Anda di halaman 1dari 6

BAB 4

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN DIABETES MELITUS (HIPERGLIKEMIA)

4.1 Pengkajian

a. Identitas Pasien
Berisi nama, umur , jenis kelamin, suku/bangsa , agama, pekerjaan,

pendidikan , alamat dirawat, diagnosa medis .


Diabetes melitus ditemukan di seluruh dunia dengan 90% termasuk dalam

jenis diabetes melitus tipe 2. Peningkatan prevalensi terbesar adalah asia dan

afrika. Penderita diabetes melitus lebih banyak terjadi pada wanita daripada

pria dan sering terjadi pada golongan tingkat pendidikan serta status sosial

yang rendah. Daerah dengan angka penderita DM tertinggi adalah kalimantan

barat dan maluku utara yaitu 11,1%. Sedangkan kelompok usia terbanyak

pada penderita DM adalah 55-64 tahun yaitu 13,5%


b. Keluhan utama: adanya rasa kesemutan pada kaki/ tungkai bawah, rasa raba

yang menurun, adanya luka yang tidak sembuh-sembuh dan berbau, adanya

nyeri pada luka.


c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang: berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab

terjadinya luka serta upaya yang telah dilakukan oleh pasien untuk

mengatasinya.
2) Riwayat kesehatan dahulu: adanya riwayat penyakit DM atau penyakit-

penyakit ain yang ada kaitannya dengan diefensi insulin misalnya penyakit

pankreas. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas maupun arteroskeroisis,


tindakan medis yang pernah didapat maupun obat-obatan yang biasa

digunakan oleh penderita


3) Riwayat kesehatan keluarga: dari genogram keluarga biasanya terdapat salah

satu anggota keluarga yang juga menderita DM tau penyakit keturunan yang

dapat menyebabkan terjadinya diefensi insulin misalnya hipertensi, jantung.


4) Riwayat Psikososial :meliputi informasi mengenai perilaku, perasaan dan

emosi yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta

tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.

4.2 Pola-pola fungsi kesehatan

1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat

Kebiasaan klien sebelum sakit, kebiasaan olahraga, konsumsi alkohol,

riwayat infeksi sebelumnya, persepsi pasien dan keluarga mengenai pentingnya

kesehatan bagi anggota keluarganya

2. Pola nutrisi dan metabolisme

Kebiasaan makan klien, jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi, nafsu

makan menurun/tidak, terjadi penurunan berat badan

3. Pola eliminasi
Adanya hiperglikemia menyebabkan diuresis osmotik sehingga klien sering

kencing (poliuri) dan pengeluaran glukosa pada urine (glukosuria). Pada eliminasi

alvi relatif tidak ada gangguan

4. Pola tidur dan istirahat

Adanya poliuria dan situasi rumah sakit yang ramai dapat mempengaruhi

waktu tidur dan istirahat klien

5. Pola aktivitas

Adanya kelemahan otot-otot pada ekstremitas menyebabkan klien tidak mampu

melaksanakan aktivitas secara sehari-hari secara maksimal

6. Pola hubungan dan peran

Lamanya perawatan yang dijalani klien dapat menghambat peran klien dan

hubungan dengan keluarga

7. Pola persepsi dan konsep diri

Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan gangguan

pada gambaran diri

8. Pola sensori dan kognitif

Biasanya klien cenderung mengalami neuropati/mati rasa pada kaki sehingga

tidak peka terhadap adanya trauma

9. Pola reproduksi seksual


Angiopati dapat terjadi pada sistem pembuluh darah di organ reproduksi ,

gangguan kualitas maupun ereksi, serta memberi dampak pada proses orgasme

dan ejakulasi

10. Pola penanggulangan stres

Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang kronik, perasaan tidak

berdaya karena ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis yang negatif

berupa marah, kecemasan, mudah tersinggung

11. Pola tata nilai dan kepercayaan

Biasanya klien lebih mendekatkan diri pada tuhan dan melaksanakan apa yang

bisa klien lakukan untuk ibadah, karena klien sudah mengingat kematian

4.3 Pemeriksaan Fisik

a. Status kesehatan umum. Meliputi : keadaan penderita, kesadaran, suara

bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda-tanda vital


b. Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, pembesaran pada leher, telinga

kadang-kadang berdenging, gangguan pendengaran, lidah sering terasa

tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak

dan berdarah, penglihatan kabur/ganda, diplopia, serta lensa mata keruh


c. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,

kelembapan dan suhu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren,

kemerahan pada kulit sekitar luka, serta tekstur rambut dan kuku
d. Sistem pernafasan
Berupa sesak nafas , batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah

terjadi infeksi
e. Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,

takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, atitmia, kardiogenalis


f. Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual dan muntah, diare, konstipasi, dehidrasi,

perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas


g. Sistem urinari
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, serta rasa panas atau sakit saat

berkemih
h. Sistem muskoloskletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahan tinggi badan, cepat

lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstremitas


4. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah sebagai berikut
a) Pemeriksaan darah. Pemeriksaan darah meliputi : GDS>200 mg/dl , gula

darah puasa >120 mg/dl dan dua jam postprandial >200 mg/dl
b) Urine. Pemeriksaan di dapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan

dilakukan dengan cara benedict (reduksi). Hasil dapat dilihat melalui

peubahan warna urine : hijau (+), kuning (++), merah (+++) dan merah

bata (++++)
c) Kultur pus. Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik

yang sesuai dengan jenis kuman


4.4 Diagnosa Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai