MODUL 3.3
Community Denstistry
1
Modul 3.3
Buku Modul
This publication is protected by Copyright law and permission should be obtained from
publisher prior to any prohibited reproduction, storage in a retrieval system, or
transmission in any form by any means, electronic, mechanical, photocopying, and
recording or likewise
SKILL LAB MODUL 3.3
KOORDINATOR :
KONTRIBUTOR
1. Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat
2. Bagian Kedokteran Gigi Anak
3. Bagian Periodonsia
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Jazakumullhahi khoiron.
SANKSI :
Pelanggaran skills lab akan dikenai sanksi sesuai kesalahan yang dilakukan
mahasiswa yang bersangkutan.
PETUNJUK SKILL LAB
LBM 2
DASAR TEORI
Makna Rate
Ahli epidemiologi selalu berkutat dengan bilangan. Yang terpenting adalah
jumlah kasus (orang yang sakit) dan tentu saja jumlah kematian. Namun bilangan itu
sendiri tidak cukup untuk memberikan penjelasan yang luas mengenai penyakit yang
ada di masyarakat. Ahli epidemiologi juga harus mengetahui jumlah total populasi
yang rentan sehingga rate (angka) dapat dihitung. Rate atau angka merupakan
jumlah kejadian (kelahiran, kasus penyakit, atau kematian) dalam suatu populasi
tertentu selama periode waktu tertentu. Tiga kategori umum angka tersebut, antara
lain angka natalitas (kelahiran), angka morbiditas (kesakitan), dan angka mortalitas
atau angka fatalitas (kematian).
Mengapa angka begitu penting? Mengapa tidak merata-ratakan saja jumlah
yang sakit atau yang meninggal? Jawabannya adalah bahwa angka memungkinkan
kita membandingkan KLB (Kejadian Luar Biasa) yang terjadi pada waktu atau
tempat yang berbeda. Contoh, dengan menggunakan angka kita dapat menentukan
apakah kasus TBC per kapita tahun ini lebih banyak daripada tahun lalu atau
apakah kasus pembunuhan per kapita lebih banyak di Kota A daripada di Kota B
Contoh, misalnya Anda ingin memperbandingkan angka kematian yang
terkait dengan perjalanan dengan menggunakan kendaraan bermotor dan pesawat
udara. Untuk mengkaji situasi hipotesis itu, kita perkirakan bahwa dalam periode
waktu tertentu terjadi sekitar 1000 kematian dalam kecelakaan kendaraan bermotor
dan 50 kematian pada kecelakaan pesawat terbang. Tanpa menghitung rate-nya,
kita dapat beranggapan bahwa perjalanan dengan kendaraan bermotor lebih
berbahaya daripada perjalanan dengan pesawat udara. Namun, jika Anda
mengetahui jumlah populasi yang terlibat (100.000) jiwa untuk kendaraan bermotor
versus 1.000 jiwa untuk pesawat udara, Anda dapat menghitung angka fatalitasnya
yaitu jumlah kematian dibagi dengan populasi, untuk masing-masing sarana
perjalanan.. Angka tersbeut memiliki makna yang sangat besar karena didasarkan
pada populasi yang berisiko, yaitu mereka yang rentan terhadap penyakit atau
kematian akibat penyebab tertentu. Dalam hal ini, angka fatalitasnya adalah 0,01
untuk kendaraan bermotor dan 0,05 untuk pesawat udara. Dengan demikian dalam
contoh hipotesis ini, perjalanan dengan pesawat udara 5 kali lebih berbahaya
daripada perjalanan dengan kendaraan bermotor.
ANGKA KASAR
Angka insidensi dan angka prevalensi dapat dinyatakan dalam 2 bentuk yaitu
angka kasar dan angka spesifik. Angka kasar (crude rate) merupakan angka yang
penyebutnya mencakup populasi total. Angka kasar yang paling penting adalah
angka kelahiran kasar dan angka kematian kasar, Angka kelahiran kasar (crude
birth rate) adalah jumlah kelahiran hidup pada tahun tertentu yang dibagi dengan
jumlah populasi pertengahan tahun. Angka kematian kasar (crude death rate)
adalah jumlah total kematian pada tahun tertentu dari semua penyebab yang dibagi
dengan jumlah populasi pertengahan tahun.
2. Terdapat 150 orang siswa di SD Purnama, dimana secara tiba – tiba 15 orang
diantaranya menderita keracunan setelah jajan bakso di pinggir kali. Jika 2 hari
kemudian 30 orang siswa lain terkena keracunan,
a. hitunglah angka serangan dan hitung angka serangan sekundernya
b. Tuliskan kesimpulan dari hasil perhitungan
4. Diketahui incidensi penyakit karies gigi di desa Genuk 25%, jumlah penderita
baru kasus tersebut 250 orang.
a. Hitunglah jumlah penduduk desa Genuk
b. Tuliskan kesimpulan dari hasil perhitungan
5. Jumlah penduduk pada akhir tahun pada wilayah kerja Puskesmas A sebesar
1500 orang dengan jumlah penduduk pada pertengan tahun sebesar 1000
orang. Berdasarkan data sekunder penyakit hepatitis A pada puskesmas
pembentu pada tahun 2019 didapatkan diagram berikut:
Pasien ke- Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
1 D X
2
3 X
4 D
5 D S
6 S
7 X
8 D
D
9 S
10 DS
DX
11
12 D S
13 D
DS
14
15 D X
Keterangan:
D: diagnose X: meninggal S: sembuh
6. Data pada Puskemas A menyatakan bahwa pada bulan Maret 2019, terdapat
350 orang menderita Infeksi Saluran Penafasan Atas (ISPA). Diketahui populasi
penduduk wilayah kerja Puskesmas A sebanyak 5000 orang.
a. Hitunglah attack rate pada kasus tersebut!
b. Tuliskan kesimpulan dari hasil perhitungan
7. Hasil pemeriksaan UKGS di SD Batik oleh mahasiswa FKG dalan 3 tahun ini
diperoleh data: