DISUSUN OLEH
JULIATI
A. Latar Belakang
Menurut WHO, kesehatan reproduksi adalah kesehatan yang sempurna baik
fisik, mental, sosial dan lingkungan serta bukan semata-mata terbebas dari penyakit
atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi,
fungsi serta prosesnya (Melyana, 2005).
Menurut WHO, remaja apabila anak telah mencapai umur 10-18 tahun. Menurut
Undang-undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah
individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah. Pada buku-buku
Pediatri, pada umumnya mendefi nisikan remaja remaja adalah bila seorang anak
telah mencapai umur 10-18 tahun untuk anak perempuan dan 12-20 tahun untuk
anak laki-laki. Menurut Diknas, anak dianggap remaja bila anak sudah berumur 18
tahun yang sesuai dengan saat lulus sekolah menengah (Soetjiningsih, 2004).
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut
sistem, fungsi dan proses reproduksi remaja. Berbagai permasalahan kesehatan
reproduksi remaja antara lain: kehamilan tidak dikehendaki, kehamilan dan
persalinan usia muda, ketergantungan napza meningkatkan resiko penyakit menular
seksual (termasuk infeksi HIV/AIDS), dan resiko terkena penyakit menular
seksual.Permasalahan tersebut disebabkan kurangnya informasi, pemahaman dan
kesadaran untuk mencapai keadaan sehat secara reproduksi. Orang tua yang
diharapkan remaja dapat dijadikan tempat bertanya atau dapat memberikan
penjelasan tentang masalah kesehatan reproduksi, ternyata tidak banyak berperan
karena masalah tersebut masih dianggap tabu untuk dibicarakan dengan anak
remajanya. Guru, yang juga diharapkan oleh orang tua dan remaja dapat
memberikan penjelasan yang lebih lengkap kepada siswanya tentang kesehatan
reproduksi, ternyata masih menghadapi banyak kendala dari dalam dirinya, seperti:
tabu, merasa tidak pantas, tidak tahu cara menyampaikannya, tidak ada waktu, dan
lain sebagainya. Solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah
dengan pemberian pendidikan mengenai kesehatan reproduksi.
Menurut Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (2009:1)
bahwa jumlah remaja umur 10-19 tahun di Indonesia terdapat 43 juta atau 19,61%
dari jumlahpenduduk Indonesia sebanyak 220 juta. Sekitar 1 juta remaja pria (5%)
dan 200 ribu remajawanita (1%) menyatakan secara terbuka bahwa pernah
melakukan hubungan seksual.Sebanyak 8% pria umur 15-24 tahun telah
menggunakan obat-obatan terlarang. Sedangkanuntuk kasus HIV/AIDS dari 6987
penderita AIDS, 3,02% adalah kelompom usia 15-19tahun dan 54,77% adalah
kelompok usia 20-29 tahun (Departemen Kesehatan RI,September 2006). Ini terjadi
karena pengetahuan merekamengenai kesehatan reproduksimasih kurang. Sehingga
sangat memerlukan perhatian dari semua pihak, karena orang yang sehat aktivitas
belajarnya akan baik. Apabila kasus remaja inidibiarkan, sudah tentu akan merusak
masa depan remaja khususnya mereka dan masa depankeluarga dan masa depan
bangsa Indonesia.
Indonesia saat ini mulai lebih memperhatikan masalah kesehatan reproduksi
dengan serius.Dengan PIK KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan
Reproduksi Remaja) yang merupakan salah satu program sub BKKBN, pemerintah
mengupayakan agar remaja tidak melewati masa remajanya dengan hal-hal yang
tidak berguna. Karena pada masa-masa remajalah kita mengalami proses pencarian
jalan hidup yang seperti apa yang akan kita pilih. Melalui program ini, agaknya
pemerintah mulai concern melihat perkembangan zaman instant yang serba canggih
ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah di antaranya :
1. Bagaimanakah konsep remaja ?
2. Bagaimanakah pertumbuhan dan perkembangan remaja ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari laporan pendahuluan ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui konsep remaja
2. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan remaja
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan
keilmuan dimasa yang akan datang terutama pada pelayanan kebidanan .
