PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Proses belajar mengajar pada jurusan radiografi, terdiri dari praktek di
laboratorium (PBP). Praktek kerja lapangan (PKL), dan praktek kerja nyata
(PKN), yang selalu menggunakan peralatan sinar x. RSUD Dr. Muhammad
Zein Painan merupakan salah satu rumah sakit yang memanfaatkan sinar x
didirikan pada tahun 1930 sebagai RS pembantu pada zaman coloneal
Belanda. RSUD Dr. Muhammad Zein Painan merupakan nama dokter
pertama di Pesisir Selatan .
Pemeriksaan secara radiologi mampu memberikan informasi secara
radiografi yang optimal baik keadaan anatomis maupun fisiologis dari suatu
organ di dalam tubuh yang tidak dapat di raba dan di lihat oleh mata secara
langsung serta mampu memberikan informasi mengenai kelainan-kelainan
yang mungkin dijumpai pada organ-organ yang akan diperiksa.
Cruris berasal dari bahasa latin crus atau cruca yang berarti tungkai
bawah yang terdiri dari tulang tibia dab fibula. Klinis yang terdapat pada
Cruris adalah Fraktur yang terjadi ketika tekanan atau tahanan yang menimpa
tulang lebih besar dari pada daya tahan tulang. Salah satu pemeriksaan yang
sering dilakukan di RSUD Dr. Muhammad Zein Painan adalah Cruris
proyeksi AP dan Lateral. Adapun data yang didapat selama dua minggu
terakhir yaitu bulan april dan mei terdapat 25 pasien untuk pemeriksaan
Cruris. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis ingin mengangkatnya
kedalam penelitian yang berjudulTEKNIK RADIOGRAFI OSSA CRURIS
PADA DENGAN KLINIS FRAKTUR .
1.2.
pelayanan
rujukan
dari
puskesmas.
Rumah
sakit
ini
menyediakan 160 tempat tidur inap, 65 tempat tidur inap.Terdiri dari kelas III
= 88 TT, kelas II = 51 TT, Kelas I = 15 TT, dan VIP = 6 TT.
Pelayanan medis yang ada terdiri dari pelayanan Instalasi Gawat
Darurat=(1), pelayanan poli klinik =(1) seperti poli umum, poli anak, poli
bedah, poli kebidanan, poli penyakit dalam, poli mata, poli gigi, poli THT,
poli jiwa, poli neuro, poli orthopedic, poli paru, poli fisioterapi. Adapun
pelayanan penunjamg terdiri dari instalasi radiologi = (1), instalasi farmasi =
(1), instalasi laboratorium =(1), Gedung keperawatan =(6), Gedung gizi =(1),
Gedung kamar Operasi = (1)
1.3.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana teknik pemeriksaan Cruris pada klinis Fraktur yang ada di
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Dr.Muhammad Zein Painan?
2. Bagaimana upaya proteksiradiasi yang di lakukan pada pemeriksaan
Cruris pada klinis Fraktur?
1.4.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana teknik pemeriksaan Cruris dengan klinis
Fraktur yang di lakukan di InstalasiRadiologiRSUD Dr.Muhammad Zein
Painan?
2. Untuk mengetahui upaya proteksi radiasi yang dilakukan pada
pemeriksaan Cruris pada klinis Fraktur.
1.5.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapatdiambil dari penulisan kasus ini adalah :
1. Bagi Penulis
Makalah
ini
dapat
menambah
pengetahuan
di
bidang
Sistematika Penulisan
Sesuai dengan masalah yang telah diuraikan pada awal penulisan,
belum mencerminkan permasalahan secara terperinci. Dengan demikian,
penulis akan menguraikannya agar permasalahan terperici dengan baik.
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang definisi pemeriksaan, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Dalam bab ini diuraikan tentang dasar-dasar teori yang relevan dengan
judul penulisan yang dilakukan.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Dalam bab ini memuat uraian tentang jenis penelitian, tempat dan
waktu penelitian, metode penelitian, prosedur penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini memuat uraian tentang identitas pasien, riwayat
pasien, persiapan pasien, teknik pemeriksaan radiografi Cruris, dan
pembahasan.
BAB II
DASAR TEORI
2.1.Anatomi Cruris
2.1.1.Os Tibia
Tibia atau tulang kering merupakan kerangka yang utama dari
tungkai bawah dan terletak medial dari fibula atau tulang betis. Tibia
adalah tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung.
Ujung atas memperlihatkan adanya kondil medial dan kondil lateral.
Kondi-kondil ini merupakan bagian yang paling atas dan paling pinggir
dari tulang. Permukaan superior memperlihatkkan dua dataran
permukaan persendian untuk femur dalam formasi sendi lutut.
Kondil lateral memperlihatkan posterior sebuah faset untuk
persendian dengan kepala fibula pada sendi tibio-fibuler superior.
Kondil-kondil ini di sebelah belakang dipisahkan oleh lekukan
popliteum.
Ujung bawah masuk dalam formasi persendian mata kaki.
Tulangnya sedikit melebar dan ke bawah sebelah medial menjulang
menjadi maleolus medial atau maleolus tibiae.
Permukaan lateral dari ujung bawah bersendi dengan fibula pada
persendian tibio-fibuler inferior. Tibia membuat sendi dengan tiga
tulang, yaitu femur, fibula dan talus.
Merupakan tulang tungkai bawah yang lebih besar dan terletak di
sebelah medial sesuai dengan os radius pada lengan atas.Tetapi Radius
posisinya terletak disebelah lateral karena anggota badan bawah
memutar kearah medialis. Atas alasan yang sama maka ibu jari kaki
terletak disebelah medialis berlawanan dengan ibu jari tangan yang
terletak disebelah lateralis. (Anatomi fisiologi,untuk siswa perawat,
1997)
1. Malleolus medialis
Merupakan sebuah ciri yang penting untuk segi medis
pergelangan kaki. Mempunyai sebuah pinggir bawah dan permukaan
pinggir bawah mempunyai sebuah lekukan disebelah posterior dan
merupakan tempat lekat dari ligamentum deltoideum.
2. Permukaan anterior
Merupakan tempat lekat dari kapsula pergelangan kaki. Permukaan
posterior beralur untuk tempat lewat tendo muskulus tibialis posterior
dan pinggir dari alur merupakan tempat lekat dari retinakulum
fleksores.
3. Permukaan posterior
Berhubungan dengan permukaan posterior korpus. Dipisahkan dari
permukaan inferior oleh sebuah pinggiran yang tajam dan merupakan
tempat lekat dari kapsula sendi pergelangan kaki.
4. Permukaan lateralis
Mempunyai bentuk seperti koma yang merupakan sendi yang sama
pada permukaan medialis os talus.
2.1.2 Os fibula
Terletak di bagian lateral cruris, sejajar dengan tibia, hampir
sepanjang denga tibia. Di bagian proximal membentuk persendian
dengan tibia dan di bagian distal dengan os talus. Bagian intermedia
difiksasi oleh membrana interossea pada tibia, membentuk suatu
syndesmosis. Fibula tidak menampung gaya berat badan, dan karena
bagian medial ditutupi oleh otot-otot, maka hanya ujung-ujungnya saja
yang dapat dipalpasi.
2.2. Patofisiologi
Pada umumnya fraktur di sebabkan oleh trauma atau aktifitas fisik di
mana terdapat tekanan berlebihan,pada tulang.
Berikut ini ada beberapa macam penyebab terjadinya fraktur,yaitu:
a). Trauma langsung
Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang, hal tersebut akan
menyebabkan fraktur pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat
comminuted dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan.
Central Point
FFD
:100 cm
2.Proyeksi Lateral
Posisi pasien
Posisi Obyek
Central Ray
Central Point
:100 cm
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Model
: 0.6/1.2 p 18 DE
Serial Nomor
: CM6F3B019011
Made in
: Japan
Output kV Max
: 150
10
Tray Output
Processing
Tray Input
Fixer
Processing
Developer
Merk
: Carestream
Type
: Processor 2000
Serial Number
: 15945 Z-77.41-2
11
Negara Asal
: Japan
12
BAB IV
HASIL DANPEMBAHASAN
4.1. Identitas Pasien
a. Nama
: Tn. A
b. Umur
:37Tahun
c. Jenis Kelamin
: Laki-laki
d. Alamat
:Tarusan
e. Dokter
: Dr. Feri
f. Pemeriksaan
: Foto Cruris
g. Diagnosa
: Fraktur
h. Tanggal
13
Tidak ada persiapan khusus pada pasien hanya saja sebelum pemeriksaan
dilakukan petugas memberitahu prosedur pemeriksaan sehingga tidak terjadi
kesalahpahaman dari pasien.
