Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

KASUS ILMU KESEHATAN ANAK


SINDROM EKSTRAPIRAMIDAL

DIAJUKAN DALAM RANGKA PRAKTIK DOKTER INTERNSIP SERTA


SEBAGAI BAGIAN PERSYARATAN MENYELESAIKAN PROGRAM INTERNSIP DI
RS MARSUDI WALUYO, SINGOSARI, KAB. MALANG

Diajukan kepada:
dr. Teguh Wahyudi, Sp.A
dr. Anita Mardiana K.
dr. Vika Cahyani Yoningsih

Disusun oleh:
dr. Natalia Yuwono

RS MARSUDI WALUYO SINGOSARI


KABUPATEN MALANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KASUS
KASUS ILMU KESEHATAN ANAK
SINDROM EKSTRAPIRAMIDAL

DIAJUKAN DALAM RANGKA PRAKTIK DOKTER INTERNSIP SERTA


SEBAGAI BAGIAN PERSYARATAN MENYELESAIKAN PROGRAM INTERNSIP DI
RS MARSUDI WALUYO, SINGOSARI, KAB. MALANG

Telah diperiksa dan disetujui


pada tanggal : 25 September 2019

Oleh :
Dokter Penanggung Jawab Pasien

dr. Teguh Wahyudi, Sp.A

i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KASUS
KASUS ILMU KESEHATAN ANAK
SINDROM EKSTRAPIRAMIDAL

DIAJUKAN DALAM RANGKA PRAKTIK DOKTER INTERNSIP SERTA


SEBAGAI BAGIAN PERSYARATAN MENYELESAIKAN PROGRAM INTERNSIP DI
RS MARSUDI WALUYO, SINGOSARI, KAB. MALANG

Telah diperiksa dan disetujui


pada tanggal : 25 September 2019

Oleh :
Dokter Pendamping Unit Rawat Jalan dan Unit Rawat Inap

dr. Anita Mardiana K.

ii
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KASUS
KASUS ILMU KESEHATAN ANAK
SINDROM EKSTRAPIRAMIDAL

DIAJUKAN DALAM RANGKA PRAKTIK DOKTER INTERNSIP SERTA


SEBAGAI BAGIAN PERSYARATAN MENYELESAIKAN PROGRAM INTERNSIP DI
RS MARSUDI WALUYO, SINGOSARI, KAB. MALANG

Telah diperiksa dan disetujui


pada tanggal : 25 September 2019

Oleh :
Dokter Pendamping Unit Gawat Darurat

dr. Vika Cahyani Yoningsih

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Semesta Alam atas bimbingan-
Nya sehingga penulis telah berhasil menyelesaikan portofolio laporan kasus yang
berjudul “SINDROM EKSTRAPIRAMIDAL Dalam penyelesaian portofolio
laporan kasus ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Teguh Wahyudi, Sp.A selaku dokter penanggung jawab pasien
2. dr. Anita Mardiana K. selaku dokter pendamping unit rawat jalan dan unit
rawat inap
3. dr. Vika Cahyani Yoningsih selaku dokter pendamping unit gawat darurat
4. Serta paramedis yang selalu membimbing dan membantu penulis
Portofolio laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan
kerendahan hati penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan
saran dan kritik yang membangun. Semoga laporan kasus ini dapat menambah
wawasan dan bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, 25 September 2019

Penulis

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

Sistem ekstrapiramidal merupakan jaringan saraf yang terdapat pada otak


bagian sistem motorik yang mempengaruhi koordinasi dari gerakan. Letak dari
ekstrapimidal adalah terutama di formatio retikularis dari pons dan medulla, dan di
target saraf di medulla spinalis yang mengatur refleks, gerakan-gerakan yang
kompleks, dan kontrol postur tubuh.

Terapi antipsikotik dapat memberikan efek samping pengobatan, utamanya


penggunaan dalam jangka waktu yang panjang. Antipsikotik golongan tipikal yang
memiliki potensial tinggi dan pemberian dalam dosis tinggi paling sering
memberikan efek samping pada pasien karena memiliki afinitas yng kuat pada
reseptor muskarinik. Pendekatan farmakologi pada manifestasi psikosis ini terpusat
pada neurotransmitter yang mengontrol respon neuron-neuron terhadap
rangsangan.

Sindrom ekstrapiramidal (EPS) mengacu pada suatu gejala atau reaksi yang
ditimbulkan oleh penggunaan jangka pendek atau panjang dari medikasi
antipsikotik golongan tipikal. Obat antipsikotik tipikal yang paling sering
memberikan efek samping gejala ekstrapiramidal yakni Haloperidol,
Trifluoperazine, Pherpenazine, Fluphenazine, dan dapat pula oleh Chlorpromazine.
Gejala bermanifestasikan sebagai gerakan otot skelet, spasme atau rigiditas, tetapi
gejala-gejala tersebut di luar kendali traktus kortikospinal (pyramidal)

1
BAB 2
LAPORAN KASUS

2.1 Identitas
Nama : An. MNP
Usia : 6 tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Agama/Suku : Islam/Jawa
Alamat : Dsn. Gentong RT 03 RW 02, Desa Purwoasri, Kec.
Singosari, Kab. Malang
Tanggal pemeriksaan : 8 Agustus 2019
No. RM : 092724

2.2 Anamnesis
Autoanamnesis (8 Agustus pukul 18.30 di ruangan Betlehem)
Keluhan Utama: leher kaku
Riwayat Penyakit Sekarang:
Ibu pasien datang ke IGD membawa anaknya dengan keluhan leher kaku
dan selalu mendongak ke atas seperti kejang selama 2 hari ini. Pasien sempat
mengalami demam 2 hari yang lalu dan diberikan obat puyer. Selain itu pasien
juga diberikan obat metoclopramide HCl.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Ibu pasien menyangkal memiliki riwayat penyakit kronis seperti asma,
alergi obat maupun diabetes mellitus.

Riwayat Penyakit Keluarga:


Tidak ada keluarga yang mengeluhkan keluhan yang sama seperti pasien.
Riwayat penyakit kronis pada keluarga seperti diabetes mellitus dan hipertensi
disangkal.

Riwayat Pengobatan:
Pasien hanya mengonsumsi obat puter dari dokter dan metoclopramide
HCl.

2
2.3 Pemeriksaan Fisik
(Pemeriksaan dilakukan tanggal 8 Agustus 2019 di ruang Betlehem)
Keadaan Umum: Pasien tampak sakit sedang, GCS 456
Tanda Vital:
 Denyut jantung : 140x/menit
 Laju pernapasan : 22x/menit
 Suhu aksiler : 37,8oC
Kepala:
 Bentuk : normosefal, benjolan massa (-)
 Ukuran : mesosefal
 Rambut : tebal, hitam
 Wajah : simetris, lonjong, rash (-), sianosis (-), edema (-),
mata melirik ke atas (+)
 Mata :
o Konjungtiva : anemis (-)
o Sklera : ikterik (-)
o Palpebra : edema -/-
o Refleks cahaya : +/+
o Pupil : isokor, 2mm/2mm
 Telinga : bentuk normal, posisi normal, sekret (-)
 Hidung : sekret (-), napas cuping hidung (-), perdarahan (-),
hiperemi (-)
 Mulut : sianosis (-), lidah kotor (-), faring hyperemia,
Leher :
o Inspeksi : dalam batas normal, bullneck (-)
o Palpasi : tidak teraba massa, pembesaran KGB regional (-),
kaku kuduk (+)

 Thoraks :
o Inspeksi : bentuk dada normal
o Jantung :
 Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

3
 Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V MCL (S)
 Perkusi : batas jantung (D) di ICS IV PSL (D), batas jantung
(S) di ICS V MCL (S)
 Auskultasi : S1S1 tunggal, regular, gallop (-), murmur (-)
o Paru :
 Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris
 Palpasi : pergerakan dinding dada simetris, stem fremitus
dbn
 Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
 Auskultasi : suara napas vesikuler, tidak ditemukan rhonki
maupun wheezing
 Abdomen :
o Inspeksi : datar, jaringan parut (-)
o Auskultasi : bising usus (+) normal
o Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
o Palpasi : soefl, hepar dan lien tidak teraba
Nyeri tekan - - -
- - -
- - -
 Genitalia : tidak dievaluasi
 Neurologis : dalam batas normal
 Ekstremitas : akral hangat, edema (-), CRT < 2”

2.4 Pemeriksaan Penunjang


Darah Lengkap, Serum Elektrolit, Faal Ginjal, Faal Hati, Widal
(7 Agustus 2019):
HEMATOLOGI
Hb 12,8 g/dL
Leukosit 4.500/mm3 (H)
Hitung jenis:
- Eosinofil -
- Basofil -
- Neutofil Stab -
- Neutrofil Segmented 48% (H)
- Limfosit 41%
- Monosit 11%

4
LED -
Eritrosit 4,64 jt/mm3
Hematokrit 39,4%
Trombosit 350.000/mm3

2.5 Diagnosis
Sindrom ekstrapiramidal
2.6 Terapi
- IVFD D5NS 1000 cc/24 jam
- Injeksi Saneksan 3 x 7,5 mg intravena
- Injeksi Dipenhidramin 10 mg intramuscular
- Injeksi diazepam 2 mg intravena

2.7 Follow Up
Tanggal Subjektif – Objektif Assessment Planning

8/8/2019 S: kaku leher berkurang, Sindrom - IVFD D5NS 1000


mual (-), muntah (-), makan ekstrapiramidal cc/24 jam
(+), minum (+), BAB (+), - Injeksi Saneksan 3
BAK (-), demam naik turun, x 7,5 mg
sesak (-) - Injeksi Sanmol 4 x
200 mgintravena
O: GCS 456 - Injeksi ampicillin 3
Nadi 110x/menit x 500 mg
RR 20x/menit - Elkana sirup 1 x 5
Suhu 38oC cc
- Injeksi
dipenhidramin dan
diazepam stop
9/8/2019 S: tidak ada kaku leher, Sindrom - IVFD D5NS 1000
mual (-), muntah (-), makan ekstrapiramidal cc/24 jam
(+), minum (+), BAB (+), - Injeksi Saneksan 3
BAK (-), demam (-), sesak x 7,5 mg
(-) - Injeksi Sanmol 4 x
200 mgintravena
O: GCS 456 - Injeksi ampicillin 3
Nadi 90x/menit x 500 mg
Suhu 36,8oC - ACC KRS
RR 20x/menit - Rencana kontrol 12
Agustus 2019

