Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keperawatan   sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan 
suatu bentuk  pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan
. Pada perkembangannya  ilmu keperawatan   selalu mengikuti perkembangan
ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan   merupakan ilmu terapan yang selalu
berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga dengan pelayanan
keperawatan   di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang  kesehatan yang senantiasa
berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan   di sebagian besar  rumah sakit
Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses
keperawatan.
Profesi keperawatan   adalah profesi yang unik dan kompleks.Dalam
melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan
teori keperawatan   yang sudah dimunculkan.Konsep adalah suatu ide dimana
terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan smbol-simbol
yang nyata, sedangkan konsep keperawatan   merupakan ide untuk menyusun
suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi
dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk
mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat di tempat mereka bekerja dalam
batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini
digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan yang akan
diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut bekerja.
Mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung komponen dasar
seperti; adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya
tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun

1
asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua pasien, serta adanya
pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan oleh perawat dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan pasien.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari Teori dan
Model Keperawatan yang telah ada, sebagai salah satu kunci dalam
mengembangkan ilmu dan praktek serta profesi keperawatan di Indonesia.
Pada kesempatan kali ini penulis mencoba memaparkan “Teori dan Model
Keperawatan”, sekaligus untuk memenuhi tugas matakuliah Konsep Dasar
Keperawatan
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian teori?
2. Apa saja komponen dari teori?
3. Apa tujuan teori keperawatan?
4. Apa tipe-tipe teori keperawatan?
5. Bagaimana penggunaan teori keperawatan?
6. Apa saja trend yang mempengaruhi teori keperawatan?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian teori
2. Mengetahui komponen dari teori
3. Mengetahui teori keperawatan
4. Mengetahui tipe-tipe teori keperawatan
5. Memahami bagaimana penggunaan teori keperawatan
6. Mengetahui trend yang mempengaruhi teori keperawatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau
definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala
atau fenomena –fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara
konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan,
meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji,
diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian.
Teori keperawatan    didefinisikan oleh Stevens (1981) sebagai usaha
untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan  .
Teori keperawatan   berperan dalam membedakan keperawatan   dengan
disiplin ilmu lainnya dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan
memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan keperawatan   yang dilakukan.
Teori keperawatan   menurut Barnum 1990 merupakan usaha-usaha untuk
menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan  .
Model konseptual keperawatan   merupakan suatu cara untuk memandang
situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model
konseptual keperawatan   memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana
perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi
pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa
yang harus perawat kerjakan.
B. Komponen Teori Keperawatan
Dalam keperawatan ada empat komponen yang merupakan pola dasar dari
teori – teori keperawatan atau paradigma keperawatan yaitu :
1. Konsep Manusia
Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang
utuh, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan
rohani serta unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai
tingkat perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992).

3
Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara
tetap dengan lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu
menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000)
Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga,
mampu beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling
berinteraksi, interelasi dan interdependensi (La Ode Jumadi, 1999 :40).
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah
manusia sebagai sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal
yang secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh.
2. Konsep lingkungan
Sebagai sistem terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis,
psikologis maupun sosial dan spiritual sehingga perubahan pada manusia
akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap perubahan
lingkungannya dan akan menunjukan respon yang adaptif maupun respon
maladaptif. Respon adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut
mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi perubahan
lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk merespon perubahan
lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan prilaku
yang maladaptif .
Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga
ataupun masyarakat yang menerima asuhan keperawatan.
3. Konsep perawat
Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi
kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan
spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien.
Peran perawat dalam membantu keluarga meningkatkan
kemampuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan adalah perawat
sebagai pendeteksi adanya masalah kesehatan, memberi asuhan kepada

4
anggota keluarga yang sakit, koordinator pelayanan kesehatan keluarga,
fasilitator, pendidik dan penasehat keluarga dalam masalah – masalah
kesehatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat
perlu memperhatikan sifat – sifat keluarga yaitu keluarga mempunyai
reaksi dan cara yang unik dalam menghadapi masalahnya, pola
komunikasi yang dianut, cara pengambilan keputusan, sikap, nilai, cita –
cita keluarga dan gaya hidup keluarga yang berbeda – beda. Individu
dalam keluarga mempunyai siklus tumbuh kembang.
4. Konsep kesehatan
Pelayanan kesehatan pada masyarakat ini dapat berbentuk
pelayanan kepada masyarakat umum dan kelompok – kelompok
masyarakat tertentu (balita dan lansia).
Komponen-komponen penanganan perawatan. Hal ini termasuk kebutuhan
untuk :
a. bernapas secara normal
b. makan dan minum yang cukup
c. membuang kotoran tubuh
d. bergerak menjaga posisi yang diinginkan
e. tidur dan istirahat
f. memilih pakaian yang sesuai
g. menjaga suhu badan tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan
pakaian dan mengubah lingkungan.
h. menjaga tubuh tetap bersih dan terawat dengan baik dan melindung
integument.
i. menghindar dari bahaya dalam lingkungan dan yang bisa melukai
j. berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi,
kebutuhan, rasa takut atau pendapat-pendapat.
k. beribadah sesuai keyakinan seseorang
l. bekerja dengan suatu cara yang mengandung unsur prestasi

5
m. bermain atau terlibat dalam beragam bentuk rekreasi belajar,
mengetahui, atau memuaskan, rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas-
fasilitas kesehatan yang tesedia
C. Tujuan Teori Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian junci perkembangan ilmu
keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang
ingin dicapai, diantaranya:
1. Identifikasi ruang lingkup dan tujuan keperawatan
2. dapat memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-kenyataan yang
dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik untuk tindakan atau bentuk
model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat
teratasi.

3. Menyediakan pengetahuan untuk memperbaiki administrasi keperawatan,


praktek , edukasi, dan penelitian
4. Membantu penelitian dan mengembangkan pengetahuan dasar
keperawatan
5. Menyediakan pengetahuan untuk memperbaiki administrasi keperawatan,
praktek , edukasi, dan penelitian
6. dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi keperawatan sehingga
pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus
bertambah dan berkembang.
7. Menetukan kriteria untuk mengukur kualitas peleyanan keperawatan,
pendidikan, dan penelitian

8. Membantu perkembangan sistem


9. membantu para anggota profesi perawat untuk memahami berbagai
pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat
memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai masalah keperawatan.

6
10. membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan dengan
memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga
segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
11. Membuat formula hukum praktik keperawatan, penelitian, dan pendidikan
12. Membuat formula petunjuk penilaian kegiatan praktik  perawat
13. Mengembangkan rencana kurikulum  pendidikan keperawatan
14. penyampaian pelayanan keperawatan
15. Menyediakan struktur yang sistematik dan rasional untuk aktivitas
keperawatan
D. Tipe-Tipe Teori Keperawatan
1. Teori Nightingale (1860)
Teori Nicghtingale ini memposisikan lingkungan sebagai fokus
asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses
penyakit model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi
keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatan
atau tindakan keperawatan lebihketenangan, dan nutrisi yang adequate,
dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan
pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu
menjalankan praktek keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan
profesi lain.
Nightingale tidak memandang perawat secara sempit hanya sibuk
dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi
pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersiahn,
ketenangan, dan nutrisi yang adekuat (Ninghtingale, 1860; Torres, 1986).
Torres (1986) mencatat bahan  nightangle memberikan konsep dan
penawaran yang dapat divalidasi dan digunakan untuk menjalankan
praktik keperawatan.
Teori perawatan modern(modern nursing). Titik berat teori ini adalah pada
aspek lingkungan antara lain:
a. Udara segar
b. Air bersih