2. Bagi Penulis
Penulisan makalah yang dilakukan diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan pemahaman mengenai kesehatan reproduksi remaja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
c. Aspek Perkembangan
Terdapat dua konsep perkembangan remaja, yaitu Nature dan Nurture .
Konsep Nature mengungkapkan bahwa masa remaja adalah masa badai dan
tekanan. Periode perkembangan ini individu banyak mengalami gejolak dan
tekanan karena perubahan yang terjadi dalam dirinya. Konsep Nurture
menyatakan tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan
tersebut. Hal tersebut tergantung pada pola asuh dan lingkungan dimana
remaja itu tinggal.
1. Perkembangan Sosial
Terjadinya tumpang tindih pola tingkah laku anak dan pola
perilaku dewasa merupakan kondisi tersulit yang dihadapi remaja.
Remaja diharuskan dapat menyasuaikan diri dengan peran orang dewasa
dan melepaskan diri dari peran anak- anak. Remaja dituntut untuk dapat
menyesuaikan diri dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan
sekolah.
2. Kuatnya Teman Sebaya
Berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki seperti menjadi egosentris,
kebingungan peran dan lain- lain, maka seorang remaja mulai mencari
pengakuan dirinya di luar rumah. Pada usia remaja, seseorang
menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman sebayanya
dibandingkan bersama dengan orangtuanya, sehingga wajar saja jika
tingkah laku dan norma/aturan- aturan yang dipegang banyak
dipengaruhi oleh kelompok sebayanya.namun, meskipun tampaknya
remaja sangat bergantung pada teman sebayanya, pada remaja sendiri
terdapat sikap ambivalen. Di satu sisi ingin membuktikan
kemandiriannya dengan melepaskan diri dari orangtuanya, tetapi disisi
lain mereka masih tergantung pada orangtuanya.
Remaja akan tetap meminta pertimbangan dari orangtuanya
ketika menghadapi masalah yang berat atau harus menentukan sesuatu
yang berkaitan dengan masa depannya yang berakibat jangka panjang.
Hal ini merupakan bentuk ketergantungan remaja kepada orangtua.
Ketergantungan pada teman sebaya lebih mengarah pada hal-hal yang
berkaitan dengan relasi sosial atau penerimaan lingkungan (misalnya
tingkah laku/kebiasaan sehari- hari, kesukaan, aktivitas yang dipilih,
gaya bahasa, dan lainnya).
Diterima oleh teman sebaya merupakan sesuatu yang sangat
berarti bagi remaja, sehingga penyesuaian diri dengan kelompok,
misalnya penyesuaian dengan selera, cara berpakaian, cara berbicara dan
berperilaku sosial lainnya adalah penting ( Hurlock, 1973). Namun,
perilaku mengikuti kelompok akan semakin berkurang sesuai dengan
bertambahnya kematangan karena remaja semakin ingin menjadi
individu yang mandiri dan unik serta lebih selektif dalam memilih
sahabat.
Keluarga yang memberikan kehangatan serta ikatan emosi dalam
kadar yang tidak berlebihan dan senantiasa memberikan dukungan positif
dapat membantu anak mengembangkan ikatan lain di luar keluarga
secara lebih baik. Ia mampu menentukan kapan ia harus mengikuti
kelompoknya dan kapan harus menolak ajakan dari teman sebayanya
sehingga remaja tersebut akan terbebas dari tekanan teman sebaya untuk
melakukan hal- hal negatif.
Perubahan dalam perilaku sosial ditunjukkan dengan:
a) Minat dalam hubungan heteroseksual yang lebih besar;
b) Kegiatan- kegiatan sosial yang melibatkan kedua jenis kelamin;
c) Bertambahnya wawasan sehingga remaja memiliki penilaian yang
lebih baik serta lebih bisa mengerti orang lain. Remaja juga
mengembangkan kemampuan sosial yang mendorongnya lebih
percaya diri dan aktif dalam aktivitas sosial;
d) Berkurangnya prasangka dan diskriminasi. Mereka cenderung tidak
mempersoalkan orang yang tidak cocok latar belakang budaya dan
pribadinya.
3. Pengelompokan Sosial Baru
Kelompok remaja yang beranggotakan laki-laki biasanya lebih
besar dan tidak terlalu akrab, sedangkan kelompok remaja perempuan
membentuk kelompok yang lebih kecil dan lebih akrab. Remaja laki- laki
cenderung lebih banyak berbagi pengalaman petualangan atau topik-
topik tertentu yang menarik (olahraga , music, film, teknologi,dan
lainnya). Umumnya mereka jarang berbagi perasaan atau emosi dengan
teman sebayanya, sedangkan remaja perempuan lebih bisa berbagi
pengalaman dan perasaan.
Dalam pengelompokan sosial, akan muncul nilai- nilai baru yang
diadaptasi oleh remaja.Nilai- nilai tersebut antara lain adalah sebagai
berikut :
a) Nilai baru dalam memilih teman. Pemilihan teman berdasarkan
kesamaan minat dan nilai- nilai yang sama, yang dapat mengerti dan
memberi rasa aman, serta yang dapat berbagi masalah dan membahas
hal- hal yang tidak dapat dibicarakan dengan orang dewasa.
b) Nilai baru dalam penerimaan sosial. Remaja menerima teman- teman
yang disenangi dan menolak yang tidak disenangi yaitu dimulai
dengan menggunakan standar yang sama dengan kelompoknya.
c) Nilai baru dalam memilih pemimpin. Remaja memilih pemimpin
yang berkemampuan tinggi yang akan dikagumi dan dihormati oleh
orang lain dan dapat menguntungkan mereka, bukan pada penilaian
fisik melainkan pada orang yang bersemangat, bergairah, penuh
inisiatif, bertanggung jawab, banyak ide, dan terbuka.
Jenis- jenis pengelompokkan sosial remaja antara lain:
a. Teman dekat atau sahabat karib;
b. Kelompok kecil, terdiri atas kelompok teman- teman dekat, biasanya
terdri atas jenis kelamin yang sama;
c. Kelompok besar, terdiri atas beberapa kelompok kecil dan kelompok
teman dekat, biasanya berhubungan dalam aktivitas khusus;
d. Kelompok yang terorganisasi, dibina oleh orang dewasa, dibentuk
oleh sekolah, organisasi masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan
sosial para remaja yang tidak mempunyai kelompok kecil atau
kelompok besar;
e. Kelompok geng yang terdiri atas anak- anak yang memiliki minat
utama yang sejenis untuk menghadapi penolakan teman- teman
melalui perilaku antisosial. Pengaruh geng cenderung meningkat
selama masa remaja.
4. Perkembangan Emosi
Ciri- ciri perkembangan emosi pada tahap ini antara lain sebagai berikut.
a) Emosi lebih mudah bergejolak dan biasanya diekspresikan secara
meledak- ledak.
b) Kondisi emosional biasanya berlangsung cukup lama sampai pada
akhirnya ke keadaan semula, yaitu keadaan sebelum munculnya
suatu keadaan emosi.
c) Jenis- jenis emosi sudah lebih bervariasi (perbedaan antara emosi
satu dengan lainnya makin tipis) bahkan ada saatnya emosi
bercampur baur sehingga sulit dikenali oleh dirinya sendiri. Remaja
juga sering bingung dengan emosinya sendiri karena muncul emosi-
emosi yang bertentangan dalam suatu waktu, misalnya benci dan
saying.
d) Mulai munculnya ketertarikan dengan lawan jenis yang melibatkan
emosi (sayang, cinta, cemburu, dan lainnya).
e) Remaja umumnya sangat peka terhadap cara orang lain memandang
mereka. Akibatnya remaja menjadi mudah tersinggung dan merasa
malu. Hal ini akan terkait dengan perkembangan konsep dirinya.
Faktor- faktor yang menyebabkan tingginya emosi antara lain sebagai
berikut.
1. Fisik (kelenjar dan nutrisi)
2. Lingkungan dan sosial :
a. Penyesuaian terhadap lingkungan yang baru;
b. Tuntutan sosial untuk berperilaku yang lebih matang;
c. Aspirasi yang tidak realistis ( tidak sesuai dengan kondisi dan
situasi yang nyata);
d. Penyesuaian sosial terhadap teman sejenis dan lawan jenis;
e. Masalah- masalah di sekolah;
f. Masalah-masalah dengan tugas atau bidang pekerjaan;
5. Pengendalian Emosi
Pengendalian emosi bukan merupakan upaya menekan atau
menghilangkan emosi melainkan upaya belajar menghadapi situasi
dengan rasional; belajar mengenali emosi dan menghindari penafsiran
yang berlebihan terhadap situasi; serta belajar memberikan respons
terhadap situasi tersebut dengan pikiran maupun emosi tidak berlebihan
yang proporsional sesuai dengan situasinya.
Ada tiga aturan yang harus diterapkan seseorang apabila
menghindari beban emosi.Pertama, seseorang harus menyadari dan
mampu menyadari emosi yang muncul dan sedang dicoba untuk
dikendalikan. Kedua, menempatkan aspek mental dan penilaian kognitif
dari respons emosi tersebut untuk menguji kewajaran respons tersebut
terhadap realitanya. Ketiga, seseorang perlu belajar untuk
mengemukakan emosi positif dan negatif secara benar proporsional.
Tabel jenis emosi yang sering dihadapi oleh remaja
Ciri-ciri remaja mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan,
sukses atau berhasil melakukan sesuatu sesuai yang diidamkan
Bahagia
atau terlepas dari tekanan kegelisahan.
Ciri-ciri ada kedamaian, sesuai dengan apa yang diinginkan,
Senang
ada kecocokkan dengan selera.
keadaan emosi yang relative menyenangkan, keteduhan, rasa
ingin dimiliki/memiliki dan ada rasa tak ingin kehilangan, ada
Sayang
rasa kepemilikan dan tanggung jawab.
Keadaan emosi yang relatif menyenangkan,menggetarkan diri
untuk selalu melihat dekat, rasa rindu, rasa ingin
cinta kontak/berhubungan/berkomunikasi. Kadang-kadang sifat bisa
berubah.
Emosi yang disebarkan perkembangan intelektual yang
merangsang kebutuhan untuk mengetahui jawaban dari
Ingin sesuatu yang menggelisahkan. Pada remaja tumbuh rasa ingin
tahu tahu yang besar terhadap perkembanganseksual diri dari lawan
jenis.
Keadaan emosi, dimana seseorang mengalami dan
Frustasi menghadapi hambatan dalam pemenuhan keinginan dan
kebutuhannya. Frustasi menimbulkan rasa rendah diri, bersifat
agresif fisik, dan ucapan kasar.
Keadaan khawatir atau ketakutan yang diliputi rasa marah
pada remaja muncul karena merasa diri tidak berarti, dirinya
Cemburu
digantikan oleh orang lain dan sangat pribadi.
Bentuk emosi yang ditujukan pada orang tertentu berkaitan
dengan status, pemilikan benda, atau kemampuan tertentu dari
Iri hati
orang lain yang memiliki.
Merupakan perasaan galau, perasaan depresi yang tidak
Duka cita berat,tetapi mengganggu individu, keadaan ini terjadi bila
(grief) kehilangan sesuatu yang sangat bernilai bagi dirinya.
Melalui tes darah, dokter juga akan mengukur kadar zat besi, vitamin B12,
dan asam folat dalam darah, serta memeriksa fungsi ginjal. Pemeriksaan tersebut
dilakukan untuk mengetahui penyebab dari anemia.
Selain tes darah, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan lain untuk
mencari penyebab anemia, seperti:
b) Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta
makanan berbahan dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu.
c) Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi.
