Abstrak
Hiperplasia gingiva (GH) hasil dari perubahan karena inflamasi yang disebabkan oleh bakteri
pada plak gigi, dan tipe GH berbeda-beda kerena disebebkan oleh beberapa faktor local atau
sistemik. Di sisi lain, masalah periodontal pada pasien dengan perawatan ortodontik telah
dikaitkan karena adanya retensi plak pada gigi yang menyebabkan gingivitis. Dan telah
dijelaskan bahwa ion nikel yang terdapat pada perlekatan ortodontik dapat menjadi faktor
etiologi dari karakteristik proliferasi fibroblast dari hyperplasia gingiva. Gingivektomi adalah
prosedur pembedahan dimana bagian jaringan gingiva yang terluka diangkat untuk
mengurangi poket periodontal. Artikel ini bertujuan untuk melaporkan kasus klinis yang
menggunakan Teknik bedah yang disebut gingivektomi dalam perawatan hyperplasia gingiva
akibat perawatan ortodontik. Seorang pasien wanita berusia 22 tahun dari kota Morelia,
Michoacan, Meksiko dan dirujuk untuk konsultasi jaringan periodontal untuk membuat
diagnosis. Dokter gigi merujuknya untuk mengamati hyperplasia gingiva secara klinis.
Pemeriksaan periodontal lengkap dilakukan, tidak ada kerusakan tulang atau kedalaman
poket lebih dari 2 mm yang diamati. Perdarahan saat probing dan jaringan gingiva diamati
pada sepertiga dari sebagian besar mahkota gigi kebiasaan higienitas yang tidak memadai
terdeteksi, jadi akan dilakukan gingivektomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan
positif setelah 8 hari dan pada 12 bulan pasien tidak lagi memiliki poket periodontal supra
osseous, sesekali terjadi perdarahan, halitosis, dan rasa tidak enak pada mulut. Gingivektomi
yang disertai dengan gingivoplasty, merupakan teknik bedah yang efektif selama diketahui
keterbatasannya.
Kata Pengantar
Ada beberapa faktor etiologi yang berbeda dari hyperplasia gingiva (GH) yang umumnya
disebabkan oleh perubahan inflamasi yang terjadi karena adanya bakteri plak gigi, namun
perbedaan jenis GH yang disebabkan oleh faktor local atau sistemik, seperti kehamilan akibat
beban hormonal, pasien diabetes, akibat penggunaan obat-obatan seperti imunosupresan dan
antikonvulsan.
Selama perawatan ortodontik, sering terjadi gangguan pada jaringan periodontal pasien yang
menggunakan alat ortodontik selama lebih dari 18 bulan. Masalah periodontal pada pasien
dengan perawatan ortodontik telah dikaitkan dengan retensi bakteri plak gigi yang
menyebabkan iritasi.
Paduan logam dan / elemen paduan seperti nikel dari alat ortodontik tertentu yang berada
dalam media seperti rongga mulut, akan terpapar pada interaksi yang terkadang menimbulkan
manifestasi di jaringan mulut. Beberapa penelitian melaporkan bahwa ion nikel yang terdapat
dalam perlekatan ortodontik dapat menjadi faktor etiologi dari karakteristik proloferasi
fibroblastik.
Gingivektomi adalah teknik pembedahan dimana mengangkat jaringan gingiva yang berlebih
dilakukan, yang pada saat dibuang memberikan visibilitas dan akses untuk menghilangkan
kalkulus, dan faktor iritan lainnya, yang sebagian besar dapat memprediksi lingkungan yang
menguntungkan bagi penyembuhan gingiva, pemulihan dari kontur fisiologis, dan prediksi
keberhasilan pada perawatan jangka Panjang.
Saat ini gingivektomi dapat dilakukan dengan teknik bedah, bedah elektro, dan laser.
Kontraindikasi gingivektomi :
1. Jumlah gingiva cekat yang adekuat
2. Dasar poket periodontal secara langsung berada pada mucogingival junction.
3. Indikasi bedah tulang.
Gingivoplasty adalah prosedur remodelling pada gingiva untuk membuat kontur fisiologis
pada gingiva dengan tujuan membentuk kembali gingiva jika tidak ada poket periodontal, ini
seringkali jadi pelengkap pada prosedur gingivektomi.
Gambar 2: Gingiva hyperplasia. Jaringan gingiva menutup sepertiga mahkota gigi dengan
dibatasi oleh alat ortodontik
Gambar 3: Gingiva hyperplasia. Jaringan gingiva menutup sepertiga mahkota gigi dengan
dibatasi oleh alat ortodontik
Pasien yang memulai perawatan ortodontik, untuk dievaluasi secara berkala dan harus berada
dalam kondisi periodontal yang optimal agar perawatan menjadi dapat diprediksi. Perawatan
ortodontik harus pada pasien-pasien dengan kesadaran oral hygiene yang baik, control plak,
teknik menyikat gigi yang baik, profilaksis, dan pemakaian alat kebersihan yang dibutuhkan
oleh pasien. Tujuan artikel ini adalah laporan kasus klinis yang menggunakan teknik bedah
yang disebut gingivektomi dalam perawatan hyperplasia gingiva yang diinduksi oleh
perawatan ortodontik.
Kasus klinis
Pasien wanita, 22 tahun, berasal dari kota Morelia, Michoacan. Dia dirujuk ke periodontis
untuk mengetahui diagnosis, dokter gigi merujuknya karena mengamati secara klinis adanya
hyperplasia gingiva (gambar 1), pasien menyatakan ‘saya mengalami gusi berdarah, rasa
tidak enak di mulut, bau mulut, dan saya merasakan sedikit gatal pada gusi’. Dalam Riwayat
kesehatannya tidak ada laporan rekam medis yang relevan, setelah dilakukan pemeriksaan
periodontal lengkap, secara radiografik tidak ada kerusakan tulang, periodontogram tidak
menunjukkan kedalam probing lebih dari 2 mm, secara klinis diamati perdarahan saat
probing dan jaringan gingiva yang menutupi sepertiga dari sebagian besar mahkota gigi dan
di beberapa bagian gigi lainnya ada yang mendekati sepertiga tengah mahkota klinis dalam
batas dengan alat ortodontik (gambar 2 dan 3), dan adanya kebiasaan penjagaan kebersihan
rongga mulut yang tidak memadai. Berdasarkan data sebelumnya untuk melakukan
gingivektomi diambil mengikuti tahapan-tahapan selanjutnya. Sebagai tahap awal, instruksi
oral hygiene diberikan, pengikisan mahkota dan fase pembedahan (gingivektomi) dengan
langkah-langkah berikut : 1. Pseudo poket di eksplorasi dengan menggunakan probe
periodontal. 2. Pseudo poket periodontal diberikan tanda dengan menggunakan caliper
marker, masing-masing di daerah yang berbeda, dengan tujuan untuk menghubungkan setiap
tanda dengan cara sayatan. 3. Dengan menggunakan pisau bedah, dibuat sayatan yang sesuai,
sayatan tadi dimulai dari apical dibagian distal gigi yang menghubungkan dengan tanda yang
dilakukan dengan caliper marker, dan sayatan dibuat dengan sudut 45 derajat terhadap
permukaan gigi, untuk mencoba mencapai scalloping normal pada gingiva. 4. Jaringan yang
dipotong telah diangkat. 5. Jaringan itu sedikit direfleksikan dengan tujuan untuk memiliki
lebih banyak akses untuk menyesuaikan bentuk margin gingiva. 6. Kemudian dilakukan
penjahitan. 7. Jahitan dilepas setelah 8 hari pembedahan.