Anda di halaman 1dari 12

BLOK BIOSTATISTIC AND RESEARCH METHODS

SELF LEARNING REPORT


SMALL GROUP DISCUSSION-1
“JARING IDE”
Bidang Ilmu Kedokteran Gigi Masyarakat (IKGM)

TUTOR:
drg. Fitri Diah Oktadewi

DISUSUN OLEH:
Dewi Sartieka Putri
G1B015004

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN GIGI
PURWOKERTO

2018
Bidang Ilmu Kedokteran Gigi Masyarakat (IKGM)

Jurnal Ilmiah 1
Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut terhadap Kepuasan
Pasien BPJS di Layanan Primer Banjarmasin
(Aulia, R., Adhani, R., Taufiqurrahman, I., Hatta, I., 2017)

A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat telah
diselenggarakan sebuah pelayanan kesehatan yaitu Program Jaminan
Kesehatan Nasional oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan sebagai upaya memberikan perlindungan kesehatan kepada peserta
untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan Kota Banjarmasin tahun 2014,
masyarakat yang menjadi peserta BPJS kesehatan sebesar 270.677 orang dari
total penduduk Kota Banjarmasin yang berjumlah 625.472 orang. Dengan
jumlah peserta yang semakin meningkat setiap tahunnya dan tuntutan
masyarakat terhadap perbaikan kualitas pelayanan dari tahun ke tahun menjadi
semakin besar dapat menimbulkan dampak terhadap kualitas pelayanan
kesehatan yang diberikan karena tidak diimbangi dengan penambahan fasilitas,
tenaga kesehatan dan sarana prasarana yang memadai termasuk juga kualitas
pelayanan kesehatan gigi. Hal tersebut dapat mempengaruhi kepuasan peserta
BPJS yang menerima pelayanan kesehatan khususnya di fasilitas kesehatan
tingkat pertama.
Kepuasan pasien adalah hal terpenting yang harus dicapai oleh setiap
fasilitas kesehatan. Dokter gigi praktek dituntut untuk dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang dapat memenuhi harapan pasien. Program BPJS
Kesehatan merupakan salah satu upaya pemerataan derajat kesehatan bagi
seluruh rakyat Indonesia sehingga perlu adanya kerjasama yang baik antara
pemberi dan penyedia layanan agar tercapai kepuasan pasien secara maksimal.
Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan gigi adalah perbandingan
antara persepsi pasien terhadap pelayanan yang diterima dengan harapan
pasien sebelum mendapatkan pelayanan. Apabila harapan pasien terpenuhi,
berarti pelayanan tersebut sudah memberikan kualitas pelayanan kesehatan
yang bermutu sehingga membuat suatu kualitas yang luar biasa dan juga akan
menimbulkan kepuasan yang tinggi.
B. Tujuan Penelitan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas
pelayanan kesehatan gigi dan mulut terhadap kepuasan pasien BPJS di
layanan primer Kota Banjarmasin.
C. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional.
2. Kerangka konsep

Program Jamkesnas oleh Dokter gigi praktek Perlu adanya kerjasama


Badan Penyelenggara dituntut untuk dapat yang baik antara
Jaminan Sosial (BPJS) memberikan pemberi dan penyedia
Kesehatan sebagai upaya pelayanan kesehatan layanan agar tercapai
memberikan yang dapat memenuhi kepuasan pasien secara
perlindungan kesehatan. harapan pasien. maksimal.

Variabel bebas: kualitas Layanan primer yang Rancangan penelitian


pelayanan kesehatan dipilih yaitu menggunakan yang digunakan adalah
gigi dan mulut yang teknik proportional observasional analitik
terdiri dari dimensi stratified random dengan pendekatan
bukti fisik, kehandalan, sampling yang terdiri dari cross sectional
ketanggapan, jaminan 6 (enam) puskesmas dan 4
dan empati. Variabel (empat) klinik dokter gigi.
terikat: kepuasan pasien
pengguna BPJS di
layanan primer Kota Jumlah sampel yang
Banjarmasin. diambil sebanyak 400 Instrumen penelitian
orang pasien peserta adalah kuesioner.
BPJS dengan Metode pengukuran
menggunakan metode Skala Likert.
consecutive sampling