8. Komplikasi
Jika dibiarkan tanpa penanganan, anemia berisiko menyebabkan beberapa
komplikasi serius, seperti:
a) Kesulitan melakukan aktivitas akibat kelelahan.
b) Masalah pada jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia) dan gagal
jantung.
c) Gangguan pada paru-paru, misalnya hipertensi pulmonal.
d) Komplikasi kehamilan, antara lain melahirkan prematur atau bayi terlahir
dengan berat badan rendah.
e) Gangguan proses tumbuh kembang jika anemia terjadi pada anak-anakatau
bayi.
f) Rentan terkena infeksi
C. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan
1) Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk
mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien.
2) Langkah- langkah asuhan kebidaanan menurutvarney
a. Pengumpulan data dasar
Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan secara lengkap dan akurat dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien secara keseluruhan.
Untuk memperoleh data dilakukan dengancara:
1. Data subjektif /anamnesa
Nama : Untuk membedakan pasien satu dengan yang lain.
Umur : untuk memastikan usia dan sebagai identitas.
Suku/bangsa : Untuk mengetahui adat istiadat sehingga mempermudah
dalam melaksanakan tindakankebidanan.
Agama : Untuk memperoleh informasi tentang agama yang dianut
Pendidikan : Untuk memudahkan bidan memperoleh keterangan atau
dalam memberikan informasi mengenai suatu hal dengan menggunakan
cara yang sesuai dengan pendidikan.
Pekerjaan : Untuk mengetahui apakah remaja terlalu lelah dalam
pekerjaan yang berhubungan dengan keseimbangan tubuh.
2. Dataobjektif
a) KeadaanUmum : Bagaimana keadaan pasien dengan anemia.
b) Tanda-tandavital
Tekanan darah : Untuk mengetahui tekanan darah pasien dengan
anemia.
Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien dengan anemia.
Respirasi : Untuk mengetahui respirasi pasien dengan anemia.
Suhu : Untuk mengetahui suhu pasien dengan anemia.
3. Pemeriksaan fisik
Muka : untuk mengetahui adanya pembengkakan pada wajah.
Mata : untuk melihat sklera dankonjungtiva.
Leher : untuk mengetahui adanya pembengkakan kelenjar tiroid, limfe
dan vena jugularis.
Payudara: untuk mengetahui bentuk, ukuran, keadaan putting.
Abdomen: untuk mengetahui pembesaran abdomen abnormal.
Ekstremitas : untuk mengetahui reflek patella dan adanya varices.
4. Pemeriksaan penunjanglaboratorium
Pemeriksaan ini dilakukan jika perlu atau jika ada terdapat
kelainan saat pemeriksaan.
b. Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa
atau masalah dan kebutuhan klien, berdasarkan interpretasi yang benar atas
data-data yang dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan
diidentifikasikan sehingga ditemukan masalah atau masalah yang
spefisik.Interpretasi data terdiri dari diagnosa kebidanan, diagnosa masalah
dan diagnosa kebutuhan. Interpretasi data pada remaja dengan anemia
adalah:
1. Diagnosa kebidanan
Merupakan diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik
kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa
kebidanan.Dasar diagnosa tersebut adalah data subjektif berupa
pernyataan pasien tentang sering lelah, lesu, lemas, lunglai.
Hasil data objektif meliputi pemeriksaan umum, fisik, dan ginekologi
serta hasil pemeriksaan penunjang. Diagnosa kebidanan ditulis dengan
lengkap berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan data penunjang
2. Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang ditemukan dari hasil pengkajian
atau yang menyertai diagnosis.Masalah dapat muncul tapi dapat pula tidak.Hal
ini muncul berdasarkan sudut pandang klien dengan keadaan yang dialami
apakah menimbulkan masalah terhadap klien atau tidak. Masalah pada kasus
ini yaitu anemia dengan keluhan sering merasa lelah dan sulit berkonsentrasi.
3. Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan
melakukan analisis data. Kebutuhan yang muncul setelah dilakukan
pengkajian. Ditemukan hal- hal yang membutuhkan asuhan, dalam hal ini
klien tidak menyadari. Kebutuhan klien pada anemia yaitu pemberian tablet
penambah darah.
c. Identifikasi diagnose dan masalah potensial
Diagnosa potensial ditegakkan berdasarkan diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasi. Bidan dituntut untuk tidak hanya merumuskan masalah tetapi juga
merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tidak
terjadi. Sehingga langkah ini merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang
rasional atau logis. Diagnosa potensial pada remaja dengan anemia adalah
meningkatkan kerentanan terhadap infeksi karena daya tahan tubuh menurun. Dan
jika berdampak pada jangka panjang, kelak akan mempengaruhi saat hamil dan
persalinan. Oleh karena perlu adanya tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan
atau tenagakesehatan.
d. Identifikasi kebutuhan segera
Menentukan kebutuhan klien terhadap tindakan yang segera dilakukan oleh
bidan atau untuk konsultasi, kolaborasi serta melakukan rujukan terhadap
penyimpangan abnormal. Antisipasi pertama yang dilakukan pada anemia yaitu
dengan memperbaiki nutrisi dan pola hidupsehat serta pemberian tablet Fe.
e. Intervensi
Merupakan pengembangan rencana asuhan yang menyeluruh dan ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.
Rencana harus mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek kesehatan
dan disetujui oleh kedua belah pihak (bidan dan klien).
Rencana yang diberikan pada anemia adalah :
1. Konseling psikologis, sosial, budaya danspiritual
2. Medikamentosa meliputi pemberian tablet Fe
f. Implementasi
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan secaraefisiendan aman.
Langkah ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau anggota tim kesehatan
lainnya. Selama melakukan tindakan intervensi, bidan menganalisa dan
memonitor keadaan kesehatanpasiennya.
Pelaksanaan pada anemia adalah:
1. Setelah diberikan konseling psikologis, sosial, budaya dan spiritual diharapkan
pasien atau klien dapat mengerti tentang anemia secara umum.
2. Setelah pemberian tablet Fe selama 30 hari ke depan, diharapkan kadar Hb
meningkat.
g. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengkaji keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan.Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedangkan
sebagian belum efektif. Proses evaluasi ini dilaksanakan untuk menilai mengapa
proses penatalaksanaan efektif / tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada
rencana asuhantersebut.
Evaluasi yang diharapkan pada anemia adalah:
1. Setelah rutin mengkonsumsi tablet Fe, rasa sering kelelahan bisa berkurang,
bisa berkonsentrasi dengan baik, dan kadar Hb meningkat
2. Pasien atau klien dapat beraktifitas sepertibiasa
3. Keadaan umum baik
1) Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesis sebagai langkah pertama.
2) Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan uji diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk
mendukung asuhan sebagai langkah kedua.
3) Analisa
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subjektif
dan objektif dalam suatu identifikasi:
a) Diagnosis ataumasalah
b) Antisipasi diagnosis / masalahpotensial
c) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi / kolaborasi dan /
atau rujukan sebagai langkah II, III,danIV
4) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah
dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dari rujukan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN ANEMIA
DI PUSKESMAS BARONG TONGKOK
A. PENGKAJIAN
Tanggal : 30 Januari 2023
Jam : 10.00 WIB
B. IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Identitas Penanggung Jawab
Nama : Nn “P” Nama : Ny “S”
Umur : 15 tahun Umur : 45 tahun
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Siswi Pekerjaan : Swasta
Alamat : Muhur Alamat : Muhur
1. Pengumpulan Data dasar
1.1 DATA SUBJEKTIF
a. Keluhan Utama
Merasa lemas, sering capek, dan pusing sudah hampir 2 minggu
b. Riwayat kesehatan sekarang.
Klien mengatakan tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti DM,
Hipertensi, Asma, Jantung, dan tidak ada penyakit menular seperti (TBC,
Hepatitis, HIV / AIDS)
c. Riwayat kesehatan keluarga.
