SKENARIO V
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Tutorial
Blok Kuratif dan Rehabilitatif II
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
Disusun oleh:
Afifannisa Dienda Rifani
(131610101013)
Annora Ramadhani
(131610101027)
(131610101028)
(131610101029)
(131610101033)
(131610101038)
(131610101045)
(131610101047)
(131610101048)
(131610101057)
Ketua
(131610101013)
Scriber Meja
(131610101033)
Scriber Papan
: Annora Ramadhani
(131610101027)
Anggota
:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
(131610101028)
(131610101029)
(131610101038)
(131610101045)
(131610101047)
(131610101048)
(131610101057)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Ekstraksi Seri,
Makalah ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok V pada
skenario kelima.
Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu penyusun ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. drg. Hj. Herniyati, M,Kes. selaku tutor yang telah membimbing jalannya
diskusi tutorial kelompok V Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan
telah memberikan masukan yang membantu bagi pengembangan ilmu yang
telah penyusun dapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan
dalam perbaikanperbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
SKENARIO 5
Seorang ibu datang ke RSGM Universitas Jember ingin memeriksakan
gigi anaknya yang berumur 9 tahun. Ibu tersebut mengeluhkan gigi depan
anaknya yang tidak rata.
Hasil pemeriksaan intra oral :
Memiliki gejala DDM dengan keempat insisif permanen RA berdesakan dan
keempat insisif permanen RB sesuai dengan inklinasi yang normal.
Gigi 12 dan 22 rotasi sentris.
Tanggal prematur pada gigi 53 dan 63.
Hasil pemeriksaan RO :
Benih gigi 13 14 15 23 24 25 33 34 35 43 44 dan 45 lengkap dengan pola erupsi
normal.
Hasil analisa model :
Klasifikasi maloklusi klas 1 Angle.
Relasi molar permanen neutroklusi.
Diskrepansi / kekurangan tempat RA = 11mm dan RB = 10mm.
Diagnosis : Klas 1 Angle dengan berdesakan anterior.
Macam perawatan : Ekstraksi Seri
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masa pra remaja merupakan masa terjadinya perubahan besar
dalam diri seorang anak. Anak mulai memperhatikan penampilan diri
sehingga anak mulai sadar bila terdapat sesuatu yang lain dalam
penampilan terutama wajah. Penampilan yang indah dan menarik akan
menambah rasa percaya diri. Susunan gigi merupakan bagian yang
menunjang penampilan wajah.
Keadaan gigi geligi, terutama gigi anterior juga berperan dalam
mempengaruhi daya tarik atau estetik wajah. Jika posisi atau keadaan gigi
geligi anterior kurang baik atau tidak beraturan, daya tarik wajah akan
berkurang pula.
Malposisi gigi anterior akan mengurangi nilai estetik penampilan
senyum seseorang. Perubahan yang terjadi pada anak dari keadaan gigi
geligi oklusi normal menjadi maloklusi, dapat bersifat sementara atau
tetap, hal ini tergantung pada intensitas dan waktu terjadinya interaksi
tumbuh kembang. Masa tumbuh kembang adalah periode terjadinya
berbagai perubahan termasuk di dalam rongga mulut. Bukti adanya
tumbuh kembang adalah proses pergantian gigi sulung dengan gigi tetap.
Proses tumbuh kembang pada anak, umumnya bersifat dinamis dan
berjalan terus secara kesinambungan. Keadaan oklusi normal yang
ditemukan pada masa gigi sulung tidaklah menjamin tidak menimbulkan
maloklusi pada masa berikutnya. Hal itu terjadi karena banyak hal yang
mempengaruhi proses tumbuh kembang khususnya saat pergantian gigi
geligi. Susunan gigi yang tidak teratur karena berbagai sebab sehingga
anak tersebut memerlukan perawatan ortodonti.
Kasus maloklusi pada anak dari tahun ke tahun terus meningkat,
sehingga program pencegahan sangat diperlukan. Perawatan maloklusi
dalam tahap pencegahan sangat diperlukan, untuk memperhatikan
kesehatan antara gigi, tulang dan otot dalam fungsinya. Jika anak masih
dalam proses tumbuh kembang, untuk memprediksi kejadian akhir proses
tumbuh kembang wajah anak yang dikaitkan dengan perawatan ortodonti
6
MAPPING
DDM
DDM
Maloklusi
Maloklusikelas
kelasI IAngle
Angle
Ekstraksi
EkstraksiSeri
Seri
Definisi
Definisi&&tujuan
tujuan
Indikasi
Indikasi&&
kontraindikasi
kontraindikasi
Keuntungan
Keuntungan&&
kerugian
kerugian
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Prinsip pencabutan serial dikenalkan oleh Rubert Bunon pada tahun 1473,
tetapi istilah pencabutan serial dipopulerkan oleh Kjellgren tahun 1940-an.