7
c. Saluran pembuangan yang efisien
d. Kebersihan
e. Cahaya

Aspek lingkungan yang diutamakan Nigthingale dalam merawata


klien adalah ventilasi yang cukup bagi klien. Selain kelima komponen
lingkungan diatas, seorang perwat juga harus memperhatikan kehangatan,
ketenangan, dan makanan klien

2. Teori Henderson
Teori keperawatan Virginia Henderson (Harmer dan Henderson,
1955) mencakup seluruh kebutuhan dasar seorang manusia. Henderson
(1964) mendefinisikan keperawatan sebagai: Membantu individu yang
sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang memiliki kon-
tribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya, dimana individu tersebut
akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan,
kemauan, dan pengetahuan yang dibutuhkan. Dan hal ini dilakukan
dengan cara membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat
mungkin.
Kebutuhan berikut ini, sering kali disebut 14 kebutuhan dasar
Henderson, memberikan kerangka kerja dalam melakukan asuhan
keperawatan (Henderson, 1966):
a. Bernafas secara normal
b. Makan dan minum cukup
c. Eliminasi
d. Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
e. Istirahat dan tidur
f. Memilih cara berpakaian; berpakaian dan melepaskan pakaian
g. Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal
h. Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi
i. Menghindari bahaya dari lingkungan
j. Berkomunikasi dengan orang lain

8
k. Beribadah menurut keyakinan
l. Bekerja yang menjanjikan prestasi
m. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
n. Belajar, menggali atau memuaskan rasa keingin tahuan yang
mengacupada perkembangan dan kesehatan normal
3. Teori Orem
Dorothea Orem (1971) Keperawatan adalah sebuah pertolongan
atas pelayanan yang diberikan untuk menolong orang secara keseluruhan
ketika mereka atau orang yang bertanggung jawab atas perawatan mereka
tidak mampu memberikan perawatan kepada mereka. Keperawatan
merupakan salah satu daya atau usaha manusia untuk membantu manusia
lain dengan melakukan atau memberikan pelayanan yang professional dan
tindakan untuk membawa manusia pada situasi yang saling menyayangi
antara manusia dengan bentuk pelayanan yang berfokus kepada manusia
seutuhnya yang tidak terlepas dari lingkungannya.
Menurut OREM asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan
bahwa setiap orang memperlajari kemampuan untuk merawat diri sendiri
sehingga membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara
kesehatan dan kesejahteraan. Teori ini dikenal dengan Perawatan Diri
Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia
dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas self care
mereka.
Orem mengklasifikasikan self care dalam 3 syarat : Syarat
universal : fisiologi dan psikososial termasuk kebutuhan udara, air,
makanan, eliminasi, aktivitas dan istirahat, sosial, pencegahan bahaya.
Syarat pengembangan : untuk meningkatkan proses perkembangan
sepanjang siklus hidup. Penyimpangan kesehatan berhubungan dengan
kerusakan atau penyimpangan cara, struktur norma dan integritas yang
dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan self care.
Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat
ketergantungan atau kebutuhan pasien dan kemampuan pasien. Oleh

9
karena itu ada tiga tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri. Perawat
memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan keperawatan
dilakukan karena tingkat ketergantungan pasien yang tinggi (system
pengganti keseluruhan). Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam
tindakan keperawatan (system pengganti sebagian) Pasien merawat diri
sendiri dengan bimbingan perawat (system dukungan/pendidikan).
4. Teori King
Tujuan yang ingin dicapai dari teori Imogene King (1971, 1981,
1987) berfokus pad interaksi tiga sistem: sistem personal, sistem
interpersonal, dan sistem sosial. Ketiganya membektuk hubungan personal
antara perawat dan klien. Hubungan perawat dan klien merupakan sarana
dalam pemberian asuhan keperawatan, dimana proses interpersonal
dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan klien dipengaruhi oleh
perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh sistem asuhan
kesehatan yang berlaku (king, 1971, 1981). Tujuan perawat adalah
memanfaatkan komunikasi untuk membantu klien dalam menciptakan dan
mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan.
a. Model konsep interaksi :
1) System personal
a) System interpersonal
b) System social
b. Manusia Memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu :
1) Informasi Kesehatan
a) Pencegahan penyakit
b) Kebutuhan Terhadap Perawat Ketika sakit
5. Teori Roy
Keperawatan adalah sebagai ilmu pengetahuan melalui proses
analisa dan tindakan yang berhubungan untuk merawat klien yang sakit
atau yang kurang sehat.Sebagai ilmu pengetahuan keperawatan Metode
yang digunakan adalah terapeutik, scientik dan knowledge dalam
memberikan pelayanan yang esensial untuk meningkatkan dan