Klien mengatakan baik dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
keturunan seperti DM, Hipertensi, Asma, Jantung, dan tidak ada penyakit menular
seperti (TBC, Hepatitis, HIV / AIDS)
d. Riwayat kesehatan yang lalu.
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis) dan
penyakit menurun (DM, Asma, Jantung) dan tidak pernah dirawat dirumah sakit.
e. Riwayat Menstruasi.
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama haid : 7 hari
Jumlah : ± 3 x / hari ganti kotex. Konsistensi encer.
Nyeri haid : kadang-kadang.
Flour albus : ada dan sebelum haid tidak bau, tidak gatal.
f. Riwayat kebiasaan sehari-hari.
a. Pola nutrisi.
Makan 3 x/ hari dengan porsi, nasi lauk,tidak suka sayur, minum ± 6-8
gelas/hari air putih. Tidak ada pantang makanan,dan tidak ada alergi.
b. Pola istirahat dan tidur.
Tidur siang ± 1-2 jam.
Tidur malam ± 7-8 jam.
c. Pola aktivitas.
Pekerjaan klien setiap hari di perusahaan swasta dan jika libur klien membantu
pekerjaan orang tuanya. Mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti
membantu. Mencuci dan menyetrika.
d. Personal hygiene
Mandi 2 x / hari,gosok gigi 3 x / hari, ganti pakaian 2 x / hari atau bila kotor,
keramas 2-3 x / minggu atau bila perlu ganti celana dalam 2-3 x / hari.
e. Pola eleminasi.
BAB I x / hari konsistensi lembek.
BAK 4-5 x / hari warna kuning jernih, bau khas, tidak ada nyeri.
f. Pola kebiasaan lain
Klien mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu, minum alkohol, dan
obat - obatan
g. Riwayat Psiklogis, Sosial dan Spiritual
Klien merasa cemas dengan keadaannya skarang, karena mudah lelah dan pusing.
1.2 Data objektif.
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : Lelah
Kesadaran : Composmentis
BB/TB : 40kg/152 cm
Tensi : 90/60 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 20 x/menit
IMT : 17,31
2) Pemeriksaan fisik
Muka : Pucat
Mata : Simetris, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterus
Payudara : simetris tidak terdapat benjolan abnormal
Perut : tidak ada benjolan abnormal dan tidak ada nyeri tekan.
3) Pemeriksaan penunjang laboratorium (Hb 9,5 gr/dl)
2. INTREPETASI DATA DASAR
Tanggal : 30 Januari 2023
Jam : 10.20 WIB
a) Diagnosis
Nn “P” usia 15 tahun dengan anemia ringan
DS:
1. Klien merasa lemas, sering capek, dan pusing sudah hampir 2 minggu
2. Tidak ada riwayat penyakit menular (TBC, Hepatitis) dan penyakit menurun
(DM, Asma, Jantung) dan tidak pernah dirawat dirumah sakit.
3. Klien tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran.
DO:
Keadaan umum : Lelah
BB/TB : 40kg/152 cm
Tensi : 90/60 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 20 x/menit
Imt : 17,31
Pemeriksaan penunjang : HB (9,5 gr/dl)
b) Masalah
-
c) Kebutuhan
-
3. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS DAN MASALAH POTENSIAL
Potensi terjadi anemia berat
4. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
a) pemberiaan tablet Fe
b) Konseling Gizi
5. INTERVENSI
a) Informasikan hasil pemeriksan
b) Jelaskan tentang anemia dan penyebabnya
c) Anjurkan pasien konsumsi gizi seimbang terutama sayur daun kelor
d) Berikan tablet tambah darah (Fe)
e) Jadwalkan control ulang
6. IMPLEMENTASI
a) Menginformasikan hasil pemeriksaan, bahwa Hb (9,5 gr/dl), klien mengalami
anemia ringan, pasien memahami hasil pemeriksaan.
b) Menjelaskan tentang anemia (anemia adalah kondisi dengan kadar Hb dalam
darah dibawah normal dan penyebab anemia adalah kekurangan zat bezi) klien
menerima dan memahami penjelasan petugas kesehatan.
c) Menganjurkan klien mengkonsumsi sayur-sayuran yang berwarna hijau (daun
kelor) dan makanan yang mengandung zat besi seperti ( Hati, Ikan laut, kacang-
kacangan), pasien mengerti dan akan melakukannya dirumah.
d) Memberikan tablet Fe dengan dosis 1X1 tablet sebanyak 30 tablet, pasien bersedia
meminumnya dirumah.
e) Menganjurkan pasien control ulang 1 bulan lagi ,pasien bersedia control ulang.
7. EVALUASI
Tanggal : 14 November 2019 Jam : 10.30 WIB
S : Pasien memahami konseling yang telah diberikan petugas
O : Tablet tambah darah sudah diberikan
A : Nn “E” usia 15 tahun dengan anemia ringan
P : Anjurkan control ulang 1 bulan lagi
BAB IV
PEMBAHASAN
Dampak negatif dari kekurangan zat gizi besi berpengaruh terhadap optimalisasi
pertumbuhan dan perkembangan anak remaja, menurunkan prestasi belajar karena rasa cepat
lelah, kehilangan gairah dan tidak dapat berkonsentrasi.
Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap masalah defisiensi
zat gizi. Zat gizi dalam darah dapat diketahui melalui kadar hemoglobin. Kadar Hb normal
pada remaja putri adalah 12 gr/dl. Remaja putri dikatakan anemia jika kadar Hb <12 gr/dl.
Anemia terjadi dikarenakan kadar hemoglobin yang tidak mencukupi untuk fungsi pertukaran
oksigen dan karbondioksida dalam jaringan (Proverawati & Asfuah, 2011).
Selain mengkonsumsi tablet Fe banyak cara lain untuk mencegah terjadinya anemia
seperti mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti daging, ikan, ayam, hati dan telur serta
sayur-sayuran hijau, kacang-kacangan, tempe, selain itu juga makan buah-buahan yang
banyak menandung vitamin C sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi
dalam usus (Almatsier, 2009).
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja, Pertumbuhan adalah perubahan yang
menyangkut segi kuantitatif yang ditandai dengan peningkatan dalam ukuraan fisik dan
dapat diukur sedangkan perkembangan adalah perubahan yang menyangkut aspek
kualitatif dan kuantitatif. Rangkaian perubahan dapat bersifat progresif, teratur,
berkesinambungan, serta akumulatif.
Masa remaja ialah periode waktu individual beralih dari fase anak ke fase
dewasa.Tugas-tugas perkembangan remaja terdiri dari : Menerima keadaan dan
penampilan diri, serta menggunakan tubuhnya secara efektif, Belajar berperan sesuai
dengan jenis kelamin (sebagai laki-laki atau perempuan), Mencapai relasi yang baru dan
lebih matang dengan teman sebaya, baik sejenis maupun lawan jenis, Mengharapkan dan
mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab, Mencapai kemandirian secara
emosional terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya, Mempersiapkan karir dan
kemandirian secara ekonomi, Menyiapkan diri (fisik dan psikis) dalam menghadapi
perkawinan dan kehidupan keluarga, Mengembangkan kemampuan dan keterampilan
intelektual untuk hidup bermasyarakat dan untuk masa depan (dalam bidang pendidikan
atau pekerjaan),Mencapai nilai-nilai kedewasaan.
2. Saran
Saran yang ingin kami sampaikan kepada para pembaca bahwa hal yang paling
penting bagi remaja yaitu memelihara pentingnya kesehatan. Di samping itu kita
perlumengingat pergaulan remaja saat ini yang tidak terbatas sehingga pengetahuan
tentang alat reproduksi remaja sangat bermanfaat untuk mencegah dan menghindari
terjadi hal-hal yang merugikan remaja, mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan
program yang mengajarkan perilaku sehat kepada para remaja.Pembaca diharapkan bisa
memahami pembahasan tentang kesehatan reproduksi remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Nuha Medika
Media Group