LAPORAN KELOMPOK
PROBLEM BASED LEARNING 1
REVIEW OKLUSI
Tutor:
drg. Fadli Ashar
Disusun Oleh:
Ikrima Maulida (G1B015002)
Dewi Sartieka Putri (G1B015004)
Adellia Pramaissela H. (G1B015005)
Ayonda Ashera Masitha (G1B015008)
Imma Habibatur Rizqi (G1B015015)
Muthiary Nitzschia .N. (G1B015023)
Aruna Tri Pamungkas (G1B015029)
Emha Istima Sekaringdyah (G1B015030)
Agatha Tunggadewi P. (G1B015034)
Ghina Nurul Adilah (G1B015040)
Pratitis Widi Seno (G1B015043)
LAPORAN KELOMPOK
PROBLEM BASED LEARNING 1
REVIEW OKLUSI
HALAMAN JUDUL
Tutor:
drg. Fadli Ashar
Disusun Oleh:
Ikrima Maulida (G1B015002)
Dewi Sartieka Putri (G1B015004)
Adellia Pramaissela H. (G1B015005)
Ayonda Ashera Masitha (G1B015008)
Imma Habibatur Rizqi (G1B015015)
Muthiary Nitzschia .N. (G1B015023)
Aruna Tri Pamungkas (G1B015029)
Emha Istima Sekaringdyah (G1B015030)
Agatha Tunggadewi P. (G1B015034)
Ghina Nurul Adilah (G1B015040)
Pratitis Widi Seno (G1B015043)
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
BAB I ...................................................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
D. Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
A. SKENARIO .............................................................................................. 3
Kesimpulan .................................................................................................... 29
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
rahmat serta karunia-Nya, kami berhasil menyelesaikan Laporan Kelompok
Problem Base Learning (PBL) 1 yang berjudul “Review Oklusi” dalam blok
Stomatognatic System. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak,
khususnya kepada drg. Fadli Ashar selaku sie akademik yang terus memberikan
dukungan dan bimbingan kepada kami serta selaku tutor PBL 1 yang turut
membantu dan mendampingi kami dalam jalannya PBL 1 dari step pertama
hingga step akhir.
Penyusunan Laporan Kelompok ini masih jauh dari sempurna. Kami
menyadari bahwa banyak kekurangan yang didapat dari segi tata bahasa, tata
penulisan maupun segi yang lainnya. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca agar kami bisa lebih baik kedepannya. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi masyarakat serta memberikan pengetahuan mengenai
kesehatan, sehingga derajat kesehatan pada lingkungan masyarakat dapat
meningkat.
Penyusun
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
A. SKENARIO
Periode erupsi gigi manusia terjadi dua kali, pergantian gigi dari gigi
susu ke gigi permanen akan menentukan oklusi pada gigi permanen. Adanya
tanggal premature dan persistensi pada gigi decidui akan menentukan pola
erupsi gigi permanen. Pada periode ini dapat dijumpai kondisi mesial
drifting, crowded, dan crossbite anterior/posterior. Preventive dan interseptif
ortodontik diperlukan untuk mencegah dan menghentikan maloklusi agar
tidak berkembang. Hal tersebut dapat dibantu menggunakan alat space
maintainer dan space regainer.
Mind Map
Gambaran Umum
Oklusi
mempengaruhi
Pola
Erupsi Oklusi Perkembangan
Oklusi
Sesuai Tidak
Sesuai
Penyebab Akibat
Persiste
Premature Mesial Crowding Crossbite
n drifting
loss
Preventif dan
Intersentif
Ortodonti
Indikasi Contoh
Perawatan Alat
Jenis Jenis
Indikasi dan Indikasi dan
kontraindikasi kontraindikasi
6
RA RB
Gigi Permanen
(tahun) (tahun)
Insisivus sentral 7–8 6–7
Insisivus lateral 8–9 7–8
Caninus 11 – 12 9 – 11
Premolar pertama 10 – 11 10 – 12
Premolar kedua 10 – 12 11 – 12
Molar pertama 6–7 5–6
Molar kedua 12 - 13 11 – 13
1) Ortodonti Preventif
Ortodonti preventif adalah segala tindakan yang dilakukan untuk
menghindarkan dari segala pengaruh buruk yang dapat merubah pola
perkembangan normal gigi dan rahang agar tidak terjadi malposisi,
malrelasi, dan maloklusi (Mokhtar, 1974). Tindakan yang dilakukan pada
perawatan ini memerlukan waktu perawatan yang lama, terus menerus,
dan mengikuti pertumbuhan dan perkembangan dentofasial (Foster, 1997).
Tindakan pada perawatan preventif ini diantaranya adalah :
a) Konsultasi prenatal
Suplai gizi yang dibutuhkan oleh janin pada saat intrauterine
sangat berpengaruh terhadap perkembangan dentofasial janin. Gizi
esensial untuk perkembangan dentofasial janin diantaranya adalah
kalsium, fluor, fosfor, vitamin A, C, dan D. Selain itu, konsultasi
megenai oral hygiene ibu hamil, edukasi penyakit mulut selama
kehamilan (gingivitis), dan efek obat-obatan pada janin juga perlu
dilakukan pada tahap ini.
b) Kontrol karies
Karies yang terjadi pada gigi desidui terutama pada karies
proksimal yang dapat berkembang menjadi karies rampan merupakan
penyebab utama maloklusi. Gigi tetangga dari gigi dengan karies
proksimal akan cenderung miring kearah karies, sehingga
menyebabkan pergeseran gigi, penyempitan ruang, dan penyempitan
13
b. Distal Shoe
Distal shoe merupakan salah satu jenis fixed space maintainer yang
digunakan apabila molar dua desidui hilang sebelum erupsi molar
satu permanen. Fungsi dari distal shoe adalah menuntun erupsi dari
molar satu permanen ke posisinya yang normal dalam lengkung
rahang. Distal shoe bersifat sementara dan harus diganti dengan
space maintainer tipe lepasan mengikuti erupsi gigi molar
permanen. Alat ini dibuat dengan metode indirek pada sebagian
besar kasus. Komponen alat distal shoe adalah guide plane metal,
yaitu sejenis plat yang berfungsi menuntun molar permanen agar
erupsi pada posisinya. Agar efektif guide plane harus meluas ke
dalam processus alveolar sehingga berkontak dengan molar satu
permanen kurang lebih 1 mm di bawah marginal ridge mesial
(McDonald, 2009).
17
c. Lingual arch
Alat ini digunakan ketika satu atau lebih molar tanggal secara dini
pada rahang atas. Alat ini didesain seperti pada lingual arch kecuali
pada beberapa desain di bagian anteriornya tidak menyentuh
permukaan lingual pada gigi anterior atas melainkan menyebrang
pada bagian palatal dan kawat tersebut langsung menghubungkan
molar band di kedua regio, tipe ini biasa dinamakan transpalatal
arch. Pada beberapa desain, kawat lingual dapat mengikuti bentuk
palatum dengan diameter kawat berukuran 0,025 inchi. Kawat ini
pada bagian anterior dibatasi oleh akrilik sedangkan pada bagian
posterior terhubung pada masing- masing band. Alat menggunakan
plat akrilik ini disebut nance appliance (Uddanwadinker dan Patil,
2013).
18
c. Tulang yang menutupi gigi yang belum erupsi. Jika terdapat tulang
yang menghalangi di atas mahkota, maka dapat dipastikan bahwa
erupsi gigi tersebut akan membutuhkan waktu berbulan-bulan
untuk tumbuh lebih lama dari gigi normal. Maka dari itu piranti
space maintaner dibutuhkan.
d. Urutan erupsi gigi. Dokter gigi harus mengamati hubungan antara
perkembangan benih gigi dan urutan erupsi gigi dengan ruangan
yang terbentuk karena tanggalnya gigi (premature lost).
e. Erupsi gigi yang tertunda. Pada kasus impaksi gigi permanen,
dibutuhkan ekstraksi gigi desidui dan pemasangan piranti space
maintaner yang akan menjaga ruang tempat erupsi gigi permanen
yang impaksi. Jika gigi antagonis dari gigi yang impaksi telah
erupsi lebih dulu maka harus membuat pelindung oklusal / penahan
untuk mencegah gigi antagonis yang telah erupsi tidak mengalami
ekstrusi / erupsi berlebih.
f. Edukasi orang tua. Mayoritas pasien yang membutuhkan piranti
space maintaner berada pada usia anak-anak dimana peran orang
tua masih sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi anak.
Dokter gigi harus dapat menjelaskan kondisi rongga mulut anak
kepada orang tuanya dan memberikan gambaran kemungkinan
yang akan terjadi ke depannya mengenai perubahan oklusi, struktur
wajah dan lain-lain. Dokter gigi juga menjelaskan tentang piranti
space maintaner bukan untuk membenarkan maloklusi yang telah
terjadi melainkan untuk mencegah kondisi-kondisi maloklusi yang
tidak diharapkan menjadi semakin parah.
c. Keuntungan dan Kerugian penggunana space maintainer
Keuntungan Removable Space Maintaner menurut Khanna et al.
(2015) :
a. Membutuhkan tanggung jawab pasien dalam menjaga piranti agar
tidak hilang atau rusak
b. Dapat mengganggu pertumbuhan lateral dari rahang
c. Dapat mengiritasi jaringan lunak di sekitarnya
22
adalah
1. Kadang mengakibatkan tipping atau rotasi pada gigi penyangga
2. Menyebabkan retensi plak sehingga terjadi daerah demineralisasi,
karies, dan kelainan jaringan periodonsium pada area gigi
penyangga
3. Pada beberapa jenis space maintainer harus dilakukan preparasi
pada gigi penyangga sehingga mengakibatkan bentuk anatomis
normal gigi berubah
4. Beberapa jenis space maintainer terutama yang tipe cekat
membutuhkan waktu kontrol yang lebih lama
5. Beberapa komponen alat space maintainer bisa bersifat sitotoksik
karena terbuat dari logam yang disolder
2) Space Regainer
23
1. Prematur loss pada gigi sulung molar pertama dan kedua pada
maxilla atau mandibula
2. Erupsi ektopik dari molar pertama permanen
3. Adanya satu atau lebih gigi sulung yang hilang sebelum waktunya
4. Maloklusi kelas I tipe 5
b. Kontraindikasi
Menurut Moyers (1991), kontraindikasi space regainer yaitu:
1. Gigi tetap yang hampir erupsi
2. gigi permanen penggantinya tidak ada (anodontia)
3. Jarak untuk erupsi gigi permanen sudah cukup
4. Tidak ada tanda-tanda penyempitan tempat gigi permanen
5. Panjang lengkung gigi tidak memadai
6. Jika pemasangan space regainer akan memperparah maloklusi
yang sudah ada
7. Kasus over bite
8. Kelas I tipe 3
9. kelas III Angle
c. Kegunaan
Menurut Suryo (1980), kegunaan space regainer yaitu:
1. Mencari ruang untuk persiapan pertumbuhan gigi permanen
2. Memperbaiki fungsi mastikasi
3. Memperbaiki fungsi estetik
24
d. Syarat
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan
pembuatan space regainer adalah cukupnya jarak yang dibutuhkan
untuk erupsi gigi permanen secara normal, pergerakkan gigi yang
dibutuhkan (rotasi, miring, tipping, bodyli) kemudian apabila ada
gangguan oklusi dari gigi-gigi yang berlawanan, bentuk gigi dan akar
gigi yang akan digeser dan juga ekonomi pasien (Nonong, 2011).
e. Jenis
Space regainer terdiri dari :
1. Labial bows : sering suatu labial bows yang sederhana hanya
menekuk suatu kawat. Ini membantu mempertahankan alat
dalam mulut, dan mencegah gigi di rahang atas untuk bergerak
ke depan. Labial bow harus diletakkan jauh dari gingival karena
hanya digunakan untuk retensi, tetapi jangan sampai menekan
pada papilla interdental. Biasanya, ini didesain dalam oklusal
embrasure antara insisiv lateral dan kaninus, atau distal dari gigi
kaninus (Nonong, 2011).