Pencabutan serial hanya dapat menghilangkan berdesakan di region anterior tetapi
tidak dapat memberikan hasil perawatan seperti yang dihasilkan dari perawatan
secara komperhensif (Rahardjo, 2009).
Untuk melakukan pencabutan serial diperlukan pemahaman yang
mendalam tentang pertumbuhkembangan, diagnosis dan perencanaan perawatan
agar didapat hasil yang memuaskan. Diperlukan pemahaman tentang ukuran gigi,
panjang lengkung gigi, pembentukan gigi dan perkembangannya serta erupsi gigi
permanen untuk perencanaan pencabutan serial (Rahardjo, 2009)
Ekstraksi seri adalah suatu metode perawatan orthodonti dalam periode
gigi pergantian dan mencegah maloklusi pada gigi permanen dengan jalan
melakukan pencabutan pada gigi-gigi yang dipilih pada interval waktu tertentu
serta menurut cara-cara yang telah direncanakan dengan observasi dan diagnose
yang tepat dan teliti. Ini merupakan suatu prosedur yang memerlukan kesabaran
dan ketelitian yang lama tanpa memakai perawatan orthodonti. Pengertian lain
ekstraksi seri yaitu suatu metode perawatan orthodonti yang dilakukan pada masa
gigi-geligi bercampus dengan hubungan rahang klas I Angle, dengan pencabutan
gigi secara berturut-turut dan kronologis. Pencabutan dilakukan pada gigi-geligi
sulung dan diikuti dengan pencabutan gigi permanen (Amirudin, 2002).
Tindakan ini disebut pencabutan serial karena secara garis besar dilakukan
pencabutan gig sulung dan kemudian dilakukan pencabutan gigi permanen dan
diakhiri dengan mekanoterapi. Dengan melakukan pencabutan serial, maka
perawatan komperhensif di kemudian hari akan lebih mudah dan lebih cepat
mencapai hasil akhir yang memuaskan. Pencabutan seri sering dilakukan pada
maloklusi kelas I karena pada maloklusi kelas I terdapat keseimbangan
neuromuskuler yang pada perawatan pencabutan serial keseimbangan ini perlu
dipertahankan. Pencabutan serial tidak dianjurkan pada pasien yang mempunyai
kelainan relasi rahang atas dan bawah (Rahardjo, 2009).
keuntungan, yaitu :
1. Insisiv berdesakan secara alamiah menjari normal
2. Mengurangi potensi kelainan iatrogenic
3. Meningkatkan kondisi psikologi pasien dan kepatuhan pasien yang
lebih baik karena adanya perbaikan letak gigi
4. Perawatan akhir dengan piranti cekat tidak membutuhkan waktu yang
lama yang secara tidak lansung mengurangi beban biaya dari pasien
(Rahardjo, 2009).
10
BAB III
PEMBAHASAN
Definisi
Ekstraksi seri adalah pencabutan gigi yang terencana dan berurutan pada
waktu tertentu saat masa geligigi campuran. Tindakan ini disebut ekstraksi seri
karena secara garis besar dilakukan pencabutan gigi sulung dan kemudian
dilakukan pencabutan gigi permanen dan diakhiri dengan mekano terapi.
Tujuan ekstraksi seri:
1. Meghilangkan gigi yang berdesakan
2. Menuntun dan mengontrol erupsi gigi-gigi permanen dalam lengkung rahang dan
untuk mencegah agar tidak terjadi maloklusi pada gigi permanen
2.
3.
Perawatan hanya dapat dilakukan bila diyakini bahwa basis apikal terlalu
kecil untuk memuat semua geligi dalam lengkung yang rata.
4.
5.
6.
Overbite normal
7.
8.
Umur : 7 - 8 tahun
2.
3.
Openbite
4.
Crowded ringan
5.
Agenesis
6.
Diastema
11
7.
