Anda di halaman 1dari 16

Sistem Asuhan Kebidanan COC dan tantangan yang

dihadapi bidan di Pedesaan


Disusun Oleh
kelompok 6
 Aisyah Ayu Mentari
 Alfride Louise
 Desi Veronika
 Faridah
 Juliati
 Listeri
 Lusiana
 Minah Suci
 Nursyani Latif
 Raudah
 Sukensi
 Siti Aisiyah Saragih
 Yesi Mulyani
Latar Belakang
Asuhan Continuity Of Care (COC) merupakan asuhan secara berkesinambungan dari hamil
sampai dengan nifas sebagai upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB). Kematian ibu dan bayi merupakan ukuran terpenting dalam menilai
indikator keberhasilan pelayanan kesehatan di Indonesia, namun pada kenyataannya ada juga
persalinan yang mengalami komplikasi sehingga mengakibatkan kematian ibu dan bayi.

Asuhan kebidanan yang berkesinambungan dan terpadu sangat penting dalam pelayanan
kesehatan, khusus nya pelayanan ibu dan anak. COC merupakan hal yang mendasar dalam
model praktik kebidanan untuk memberikan asuhan yang holistik, membangun kemitraan yang
berkelanjutan untuk memberikan dukungan, dan membina hubungan saling percaya antara
Bidan dan Klien
Pengertian COC
• Continuity of care dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai perawatan
yang berkesinambungan. Definisi perawatan bidan yang berkesinambungan
dinyatakan dalam: "...Bidan diakui sebagai seorang profesional yang
bertanggung jawab dan akuntabel yang bekerja dalam kemitraan dengan
Wanita selama kehamilan, persalinan dan periode postpartum dan untuk
melakukan kelahiran merupakan tanggung jawab bidan danuntuk
memberikan perawatan pada bayi baru lahir..." (definisi ICM tahun 2005).
• Jadi, perawatan berkesinambungan adalah strategi kesehatan yang efektif
primer memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan tentang kesehatan mereka dan perawatan kesehatan mereka.
Bidan yang memenuhi syarat untuk bekerja dimodel kesinambungan
perawatan dalam berbagai pengaturan, termasuk rumah sakit umum dan
swasta, layanan masyarakat, pelayanan kesehatan pedesaan dan daerah
terpencil dan praktik swasta.

Tujuan COC
- Memberikan dukungan kepada perempuan untuk memiliki
pengalaman kehidupan yang sehat pada masa kehamilan, persalinan
dan memberikan asuhan oleh bidan yang mereka kenal dan mereka
percaya dan memulai melewati proses menjadi suatu keluarga (masa
postpartum)

(Midwife-led continuity models versus other models of care for


childbearing women Authors:  Sandall J, Soltani H, Gates S, Shennan A,
Devane D , Cochrane Library ( publish 15 Spt 2015))
Tantangan Yang di hadapi Bidan di Desa
Kendala
pelayanan
COC Sosial Budaya
Ketidakadilan gender, pendidikan, tradisi yang
merugikan Ekonomi, kemiskinan

Fasilitas
tidak ada peralatan yang cukup, pelayanan rujukan

Lingkungan
seperti air bersih, daerah konflik, daerah kantong
(daerah yang terisolir)