5
BAB 3

PEMBAHASAN

Fakta Teori
Anamnesis  Sindrom ekstrapiramidal (EPS)
mengacu pada suatu gejala atau
 Ibu pasien datang ke IGD
reaksi yang ditimbulkan oleh
membawa anaknya dengan keluhan penggunaan jangka pendek atau
panjang dari medikasi antipsikotik
leher kaku dan selalu mendongak ke
golongan tipikal.
atas seperti kejang selama 2 hari ini.  Gejala bermanifestasikan sebagai
gerakan otot skelet, spasme atau
Pasien sempat mengalami demam 2
rigiditas, tetapi gejala-gejala
hari yang lalu dan diberikan obat tersebut di luar kendali traktus
kortikospinal (piramidal)
puyer.
 Istilah gejala ekstrapiramidal (EPS)
 Selain itu pasien juga diberikan obat mengacu pada suatu kelompok atau
reaksi yang ditimbulkan oleh
metoclopramide HCl.
penggunaan jangka pendek atau
panjang dari medikasi antipsikotik.
Istilah ini mungkin dibuat karena
banyak gejala bermanifestasikan
sebagai gerakan otot skelet, spasme
atau rigitas, tetapi gejala-gejala itu
diluar kendali traktus kortikospinal
(piramidal). Beberapa gejala
ekstrapiramidal dapat ditemukan
bersamaan pada seorang pasien dan
saling menutupi satu dengan yang
lainnya.
Pemeriksaan Fisik  Reaksi dystonia akut merupakan
spasme atau kontraksi involunter,
KU tampak sakit sedang, GCS 456
akut dari satu atau lebih kelompok
Nadi 140x/menit otot skelet yang lazimnya timbul
dalam beberapa menit. Kelompok
Suhu aksiler 37,8oC
otot yang paling sering terlibat
Laju Pernapasan 22x/menit adalah otot wajah, leher, lidah atau
otot ekstraokuler, bermanifestasi
Kaku kuduk (+)
sebagai tortikolis (posisi kepala dan
leher yg abnormal), disastria bicara,
krisis okulogirik (deviasi mata) dan
sikap badan yang tidak biasa.
 Reaksi distonia akut sering sekali
terjadi dalam satu atau dua hari
setelah pengobatan dimulai, tetapi
dapat terjadi kapan saja.

6
 Sindrom ekstrapiramidal (EPS)
mengacu pada suatu gejala atau
reaksi yang ditimbulkan oleh
penggunaan jangka pendek atau
Diagnosis panjang dari medikasi antipsikotik
golongan tipikal.
Sindrom Ekstrapiramidal
 Gejala bermanifestasikan sebagai
gerakan otot skelet, spasme atau
rigiditas, tetapi gejala-gejala
tersebut di luar kendali traktus
kortikospinal (piramidal)
 Penatalaksanaan obat yang
disebabkan oleh gangguan gerak
akut termasuklah penyesuaian
Penatalaksanaan
dosis, perubahan obat, atau
- IVFD D5NS 1000 cc/24 jam
- Injeksi Dipenhidramin 10 mg pengobatan adjuvant terutama agen

intramuscular antikolinergik, benzodiazepin, dan

- Injeksi diazepam 2 mg intravena β-blocker.

- Injeksi Saneksan 3 x 7,5 mg  Obat antikolinergik yang umum


- Injeksi Sanmol 4 x 200 digunakan termasuk benztropine,
mgintravena
- Injeksi ampicillin 3 x 500 mg diphenhydramine, dan
- Elkana sirup 1 x 5 cc trihexyphenidyl (Artane). Agen ini
biasanya paling efektif untuk
neuroleptik-induced parkinson.

7
BAB 4
KESIMPULAN

Sindrom ekstrapiramidal merupakan kumpulan gejala yang dapat


diakibatkan oleh penggunaan antipsikotik. Antipsikotik yang menghambat
transmisi dopamine di jalur striatonigral juga memberikan inhibisi transmisi
dopaminergik di ganglia basalis. Adanya gangguan transmisi di korpus striatum
menyebabkan depresi fungsi motorik. Umumnya terjadi pada pemakaian jangka
panjang antipsikotik tipikal dan penggunaan dosis tinggi. Manifestasi sindrom ini
dapat berupa reaksi distonia, sindrom parkinsonisme, akatisia dan tardive
dyskinesia. Gejala ekstrapiramidal dapat sangat menekan sehingga dianjurkan
memberikan terapi profilaksis. Pengenalan gejala dengan cepat dan
penatalaksanaan yang baik dapat memperbaiki prognosis. Namun penangan yang
terlambat dapat memberikan komplikasi mulai dari gejala yang irreversibel hingga
kematian.

Anda mungkin juga menyukai