10
mempengaruhi derajat kesehatan. Roy menggambarkan metode adaptasi
dalam keperawatan. Individu adalah makhluk biospikososial sebagai satu
kesatuan yang utuh. Seseorang dikatakan sehat jika mampu berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis dan sosial.seluruh
individu harus beradaptasi terhadap kebutuhan berikut:
a. Pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar
b. Pengembangan konsep diri positif
c. Penampilan peran sosial
d. Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan
6. Teori Betty Neuman
Betty Neuman (1972), Keperawatan adalah suatu profesi yang unik
dengan memperhatikan seluruh factor-faktor yang mempengaruhi respon
individu terhadap penyebab stress, tekanan intra, inter dan ekstra
personal.Perawatan berfokus kepada mencegah serangan stress dalam
melindungi klien untuk mendapatkan atau meningkatkan derajat kesehatan
yang paling baik.Perawatan menolong pasien untuk menempatkan
primary, secondary dan tertiary. Metode pencegahan untuk mencegah
stress yang disebabkan factor lingkungan dan meningkatkan system
pertahanan pasien.
Menurut Newman, asuhan keperawatan dilakukan untuk mencegah
atau mengurangi reaksi tubuh akibat adanya stressor. penyakit yang terdiri
dari pencegahanØPeran ini disebut pencegahan  primer, sekunder dan
tertier. Primer = meliputi tindakan keperawatan stressor, mencegah
terjadinya reaksiØuntuk mengidentifikasi adanya  tubuh karena adanya
stressor. Sekunder = tindakan keperawatan untuk gejala penyakit atau
reaksi tubuh lainnyaØmengurangi atau menghilangkan  karena adanya
stressor. Tersier = meliputi pengobatan rutin dan teratur serta pencegahan
kerusakan lebih lanjut atau komplikasi dari suatu penyakit

11
7. Teori Watson
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal
dengan teori pengetahuan manusia dan merawat manusia.Tolak ukur
pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan
teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang
kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar
biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan
cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan
psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan
istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial, (kebutuhan untuk
integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan
organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk
pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami
bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai
macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan,
manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan
spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan
dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus
berperan dan meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya
penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan
fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
8. Teori Peplau
Teori  Hildegrad Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat,
dan proses interaktif ( Peplau, 1952); yang menghasilkan hubungan antara
perawat dan klien (Torres,1986;Marriner-Tomey,1994).Berdasarkan teori
ini klein adalah individu dengan kebutuhan prasaan,dan keperawatan
dalam proses interpersonal dan terapeutik.Oleh sebab itu perawat berupaya
mengembangkan hubungan antara perawat dan klien dimana perawat
bertugas sebagai narasumber,konselor,dan wali.

12
Teori  Peplau merupakan teori yang unik di mana hubungan
kolaborasi perawat dan klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan”
melalui hubungan interpersonal yang efektif dalam membantu pemenuhan
kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan Sills,1990). Hubungan
interpersonal perawat-klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling
tumpang tindih seperti berikut ini :Orientasi,identifikasi,penjelasan,dan
resolusi( Chinn dan Jacobs, 1995)
9. Teori Abdellah
Teori keperawatan yang di kembangkan oleh Faye Abdellah et al.
(1960) meliputi pemberihan asuhan keperawatan bagi seluruh manusia
untuk memenuhi kebutuhan fisik,emosi,intelektual,sosial,dan spiritual baik
klien maupun keluarga. Dalam teori Abdellah mengidentifikasi kebutuhan
klien secara spesifik,yang sering dikenal sebagai 21 masalah keperawatan
abdellah:
a. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik
b. Mempertahankan aktifitas,istirahat dan tidur yang optimal
c. Mencegah terjadinya kecelakaan,cederah, atau trauma lain dan
mencegah meluasnya infeksi
d. Menpertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencagah dan
memberbaiki defermitas
e. Memfasilitasi masukan oksigen ke seluruh sel tubuh
f. Mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh
g. Mempertahankan eliminasi
h. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
i. Mengenali respons – respons fisiologos tubuh terhadap kondisi
penyakit-patologis,fisiologis dan kompensasi
j. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi
k. Mempertahankan fungsi sensorik
l. Mengidentifikasi dan menerima ekspresi,prasaan dan reaksi potif dan
negatif

13
m. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbal balik antara
emosi dan penyakit organik
n. Mempertahankan komunikasi verbal dan non verbal
o. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif
p. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif
q. Menghasikan dan /atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik
r. Memfasillitasi kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang
memiliki kebutuhan fisik,emosi dan perkembangan yang berbeda
s. Menerima tujuan oktimal yang dapat dicapai sehubungan dengan
keterbatasan fisik dan emosional
t. Menggunakan sumber-sumber di komunitas sebagai sumber bantuan
dalam mengatasi masalah yang muncul akibat dari penyakit
u. Memahami peran dari masalah sosial sebagai faktor-faktor yang
mempengaruhui dalam munculnya suatu penyakit
10. Teori Orlando
Bagi Ida Orlando (1961),klien adalah individu dengan suatu
kebutuhan,dimana bila kebutuhan tersebut di penuhi maka stres akan
berkurang,meningkatkan kepuasan atau mendorong pencapaian kesehatan
optimal (Chinn dan Jacobs,1995). Teori Jean Orlando mengandung konsep
kerangka kerja untuk perawat professional yang mengandung 3 elemen
yaitu : perilaku klien, reaksi dan tindakan keperawatan , mengubah situasi
perawat setelah perawat memperkirakan kebutuhan klien , perawat
mengetahui penyebab yang mempengaruhi derajat kesehatan , lalu
bertindak secara spontan atau berkolaborasi untuk memberikan pelayanan
kesehatan.
11. Teori Levina
Keperawatan adalah bagian budaya yang direfleksikan dengan ide-
ide dan nilai-nilai, dimana perawat memandang manusia itu sama,
merupakan suatu rangkaian disiplin dalam menguasai organisasi atau
kumpulan yang dimiliki individu dalam menjalin hubungan manusia
sekitarnya.Intisari dari keperawatan adalah manusia. Asumsinya bahwa

14
definisi teori tersebut adalah sebagai berikut : KondisiKlien memasuki
system pelayanan kesehatan dalam bagian penyakit atau perubahan
kesehatan. Responsibilitas tanggung jawabPerawat bertanggung jawab
dalam mengenal respon (perubahan tingkah laku atau tingkat fungsi tubuh)
sebagai adaptasi klien atau usaha untuk  Rasa, Stress, Inflamasi
beradaptasi terhadap lingkungan. 4 Sensorio respon antara lain : Fungsi
perawat memasukkan intervensi takut untuk meningkatkan adaptasi
terhadap penyakit dan evaluasi intervensi sebagai support (dorongan) atau
terapeutik koping.
Intervensi membantu mempertahankan status kesehatan dan
mencegah penyakit lebih lanjut. Intervensi terapeutik meningkatkan
penyembuhan dan pemulihan kesehatan.4 prinsip perlindungan yang
mendorong tujuan perawatan untuk seseorang ke status mempertahankan
atau memulihkan Perlindungan terhadap energiKeseimbangan intake dan
output energi untuk mencegah kesehatan :  kelelahan Perlindungan
terhadap integritas strukturaMempertahankan atau struktur tubuh
(penyembuhan) pemulihan Perlindungan terhadap integritas personal.
Mempertahankan atau pemulihan rasa identitas dan harga diri Perlindunga
(mengenali kualitas diri) terhadap integritas sosialMemperkenalkan klien
sebagai suatu makhluk sosial khususnya dengan orang lain. Teori Levine
berfokus pada satu orang klien, teori ini mempunyai implikasi utama
dalam pengaturan perawatan akut, dimana intervensi dapat bersifat
mendorong atau terapeutik
12. Teori Jhonson
Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada
bagaimana klien beradaptasi terhadap kondosi sakitnya dan bagai mana
stres aktual atau torensial dapat mempengaruhi kemampuan beradaptasi.
Tujuannya adalah menurunkan stres sehingga klien dapat bergerak lebih
mudah melewati masa penyembuhannya ( Johnson,1968). Teori Johnson
berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokan
perilaku berikut:

