Anda di halaman 1dari 43

Perinatal Psychiatric

Disorders
Gangguan jiwa dan perilaku yang berhubungan dengan masa
nifas YTK
Saidah Syamsuddin
Pendahuluan
• Periode kehamilan ditandai • Wanita dalam periode
dengan perubahan besar kehamilan memiliki risiko
pada aspek biologi, fisik dan mengalami gangguan
emosional seorang wanita psikiatri seperti sindrom
• Dibutuhkan adaptasi baby blues, depresi dan
personal dan interpersonal psikosis
yang baik • Gangguan psikiatri perinatal
• Wanita dan keluarganya ini seringkali
mempunyai banyak underdiagnosed.
harapan dan kegembiraan
pada masa ini karena • Skrining, diagnosis dini dan
hadirnya seorang bayi penanganan yang tepat
sangatlah penting
Diagnosis Berdasarkan Sistem Klasifikasi

Istilah Klasik

• Sindrom Baby Blues, Depresi Postpartum, Psikotik


Postpartum

Onset selama 4 minggu pasca melahirkan


Diagnosis berdasarkan sistem klasifikasi

PPDGJ III :

• F 53 : Ganggauan mental dan perilaku yang berhubungan


dengan masa nifas ytt
• F 53.0 Gangguan mental dan perilaku ringan yang
berhubungan dengan masa nifas YTK. Termasuk : Postpartum
depression
• F 53.1 Gangguan mental dan perilaku berat yang
berhubungan dengan masa nifas YTK. Termasuk : Psikosis
masa nifas
• F 53.8 Gangguan mental dan perilaku lainnya yang
berhubungan dengan masa nifas YTK
• F 53.9 Gangguan jiwa masa nifas YTT
Baby Blues Syndrome
Merupakan kumpulan dari gejala psikologis berupa sedih, cemas dan emosi
labil yang dialami seorang ibu setelah persalinan.

Onset muncul dalam minggu pertama pasca melahirkan, gejala memuncak


pada 3-5 hari pasca melahirkan dan gejala menghilang setelah 2 minggu

Pada umumnya kondisi ini masih tergolong normal

Dalam upaya penyesuaian diri ibu dengan peran barunya


Prevalensi

Terjadi pada 50 %- 80 % ibu


pasca melahirkan, terutama
pada primipara

Berga LS et al. 2017. Psychiatry and Reproductive Medicine in Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry Vol. I. Tenth Edition. USA: Wolters Kluwer, pg. 6417
Etiologi
Perubahan Perubahan
fisik hormonal

Perubahan Perubahan
psikis sosial
Perubahan biologis pada masa kehamilan
• Gangguan mood sering kali berkaitan
erat dengan perubahan hormon sex
pada wanita (periode premenstrual,
pospartum, maupun perimenopausal)
• Estrogen mempunyai efek langsung
terhadap sistem neurotransmiter
monoamin, khususnya dopamin dan
serotonin, yang berpengaruh terhadap
gejala psikotik dan gejala afektif .

Sherwood L. 2016. The Reproductive System in Sherwood L Human Physiology From Cells to Systems. Ninth Edition. Canada: Cengange Learning, pg. 762
Harris DS et al. 2017. Psychoneuroendocrinology in Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry Vol. I. Tenth Edition. USA: Wolters Kluwer, pg. 534-7
menangis lebih mudah dari biasanya 
Gejala klinis
mengalami kesulitan tidur 

Mood labil

Emosi tak menentu , kerap tersinggung dan


kerap kehilangan kesabaran

Cepat lelah dan mengalami pusing kepala

Tidak percaya diri

Cemas berlebihan
Penatalaksanaan

Edukasi ibu dan keluarga

Terapi supportif : reassurance

Tidak memerlukan farmakoterapi


Prognosis
Postpartum blues (baby blues) biasanya tidak mengganggu
kemampuan seorang wanita untuk merawat bayinya

Pada umumnya bersifat sementara, dalam 2 minggu akan


pulih

Namun 20 - 25 % dapat berlanjut menjadi postpartum


depression sehingga dibutuhkan pengawasan

Berga LS et al. 2017. Psychiatry and Reproductive Medicine in Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry Vol. I. Tenth Edition. USA: Wolters Kluwer, pg. 6417
Upaya pencegahan sindrom baby blues

Persiapan matang menjelang melahirkan

Peningkatan pengetahuan ibu tentang persalinan


dan perawatan bayi
Dukungan penuh dari keluarga: suami dan
orangtua

Pola hidup sehat

Mempunyai komunitas untuk berbagi


Depresi Perinatal/ Peripartum
6,8 sampai 16,5 % wanita mengalami depresi perinatal
yang dikenal juga dengan istilah perinatal major
depression (PMD)  DSM V

Onset dapat terjadi paling cepat dalam 24 jam dan


paling lambat satu bulan setelah kelahiran

DSM-V mengubah “postpartum onset” menjadi


“perinatal onset” berdasarkan studi yang menemukan
sebagian besar onset gangguan afektif telah ada saat
masa kehamilan

Berga LS et al. 2017. Psychiatry and Reproductive Medicine in Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry Vol. I. Tenth Edition. USA: Wolters Kluwer, pg. 6418-9
Etiologi
Faktor biologi Faktor Psikososial:

• Perubahan Hormonal: • Konflik dalam pernikahan


estrogen, progesteron, • Kesulitan dalam
prolaktin, triptofan pengasuhan anak child-
• Riwayat keluarga dengan care difficulties (feeding,
depresi sleeping, health
problems)
Faktor risiko
Riwayat depresi sebelumnya/ riwayat keluarga

Riwayat gangguan mood terkait perubahan hormonal (PMDD/ Perinatal dep)

Tingkat pendidikan rendah

Usia kurang dari 19 tahun

Mengalami kehamilan yang tidak diinginkan

Mengalami kekerasan mental dan fisik selama kehamilan

Tidak mendapat dukungan sosial

Riwayat kekerasan seksual masa kanak

Berga LS et al. 2017. Psychiatry and Reproductive Medicine in Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry Vol. I. Tenth Edition. USA: Wolters Kluwer, pg. 6418-9
Gejala emosional Depresi perinatal:
Sering menangis

Iritabel

Putus asa

Kesepian

Sedih

Mood berubah tak terkontrol

Perasaan kewalahan
Gejala fisik Depresi perinatal:
Exhaustion, fatigue

Lamban

Sleeping problems (not related to screaming baby)

Appetite changes

Headaches

Chest pain

Heart Palpitations
Gejala perilaku Depresi perinatal:
Kurang interest terhadap bayinya

Poor self-care

Kurang minat dan kegembiraan

Social withdrawal and isolation

Poor concentration, confusion


Diagnosis
Penting untuk menyingkirkan kondisi medis seperti anemia atau
disfungsi tiroid

Pemeriksaan riwayat kesehatan

Pemeriksaan fisik dan laboratorium

DSM V : MDD spesifik dengan onset peripartum

PPDGJ III : F 53.0 : Gangguan Mental dan perilaku ringan yang


berhubungan dengan masa nifas YTK
Diagnosis
• Depresi postpartum dimulai empat minggu setelah

DSM IV
melahirkan
• Gejala yang harus ada sepanjang hari hamper setiap hari
selama 2 minggu.

• “with peripartum onset”

DSM V • Episode terbaru terjadi selama kehamilan serta dalam 4


minggu setelah melahirkan

• F53. Gangguan Mental dan Perilaku Yang Berhubungan

PPDJG 3 Dengan Masa Nifas YTK


• Gangguan jiwa dalam masa nifas tidak lebih dari 6 minggu
setelah persalinan.

• Edinburgh Postnatal Depression Scale

EDPS • Kusioner sebagai alat skrinning depresi postpartum


internasional
Dampak depresi pada hubungan ibu dan bayi

Brummelte, S., & Galea, L. A. M. (2016). Postpartum depression: Etiology, treatment and consequences for maternal care. Hormones and Behavior, 77, 153–166. doi:10.1016/j.yhbeh.2015.08.008 
Konsekuensi jangka panjang dari depresi
postpartum

Memberikan efek negatif terhadap


perkembangan kognitif, emosional dan
sosial pada bayi

Penelitian menunjukkan bayi 2 bulan


dengan ibu PMD mengalami penurunan
kemampuan kognitif dan memberikan lebih
banyak ekspresi negatif
Skrining
Saat kunjungan
Selama kunjungan
untuk perencanaan
prenatal
kehamilan

Selama
pemeriksaan
pascamelahirkan
Alat skrining
Edinburgh Postnatal Depression
Scale (EPDS)

The Mills Depression & Anxiety


Checklist

The Center for Epidemiological


Studies Depression Scale (CES-D)
EDINBURGH POSTNATAL DEPRESSION SCALE (EPDS)

Dapat digunakan untuk pasien rawat


jalan

Terdiri dari 10 pertanyaan

Dapat diselesaikan dalam waktu 5 menit

Skor 0-3, berdasarkan beratnya gejala


Penatalaksanaan
Edukasi pasien dan keluarga mengenai
diagnosis yang telah ditegakkan

Intervensi farmakologi

Konseling

Support groups
Intervensi farmakologi
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs)

Efek samping toksisitas rendah bagi bayi yang


mendapatkan ASI

Keputusan menggunakan obat selama menyusui harus


dilihat kasus perkasus

Pasien dengan ide bunuh diri serius harus mendapatkan


perawatan di rumah sakit
Intervensi farmakologi

Lini pertama

• SSRI : fluoxetine (Prozac) 10-60 mg/d,


sertraline (Zoloft) 50-200 mg/d, paroxetine
(Paxil) 20-60 mg/d, citalopram (Celexa) 20-60
mg/d, or escitalopram (Lexapro) 10-20 mg/d
• SNRIs: venlafaxine (Effexor) 75-300 mg/d or
duloxetine (Cymbalta) 40-60 mg/d
Electroconvulsive Therapy

Efektif, bekerja lebih


cepat
• Pada depresi berat
• Farmakoterapi tidak berhasil
Prognosis

Gangguan ini cenderung menjadi kronik


dan relaps

Pasien yang dirawat di rumah sakit untuk


episode pertama memiliki kemungkinan
50 % untuk pulih dalam 1 tahun
pertama
Psikosis masa nifas YTT
Gangguan mental dan perilaku berat yang berhubungan dengan masa nifas YTK
(F53.1)
Diagnosis berdasarkan sistem klasifikasi
• Mengganti istilah “with postpartum onset” (DSM IV-
R) untuk Depresi dan Bipolar dengan “with
peripartum onset.” Karena dari hasil penelitian 50 %
dari pasien dengan depresi postpartum, gejala
depresi dimulai dari masa kehamilan.
DSM V • Sedangkan untuk diagnosa brief psychotic disorder
tetap dengan tambahan : “with postpartum onset”
Diagnosis berdasarkan sistem klasifikasi

Pengkhususan tersebut ditambahkan bila


gejala muncul selama kehamilan atau
pada periode 4 minggu setelah kelahiran.

Masih Terdapat kekurangan dalam sistem


klasifikasi yang telah ada baik DSM V
maupun ICD 10
Postpartum Psychosis
Epidemiologi :

• Prevalensi : pada populasi umum : 0,1 % hingga


0,2 %
• termasuk kegawat daruratan Psikiatri karena
gejala terjadi dengan cepat mempunyai potensi
bunuh diri atau membunuh bayinya (infanticide).
• Wanita dengan Skizofrenia mempunya resiko 25 %
mengalami eksaserbasi pada masa nifas.
• Postpartum psychosis terjadi pada 20 % sampai 30
% wanita dengan gangguan bipolar.
Gejala Klinis
Menarik diri

Terdapat halusinasi terutama auditorik

Mood labil

Kepercayaan aneh berkaitan dengan anak

Waham

Perubahan mood

proses pikir kacau dan disorganized


Diagnosis
• brief psychotic disorder with
postpartum onset
DSM V

• (F 53.1) Gangguan mental dan


PPDGJ perilaku berat yang berhubungan
dengan masa nifas YTK
III
Penatalaksanaan

Psychoeducation and
psychotherapy
• Edukasi pada pasien dan keluarganya
mengenai gangguan yang dialami , antara lain
gejala, pengobatan, hasil yang diharapkan dan
strategi untuk mencegah kekambuhan.
• Menguatkan pasien dalam pengambilan
keputusan dan memahami gangguannya
Penatalaksanaan
Farmakoterapi

• Pilihan Terapi farmakologi adalah antipsikotik atipikal.


• Walaupun monoterapi dianjurkan, sebagian wanita
dengan psikotik postpartum memerlukan lebih dari satu
macam obat untuk memperoleh remisi dan gejala
terkontrol.
• Dosis awal yang rendah dan ditingkatkan perlahan (start
low go slow) hingga mencapai dosis terapi

ECT
Menyusui pada Psikotik Postpartum

Wanita dengan PP dianjurkan tidak menyusui bayinya

Gejala psikotik yang dialami pasien tidak memungkinkan untuk


menyusui bayi

Obat antipsikotik dapat keluar melalui ASI

Keputusan untuk tetap menyusui harus melewati pertimbangan


yang matang meliputi keuntungan dan resiko bagi bayi dan ibu.
Prognosis

75 %- 86 % bebas gejala setelah mengalami satu


kali episode psikotik postpartum

Wanita yang mengalami PP dalam 1 bulan pasca


melahirkan dan segera mendapatkan
pengobatan mempunyai luaran terapi yang lebih
baik dibandingkan wanita mengalami PP late
onset yaitu setelah 1 bulan pasca melahirkan
Prognosis

Wanita yang mengalami episode


pertama PP mengalami
disorientasi dan kekacauan yang
lebih berat namun lebih cepat
memberikan respon terhadap
terapi dibandingkan pada
wanita yang mengalami
episode PP kedua atau lebih
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai