Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN RESUME KEPERAWATAN PADA NY ‘’N’’

DENGAN DIAGNOSA PLASENTA PREVIADI RUANGAN POLI OBYGIN (ANC)


RSUD HAJI MAKASSAR

kelompok 2:

1. RIZKI SAFITRY S.Kep (NS0620061)


2. ASMIHA DARWINS.Kep (NS0620033)
3. RIRIN YUNITA S.Kep (NS0620058)
4. ERLIA CICI, S.Kep (NS0620038)
5. ASMA, S.Kep (NS0620031)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDINMAKASSAR
TAHUN 2021
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

1. KONSEP DASAR MEDIS


A. Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir (prae = di depan ;
vias = jalan). Jadi yang dimaksud plasenta previa ialah plasenta yang implantasinya
tidak normal, rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum.
Plasenta previa adalah plasenta dengan implantasi di sekitar segmen bawah
rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh osteum uteri internum.
(Prof.dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG, 1998 hal 253).
Plasenta Previa adalah Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
(Wiknjosostro, 2005).
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir
(Sarwono, 2008). Plasenta previa adalah posisi plasenta yang berada di segmen
bawah uterus, baik posterior maupun anterior, sehingga perkembangan plasenta
yang sempurna menutupi serviks (Helen Varney, 2007). Plasenta previa merupakan
implantasi plasenta di bagian bawah segmen uterus sehingga sebagian atau seluruh
plasenta menutupi mulut serviks internal (Reeder, 2012).

B. Etiologi
Penyebab pasti dari plasenta previa belum diketahui sampai saat ini. Tetapi
berkurangnya vaskularisasi pada segmen bawah rahim karena bekas luka operasi
uterus, kehamilan molar, atau tumor yang menyebabkan implantasi placenta jadi
lebih rendah merupakan sebuah teori tentang penyebab plasenta previa.
Memang dapat dimengerti bahwa apabila aliran darah ke plasenta tidak cukup
seperti pada kehamilan kembar maka plasenta yang letaknya normal sekalipun akan
memperluaskan permukaannya sehingga mendekati atau menutupi sama sekali
pembukaan jalan lahir. Selain itu, kehamilan multiple / lebih dari satu yang
memerlukan permukaan yang lebih besar untuk implantasi placenta mungkin juga
menjadi salah satu penyebab terjadinya placenta previa. Dan juga pembuluh darah
yang sebelumnya mengalami perubahan yang mungkin mengurangi suplai darah
pada daerah itu, faktor predisposisi itu untuk implantasi rendah pada kehamilan
berikutnya.

C. Patofisiologi
Pendarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan
pertama dari plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita tidur atau
bekerja biasa, perdarahan pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak akan
berakibat fatal. Perdarahan berikutnya hampir selalu banyak dari pada sebelumnya,
apalagi kalau sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dalam. Sejak kehamilan 20
minggu segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan
serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat dari dinding uterus. Pada saat
ini dimulai terjadi perdarahan darah berwarna merah segar.
Sumber perdarahan ialah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya plasenta
dari dinding uterus perdarahan tidak dapat dihindari karena ketidakmampuan serabut
otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan, tidak
sebagai serabut otot uterus untuk menghentikan perdarahan kala III dengan plasenta
yang letaknya normal makin rendah letak plasenta makin dini perdarahan terjadi,
oleh karena itu perdarahan pada plasenta previatotalis akan terjadi lebih dini dari
pada plasenta letak rendah, yang mungkin baru berdarah setelah persalinan mulai.
(Wiknjosostro, 1999 : 368)

D. Manifestasi klinik
a. Perdarahan tanpa nyeri, usia gestasi > 22 minggu
b. Perdarahan berulang
c. Perdarahan dapat terjadi setelah miksi atau defekasi, aktivitas fisik, kontraksi
Braxton Hicks atau koitus
d. Perdarahan permulaan jarang begitu berat. Biasanya perdarahan akan berhenti
sendiri dan terjadi kembali tanpa diduga
e. Warna perdarahan merah segar
f. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
g. His biasanya tidak ada.
h. Rasa tidak tegang saat palpasi
i. DJJ terdengar
j. Teraba jaringan plasenta dalam vagina
k. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul

E. Penatalaksanaan Medik
1. Penatalaksanaan umum plasenta previa:
a. Sebelum dirujuk, anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan
menghadap kekiri, tidak melakukan senggama, menghindari peningkatan
tekanan rongga perut (misalnya batuk, mengedan karena sulit buang besar
b. Perhatian : Tidak dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dalam pada
perdarahan antepartum sebelum tersediia persiapan untuk seksio sesarea.
c. Pemeriksaan inspekulo secara hati-hati, dapat menentukan sumber
perdarahan berasal dari kanalis serviks atau sumber lain (servisitis, polip,
keganasan, laserasi atau trauma). Meskipun demikian, adanya kelainan di
atas menyingkirkan diagnosa plasenta previa.
d. Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan memberi infuse cairan I.V (NaCl
0,9 % atau Ringer Laktat).
e. Lakukan penilaian jumlah perdarahan :
a) Jika perdarahan banyak dan berlangsung terus, persiapan sseksio
sesarea tanpa memperhitungkan usia kehamilan/prematuris.
b) Jika perdarahan sedikit dan berhenti dan fetus hidup tetap preatur,
pertimbangkan terapi ekspektatif sampai persalinan atau terjadi
perdarahan banyak.
f. Terapi Ekspektatif
a) Tujuan : supaya janin tidak terlahir premature dan upaya diagnosis
dilakukan secara non invasive.
b) Syarat terapi ekspektatif :
(1) Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian
berhenti
(2) Belum ada tanda inpartu.
(3) Keadaan umum ibu cukup baik (kadar Hb dalam batas norma).
(4) Janin masih hidup.
(5) Rawat inap, tirah baring dan berikut antibiotika profilaksis.
g. Pemeriksaan USG untuk menentukan implantasi plasenta, usia kehamilan,
profil biofisik, letak, presentasi janin.
h. Perbaiki anemia dengan pemberian sulfas ferosus atau ferosus fumarat per
oral 60 mg selama 1 bulan.
i. Pastikan tersedianya sarana untuk melakukan transfuse.
j. Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama,
pasien dapat dirawat jalan (kecuali rumah pasien di luar kota atau
diperlukan waktu >2 jam untuk mencapai rumah sakit) dengan pesan segera
kembali ke RS jika terjadi perdarahan.
k. Jika perdarahan berulang pertimbangkan manfaat dan resiko ibu dan janin
untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dibandingkan dengan terminasi
kehamilan.
l. Terapi Aktif
Rencanakan terminasi kehamilan jika :
a) Janin matur
b) Janin mati atau menderita anomaly atau keadaan yang mengurangii
kelangsungan hidupnya (misalnya anensefali).
c) Pada perdarahan aktif dan banyak, segera dilakukan terapi aktif tanpa
memandang maturitas janin.
m. Jika terdapat plasenta previa letak rendah dan perdarahan yang terjadi
sangat sedikit, persalinan pervaginan masih mungkin. Jika tidak, lahirkan
dengan seksio sesarea.
n. Jika persalinan dengan seksio sesarea dan terjadi perdarahan dari tempat
plasenta.
a) Jahit tempat perdarahan dengan benang.
b) Pasang infuse oksitosin 10 unit 500 ml cairan IV (NaCl atau Ringer
Laktat) dengan kecepatan 60 tetes permenit, penanganan yang sesuai .
Hal tersebut meliputi ligasi arteri atau histerektomi. Jika perdarahan
terjadi pascapersalinan, segera lakukan.
Dengan kata lain, penatalaksanaan pada kasus plasenta previa
terbagi menjadi dua bagian yakni:
a. Penatalaksanaan Konservatif, bila:
1. Kehamilan kurang dari 37 minggu
2. Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb dalam batas normal)
3. Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (menempu
perjalanan tidak lebih dari 15 menit)
b. Perawatan Konservatif dapat berupa:
1. Istirahat.
2. Memberikan hematilik dan spasmolitik untuk mengatasi anemia.
3. Memberikan anti biotik bila ada indikasi.
4. Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit.
Bila selama tiga hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan
pengawasan konserpatif maka lakukan mobilisasi bertahap. Pasien
dipulangkan bila tetap tidak ada perdarahan. Bila timbul perdarahan segera
bawa ke rumah sakit dan tidak boleh melakukan.
c. Penanganan Aktif, bila:
1. Perdarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan
2. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
3. Anak mati.
d. Penanganan Aktif dapat berupa:
1.Persalinan per vaginam
2. Persalinan per abdominal

Penderita disiapkan untuk pemeriksaan dalam di atas meja operasi


(double set up) yakni dalam keadaan siap operasi. Bila pemeriksaan dalam
didapatkan:
a. Plasenta previa marginalis.
b. Plasenta previa letak rendah.

Plasenta lateralis atau marginalis dimana janin mati dan servik sudah
matang, kepala sudah masuk pintu atas panggul dan tidak ada perdarahan dan
hanya sedikit perdarahan maka lakukan amniotomi dan drips oksitosin pada
partus per vaginam bila gagal drips (sesuai dengan protap terminasi
kehamilan). Bila terjadi perdarahan banyak, lakukan sectio caesarea.
2.KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. RIWAYAT KEPERAWATAN
Pengkajian fisik memberikan data yang sangat bernilai sebagai dasar asuhan
keperawatan. Pemeriksaan tersebut meliputi inspeksi, auskultasi dan palpasi.
Pemeriksaan fisik mungkin akan dilakukan oleh salah satu orang atau lebih dan harus
disesuaikan kemajuan persalinan. Hal tersebut meliputi evaluasi, tanda-tanda vital,
kontraksi, pemeriksaan. Pengkajian dilakukan meliputi:
a. Identitas klien
b. Riwayat kehamilan dan persalinan lalu klien tidak pernah mengalami operasi
sectio
c. Keluhan utama: keluhan nyeri karena masa pembedahan, peningkatan
kebutuhan istirahat, tidur dan penyembuhan.
d. Riwayat persalinan kegagalan untuk melanjutkan persalinan, presentase bokong
dan letak lintang
e. Riwayat psikologis tingkat kesehatan, gembira, respon keluarga terhadap
kelahiran (Doenges).

B. PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital, karakter lochea, fundus uteri, payudara, abdomen (keadaan
luka insisi), kandung kencing, kebersihan diri dan genitalia.
a. Sirkulasi
Perdarahan vagina tanpa nyeri (jumlah tergantung pada apaka previa
marginal, parsial,atau total): Prdarahan besar dapat terjadi selama persalinan.
b. Seksualitas
 Tinggi fundus 28 cm atau lebih
 Djj dalam batas yang normal (DBN).
 Janin mungkin melintang atau tidak turun.
 Uterus lunak
C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. USG (Ultrasonographi)
Dapat mengungkapkan posisi rendah berbaring placenta tapi apakah placenta
melapisi cervik tidak biasa diungkapkan
b. Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-bagian
tubuh janin.
c. Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin dan hematokrit menurun. Faktor pembekuan pada umumnya di
dalam batas normal.
d. Pengkajian vaginal
Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya ditunda jika
memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik sesudah 34
minggu). Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan ganda (double setup
procedure). Double setup adalah pemeriksaan steril pada vagina yang dilakukan
di ruang operasi dengan kesiapan staf dan alat untuk efek kelahiran secara cesar.
e. Isotop Scanning atau lokasi penempatan placenta.
f. Amniocentesis,
Jika 35 – 36 minggu kehamilan tercapai, panduan ultrasound pada
amniocentesis untuk menaksir kematangan paru-paru (rasio lecithin /
spingomyelin [LS] atau kehadiran phosphatidygliserol) yang dijamin. Kelahiran
segera dengan operasi direkomendasikan jika paru-paru fetal sudah mature.

D. MASALAH DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosa keperawatan klien yang utama yang berhubungan dengan plasenta
previa :
a. PK : Syok Hemoragik
b. Perubahan perpusi jaringan utero plasenta berhubungan dengan hipovolemia.
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan
akibat implantasi placenta yang abnormal, resiko pemisahan dengan dilatasi
servik.

Berdasarkan data pengkajian diagnosa keperawatan klien yang utama yang


berhubungan dengan plasenta previa post seksio adalah meliputi:
a. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan sekunder terhadap insisi bedah
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi bedah
c. Kurang pengetahuan mengenai proses bersalin berhubungan dengan kurang
informasi
d. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman konsep diri dan ancaman/
actual dari kesejahteraan maternal dan janin
e. Resiko infeksi berhubungan pasca pembedahan

E. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional
Dx Hasil
1 Setelah diberikan askep a. Kaji tingkat nyeri, a. Membantu
selama (…x 24) jam perhatikan lokasi dan mengidentifikasi
diharapkan klien tidak intensitas dengan derajat
nyeri dan mampu menggunakan skala ketidaknyamanan dan
menggunakan teknik (0-10) kebutuhan untuk
relaksasi setelah keefektipan analgesic
b. Berikan informasi b. Meningkatkan
pencapaian kesembuhan
mengenai sifat kemampuan koping
luka dengan Kriteria
ketidaknyamanan terhadap nyeri yang
hasil:
sesuai kebutuhan timbul
a. Klien mengatakan
nyeri berkurang,
c. Dorong c. Meningkatkan
b. Skala intenstias
mengendalikan sifat kemampuan koping
nyeri berkurang
nyeri dan teknik terhadap nyeri yang
sampai hilang,
imajinasi timbul
c. Ekspresi wajah
rileks d. Dorong dan ajar d. Kurang memahami
d. Klien mampu penggunaan teknik keadaan dan penyebab
mendemonstrasika relaksasi, berika nyeri membuat
n teknik dengan posisi nyaman, latihan kecemasan sehingga
tarik napas dalam napas dalam saat koping tidak efektif
batuk untuk meredakan
nyeri
e. Kolaborasi dengan e. Diberikan untuk
dokter memberi obat menghilangkan nyeri
paracetamol berat, memberikasn
relaksasi mental dan
fisik
2 Setelah dilakukan a. Kaji atau catat ukuran a. Memberikan informasi
tindakan keperawatan atau warna, dasar tentang
selama (...x 24) jam kedalaman luka dan kebutuhan dan
diharapkan kerusakan kondisi sekitar luka petunjuk tentang
integritas kulit dapat sirkulasi
b. Anjurkan pasien untuk b. Menjaga kebersihan
teratasi, dengan kriteria
menjaga kebersihan kulit dan mencegah
hasil :
kulit dengan cara komplikasi
a. Pasien menyatakan
mandi sehari 2 kali
ketidaknyamanannya
c. Lindungi kulit yang c. Maserasi pada kulit
hilang
sehat terhadap yang sehat dapat
b. Pasien menunjukkan
kemungkinan menyebabkan
perilaku atau tekhnik
maserasi pecahnya kulit dan
untuk mencegah
perluasan kelainan
kerusakan kulit atau
primer
memudahkan d. Beri nasehat kepada d. Pioderma memerlukan
penyembuhan sesuai pasien untuk menjaga air agar fleksibelitas
indikasi agar kulit tetap kulit tetap terjaga.
c. Pasien dapat lembab dan fleksibel Pengolesan cream atau
mencapai dengan pengolesan lotion untuk mencegah
penyembuhan luka cream atau lotion agar kulit tidak
sesuai waktu atau menjadi kasar, retak
penyembuhan lesi dan bersisik
terjadi e. Kolaborasi dalam e. Mencegah atau
pemberian obat mengontrol infeksi
topical
3 Setelah diberikan askep a. Kaji kebutuhan a. Metode kelahiran
selama (…x 24) jam belajar alternative ini
diharapkan klien diduskusikan pada
meminta informasi kelas persiapan anak,
dengan Kriteria hasil: tetapi banyak klien
a. Mengungkapkan gagal untuk menyerap
pemahaman tentang informasi
b. Catat tingkat stress b. Mengidentifikasi
indikasi kelahiran
dan apakah prosedur kesiapan klien/
sesarea
ini direncanakan atau pasangan untuk
b. Mengenali ini
tidak menerima informasi
sebagai metode
alternative kelahiran
c. Berikan informasi c. Memberikan informasi
bayi
akurat dengan istilah- dan
istilah sederhana. mengklasifikasikan
Anjurkan pasangan kesalahan konsep.
untuk mengajukan Memberikan
pertanyaan dan kemampuan untuk
mengungkapkan mengevaluasi
pertanyaan mereka pemahaman klien/
pasangan terhadap
situasi

d. Tinjau ulang indikasi- d. Perkiraan 5 atau 6


indikasi terhadap kelahiran melalui
pilihan alternative sesarea seharusnya
kelahiran dilihat sebagai
alternative bukan cara
yang abnormal untuk
meningkatkan
keselamatan dan
kesejahteraan
meternal/ janin

e. Berikan e. Memberikan teknik


penyuluhan pasca untuk mencegah
operasi, termasuk komplikasi yang
instruksi, latihan, berhubungan dengan
kaki, batuk dan nafas statis vena dan
dalam dan teknik/ pneumonia
latihan pengetatan hipostatistik dan
abdomen menurunkan stress
pada sisi operasi

4 Setelah diberikan askep a) Kaji respon a. Makin klien


selama (…x 24) jam psikologis pada merasaknan ancaman
diharapkan kejadian dan makin besar tingkat
ketergantungan klien kesediaan system ansietas
menurun, distress, pendukung
kegelisahan dan
b. Pastikan apakah b) Pada kelahiran sesarea
ketakutan akan sesuatu
prosedur yang tidak
yang akan terjadi dapat
direncanakan atau direncanakan klien/
diatasi dengan Kriteria
tidak direncanakan pasangan biasanya
hasil:
tidak mempunyai
a. Klien
persiapan secara
mengungkapkan
psikologis atau
rasa takut pada
fisiologis
keselamatan diri dan
c) Anjurkan c. Mengidentifikasikan
janin,
pengungkapan area untuk diatasi
b. klien/suami/keluarga
perasaan reaksi klien bervariasi
mendiskusikan
dan dapat menyulitkan
kelahiran sesarea,
diagnosa pada periode
klien tampak benar-
operasi
benar rileks d. Berikan komunikasi d. Bila masalah harga
verbal dari pengkajian diri timbul pada klien,
dan intervensi ini dapat menjadi berat
informasi tertulis pada periode pra
dapat diberikan pada operasi, klien
waktu selanjutnya difokuskan pada saat
ini dan ini tidak siap
untuk membaca atau
menerima informasi
tambahan

e. Anjurkan klien/ e. Memberikan


pasangan dalam penguatan pengalaman
aktivitas ikatan dan menghilangkan
diruang melahirkan suasanan perbedahan
(misalnya: menyusui terhadap kelahiran
dan menggendong
bayi)

5 Setelah diberikan askep a. Tinjau ulang kondisi a) Kondisi dasar ibu :


selama (…x 24) jam faktor risiko yang ada seperti DM dan
diharapkan infeksi tidak sebelumnya hemoragik
terjadi dengan Kriteria menimbulkan
hasil: potensial risiko infeksi
a. Klien bebas dari atau penyembuhan
infeksi luka yang buruk.
b. Pencapaian tepat
b) Kaji terhadap tanda b. Pecah ketuban terjadi
waktu dalam
dan gejala infeksi 24 jam sebelum
pemulihan luka
(misalnya pembedahan dapat
tanpa komplikasi
peningkatan suhu, mengakibatkan
nadi, jumlah sel darah korioamnionitis
putih, atu bau/warna sebelum intervensi
secret vagina) bedah dan dapat
mengubah
penyembuhan luka.
c. Kaji klien terhadap c) Meskipun aliran
rabas vaginal atau lokhia telah berhenti
aliran lokhia pada saat ini, klien
menetap/kembali. mendapatkan kembali
Catat warna drainase siklus menstruasi atau
mengalami kegagalan
untuk involusi
lengkap.

d) Anjurkan peningkatan d. Meningkatkan


masukan cairan haluaran urine,
menurunkan stasis
urinarius dan risiko
terhadap infeksi atau
infeksi ulang.

e. Kolaborasi kultur f. Mengidentifikasi


lokhia/drainase sesuai organism infeksius
indikasi dan tindakan yang
tepat.

Phatway

Penyebab pasti belum diketahui, berkurangnya vaskularisasi pada segmen bawah rahim
karena bekas luka operasi uterus, kehamilan molar, atau tumor

Implantasi placenta jadi


lebih rendah

Placenta previa parsial Placenta previa marginal


Placenta previa
lengkap

Kontaksi dan dilatasi uterus


DAFTAR PUSTAKA

Chapman, Vicky. 2006. Asuhan kebidanan: persalinan dan kelahiran, Jakarta: EGC

Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi, edisi kedua. Jakarta: EGC

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, edisi ketiga. Jakarta : Media Aesculapius

FKUI

Manuaba, Ida Bagus Gde (1998), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana Untuk pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Murah Manoe dkk, 1999. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan Ginekologi. Ujung

Pandang : Bagian /SMF obstetri dan ginekologi FK Unhas

Nettina, Sandra M. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan.Jakarta : EGC

Sarwono. 1997. Ilmu Kebidanan.Jakarta : Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal , Ed.I, Cet 2. Jakarta: Yauasan Bina Pustaka Prawiharjo.


RESUME KEPERAWATAN PADA NY ‘’N’’
DENGAN DIAGNOSA PLASENTA PREVIADI RUANGAN POLI OBYGIN (ANC)
RSUD HAJI MAKASSAR

kelompok 2:

6. RIZKI SAFITRYS,Kep (NS06200)


7. ASMIHA DARWIN S.Kep (NS0620033)
8. RIRIN YUNITA S.Kep (NS0620059)
9. ERLIA CICI, S.Kep (NS0620038)
10. ASMA, S.Kep (NS0620031)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDINMAKASSAR
TAHUN 2021
BAB II
PENGKAJIAN ANTENATAL CARE

No.RM : 283178
Tanggal : 07 Juni 2021
Tempat : Poli Obgyn

I.Identitas diri klien

Nama : Ny” N’ Pendidikan : SMA

Umur : 37 Tahun Pekerjaan : IRT

Jenis Kelamin : Perempuan Lama Bekerja : -

Alamat : Abdesir Tanggal kunjungan : 07 Juni 2021

Status : Menikah Tanggal Pengkajian : 07 Juni 2021

Agama : Islam
Sumber Informasi : Suami Pasien

Suku : Bugis Makassar

II Data Biologis/Fisiologis

1. Keluhan utama saat masuk RS : Nyeri perut bagian bawah

III. Riwayat Penyakit

1. Riwayat Keluhan utama :Klien mengatakan nyeri perut di bagian bawah dirasakan
sejak 2 hari yang lalu. HPHT : 8-10-2020, TP : 15-07-2021Kehamilan
kelima,keguguran satu kali klien mengatakan gelisah dan susah tidur pada malam
hari,saat Dilakukan pengkajian TTV: TD :135/75 mmHg N :80x/mnt S: 36 derajat
celcius P :20x/mnt.
2. Riwayat penyakit dahulu : Pasien mengatakan tidak ada keluhan dan penyakit tertentu
pada kesehatan dahulu
IV. Riwayat Kehamilan Sekarang
1. Status Obstetrik : G5 P3 A1( Kehamilan yang kelima )
2. HPHT : 08-10-2020
3. Usia Kehamilan : 35 -36 Minggu
4. Imunisasi : Imunisasi sudah lengkap
5. Berat sebelum hamil : 83Kg

V.Pengkajiaan saat ini

1. .Persepsi dan Pemeliharaan kesehatan : Baik


2. Pola nutrisi / metabolik

Intake makanan : klien mengatakan selama hamil makan 3 kali sehari.

Intake cairan : klien mengatakan 8-10 gelas air perhari

3. .Pola eliminasi
a. Buang air besar : 2 kali sehari ,konsitensi lunak bau khas warna kuning
b. Buang air kecil : 5-6 kali seharibau khas warna kuning
4. Pola Aktivitas dan Latihan

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan / minum X
Toileting X
Berpakaian X
Mobilitas di tempat tidur X
Berpindah X
Ambulasi / ROM X

0 : mandiri, 1 : dengan alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4
: tergantung total skor (0, Mandiri).

5. Oksigenasi : Tidak ada masalah terhadap pernapasan


6. Pola tidur dan istirahat : klien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam
istirahat
7. Pola Peceptual : Baik
8. Pola Persepsi diri : Baik dan sangat meanantikan kehamilan ini
9. Pola seksualitas dan reproduksi : Sangat baik tanpa ada keluhan
10. Pola peran dan hubungan : Baik
11. Pola Managemen koping stress : klien mengatakan jika ada masalah klien lebih
memilih bercerita kepada suaminya
12. Sistem nilai dan kepercayaan : klien mengatakan dirinya beragama islam

Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : Composmentis

Keadaan umum : Baik

TD : 135/70 mmHg BB : 83 Kg

RR : 20x/I TB : 161Cm

N : 80x/I Lila : 30 cm

S : 36,5 C

Kepala : bentuk mesochepal, tidak ada benjolan di kepala, tidak ada lessi, rambut
hitam lurus, persebaran rambut merata dan bersih.
Mata : simetris, pupil isokor, reflek terhadap cahaya (+/+), konjungtiva tidak
anemis, sclera tidak ikterik
Hidung : simetris, tidak ada pengeluaran darah maupun secret dari hidung
Mulut : keadaan mulut bersih, mukosa bibir lembab, tidak terdapat sianosis, tidak
ada karies gigi, dan tidak ada sariawan
Telinga : simetris antara kanan dan kiri, tidak ada pengeluaran darah maupun serumen
dari lubang telinga
Hidung : simetris antara kanan dan kiri, tidak ada pengeluaran darah maupun serumen
dari lubang telinga

Leher : simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe tidak venajugulari

Thorak dan Dada :

 Jantung : Iictus cordis tidak tampak


 Paru : Ekspansi dada simestir kiri dan kanan
 Payudara :Areola mengalami hiperpigmentasi,
 Putting susu : Puting susu dikedua mamae menonjol
 Pengeluaran ASI :Asi belum keluar, kolustrum keluar sedikit.
Abdomen :
Nyeri perut bagian bawah
Pembesaran : sesuai usia kehamilan
Bekas luka :terdapat bekas luka operasi
Linea nigra : terdapat line nigra
Striae : tidak terdapat striae
Palpasi
Leopold I : TFU jbpx (33 cm)
Lingkar perut (82 cm)
Leopold II : Punggung kiri
Leopold III : Posisi terbawah janin adalah Kepala
Leopold IV : BAP
DJJ : 132x/m
TBJ : 2.995 Gram
Ekstrimitas :
Ekstremitas atas :
 LILA : 30 cm
 Edema : tidak edema
 Varises : tidak ada
Ekstremitas bawah
 Edema : tidak edema
 Varises : tidak ada
 Refleks patella : positif

Program terapi: USG


 Hiv : Negative
 HbsAs : Negative

IV.Analisa Data
No Data Penunjang Kemungkinan penyebab
1. DS: Nyeri

1. Klien mengatakan nyeri pada bagian


bawah perut
2. Klien mengatakan nyeri seperti
tertusuk tusuk
3. Klien mengatakan nyeri perut sampai
tembus kebelakang
P : Nyeri perut dirasakan saat
beraktivitas
Q : Seperti tertusuk tusuk
R : Perut bagian kanan
S : Skala nyeri 4
T : Hilang timbul

DO :

1. Klien Nampak tidak nyaman dengan


nyeri dirasakan
2. Klien Nampak meringis
TTV

TD : 135/70 mmHg

RR : 20x/i

N : 80x/i

S : 36, C

2 DS : Ansietas berhubungan
dengan kurangnya terpapar
1. Klien mengatakan bingung
2. Klien mengatakan merasa khawatir informasi
terhadap kehamilannya

DO :
1. Klien nampak gelisah
2. Klien nampak tegang

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera biologis


2. Ansietas berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi
RENCANA KEPERAWATAN

Inisial Pasien : Ny.N


Ruangan : Poli Obgyn
No. RM : 283178
NO Diagnosa Keperawatan Rencama Tindakan Keperawatan Rasional
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen Setelah diberikan asuhan Observasi : 1. Mengetahui skala
pencedera fisiologis keperawatan selama 1x1 jam nyeri berapa
diharapkan perawat dapat 1. Identifikasi skala nyeri 2. Untuk mengetahui
meminimalkan. 2. Identiikasi faktor yang apa saja yang dapat
Kriteria hasil : memerberat dan memperingan memperburuk dan
1. Keluhan nyeri menurun nyeri. memperingan nyeri
2. Meringis menurun 3. Untuk mengurangi
3. Gelisah menurun Teraupetik : rasa nyeri yang
dirasakan
1. Berikan tehnik 4. Untuk mengurangi
Nonfarmakologi rasa nyeri dn
2. Kontrol lingkungan yang dapat memberikan
memperingan nyeri kenyamanan
RENCANA KEPERAWATAN

Inisial Pasien : Ny.N


Ruangan : Poli Obgyn
No. RM : 283178
NO Diagnosa Keperawatan Rencama Tindakan Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
2 Ansietas berhubungan dengan diharapkan ketergantungan klien a. Mengetahui
Observasi kemampuan klien
kurangnya terpapar informasi menurun, distress, kegelisahan
dalam mengambil
dan ketakutan akan sesuatu yang a. Identifikasi kemampuan keputusan
mengambil keputusan b. Untuk
akan terjadi dapat diatasi dengan
mengurangi
Kriteria hasil: b. Ciptakan suasana terapeutik kecemasan pada
untuk menumbuhkan klien
a. Klien mengungkapkan rasa kepercayaan
c. Agar pasien
takut pada keselamatan diri merasa nyaman dan
c. Dengarkan dengan penuh
percaya kepada
dan janin, perhatian
perawat
b. klien/suami/keluarga e. Gunakan pedekatan yang d.Memberikan
mendiskusikan kelahiran tenang dan meyakinkan penguatan pengalaman
sesarea, klien tampak dan menghilangkan
suasanan perbedahan
benar-benar rileks
terhadap kelahiran
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Tgl/Pukul Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan

Senin, 07 Juni Nyeri akut 1. Identifikasi skala nyeri S : Klien mengeluh nyeri pada perut
2021 H : Skala nyeri 4
09.30 O:
WITA 2. Identiikasi faktor yang memperberat nyeri - Tampak meringis
H : Apabila terlalu banyak melakukan - Skala nyeri 3
09.35 aktivitas
WITA A : Masalah belum teratasi
3. Berikan tehnik Nonfarmakologi
09.36 H : Telah diajarkan tehnik relaksasi P : Pertahankan intervensi
WITA
4. Kontrol lingkungan yang dapat memperingan
09.40 nyeri
H : Telah dianjurkan

1. Identifikasi kemampuan mengambil


keputusan

H : pasien belum mampu mengambil keputusan

3. Ciptakan suasana terapeutik untuk


menumbuhkan kepercayaan
H : pasien mulai memberikan keercayaan

3. Dengarkan dengan penuh perhatian

H : perawat mendengar keluhan pasien

4. Gunakan pedekatan yang tenang dan


meyakinkan

H: pasien merasa tenang

Anda mungkin juga menyukai