Jumlah Tenaga Kesehatan Yang terbatas


Sosial Budaya

Ketidakadilan gender
Di daerah pedesaan terkadang masih terdapat budaya yang tidak mendukung
kesetaraan gender terhadap perempuan, seperti saat mengkonsumsi makanan
pihak laki-laki mendapatkan porsi makan yang lebih banyak dan gizi yang lebih baik
dari pada perempuan
Pendidikan
Masyarakat yang tinggal di desa mayoritas mempunyai tingkat pengetahuan dan
pendidikan yang lebih rendah dibandingkan di perkotaan, sehingga bidan memiliki
tantangan yang lebih berat karena harus melakukan edukasi kepada masyarakat
dengan latar bekalang pendidikan yang menengah kebawah. Tingkat Pendidikan
berbanding lurus dengan pengetahuan seseorang, sehingga dapat mempengaruhi
tingkah laku termasuk dalam perilaku kesehatan.
Lanjutan…
Tradisi yang merugikan
Tradisi merupakan tantangan berat dalam playanan kesehatan, terutama di
wilayah pedesaan, tidak semua tradisi mempunyai efek positif terhadap
kesehatan, misalnya terdapat tradisi “ ibu nifas dilarang mengkonsumsi makanan
yang berbau amis, hal ini menyebabkan proses penyembuhan masa nifas menjadi
lebih lama, karena ibu kekurangan protein yang digunakan sebagai zat
pembangun.
Contoh tradisi yang kurang mendukung kesehatan pada bayi baru lahir yaitu
membuang ASI yang pertama keluar karena di anggap sebagai ASI yang basi
sehingga harus di buang.
Dalam mengubah tradisi merupakan perjuangan yang tidak mudah, namun
sebagai bidan tetap harus meluruskan budaya/tradisi yang memberikan dampak
negative terhadap kesehatan dengan cara pendekatan terhadap tokoh
masyarakat, dan edukasi secara berkelanjutan.
Lanjutan
Ekonomi dan kemiskinan
Ekonomi merupakan salah satu hambatan
dalam pemberian pelayanan di Desa,
karena banyak masyarakat di desa yang
bermatapencaharian sebagai petani atau
nelayan sehingga tidak mempunyai
pendapatan yang tetap.
Untuk mengoptimalkan kesehatan pada
masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah
bidan desa dapat bekerjasama dengan kader PKK
untuk mengoptimalkan potensi wilayah yang ada
misalnya membuat kebun gizi di lingkungan
rumah sehingga dapat meningkatkan ketahanan
pangan keluarga
Fasilitas
tidak ada peralatan yang cukup
Kendala lain pada pelayanan kebidanan di Desa adalah terbatasnya
fasilitas peralatan, sehingga pelayanan dilakukan dengan standar
minimal
pelayanan rujukan
Selain keterbatasan alat permasalahan yang sering dialami adalah
pelayanan rujukan yang masih minim (tempat rujukan yang terlalu jauh,
transportasi yang kurang serta askes jalan yang belum baik), sehingga
tidak jarang pasien mengalami komplikasi/kematian karena proses
rujukan.
Lingkungan
Ketersediaan air bersih,
Air bersih menjadi salah satu kunci dalam pelayanan kesehatan,
Di Indonesia masih banyak wilayah yang kesulitan dalam mengakses air bersih,
sehingga berisiko meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada
masyarakat.
Daerah konflik,
Daerah rawan konflik mempunyai tantangan besar dalam pemberian layanan
kesehatan, masyarakat menjadi tidak bebas dan timbul kekhawatiran saat
mengakses pelayanan kesehatan, begitu juga dengan petugas kesehatan
menjadi selalu was-was saat memberikan pelayanan.
Daerah kantong (daerah yang terisolir)
Daerah yang terisolir menjadi salah satu kendala dalam memberikan
pelayanan, karena kondisi ini menyebabkan minimnya fasilitas, serta membuat
harga obat menjadi mahal.
Jumlah Tenaga Kesehatan Yang terbatas
Keterbatasan jumlah tenaga kesehatan di Desa, terkadang
ratio/ perbandingan jumlah tenaga kesehatan dan
masyarakat yang tidak seimbang menyebabkan banyak
masyarakat yang tidak mendapatkan pelayanan secara
optimal.
Terkadang bidan tidak hanya melayani kesehatan ibu dan
anak saja tetapi juga melayani penyakit yang di luar
kewenangan
Referensi
1. Nirmala, S. A., & Mandiri, A. (2020). Pilihan Jenis Pelayanan Bidan
pada Masyarakat Urban, Sub-Urban dan Rural. Jurnal Kesehatan
Vokasional, 5(4), 232-241.
2. Raraningrum, V., & Yunita, R. D. (2021). Analisis Implementasi
Continuity of Care (COC). Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida, 8(1), 11-
20.
3. Homer, C., Brodie, P., Sandall, J., & Leap, N. (2019). Midwifery
continuity of care: a practical guide. Elsevier Health Sciences.
Sesi Diskusi
• Pertanyaan *Jens verty
• Tantangan yang dihadapi bidan di perdesaan adalah terbatasnya fasilitas dan alat,Bagaimana bidan
menangani asuhan kebidanan berkelanjutan untuk 1000 HPK.
• Jawaban dari kelompok :
• Pelayanan 1000 HPK dimulai dari awal kehamilan, sampai balita umur 2 tahun. Tugas bidan memberikan
pendekatan ke ibu dan keluarga melalui KIE ttg Gizi, pely P4K, pelayanan pemriksaan Kehamilan 14T dapat di
lakukan dengan peralatan sederhana. Karena dalam pelayanan asuhan kebidanan berkelanjutan adalah untuk
meinimalisir terjadiny komplikasi pada kehamilan dan persalinan dan kesehatan BBL sampai balita 2 tahun
dapat bersinergi dengan pelayanan posyandu dan berkolaborasi dengan petugas gizi dan nakes lainnya utk
menegah stunting. Dan juga dilibatkan masyarakat seperti kader dan orang tua.
• Evaluasi dari dosen :
• Materi dari kelompok sudah sangat jelas dan lengkap.
• Jawaban kelompok atas pertanyaan sudah benar. Di perdesaan alat yang dipakai adalah peralatan yang
sederhana sudah ukup untuk melaksanakan asuhan berkelanjutan agar tidak terjadi komplikasi dari awal
kehamilan hingga bersalin.
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai