ANTARA
UPT RUMAH SAKIT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN BELITUNG TIMUR
DENGAN
BALAI PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN JAKARTA
TENTANG
PELAYANAN PEMANTAUAN DOSIS PEORANGAN JENIS
THERMOLUMINISENCE DENSITOMETER (TLD BADGE)
NOMOR : 445/ /RSUD
NOMOR :
Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani pada hari Kamis tanggal dua bulan
Januari tahun dua ribu dua puluh (02-01-2020), antara:
1. dr. Cahyo Purnomo : Selaku Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Belitung Timur,
berdasarkan Keputusan Bupati Belitung
Timur Nomor: 188.45.020 tertanggal 15
Januari tahun 2018, yang berkedudukan
dan berkantor di Jalan Raya
ManggarGantung Desa Padang Kecamatan
Manggar Kabupaten Belitung Timur dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama serta
sah mewakili Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Belitung Timur, selanjutnya
disebut sebagai PIHAK PERTAMA;
2. Dr J Prastowo : Kepala Balai Pengamanan Fasilitas
Nugroho, MHA Kesehatan Jakarta (BPFK) Jakarta, dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama BPFK
Jakarta, berkedudukan di Jalan Percetakan
Negara No. 23 RT 23 RW 7 Johar Baru Kec.
Johar Baru Jakarta Pusat selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA.
Paraf Pihak Pertama
Paraf Pihak Kedua
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama
disebut sebagai PARA PIHAK.
PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
1. Bermaksud sebagai pelaksanaan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor
33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan
Sumber Radioaktif pasal 24 dan pasal 29 dimana fasyankes dengan
Paraf Pihak Pertama
Paraf Pihak Kedua
instalasi radiasi medik yang akan atau telah memiliki ijin pemanfaatan
tenaga nuklir wajib melaksanakan pemantauan dosis yang diterima oleh
pekerja.
2. Bertujuan untuk pelaksanaan pemantauan dosis radiasi pekerja demi
keamanan dan keselamatan pekerja radiasi pada inslasi radiasi medik
PIHAK PERTAMA melalui pelayanan Laboratorium Pemantauan Dosis
Perorangan dengan jenis Thermoluminisence (TLD Badge) pada PIHAK
KEDUA secara berkala atau periodik dan terus menerus.
PASAL 3
RUANG LINGKUP PERJANJIAN
1. Ruang lingkup dari Perjanjian ini adalah pelayanan Pemantauan Dosis
Perorangan dengan jenis TLD Badge sesuai metoda, standar dan jangka
waktu yang berlaku.
PASAL 4
KESEPAKATAN DAN PENJAMINAN
PASAL 6
PEMBIAYAAN DAN CARA PEMBAYARAN
1. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA adalah pada awal kontrak yaitu
maksimal 14 hari setelah tagihan diverifikasi. Apabila PIHAK PERTAMA
belum melakukan pembayaran dan melampirkan bukti pembayaran maka
pelayanan Pemantauan Dosis Perorangan oleh PIHAK KEDUA tidak
dilaksanakan.
2. Segala biaya yang timbul akibat dari pelayanan pemantauan dan
monitoring dosis perorangan ini seluruhnya dibebankan kepada PIHAK
Paraf Pihak Pertama
Paraf Pihak Kedua
PERTAMA sesuai dengan tarif dan peraturan yang telah disepakati PARA
PIHAK.
3. Apabila terjadi perubahan tarif biaya pelayanan Pemantauan Dosis
Perorangan berdasarkan ayat (1) Pasal ini, PIHAK KEDUA akan
memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum tariff baru tersebut
diberlakukan.
4. PIHAK KEDUA mengirimkan surat tagihan kepada PIHAK PERTAMA
pada setiap awal periode yaitu per 12 (dua belas) bulan pelayanan.
5. PIHAK PERTAMA mengecek kesesuaian tagihan yang dikirimkan oleh
PIHAK KEDUA. Apabila tagihan telah sesuai, maka PIHAK PERTAMA
akan melakukan pembayaran maksimal 14 (empat belas) hari setelah
tagihan diverifikasi.
6. Apabila ada ketidaksesuaian penagihan, maka PIHAK PERTAMA akan
melakukan konfirmasike PIHAK KEDUA agar dapat menerbitkan surat
penagihan yang baru.
7. Pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas melalui aplikasi
SIMPONI (Sistem Pembayaran Online) atau transfer BANK kepada PIHAK
KEDUA sebagai berikut:
Nama Bank : BANK BRI CAB. KRAMAT
JAKARTA PUSAT
No Rekening : 0335-01-000797-30-5
Nama pada Rekening : BPN 182 BPFK JAKARTA
PASAL 7
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
1. Perjanjian Kerjasama ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun atau
12 (dua belas) bulan, terhitung mulai tanggal 1 (Satu) januari sampai
dengan tanggal 31 (tiga puluh satu) desember tahun dua ribu dua puluh.
2. Berakhirnya perjanjian ini tidak membebaskan PARA PIHAK untuk
menyelesaikan kewajibannya dalam perjanjian ini.
Paraf Pihak Pertama
Paraf Pihak Kedua
PASAL 8
PERSELISIHAN PERJANJIAN
PASAL 9
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (selanjutnya disebut „Force
Majeure’) adalah suatu keadaan yang terjadinya di luar kemampuan,
kesalahan atau kekuasaan PARA PIHAK dan yang menyebabkan PIHAK
yang mengalaminya tidak dapat melaksanakan atau terpaksa menunda
pelaksanaan kewajibannya dalam Perjanjian ini. Force Majeure tersebut
meliputi bencana alam, banjir, wabah, perang (yang dinyatakan maupun
yang tidak dinyatakan), pemberontakan, huru-hara, pemogokkan umum,
kebakaran, dan kebijaksanaan Pemerintah yang berpengaruh secara
langsung terhadap pelaksanaan Perjanjian ini.
2. Dalam hal terjadinya peristiwa Force Majeure, maka PIHAK yang terhalang
untuk melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh PIHAK
lainnya. PIHAK yang terkena Force Majeure wajib memberitahukan adanya
peristiwa Force Majeure tersebut kepada Pihak yang lain secara tertulis
paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak saat terjadinya peristiwa
Force Majeure,yang dikuatkan oleh surat keterangan dari pejabat yang
berwenang yang menerangkan adanya peristiwa Force Majeure tersebut.
PIHAK yang terkena Force Majeure wajib mengupayakan dengan sebaik-
Paraf Pihak Pertama
Paraf Pihak Kedua
baiknya untuk tetap melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur
dalam Perjanjian ini segera setelah peristiwa Force Majeure berakhir.
3. Apabila peristiwa Force Majeure tersebut berlangsung terus hingga melebihi
atau diduga oleh PIHAK yang mengalami Force Majeure akan melebihi
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender, maka PARA PIHAK sepakat
untuk meninjau kembali Jangka Waktu Perjanjian ini.
4. Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu PIHAK sebagai
akibat terjadinya peristiwa Force Majeure bukan merupakan tanggung
jawab PIHAK yang lain.
PASAL 10
ADDENDUM
Hal-hal yang tidak atau belum diatur dalam Perjanjian ini akan diatur
kemudian berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK. Hasil musyawarah yang
disetujui oleh PARA PIHAK secara tertulis merupakan ketentuan-ketentuan
tambahan atau perubahan yang akan dituangkan dalam bentuk
“ADDENDUM atau AMANDEMEN PERJANJIAN” yang merupakan bagian yang
mengikat dan tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian ini.
PASAL 11
PENUTUP
Perjanjian ini dianggap sah dan berlaku setelah ditandatangani oleh PARA
PIHAK pada hari dan tanggal sebagaimana tersebut diatas. Perjanjian ini
dibuat rangkap 2 (dua) dan ditandatangani diatas materai secukupnya, 1
(satu) rangkap pertama asli untuk PIHAK PERTAMA dan 1 (satu) rangkap
kedua asli untuk PIHAK KEDUA, dan masing-masing mempunyai kekuatan
hukum yang sama.
PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,
Kepala BPF Jakarta Direktur UPT RSUD
Kabupaten belitung timur
Jumlah Biaya
Periode Jumlah Total Pelayanan ( TLD Total Biaya
Penguji satuan
Kerja Sama TLD x pengujian / 3) Pelayanan (Rp)
an (Rp)