2. Acrylic : secara sederhana, dasar dari removable space regainer
dibuat dari akrilik. Biasanya akrilik yang lembut digunakan
supaya tidak menghalangi gigi permanen yang sedang erupsi
(Nonong, 2011).
3. Clasps (cangkolan) : clasps sederhana sebagai clasps
interproximal atau wrap around clasps dapat digunakan. Selain
itu, adam’s clasps, ball clasps atau C-clasps dapat juga
digunakan sebagai retensi (Nonong, 2011).
25
Space Regainer dibagi menjadi dua, yakni fixed (cekat) dan lepasan
(removable) Space Regainer. Penggunaan Space Regainer berdasarkan
kemiringan posisi sumbu panjang gigi terhadap sumbu vertikal. Apabila
<200 maka menggunakan Space Rrgainer lepasan, dan apabila >600
maka menggunakan Space Regainer cekat.
Diantara Fixed Space Regainer adalah (Logamarta, 2017) :
a. Cantilever Type Space Regainer
b. Jack screw Space Regainer
c. Multi Banned Type Space Regainer
d. Headgear Space Regainer
Sedangkan removable Space Regainer adalah :
a. Recurved helical coil finger spring Space Regainer
- Gaya yang dihasilkan menggeser gigi 3-4mm
- Bisa untuk memutar gigi
26
d. Expansion screww
- Ruangan yang didapat 3mm
- Daya yang dihasilkan intermiten dan bentuknya bermacam-
macam
27
Kesimpulan
29
DAFTAR PUSTAKA
Horax,S., Management of premature loss of primary first molar case with simple
fixed space maintainer, Journal dentofacial, 8(1): 22-26.
Khanna, P., Sunda, S., Mittal, S., 2015, Keep My Space - A Review Article,
International Journal of Oral Health Dentistry, vol.1(1):11-15.
Koch, G., Poulsen, S., 2001, Pediatric Dentistry: A Clinical Approach second
edition, Willey Blackwell.
Logamarta, S. L., 2017, Space Regainer, Komunikasi Pribadi, Jurusan Kedokteran
Gigi, Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Mamonto, E. D. I., Wowor, V. N. S., Gunawan, P., 2014, Gambaran Kehilangan
Gigi Sulung Pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Daruk Istiqamah Bailang,
Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik, Vol. 2 (2): 90-94.
Mcdonald, Avery, Dean, 2004, Dentistry for the Child and Adolescent ninth
edition,Evolve.
McDonald, R. E., Avery, D. R, Dean, J.A., 2004, Dentistry for the child and
adolescent 8 ed, UK, Mosby.
Nasir, N., Christou, P., Topouzelis, N., 2010, The orthodontic periodontic
interrelationship in integrated treatment challenges a systematic review,
Journal of oral rehabilitation, 37(113).
Nonong. Y. H., 2011, Removable Space Regainer, Laporan Kasus, Bagian Ilmu
Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran,
Bandung.
iv
v
Raharjo, P., 2012, Ortodonti Dasar, ed. 2, Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair
: Surabaya.
Ricket, 2003, Early Orthodonti, Makalah ilmiah, Jakarta.
Singh, G., 2007, Texbook of orthodontics 2 ed, New Delhi: Jaypee Brothers
Suryo, S., 1980, Pedodontic Handbook, FKG UGM, Yogyakarta.
Uddanwadiker, R., Patil, P.G., 2013, Evaluation of the deformation on the jaw
bone due to a band and loop, nance appliance and transpalatal arch space
maintainers: a three dimentional finite element analysis, Dentistry journal;
2013, 3(3): 1-4.