampak bayangan dari tengkuk mandibula dan

superimposed di atas atlas dan sebagian besar aksis


Spinosus prosesus berjarak sama pada pedikel
Sudut mandibula berjarak sama pada vertebra.
Tampak corpus vertebraC3 T2/T3

13

Gambar : AP axial
2. Posisi oblique anterior dan posterior
a. Posisi Pasien :
Posisi erect dianjurkan dengan pasien berdiri atau duduk tetapi
dimungkinkan recumbent jika pasien dalam kondisi ini.

Gambar : oblique anterior dan posterior


b. Posisi Objek :
Pusatkan vertebra pada CR dan garis tengah meja.
Kedua lengan disisi pasien
Rotasikan tubuh dan kepala 45 derajat
Dagu ditengadahkan utk menghindari superposisi
dengan vertebra tapi bila terlalu menengadah maka
C1 superposisi dengan dasar kepala
c. Pusat Sinar :

14

Anterior Oblique 15-20 derajat caudal menuju C4


Posterior oblique 15 -20 derajat cephalad menuju C4
Ffd : 150 180 cm
d. Kriteria radiografi oblique anterior dan posterior
Anterior Oblique : Tampak foramen intervertebralis dan

pedicle yang dekat dengan kaset


Posterior oblique : Tampak foramen intervertebralis dan
pedicle yang jauh dari kaset.

Gambar : oblique anterior dan posterior


3. Proyeksi Lateral
a. Posisi Pasien :
Pasien ditempatkan posisi lateral berdiri atau duduk degan
shoulder tegak lurus kaset.

Gambar : proyeksi lateral


b. Posisi Obyek :
Atur bidang mid coronal ke CR dan midline ke meja dan

kaset
Pusatkan kaset pada CR dan tempatkan top kaset 2,5 cm

diatas MAE
Tekan shoulder , tanyakan pasien agar relaks
Tengadahkan sedikit dagu
c. Pusat Sinar :

15

Sinar tegak lurus ke meja pemeriksaan menuju ke C4


Ffd 150 180 cm.
d. Kriteria Radiograf cervikal lateral
Corpus Vertebra
Prosesus spinosus
Tampak ketujuh cervical dan setidaknya sepertiga dari T1.
(Kalau radiograf terpisah dari wilayah cervicothoracic

direkomendasikan.)..
C4 di tengah radiograf.
Tampak detil tulang dan jaringan lunak.

Gambar : proyeksi lateral

16

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Brachialgia adalah sakit yang terasa lebih nyeri dibahu daripada
lengan dan siku disertai dengan kelemahan anggota gerak. Panca indra
hilang fungsinya jarang terjadi. Penyakit ini terjadi karena luka pada
plexus brachial karena tertarik, luka tusuk atau tekanan. Bagian yang
lebih atas pada plexus brachial biasanya lebih mudah terluka daripada
bagian bawah.
Teknik pemeriksaan dalam pengambilan cervikal dapat dilakukan dengan
proyeksi AP Axial, oblique, dan proyeksi lateral. Teknik yang dilakukan
untuk klinis brachialgia adalah untuk melihat penyakit yang ada pada
cervikal diakibatkatkan rasa nyeri.
4.2 Saran
Partisipasi dari keluarga untuk mengingatkan dan membantu pasien

dalam penyembuhan
Untuk petugas radiasi saat melakukan pemeriksaan selalu menjaga
komonikasi yang baik dengan pasien.
Sebaiknya yang diberi radiasi hanya objek yang akan difoto saja dan
kolimasi dibatasi.

17

DAFTAR PUSTAKA

1.
2.
3.
4.

Balinger,philip W.2003.Merill Atlass of radiographic


http://ilmuradiologi.blogspot.com/2011/03/tabung-sinar-x.html
http://chusnihidayad.blogspot.com/2012/03/pemeriksaan-cervical
http://bit.ly/123sell

18

19

Anda mungkin juga menyukai