Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH ORTHODONTI

PROSEDUR PEMBUATAN ALAT PENCEGAHAN ATAU PREVENTIVE

Dosen Pembimbing :
Didik Marsigid, AMTG

Disusun oleh :
Kelompok 5 :
1. Azzahra Mahmuddah Ayatun Affun P21240118008
2. Nayla Intan Salsabilla P21240118017

JURUSAN TEKNIK GIGI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
Tlp. 021-7397641, 7397643 Fax (021)73997769
I. LATAR BELAKANG

Ortodonti berasal dari bahasa Yunani (Greek) yaitu orthos yang berarti (baik,
betul) dan dons yang berarti (gigi). Jadi ortodonsi dapat diterjemahkan sebagai ilmu
pengetahuan yang bertujuan memperbaiki atau membetulkan letak gigi yang tidak
teratur atau tidak rata.

Tujuan pembuatan ortodonti :


a. Mencegah terjadinya keadaan abnormal dari bentuk muka yang disebabkan oleh
kelainan rahang dan gigi.
b. Mempertinggi fungsi pengunyahan yang benar.
c. Mempertinggi daya tahan gigi terhadap terjadinya karies.
d. Menghindarkan perusakan gigi terhadap penyakit periodontal.
e. Mencegah perawatan ortodontik yang berat pada usia lebih lanjut.
f. Memperbaiki cara bicara yang salah.
g. Menghilangkan kebiasaan buruk yang dapat menimbulkan kelainan yang
lebih
berat.
h. Menimbulkan rasa percaya diri yang besar.

Menurut waktu dan tingkatan maloklusinya, perawatan ortodonti dibagi menjadi


3:
1. Ortodontik pencegahan (Preventive Orthodontics) yaitu segala tindakan yang
menghindarkan segala pengaruh yang dapat merubah jalannya perkembangan
yang normal agar tidak terjadi malposisi gigi dan hubungan rahang yang
abnormal.
2. Ortodontik interseptif (Interceptive orthodontics). Ortodontik interseptif
merupakan tindakan atau perawatan ortodontik pada maloklusi yang mulai
tampak dan sedang berkembang. Disini maloklusi sudah terjadi sehingga perlu
diambil tindakan perawatan guna mencegah maloklusi yang ada tidak
berkembang menjadi lebih parah.
3. Ortodontik korektif atau kuratif (Corrective atau curative orthodontics).
Ortodontik korektif merupakan tindakan perawatan pada maloklusi yang sudah
nyata terjadi. Gigi-gigi yang malposisi digeser ke posisi normal, dengan kekuatan
mekanis yang dihasilkan oleh alat ortodontik.

Pada makalah ini hanya membahas tentang ortodonti pencegahan (preventive


orthodontics).
II. DEFINISI

Ilmu ortodonti pencegahan adalah ilmu yang mempelajari segala macam usaha
untuk mencegah terjadinya kelainan oklusi (maloklusi). Tujuan mempelajari
ortodonti pencegahan adalah untuk mempertahankan oklusi normal. Ortodonti
Preventif “Pencegahan” lebih baik dari pada pengobatan”. Preventif Ortodonti
merupakan prosedur dasar dalam mengantisipasi sebelum terjadi perkembangan
maloklusi. Ortodonti Preventif dapat disebut sebagai : “ Tindakan untuk
mempertahankan integritas suatu keadaan yang tampak normal pada usia tersebut”.

III. INDIKASI ORTHODONTI PENCEGAHAN (PREVENTIVE ORTHODONTI)

1. Untuk gigi yang akan tumbuh untuk mencegah gigi tumbuh menyimpang
2. Bila ruang yang tersedia cukup untuk gigi pengganti
3. Bila gigi permanen missing tetapi pasien memiliki oklusi yang baik maka ruang
harus dipertahankan untuk mencegah gangguan oklusal

IV. KONTRA INDIKASI ORTHODONTI PENCEGAHAN (PREVENTIVE


ORTHODONTI)

1. Apabila ruang yang tersedia tidak cukup untuk gigi pengganti.


2. Gigi susu dengan restorasi yang dapat mengubah panjang lengkung rahang
3. Apabila terdapat spasing yang menyeluruh pada gigi-gigi sulung

V. KEUNTUNGAN BAGI PASIEN

1. Perbaikan penampilan wajah dan percaya diri


2. Mengurangi kebutuhan perawatan dengan pencabutan gigi
3. Pencegahan masalah psikologi pada anak
4. Biaya perawatan lebih murah
5. Menghindari gigi tumbuh menyimpang (maloklusi)

VI. PENCEGAHANNYA
   Pada anak masih dalam kandungan

Contohnya Seorang ibu yang sedang hamil harus dijaga kebutuhan nutrisi atau
gizinya, agar proses tumbuh kembang janin berjalan dengan normal. Apabila
kebutuhan gizi ibu hamil tidak terpenuhi, bisa saja anak yang ada dalam
kandungannya kelak mengalami maloklusi.

 Setelah bayi lahir

Contoh selanjutnya adalah pada bayi, kebutuhan nutrisi bayi harus benar-benar
diperhatikan agar pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya (termasuk gigi dan
mulut) dapat berjalan dengan baik.

 Setelah anak mempunyai gigi

Contohnya adalah mengajarkan kepada anak-anak yang sudah tumbuh gigi agar
rajin menggosok gigi, memberi arahan agar menghindari makanan yang dapat
merusak gigi, menyarankan agar rutin melakukan pemeriksaan gigi dan mulut ke
dokter gigi, menjaga anak-anak agar tidak melakukan kegiatan atau kebiasaan
buruk (bad habit) contoh: kebiasaan menghisap ibu jari (thumb sucking),
menggigit bibir (lips biting), dan lain sebagainya.

VII. PROSEDUR PEMBUATAN ORTHODONTI PENCEGAHAN (PREVENTIVE


ORTHODONTI)
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/46189/3/Aishah_Anindyaning.P_22010111130131_Lap.KTI
_Bab2.pdf

http://wayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto3.pdf

ocw.usu.ac.id › download › or_352_slide_pengenalan_ortodonti

https://dokumen.tips/documents/preventif-dan-interseptive.html

Anda mungkin juga menyukai