Anda di halaman 1dari 7

Tampilan klinis RMGIC, komposit, dan polyacid-modified resin composite

(compomer) pada lesi servikal non-karies: satu tahun pengamatan.

Abstrak

Latar belakang : restorasi lesi servikal non-karies (NCCLs) sering menjadi tantangan bagi para klinisi.
Berbagai bahan-bahan untuk retorasi yang sama tersedia di pasaran. Setiap bahan memiliki berbagai
keuntungan dan kekurangan.

Tujuan : tujuan studi ini adalah untuk membandingkan evaluasi tampilan klinis dari kapsul
RMGIC, komposit, dan PMCR dalam NCCLs.

Bahan dan metode : total dari 101 restorasi ditempatkan diantara control yang sehat pada uji klinis ini.
Total dari 101 restoras ini dibagi menjadi 3 grup dengan n = minimal 32 orang per grup (grup 1: 33
restorasi, grup 2: 34 restorasi, dan grup 3: 33 restorasi). Bahan-bahan restorasi yang digunakan adalah
kapsul RMGIC, komposit, dan PMCR. Setelah ditempatkan, restorasi tersebut dievaluasi untuk United
States Public Health Services Criteria terhadap 6 parameter, yaitu retensi, adaptasi marginal, diskolorisasi
marginal, kestabilan warna, kekerasan permukaan, dan sensitivitas. Restorasi ini dievaluasi ada awal, 6
dan 12 bulan.

Analisis statistic : statistik dilakukan menggunakan versi SPPS 2.1. Tes Chi-square telah
dilakukan untuk membandingkan proporsi antara masing-masing grup. Tes Fisher’s exact digunakan
untuk membandingkan proporsi perubahan antara titk waktu.

Hasil : tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara ketiga kelompok untuk
retensi, kestabila warna, kekerasan permukaan, dan hipersenitivitas. RMGIC memperlihatkan
karakteristik unggul terhadap adaptasi marginal dan diskolorisasi marginal dibandingkan dengan
komposit, dan PMCR, dan perbedaan signifikan secara statistik.

Kesimpulan : dalam batasan pada studi ini, ketiga bahan restorasi dapat diterima secara klinis untuk
restorasi NCCLs. RMGIC lebih unggul dalam hal adaptasi marginal dan estetik untuk restorasi NCCLs.

Pendahuluan

Lesi servikal non-karies (NCCLs) didefinisikan sebagai kehilangan struktur gigi pada CEJ yang tidak
berhubungan dengan karies gigi. Lesi ini memiliki etiologi multifaktorial dan diagnosa yang sering
muncul dan tantangan restorasi bagi dokter gigi. NCCLs pada gigi manual telah diklasifikasikan secara
konvensional dan luas berdasarkan tekanan biomekanik. Sejarahnya, NCCLs diklasifikasikan berdasarkan
kemunculannya sebagai wedge-shaped (berbentuk baji), disc-shaped (berbentuk cakram), rata, irregular,
atau halus.

Kehilangan struktur gigi non-karies ada bagian servikal merupakan kondisi klinis yang sering terjadi
dengan fakta prevalensi dan keparahan lesi ini ditemukan meningkat dengan bertambahnya usia. Akibat
dari lesi ini adalah sensitivitas dan keausan yang tinggi selain dari estetiknya. Sehingga, restorasi lesi ini
diam-diam sering dibutuhkan bersamaan dengan control yang tepat dari efek kasual yang mungkin yang
mana umunya berhubungan dengan masalah oklusal.

GIC memiliki jangkauan yang luas teradap aplikasi NCCLs. Namun, GIC konvensional relative tidak
estetik dan memiliki sifat mekanikal yang kurang baik dibandingkan dengan resin komposit. Untuk
mengatasi kekurangan GIC telah dikembangkan RMGIC. Pada bahan ini, penambahan komponen light-
curing resin, dan dalam beberapa sistem, penambahan komponen self-curing resin, memicu resisten yang
lebih tinggi untuk kontak kelembapan awal dan pengeringan, karakteristik mekanikal yang lebih baik, dan
sama-sama melepaskan fluor.

Pengantar RMGIC diikuti dengan perkembangan dari “polyacid-modified composite resin (PMCR)”.
PMCR mengandung partikel glass ion-leachable dan monomer asam yang dapat dipolimerisasi. Reaksi
asam-basa yang merupakan reaksi setting GIC tidak terdapat pada PMCR. Mereka diatur melalui reaksi
polymerisasi radikal bebas. Nomenklatur yang diusulkan untuk bahan ini adalah PMCR karena
merupakan bahan resin daripada GIC

Baru-baru ini, komposit telah digunakan sebagai alternative restorasi dari GIC untuk restorasi NCCL
disebabkan oleh sifat estetik yang ditingkatkan, kapasitas adesif yang ditingkatkan karena adesif dentin
modern, dan sifat mekanik yang ditingkatkan. Kekurangan restorasi komposit pada area servikal telah
dihubungkan dengan tekanan permukaan restorasi gigi, sebagai akibat dari berkurangnya polimerisasi,
dan gaya tarik disebabkan oleh beban miring oklusal. Untuk mengatasi masalah debonding sebagai akibat
dari berkurangnya polimerisasi, komposit telah diusulkan sebagai pilihan restoratif karena modulus
elastisitas rendah.

Literatur yang tersedia tidak menunjukan berbagai studi yang memandingkan RMGIC, komposit, dan
PMCR. Oleh sebab itu, tujuan studi ini adalah untuk mengevauasi dan untuk membandingkan penamplan
klinis dari RMGIC (kapsul Fuji II LC), komposit (Filtek Z 350 XT), dan PMCR (Dyract extra) dalam
NCCLs. Hipotesis yang tidak berlaku adalah tidak ada perbedaan dalam penampilan klinis dari bahan
yang diuji dalam NCCLs.

Bahan dan metode


Persetujuan projek ini diperoleh dari Institutional Review Board. Berdasarkan studi yang diselesaikan
oleh Jyothi dkk, 2011, membandingkan tampilan klinis dari dua bahan restoratif menggunakan kriteria
United States Public Health Services (USPHS), estimasi ukuran sampel dihitung menggunakan priori oleh
G*power 3.1.2 software. Ukurn sampel minimal dari masing-masing grup telah dihitung. Menikuti
kondisi input ini: kekuatan dari 0,8 dan P0,5 dan ukuran sampel mencapai minimum 32 gigi per grup.
Mempertimbangkan dropouts, akhir restorasi ditempatkan pada 33 gigi untuk grup 1, 34 gigi untuk grup
2, dan 34 gigi untuk grup 3. Kriteria kelayakan studi mencangkup invidual dengan NCCLs, individu
dengan hipersensitivitas, orang sehat antara kelompok usia 18 dan 65 tahun yang menandatangani inform
consent, gigi vital, gigi dengan kontak oklusi dan interproksimal, dan individu dengan kebersihan mulut
yang baik. Individu dengan temuan dari parafungsi aus gigi, karies gigi, perubahan warna gigi, kebersihan
mulut yang buruk, dan gigi yang menjalani perawatan saluran akar dikecualikan dari studi ini. Partisipan
untuk studi ini diambil dari kumpulan pasien di Separtment of Conservative Dentistry and Endodontics.
Randomisasi telah dilakukan dengan baik terlebih dahulu oleh orang ketiga yang tidak terkait dengan
studi ini. Randomisasi selesai menggunakan prosedur block randomization dengan ukuran block yang
tidak diketahui sampai studi ini selesai. Diberi nomor urut, opak, metode tertutup diimplementasikan
untuk alokasi persembunyian yang menyembunyikan urutan sampai intervensi ditugaskan. Pasien dan
penilai tidak sadar mengenai tipe perawatan dan protocol prawatan dan mereka dibutakan.

Sebelum perawatan, riwayat medis dan gigi diambil dengan cermat. Data sebelum pengerjaan untuk
setiap pasien telah direkam dalam grafik pasien yang dirancang sebelumnya yang mencangkup usia, jenis
kelamin, nomor gigi, dan intensitas sensitivitas sebelum perawatan. Perawatan dan studi yang dirancang
telah dijelaskan kepada pasien yang memenuhi syarat dan informed consent diperoleh dari pasien sukarela
yang bersedia untuk partisipasi dalam studi ini.

Lesi diklasifikasikan sebagai bentuk cawan atau bentuk “V”. adanya sensitivitas telah direkam dengan
mengambil riwayat dan pemeriksaan klinis. Lesi yang dipilih pada masing-masing pastisipan secara acak
baik untuk RMGIC, PMCR, atau komposit.

Semua peserta menjalani profilaksis oral selama 2 minggu sebelum penempatan restorasi.Lesi tidak
disiapkan dengan instrumen putar mengikuti pedoman dari American Dental Assekuation Acceptance
Program untuk bahan perekat dentin dan enamel yang tidak bisa dilakukan bevel. Lesi-lesi itu dibersihkan
dengan pasta profilaksis dan rubber cup untuk menghilangkan bagian atas pada saat restorasi. Pilihan
warna dilakukan dengan menggunakan panduan naungan dassic Vilapan (Zantabrik

H. Ranter GmbHhand Co, KG Jerman). Isolasi area dicapai dengan menggunakan gulungan kapas dan
ejector air liur. Tali retraksi ditempatkan dalam kasus lesi subgingiva.
Semua restorasi ditempatkan sesuai dengan instruksi. Petunjuk untuk restorasi Grup 1, GC Fuji II LC
kapsul tersedia dalam kapsul dosis satuan untuk Pencampuran yang tidak berantakan. Gigi yang
direstorasi dengan kapsul Puji II LC menerima aplikasi 10 detik dari conditioner GC. Setelah kapsul
beraksi, semen ditempatkan dilubang, restorasi dikontur, semen berlebih telah dibuang, dan light cured
selama 40 detik. Untuk Grup 2

restorasi, gigi direstorasi dengan Filtek Z 350 XT diukir selama 15 detik menggunakan 37% asam fosfor.
Dentin primer (Scotch bond multiguna) diterapkan selama 5 detik dan dibiarkan mongering. Dentin
adesif diterapkan tanpa penipisan udara dan light cured selama 10 detik. Filtek Z 350 XT diterapkan
secara bertahap lalu menggunakan light cured. Untuk restorasi kelompok 3, gigi direstorasi dengan aliran
Dyract dan diukir selama 15 detik. Setelah diukir, lesi dibasahi selama 10 detik dan dikeringkan untuk
menghilangkan kelebihan air, menjadikan permukaan lembab. Prime dan Bond NT diterapkan ke seluruh
permukaan dengan brush dan dibiarkan selama 15 detik. Pelarut disingkirkan selama 5 detik dengan
hembusan udara yang pelan, dan perekat di light cured selama 10 detik. Aliran Dyract diterapkan secara
bertahap, seperti yang disebutkan diatas, dan setiap lapisan di light cured selama 40 detik.

Setelah 24 jam, ketiga grup restorasi telah selesai dibawah pendingin air dengan bur fine dan superfine
diamond. Pemolesan dilakukan dengan soflex. Subjek diinstruksikan untuk menggunakan sikat gigi yang
halus dengan sikat gigi. Satu minggu setelah penempatan, catatan dasar diambil yang termasuk foto-foto
berwarna dan evaluasi klinis. Evaluasi klinis termasuk penilaian retensi, pencocokan warna, diskolorasi
marginal, adaptasi marginal, stabilitas warna, kekasaran permukaan, dan sensitifitas menurut kriteria
USPHS. Para peserta dipanggil pada akhir bulan keenam dan dua belas untuk evaluasi restorasi oleh
penyelidik tunggal yang terkalibrasi menggunakan kaca dan pencahayaan yang baik berdasarkan kriteria
USPHS. Penyelidik tidak tahu mengenai bahan restorative yang digunakan dalam penelitian ini.

Analisis Statistik

Data dimasukkan ke dalam spreadsheet dan

dianalisis secara statistik dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 21. Chi square test digunakan
untuk membandingkan proporsi antar kelompok. Catatan restorasi setelah 6 dan 12 bulan dievaluasi oleh
uji McNemar. Tingkat 0,05 diadaptasi untuk menentukan signifikansi statistik perbedaan (P <0,05).

HASIL

Semua peserta dapat dipanggil kembali pada saat bulan keenam dan dua belas. Data untuk retensi.
Adaptasi marginal, diskolorasi marginal, stabilitas warna, kekasaran permukaan, dan sensitifitas untuk
bahan yang diuji untuk masing-masing periode diringkas dalam Tabel 1. Skor retensi dari RMGIC adalah
100% Alfa di bulan ke 6 dan 87.9% di bulan ke 12. Diantara 33 penempatan restorasi, 3 memiliki skor
bravo, dan 1 restorasi hilang saat bukan ke 12. Terjadi kehilangan retensi untuk 2 restorasi pada bulan ke
6 saat direstorasi dengan komposit flowable, dan 3 restorasi memiliki skor bravo pada bulan ke 12. Dari
34 restorasi yang ditempatkan dengan PMCR, ada satu restorasi yang hilang saat bulan ke 6, dan 3
restorasi memilki skor bravo saat bulan ke 12. Ketika adaptasi marginal dipertimbangkan, ada banyak
variasi diantara bahan restorasi. Skor alfa untuk RMGIC adalah 90.9%, komposit flowable adalah 64.7%,
dan PMCR adalah 67.6% di akhir bulan ke 12.

Presentase peringkat alfa untuk diskolorasi marginal adalah 90.9% untuk RMGIC, 58.8% untuk komposit
flowable, dan 67.6% untuk PCMR di akhir bulan ke 12. Ada perbedaan signifikan secara statistik diantara
RMGIC dibandingkan dengan komposit flowable dan resin komposit yang dimodifikasi polyacid
mengenai adaptasi marginal dan diskolorasi marginal di bulan ke 12 dengan nilai P 0.039 dan 0.015.

Saat stabilitas warna dievaluasi RMGIC, dan komposit flowable telah menunjukan skor alfa 100% di
bulan ke 6. Satu restorasi PMCR telah menunjukan skor bravo di bulan ke 6. Setelah 12 bulan, 2 restorasi
RMGIC, 4 restorasi komposit flowable, dan 2 restorasi PMCR telah menunjukan skor bravo. Ketika
kekasaran permukaan dievaluasi di bulan ke 6, 1 restorasi RMGIC telah menunjukan skor bravo. Setelah
bulan ke 12, 5 restorasi RMGIC dan PMCR masing-masing, dan 3 restorasi komposit flowable
menunjukan peringkat bravo. Tidak satupun restorasi dengan RMGIC dan PMCR diaplikasikan setelah
operatif sensitifitas bulan ke 6 dan 12. Saat di bulan ke 12, 2 restorasi ditempatkan dengan komposit
flowable diaplikasikan dengan sensitifitas.

DISKUSI

Studi ini mengevaluasi dan membandingkan kinerja RMGIC, komposit flowable dan PMCR pada lesi
servikal non-karies menggunakan kriteria USPHS yang banyak digunakan untuk evaluasi restorasi jangka
panjang dan dipertimbangkan valid untuk perbandingan tujuan studi diberbagai periode observasi.

Tingkat retensi untuk RMGIC dan PMCR adalah 97% dan 94.1% untuk komposit flowable di akhir bulan
ke 12. Dalam studi ini isi filler dari bahan restorative adalah 63.3% untuk komposit flowable dan 38%
untuk PMCR. Menurut konten filler rendah, komposit flowable menyusut lebih banyak pada
polymerisasi saat dibandingkan dengan komposit konvensional. Telah disarankan bahwa bahan dengan
polimerisasi paling kecil mengandung nilai kekuatan ikatan terendah. Ini mungkin menjadi alasan kenapa
tingkat retensi rendah. Heintze dan Cavalleri melaporkan mekanisme degradasi jangka panjang lebih
berperan saat retensi restorasi klas V hilang. Studi lain mengungkapkan etiologi multifactorial untuk
kegagalan restorasi, menurut keberhasilan retensi tampaknya bergantung dengan pilihan pasien, lokasi,
stress oklusi, adanya dentin sclerotic, bentuk lesi, sifat bahan yang digunakan.

Secara umum, kegagalan adaptasi marginal mungkin disebabkan oleh thermal dan stress mekanis di
dalam rongga mulut, viskolastik dari bahan restorative, penyerapan air, hidrolisis, dan pola unik stress di
servikal margin pada gigi. Area servikal secara morfologi dan histologi berbeda dari mahkota dan porsi
akar pada gigi. Dalam studi ini, peringkat diskolorasi marginal sesuai dalam batas-batas tertentu dengan
adaptasi marginal. Peringkat yang serupa memberikan bukti bahwa adaptasi marginal yang buruk dapat
menjadi diskolorasi marginal.

RMGIC telah menunjukkan kinerja superior dibandingkan komposit flowable dan PMCR mengenai
adaptasi marginal dan diskolorasi marginal. Hasil telah menunjukkan ada perbedaan signifikan secara
statistic oleh uji Fishers Exact diantara tiga bahan di kedua adaptasi marginal (P = 0.039) dan diskolorasi
marginal (P = 0.015) di bulan ke 12. Resin komposit flowable karena rendahnya konten filler memiliki
polimerisasi kecil yang lebih tinggi, ekspansi koefisien thermal, dan sifat mekanik yang rendah. Tekanan
dari penyusutan yang bersaing dengan ikatan adesif, dan ini dapat mengganggu ikatan dinding rongga,
dan merupakan penyebab kegagalan marginal dan kebocoran mikro. Selain itu, pada lesi servikal,
kurangnya enamel pada margin gingiva memperburuk situasi. Ini dapat menjadi alasan restorasi komposit
untuk tidak berkinerja lebih baik terkait adaptasi marginal dan perubahan warna. Namun, pentingnya
tumpatan yang sempurna untuk berhasil dan bertahan lama dari restorasi kelas V harus dipertimbangkan
pada saat perawatan restoratif. Khususnya, pada kasus PMCR, beberapa restorasi menunjukan pada
margin yang ditempatkan pada enamel dan memiliki perubahan warna yang moderate. Berdasarkan
Folwaczny dkk. (2001), kelebihan pada restorasi margin PMCR kemungkinan besar karena penyerapan
air yang memicu pembengkakan. Beberapa penulis mengemukakan kalau kombinasi dari keluasan dan
perubahan bentuk pada restorasi servikal mungkin bertanggung jawab terhadap kerusakan ikatan dan
fraktur dari bahan pada margin, memicu perubahan warna marginal dan ketidaksesuaian.

Salah satu tugas yang paling menantang berkaitan dengan meningkatnya permintaan estetika dalam
kedokteran gigi untuk mendapat restorasi yang mecocokan warna dan tampilan gigi yang natural. Pada
studi ini, prevalensi dari perubahan warna secara signifikan lebih tinggi pada PMCR. Banyak restorasi
yang tidak cocok dengan warna gigi. Maneenut dan Tyas menyebutkan polimerisasi yang tidak lengkap,
sisa molekul HEMA setelah aktivasi cahaya, kerentanan terhadap penyerapan air dan pengeringan sebagai
faktor penyebab stabilitas warna dari PMCR.
Komposisi kimia, jenis, dan jumlah filler dapat mengubah keausan pada restorasi. Bahkan penelitian ini
mengevaluasi perubahan morfologi dari komposit flowable telah menyebabkan peningkatan keausan.
Berkurangnya konten filer meningkatkan kemampuan memoles yang lebih baik tetapi mengurangi
keseluruhan pertahanan terhadap resistensi.

Ketiga bahan telah menunjukan kinerja yang dapat diterima secara klinis pada akhir periode pengujian
sehingga hipotesis dapat dianggap diterima. Bahan yang diuji dalam penelitian ini menghasilkan
peringkat retensi diatas 95% pada bulan ke 12. RMGIC tellah menunjukan kinerja lebih superior
dibanding komposit flowable dan PMCR mengenai adaptasi marginal dan diskolorasi marginal, dan
hasilnya secara statistic signifikan. Ketika stabilitas warna dievaluasi, RMGIC menunjukkan hasil yang
lebih baik diikuti dengan PMCR dan komposit flowable. Komposit flowable telah menunjukkan
setidaknya kekasaran permukaan diantara grup lain yang diuji. Tidak ada sensitifitas yang ditemukan
dalam kelompok restorasi RMGIC dan PMCR dan 5.9% restorasi ditempatkan dengan komposit flowable
telah menunjukkan sensitifitas.

Anda mungkin juga menyukai