Deep overbite
12
7. Bila ruangan yang terjadi akibat suatu pencabutan tetap terbuka maka pada saat
mulut dibuka akan terlihat. Hal ini akan mengganggu penampilan wajah yang
berhubungan dengan faktor estetik
Penatalaksanaan ekstraksi seri
Tindakan yang mula-mula dilakukan pada pencabutan serial adalah
mencabut kaninus sulung agar terdapat ruangan sehingga insisiv yang berdesakan
terkoreksi secara spontan (tanpa menggunakan peranti ortodonti) kecuali gigi
yang terletak rotasi. Bila akar premolar pertama telah terbentuk setengah atau dua
pertiga, molar pertama sulung dicabut untuk mempercepat erupsi premolar
pertama. Ketika premolar pertama telah erupsi gigi ini dicabut agar kaninus erupsi
ke tempat bekas pencabutan premolar pertama. Bila terdapat sisi diastema perlu
ditutup dari distal dengan menggunakan peranti cekat agar gigi-gigi dapat terletak
dalam kedudukan normal. Premolar kedua biasanya akan erupsi secara normal
menggantikan kedudukan molar kedua sulung.
Kadang-kadang kaninus permanen rahang bawah erupsi hampir bersamaan
dengan premolar pertama, sehingga bila tidak terdapat ruangan yang cukup,
kaninus permanen akan terletak lebih labial. Untuk mencegah keadaan ini, bila
akar premolar pertama bawah telah terbentuk setengah atau dua pertiga maka
molar pertama sulung dicabut untuk mempercepat pertumbuhan premolar
pertama. Bila premolar pertama ini telah erupsi gigi ini dicabut agar gigi kaninus
permanen erupsi kearah diastema bekas premolar pertama. Masalah dapat timbul
apabila pada foto rontgen terlihat kaninus erupsi terlebih dahulu daripada
premolar pertama. Tindakan yang dapat dilakukan adalah pada saat mencabut
molar pertama sulung juga dilakukan enukleasi pada premolar pertama. Tetapi
kekurangan enukleasi adalah tidak terbentuk tulang alveolar diregio tersebut
sedangkan bila premolar erupsi akan terbentuk tulang alveolar dan juga prosedur
yang cukup rumit.
Untuk menghindari operasi pada anak-anak (enukleasi), dilakukan cara lain
yaitu mencabut molar pertama sulung, setelah itu molar kedua sulung dicabut,
supaya premolar pertama erupsi agak ke distal diatas benih premolar kedua. Bila
13
premolar pertama telah erupsi maka harus dicabut, kemudian perlu pemakaian
space maintainer supaya molar pertama permanen tidak bergerak ke mesial.
Premolar kedua biasanya erupsi secara normal menggantikan molar kedua
sulung. Ruangan bekas pencabutan premolar dipakai oleh kaninus permanen yang
bergeser kedistal, premolar kedua dan molar pertama permanen bergeser ke
mesial. Bila pencabutan serial tidak diikuti oleh perawatan komperhensif dengan
piranti cekat maka tidak akan didapatkan susunan gigi yang ideal, letak akar gigi
yang tidak sejajar dan penutupan diastema tidak berhasil dengan baik.
Apabila terjadi agenisi premolar pertama, cabut molar pertama sulung kemudian
kaninus permanen akan menempati tempat tersebut. Jika agenisi premolar kedua dan bila
kaninus permanen erupsi lebih dulu dari premolar pertama maka cabut molar pertama
sulung dan molar kedua sulung bersama-sama agar kaninus sulung dan premolar pertama
dapat erupsi agak ke distal dan perlu dipasang space maintainer agar molar pertama
permanen tidak bergeser ke mesial
14
BAB IV
KESIMPULAN
Ekstraksi seri adalah pencabutan gigi yang terencana dan berurutan pada
waktu tertentu saat masa geligigi campuran.
Tindakan ini disebut ekstraksi seri karena secara garis besar dilakukan
pencabutan gigi sulung dan kemudian dilakukan pencabutan gigi
permanen dan diakhiri dengan terapi mekanik.
15
DAFTAR PUSTAKA
Bakar, Abu. 2014. Kedokteran Gigi Kinis Edisi 2. Yogyakarta : CV. Quantum
Sinergis Media.
Koesomahardjo, Hamilah.1995. Survey Pelaksanaan Pencegahan Maloklusi
Oleh Kesehatan Gigi Sekolah DKI Jakarta. Journal of the Indonesian dental
association. Hal 55-61
Prijatmoko, Dwi, dkk.2002. Pertumbuhan Dan Perkembangan Kompleks
Kraniofasial. (Cetakan I). Jember : fakultas kedokteran gigi press universitas
jember
Salzman, J. A. 1957. Orthodontics Principal And Prevention. Philadelphia : J. B.
Lippincott Company.
Susetyo, Budi. 1998. Praktek Othodonti Alat Cekat. Jakarta : Binarupa aksara.
Walter. 1990. Orthodonti Waltier. Alih bahasa : drg Llian Y. Jakarta : Hipokrat
16
17