Analisis data dengan


Kesimpulan Hasil penelitian bivariate dengan uji
kolerasi spearman.
3. Penentuan sampel
Penelitian ini menggunakan sampel populasi yaitu seluruh peserta BPJS
yang terdaftar di layanan primer Kota Banjarmasin. Layanan primer yang
dipilih pada penelitian ini menggunakan teknik proportional stratified
random sampling yang terdiri dari 6 (enam) puskesmas dan 4 (empat) klinik
dokter gigi. Besar sampel yang digunakan dengan finite population yaitu
populasi yang jumlah seluruh anggotanya dapat didaftar dan didata. Jumlah
masyarkat yang terdaftar sebagai BPJS kesehatan di Kota Banjarmasin
tahun 2014 diketahui berjumlah 270.677 peserta.
Jumlah sampel yang diambil sebanyak 400 orang pasien dengan
menggunakan metode consecutive sampling. Sampel dalam penelitian ini
adalah sebagian dari populasi peserta pengguna kartu BPJS yang berusia 17
tahun ke atas yang berobat ke fasilitas kesehatan gigi dan mulut di sepuluh
layanan primer yang menjadi lokasi penelitian di Kota Banjarmasin pada
bulan Juni–September 2015. Pengukuran sampel minimal dari pengguna
BPJS di Kota Banjarmasin, maka peneliti mengukur dengan menggunakan
Rumus Slovin.
4. Alat dan bahan
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Kuesioner tersebut dalam pengukurannya berpedoman pada skala
pengukuran yang dikembangkan Likert atau yang sering disebut dengan
Skala Likert.
5. Analisis statistik
Teknik analisis yang dipakai adalah korelasi Product Moment Pearson,
regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Untuk Analisis data
dengan bivariate, yaitu suatu analisis yang dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan dengan pengujian statistik menggunakan uji
korelasi spearman, tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) dan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap
kepuasan pasien maka data yang terkumpul di analisa menggunakan analisis
regresi linier sederhana dan regresi linier berganda.
D. Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan kesehatan gigi
dan mulut yang terdiri dari dimensi tangible, reliability, responsiveness,
assurance dan emphaty memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan
pasien (p<0,05).
E. Simpulan
Terdapat pengaruh yang bermakna dari masing-masing dimensi kualitas
(tangible, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty) terhadap
kepuasan pasien BPJS dilayanan primer Banjarmasin. Kualias pelayanan yang
diberikan harus dipertahankan dan bila perlu lebih ditingkatkan dengan
demikian kepuasan pasien terhadap program BPJS kesehatan ini juga akan
meningkat. Adapun kualitas pelayanan yang perlu ditingkatkan antara lain
sarana dan prasarana, kebersihan ruang tunggu, toilet, dan kenyamanan ruang
perawatan, serta ketepatan waktu dalam memberikan pelayanan. Perlu
dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor lain selain kualitas yang
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pasien pengguna BPJS, yaitu seperti
faktor kepuasan terhadap obat, faktor ketersediaan tenaga kesehatan, faktor
fasilitas dan faktor sosialisasi dengan jumlah sampel yang lebih banyak lagi
sehingga dapat mewakili jumlah pasien gigi pengguna BPJS yang berada di
Kota Banjarmasin.
Jurnal 2
Perbandingan Tingkat Kesehatan Gigi dan Mulut pada Sekolah Dasar yang
belum dan telah menerapkan Program Sikat Gigi Pagi di Wilayah Kerja
Puskesmas “X” di Kota Bandung
(Monica, G., 2016)
A. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut sering tidak menjadi prioritas utama dalam
masalah kesehatan. Masalah kesehatan gigi anak di Indonesia masih sangat
memprihatinkan. Hal ini disebabkan masih banyak orang tua yang
berpendapat bahwa gigi sulung tidak perlu dirawat, karena mereka tidak tahu
akibat yang akan terjadi bila gigi sulung tidak dirawat dengan baik. Kualitas
hidup dapat terganggu karena masalah kesehatan gigi pada anak akan
mengganggu gambaran diri dan hubungan sosial, mengganggu kesehatan
umum, seperti penyakit gastroinstestinal dan pertumbuhan yang tidak
sempurna atau terhambat (terutama dalam hal berat dan tinggi badan) yang
dapat mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal tersebut
diperkuat oleh hasil-hasil beberapa penelitian yang menyatakan bahwa karies
gigi pada anak yang dibiarkan terus-menerus sehingga menyebabkan infeksi
odontogenik, akan menurunkan kualitas hidupnya di kemudian hari.
Pemerintah Indonesia memiliki target bahwa pada tahun 2030 telah sehat
bebas karies. Pemberantasan karies perlu dilakukan dari level terendah, yakni
di tahap promosi kesehatan, misalnya sikat gigi bersama di pagi hari.
Beberapa sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas X Kota Bandung telah
melaksanakan program tersebut. Penelitian ini membahas perbandingan
tingkat kesehatan gigi dan mulut pada sekolah dasar negeri yang telah
menjalankan program sikat gigi pagi dan yang belum menjalankan program
sikat gigi pagi.
B. Tujuan Penelitan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat
kesehatan gigi dan mulut pada sekolah dasar negeri yang telah menjalankan
program sikat gigi pagi dan yang belum menjalankan program sikat gigi pagi.
C. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian adalah cross sectional dengan pendekatan
komparatif untuk membandingkan tingkat kesehatan gigi dan mulut serta
status gizi dari peserta didik sekolah dasar negeri yang telah melaksanakan
program sikat gigi pagi dan yang belum melaksanakan program sikat gigi
pagi.
2. Kerangka konsep