4.4.Teknik Pemeriksaan Radiografi Cruris di Rumah Sakit M Zein Painan
1. Proyeksi AP
1.a).Posisi pasien : posisikan duduk / supine diatas meja pemeriksaan.
1.b).Posisi Obyek : ossa cruris yang akan di foto di atur AP dengan
melihat malleolus lateralis dan malleolus medialis berjarak sama
terhadap kaset.atur tubuh pasien sehingga pelvis tidak rotasi.
1.c).Ukuran kaset : 30 x 40 cm atau 35 x 43 cm memanjang dibagi 2 )
14
a. Central Ray
b. Central Point
knee joint
c. FFD
: 100 cm
d. kV
: 42
e. mAs
: 3,7
15
f. FFD
:100 cm
g. Hasil Radiograf
Condylus lateralis
Codylus medialis
Caput fibula
Tuberositas tibia
tibia
fibula
Lateral
Medial
maliolus
maliolus
h. Kriteria Gambaran
1.Tampak ankle joint dan knee joint,kedua sendi tidak mengalami
rotasi
2. Bagian proximal dan distal cruris mengalami superposisi
3. Tampak trabekula tulang dan jaringan softtisue
16
2.Proyeksi LATERAL
2.a).Posisi pasien
2.b).Posisi Obyek
Central Ray
b.
Central Point
FFD
: 100 cm
d.
kV
: 42
e.
mAs
: 3,7
f.
FFD
:100 cm
g.
Hasil Radiograf
17
Codylus
Condylus
medialis
lateralis
tibia
Capu fibula
fibula
Medial
Lateral
maliolus
h.
maliolus
Kriteria Gambaran
1.Tampak ankle joint dan knee joint,kedua sendi tidak mengalami rotasi
2. Bagian proximal dan distal cruris mengalami superposisi
3. Tampak trabekula tulang dan jaringan softtisue
4.5.
Pembahasan
Setelah melakukan penelitian dari kasus yang telah di temui dengan klinis
Fraktur pada ossa cruris dengan menggunakan proyeksi AP dan Lateral.
Fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang. Dari hasil gambaran yang
didapat adalah:
1.pada posisi AP tampak jelas fraktur dibagian distal tibia dan fraktur
pada fibula kurang jelas
2.Pada posisi Lateral tampak jelas fraktur dibagian distal tibia dan fratur
dibagian distal fibula
untuk melihat fraktur yang terjadi pada cruris sebaiknya menggunakan
ke dua pemeriksaan yaitu AP dan Lateral yang tujuannya berguna untuk
memperjelas hasil gambaran.yang mana jika kita menggunakan proyeksi AP
18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pemeriksaan Cruris yang dilakukan di RSUD Dr. Muhammad Zein Painan
menggunakan dua proyeksi yaitu AP dan Lateral.Jadi pemeriksaan yang
diterapkan di RSUD Dr. Muhammad Zein Painan sesuai dengan teori yang
dipelajari yaitu proyeksi AP dan Lateral.
Tetapi proteksi radiasi yang diberikan kepada pasien kurang, seharusnya
pada pemeriksaan ini cruris ini pasien menggunakan apron dibagian tubuh
yang tidak disinari.
5.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
Akhadi, Mukhlis. 1997. Dasar-Dasar ProteksiRadiasi.Jakarta : Rineka Cipta.
D. Frank, Eugene dkk. 1999. Merrils Atlas Of Radiographic Positioning.
Rasad, Sjahriar.2010. Radiologi Diagnostik. Jakarta : Balai penerbit FKUI.
Rasad,S.2006. Radiologi Diagnostik. Jakarta: Frakture Kedokteran Universitas
Indonesia.
Warner, Spalteholz. 1987. Atlas Anatomi Manusia. Jakarta : EGC.
http://rumah-sakit.findthebest.co.id
20
21