15
a. Perilaku mencari keamanan
b. Perilaku mencari perawatan
c. Menguasahi diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar
internalisasi prestasi
d. Mengakomodasi diet dengan cara yang di terima secara sosial dan
kultural
e. Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara diterima secara sosial dan
kultural
f. Perilaku seksual dan identitas peran
g. Perilaku melindungi diri sendiri
13. Teori Rogers
Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk
mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan , pencegahan penyakit, perawatan rehabilitasi penderita sakit
serta penyandang cacat. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan
manusia. Menurutnya kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai
lingkungan hidup manusia dan pola pertumbuhan dan perkembangan
seseorang. Asumsi dasar teori rogers tentang manusia, Manusia adalah
kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang
lain. Kehidupan setiap manusia adalah sesuatu yang unik . tidak ada dua
hal didalam kehidupan ini yang dapat diulang dengan cara yang sama
dibawah keadaan yang sama . jalan hidup seseorang berbeda dengan yang
lain. Perkembangan manusia dapat dinilai dari tingkah lakunya. Manusia
diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri misalnya dalam
hal sifat dan emosi. Pada intinya Rogers memandang keperawatan sebagai
ilmu dan m,endukung adanya penelitian keperawatan. Oleh sebab itu
keperawatan menggembangkan pengetahuan dari ilmu-ilmu dasar dan
fisiologi,begitu juga dengan ilmu keperawatan itu sendiri.
Ilmu keperawatan bertujuan untuk mengembangkan penelitian
ilmia dan analisis logis dan kemampuan menerapkanya dalam praktik
keperawatan. Inti pengetahuan ilmiah keperawatan merupakan hasil

16
penemuan terbaru keperawatan keperawatan merupakan ilmu tentang
humanispik.
E. Penggunaan Teori Keperawatan
1. Dalam bidang pendidikan
perawat sebagai pendidik yaitu perawat merupakan kombinasi dari
semua peran yang lain. Perawat harus memberikan bimbingan,pelatihan
pada klien/keluarga terutama dalam mengatasi masalah kesehatan.
Contoh : perawat memberikan bimbingan pada klien agar tetap menjaga
kesehatannya.
2. dalam bidang penelitian
perawat harus sering melakukan penelitian atau penyuluhan-
penyuluhan kepada klien yang berada di bawah tanggung jawabnya.
Contohnya : penelitian dalam lingkungan tempat tinggal.
3. Dalam bidang layanan praktik
perawat harus melayani klien yang datang berobat ke rumah sakit
dengan baik. Dengan proses interpersonal dan komunikasi terapeutik
( sesuai dengan apa yang di inginkan klien ) contoh : perawat memberikan
asuhan keperawatan sebaik-baiknya.
F. Trend yang Mempengaruhi Teori Keperawatan
Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era
globalisasi, pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana
banyak tenaga professional keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu
mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat
dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat
yang maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek
kehidupan masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang berupa masalah
urbanisaasi, pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka
kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan
kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam
keluarga dan umur harapan hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah

17
kesehatan yang berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit
degeneratif.
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan
kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan
pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan
menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada
pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan
yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini
memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat
memenuhi standart global internasional dalam memberikan pelayanan
kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan
intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki
wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek.
Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di
Indonesia masih belum menggembirakan, banyak factor yang dapat
menyebabkan masih rendahnya peran perawat professional, diantaranya :
1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun
1985 pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di
negara barat pada tahun 1869.
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan., ( standart, bentuk praktik
keperawatan, lisensi ).

Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia


kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi
tercapainya tujuan kesehatan “ sehat untuk semua pada tahun 2010 “, maka
solusi yang harus ditempuh adalah :

1. Pengembangan pendidikan keperawatan.


Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam
pengembangan perawatan professional, pengembangan teknologi
keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan keperawatan

18
berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan keperawatan
yang menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang keperawatan.
Sampai saat ini jenjang ini masih terus ditata dalam hal SDM pengajar,
lahan praktik dan sarana serta prasarana penunjang pendidikan
2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun
registrasi, lisensi dan sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua
penerapan model praktik keperawatan professional dalam memberikan
asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk menjamin kepuasan
konsumen/klien.
3. Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat
dan dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan
individu menjadi kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya
menjadi serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya.
Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat guna
menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri dan mampu
menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan
harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.
Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan yang
bermutu baik secara mandiri ataupun melalui jalan kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain sangat penting dalam terwujudnya pelayanan
keperawatan professional. Nilai professional yang melandasi praktik
keperawatan dapat di kelompokkan dalam :
a. Nilai Intelektual
Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari :
1) Body of Knowledge
2) Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
b. Nilai Komite Moral
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan
memperhatikan kode etik keperawatan. Menurut Beauchamp &

19
Walters (1989) pelayanan professional terhadap masyarakat
memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
1) Beneficience
selalu mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan
keinginan melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien.
(Johnstone, 1994)
2) Fair
Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras,
social budaya, keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi
memprlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan
dengan keunikan yang dimiliki.
3) Fidelity
Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin
membantu), selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan
yang memadahi, komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan
spiritual klien.
4. Otonomi, kendali dan tanggung jawab gugat
Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan
tindakan secara mandiri. Hak otonomi merujuk kepada pengendalian
kehidupan diri sendiri yang berarti bahwa perawat memiliki kendali
terhadap fungsi mereka. Otonomi melibatkan kemandirian, kesedian
mengambil resiko dan tanggung jawab serta tanggung gugat terhadap
tindakannya sendiribegitupula sebagai pengatur dan penentu diri sendiri
Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan
terhadap sesuatu atau seseorang. Bagi profesi keperawatan, harus ada
kewenangan untuk mengendalikan praktik, menetapkan peran, fungsi dan
tanggung jawab anggota profesi. Tanggung gugat berarti perawat
bertanggung jawab terhadap setiap tindakan yang dilakukannya terhadap
klien.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Model konseptual keperawatan   merupakan suatu cara untuk memandang
situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model
konseptual keperawatan   memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana
perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi
pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa
yang harus perawat kerjakan. Teori keperawatan   digunakan sebagai dasar
dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan  ,dan model konsep
keperawatan   digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan.
B. Saran
Dalam penysunan makalah sebaiknya mahasiswa menggunakan minimal
tiga literatur untuk menghasilkan makalah yang isinya lengkap dan sebaiknya
perlu ditambahkan lagi buku-buku kesehatan lainnya yang belum tersedia di
perpustakaan untuk menunjang penyelesaian tugas mahasiswa. Sebaiknya
teori dan konsep yang telah diketahui oleh seorang perawat dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan  .


Jakarta : Salemba Medika
2. Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan   Profesional. Jakarta: Widya
Medika
3. http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/17/sejarah-keperawatan  -islam-
rufaidah-binti-saad
4. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan  . Jakarta: EG

22

Anda mungkin juga menyukai