Kesehatan gigi dan Pemerintah Indonesia Beberapa sekolah dasar di


mulut sering tidak memiliki target pada tahun wilayah kerja Puskesmas
menjadi prioritas utama 2030 telah sehat bebas X Kota Bandung telah
dalam masalah melaksanakan program
karies.
kesehatan. tersebut.

Membandingkan tingkat
Sampel diambil dari kesehatan gigi dan mulut
Jenis penelitian adalah
peserta didik sekolah serta status gizi dari
cross sectional dengan
dasar pada tahun ajaran peserta didik sekolah
pendekatan komparatif
2015/ 2016 yaitu 55 dasar negeri yang telah
orang dari SDN Sarijadi melaksanakan program
Selatan 96 orang dari sikat gigi pagi dan yang
SDN Caringin. belum.
Hasil penelitian
Analisis data dengan
Pemeriksaan rongga mulut indeks def-t dan
indeks DMF-T Kesimpulan
3. Penentuan sampel
Subjek penelitian adalah peserta didik kelas 2 pada tahun ajaran
2015/2016. Jumlah peserta didik yang ikut serta dalam penelitian ini
adalah 55 orang dari SDN Sarijadi Selatan pada tahun ajaran 2015/ 2016,
96 orang dari SDN Caringin. Pemeriksaan rongga mulut dilakukan
sebanyak dua kali pada subjek yang sama, yakni pada bulan November
2015 dan bulan November 2016.
4. Alat dan bahan
Pemeriksaan rongga mulut dilakukan dengan menggunakan kaca
mulut dan sonde half moon untuk memeriksa ada atau tidaknya karies
pada gigi.
5. Analisis statistik
Indeks yang digunakan untuk mengukur kesehatan gigi adalah indeks
def-t untuk gigi sulung dan indeks DMF-T untuk gigi permanen.
D. Hasil
Peserta didik yang hadir pada saat pemeriksaan pertama (bulan November
2015) adalah 55 orang di SDN Sarijadi Selatan dan 92 orang di SDN Caringin.
Pada pemeriksaan kedua (bulan November 2016), peserta didik yang sama
yang hadir di SDN Sarijadi Selatan adalah 53 orang, sedangkan di SDN
Caringin adalah 91 orang. Setelah dilakukan data clearing, hanya 59 orang
subjek penelitian dari SDN Caringin dan 49 dari SDN Sarijadi Selatan yang
memenuhi syarat penelitian.
Rata-rata skor def-t pada peserta didik SDN Sarijadi Selatan tahun 2015
adalah 6,33 dan pada tahun 2016 adalah 4,73, sedangkan skor DMF-T pada
tahun 2015 adalah 0,18 dan pada tahun 2016 adalah 1,00. Rata-rata skor def-t
pada peserta didik SDN Caringin pada tahun 2015 adalah 7,53 dan pada tahun
2016 adalah 4,81, sedangkan skor DMF-T pada tahun 2015 adalah 0,14 dan
pada tahun 2016 adalah 0,66. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kesehatan gigi
dan mulut tidak berbeda secara signifikan (p<0,05) pada kedua sekolah terebut.
E. Simpulan
Penerapan sikat gigi di pagi hari sangat diperlukan meskipun tingkat
kesehatan gigi dan mulut peserta didik yang berasal dari sekolah dasar yang
telah menerapkan program sikat gigi pagi dan yang belum menerapkan
program sikat gigi pagi hari tidak berbeda secara signifikan. Perlu dilakukan
pendekatan secara komprehensif untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi dan
mulut peserta didik, dimulai dengan menyadarkan pihak sekolah dan pihak
keluarga mengenai pentingnya pemeliharaan gigi sejak usia dini,
Jurnal 3
Hubungan Status Ekonomi dengan Sikap Pasien terhadap Perawatan Gigi
Tiruan
(Tuerah, T., Wowor, V.N.S., Pangemanan, D.H.C., 2016)
A. Latar Belakang
Kondisi pertumbuhan ekonomi Sulawesi utara yang menurun dapat
mempengaruhi status ekonomi masyarakat. Karies dan penyakit periodontal
memiliki perkembangan yang lambat, sehingga sering tidak mendapat
perhatian dari masyarakat. Apabila tidak segera ditangani, maka penyakit ini
akan merusak gigi sehingga menyebabkan gigi harus segera dicabut untuk
mencegah komplikasi infeksi yang berkelanjutan. Karies dan penyakit
periodontal merupakan faktor utama yang menjadi alasan pencabutan gigi
yang berujung pada terjadinya kehilangan gigi.
Perawatan gigi tiruan dibutuhkan jika terjadi kehilangan gigi. Perawatan
gigi tiruan merupakan perawatan dengan cara membuatkan alat tiruan untuk
menggantikan gigi yang hilang serta jaringan penunjang di sekitarnya.
Tujuannya yaitu untuk mengembalikan fungsi gigi geligi yang hilang serta
mempertahankan kesehatan jaringan penunjang di sekitarnya.
Apabila seseorang memiliki pendapatan yang rendah maka dorongan
untuk melakukan perawatan juga cenderung rendah dan sehingga resiko
terjadinya kehilangan gigi akan semakin tinggi. Tingkat pendapatan yang
rendah akan meningkatkan resiko kehilangan gigi individu meningkat,
sehingga kebutuhan akan perawatan gigi tiruan juga meningkat. Keputusan
individu untuk memperoleh perawatan gigi tiruan dipengaruhi oleh
pengetahuan dan sikap mereka terhadap perawatan gigi tiruan. Data
Riskesdas Tahun 2007 menunjukkan prevalensi penggunaan gigi tiruan
khususnya di Sulawesi Utara hanya sebesar 7,1%. Hal ini tidak sebanding
dengan prevalensi pencabutan gigi yaitu sebesar 86,6%.
Faktor pengetahuan menjadi hal utama yang memengaruhi sikap seseorang
dalam memanfaatkan pelayanan perawatan gigi tiruan. Keputusan seseorang
dalam memanfaatkan pelayanan perawatan gigi tiruan ditentukan oleh sikap
individu itu sendiri yang dibentuk oleh pengetahuan yang dimiliki individu
dan dipengaruhi oleh status ekonomi yang ditentukan oleh tingkat
pendapatan.
B. Tujuan Penelitan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status ekonomi
dan sikap pasien terhadap perawatan gigi tiruan.
C. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional study.
2. Kerangka konsep
Karies dan penyakit
Perawatan gigi tiruan
Kondisi pertumbuhan periodontal merupakan
dibutuhkan jika terjadi
ekonomi Sulawesi utara faktor utama yang menjadi
kehilangan gigi.
yang menurun dapat alasan pencabutan gigi
mempengaruhi status yang berujung pada
ekonomi masyarakat. terjadinya kehilangan gigi.

Jenis penelitian Apabila seseorang


penelitian deskriptif Meninjau faktor memiliki pendapatan
pengetahuan dan sikap yang rendah maka
analitik dengan
seseorang dalam dorongan untuk
pencekatan cross
memanfaatkan pelayanan melakukan perawatan
sectional.
perawatan gigi tiruan. juga cenderung rendah

Sampel diambil dari


pasien yang telah
Hasil penelitian
selesai melakukan
pencabutan gigi di Instrumen penelitian ini
Rumah Sakit Gigi yaitu dengan menggunakan
dan Mulut PSPDG- kuesioner. Kesimpulan
FK UNSRAT
berjumlah 76 orang.

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel dari pasien yang


telah selesai melakukan pencabutan gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut
PSPDG-FK Universitas Sam Ratulangi. Kemudian dilakukan pembagian
kuisioner untuk diambil sampel data status ekonomi responden tergolong
miskin serta sikap responden terhadap perawatan gigi tiruan yaitu apakah
tergolong positif atau negatif.
3. Penentuan sampel
Populasi dalam penelitian ini yaitu pasien yang telah selesai
melakukan pencabutan gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut PSPDG-FK
UNSRAT berjumlah 76 orang. Jumlah sampel pada penelitian ini dihitung
menggunakan rumus Slovin yaitu sebanyak 44 responden.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu pasien yang telah
melakukan pencabutan gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut PSPDG-FK
UNSRAT sekurang-kurangnya satu elemen (tidak termasuk gigi molar
tiga), bersedia secara sukarela untuk dijadikan responden penelitian, serta
bersikap kooperatif saat penelitian berlangsung. Kriteria eksklusi dalam
penelitian ini yaitu responden yang berusia di bawah umur 17 tahun, serta
responden yang sedang menggunakan gigi tiruan.
Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu
pengambilan sampel yang didasari oleh pertimbangan peneliti. Untuk
alasan kemudahan dalam pengambilan sampel penelitian, maka peneliti
mengambil sampel dari pasien yang baru saja selesai menjalani perawatan
pencabutan gigi di bagian bedah mulut Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi.
4. Alat dan bahan
Instrumen penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuesioner.
5. Analisis statistik
Penelitian ini mennggunakan analisis statistik chi-square.
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status ekonomi responden tergolong
miskin dengan persentase sebesar 70,5%, sedangkan sikap responden
terhadap perawatan gigi tiruan tergolong positif dengan persentase sebesar
81,8%. Hasil uji statistik diperoleh nilai p>0,05; dengan demikian H0
diterima. Hasil analisis dengan menggunakan uji statistik chi-square
diperoleh nilai p=0,349 (>0,05).
D. Simpulan
Kesimpulan menunjukkan bahwa umumnya status ekonomi pasien
tergolong miskin, sikap pasien terhadap perawatan gigi tiruan rata-rata
tergolong positif serta tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status
ekonomi dengan sikap pasien terhadap perawatan gigi tiruan.
DAFTAR PUSTAKA

Aulia, R., Adhani, R., Taufiqurrahman, I., Hatta, I., 2017, Pengaruh Kualitas
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut terhadap Kepuasan Pasien BPJS di
Layanan Primer Banjarmasin, Dentino Jurnal Kedokteran Gigi, Vol.II
(1): 95-100.

Monica, G., 2016, Perbandingan Tingkat Kesehatan Gigi dan Mulut pada Sekolah
Dasar yang belum dan telah Menerapkan Program Sikat Gigi Pagi di
Wilayah Kerja Puskesmas “X” di Kota Bandung, Makassar Dental
Journal, Vol 5(1): 1-5.

Tuerah, T., Wowor, V.N.S., Pangemanan, D.H.C., 2016, Hubungan Status


Ekonomi dengan Sikap Pasien terhadap Perawatan Gigi Tiruan, Jurnal
Ilmiah Farmasi UNSRAT, Vol. 5 No. 1: 59-68.

Anda mungkin juga menyukai