Anda di halaman 1dari 11

BAGIAN ILMU SARAF LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN 01 November 2021


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Toksoplasmosis Serebri

Disusun Oleh:
Andi Sesarina Tenri Ola Sapada
111 2020 1005

Dokter Pendidik Klinik


dr. Achmad Harun Muchsin, Sp.N, Dipl. of Pain

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU SARAF
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Andi Sesarina Tenri Ola Sapada

NIM : 111 2020 1005

Universitas : Universitas Muslim Indonesia

Laporan kasus : Toksoplasmosis Serebri

Adalah benar telah menyelesaikan tugas kepanitraan klinik berjudul

Toksoplasmosis Serebri dan telah disetujui serta telah dibacakan

dihadapan Dokter Pendidik Klinik dalam rangka kepaniteraan klinik pada

bagian Ilmu Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Makassar, 01 November 2021

Dokter Pendidik Klinik Penulis

dr. Achmad Harun M, Sp.N, Dipl. of Pain Andi Sesarina Tenri Ola S.

ii
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Segala puji bagi Allah Subhanahu wata ‘ala atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan kasus yang

berjudul “Toksoplasmosis Serebri” dalam rangka menyelesaikan tugas

kepaniteraan klinik Bagian Ilmu Saraf. Sholawat serta salam kita panjatkan

kepada Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wasallam, yang telah membawa

kedamaian dan rahmat bagi semesta alam ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak, rekan sejawat, dan terutama dr. Achmad Harun

Muchsin, Sp.N, Dipl. of Pain yang telah meluangkan waktunya untuk

membimbing sehingga laporan kasus ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini masih

jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat membuka diri

terhadap masukan dan saran yang membangun. Akhir kata, semoga

laporan kasus ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Terima

kasih.

Wabillahi Taufik Wal Hidayah

Wassalaamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Makassar, 26 Oktober 2021

Penulis

iii
BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. X
No. Rekam Medik :-
Umur : 32 Tahun
Jenis kelamin : Laki -laki
Agama :-
Alamat : Amerika
Pekerjaan :-
Pendidikan :-
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Sakit kepala berat
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang pria kulit putih berusia 32 tahun yang sebelumnya sehat datang
dengan agitasi dan kebingungan yang meningkat secara bertahap. Teman-
temannya menyebutkan bahwa dia menunjukkan perubahan kepribadian
baru-baru ini dan lebih agresif dan pelupa. Pasien mengeluh sakit kepala
parah berulang yang dimulai beberapa bulan yang lalu dan tidak disertai mual,
demam atau muntah.
C. Riwayat Penyakit Dahulu:
Tidak ada riwayat kejang, kehilangan kesadaran, sinkop, demam, ruam,
kelemahan, atau gerakan involunter.
D. Riwayat Penyakit Keluarga atau Lingkungan:
Pasien menyangkal perjalanan baru-baru ini, berkemah, dan kontak dengan
orang sakit. Tidak ada riwayat keluarga dengan gangguan neurologis atau
tumor SSP.

1
E. Riwayat Alergi :
Tidak disebutkan
F. Riwayat Pengobatan :
Riwayat penggunaan alkohol, tembakau, kokain, dan metamfetamin selama
bertahun-tahun.
G. Riwayat Sosial :
Pasien tinggal sendirian dengan banyak kucing untuk waktu yang lama (empat
kucing selama enam tahun).

III. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15 (E4 V5 M6)

Tanda Vital
Tekanan Darah : 115/75 mmHg
Suhu : dalam batas normal
Nadi : 90x/menit
Nafas : dalam batas normal
SpO2 : dalam batas normal

Status Generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-/-), darah (-/-)
Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-)
Mulut : Mukosa basah (-), sianosis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-)
Thoraks : dalam batas normal

2
Abdomen : dalam batas normal
Jantung : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal
Tulang Belakang : dalam batas normal

IV. STATUS NEUROLOGIS


 Pemeriksaan N.Cranialis : Dalam batas normal
 Pemeriksaan Sensoris : Tidak ada deficit sensoris
 Pemeliksaan Motoris : Tidak ada deficit motoris
 Pemeriksaan Refleks Fisiologis : Tidak ada kelainan
 Pemeriksaan Refleks Patologis : Tidak ada kelainan
 Pemeriksaan Khusus :
Pemeriksaan Mini-Mental State menunjukkan gangguan kognitif sedang.
Terdapat pemahaman yang lambat, rentang perhatian yang buruk,
kesulitan penamaan, dan gangguan memori jangka pendek.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil normal dari hitung sel
darah lengkap dan panel ginjal dasar. Kadar vitamin B12, asam folat, tiroksin
bebas, hormon perangsang tiroid, dan protein C-reaktif serta laju sedimentasi
eritrosit juga dalam batas normal. Skrining obat urin positif kokain.
Computed tomography (CT) kepala menunjukkan lesi materi putih
multifokal. Pencitraan resonansi magnetik (MRI) otak mengungkapkan lesi
substansia alba kortikal dan subkortikal konsentris yang ekstensif di seluruh
kedua hemisfer serebral (Gambar 1-2).

3
Gambar 1. MRI dengan kontras menunjukkan lesi bilateral multipel dengan
cincin.

Gambar 2. MRI tanpa kontras menunjukkan lesi bilateral multipel dengan


enhancing ring.
Lesi lebih menonjol di lobus parietal kiri dan frontal. Diagnosis banding
awal adalah abses otak vs penyakit demielinasi. MRI tulang belakang tidak
menunjukkan kelainan. Analisis cairan serebrospinal (CSF) menunjukkan
peningkatan kadar protein tetapi tidak ada sel. Protein dasar mielin dan pita
oligoklonal di CSF negatif. Hasil studi visual membangkitkan potensi yang
normal bilateral. Tidak ada vegetasi yang dicatat pada ekokardiogram
transtorakal. Pemeriksaan oftalmologi tidak menunjukkan bukti korioretinitis.
Kultur darah dan tes HIV (enzim-linked immunosorbent assay [ELISA] generasi
ke-4) negatif. Asam ribonukleat HIV (RNA) tidak terdeteksi. Jumlah CD4
adalah 783 sel/mcl, Serum Toxoplasma Immunoglobulin M (IgM) negatif dan

4
Toxoplasma Immunoglobulin G (IgG) positif (>12 IU/ml). Kadar imunoglobulin
serum dalam batas normal. Tes serologi CSF untuk cytomegalovirus, herpes,
Toxoplasma, dan virus JC/BK negatif. CT scan dada/perut/panggul tidak
mengidentifikasi keganasan primer. Berdasarkan diagnosis dugaan gangguan
demielinasi (varian multiple sclerosis yang jarang), pasien diberikan
kortikosteroid intravena dosis tinggi selama tujuh hari. Tindak lanjut MRI
menunjukkan peningkatan jumlah dan ukuran lesi otak (Gambar 3-4).

Gambar 3. MRI dengan kontras setelah pengobatan kortikosteroid


menunjukkan peningkatan ukuran lesi.

Gambar 4. MRI tanpa kontras setelah pengobatan kortikosteroid


menunjukkan peningkatan ukuran lesi.
Biopsi otak stereotaktik dilakukan, dan toksoplasmosis SSP dilaporkan
setelah biopsi dan analisis Polymerase Chain Reaction (Gambar 5-6).

5
Gambar 5. Biopsi menunjukkan peningkatan jumlah sel inflamasi.

Gambar 6. Biopsi menunjukkan parasit basofilik dalam kista.


VI. DIAGNOSIS
Toksoplasmosis Serebri
VII. PENATALAKSANAAN
Dosis awal pirimetamin 200 mg, diikuti oleh 75 mg setiap hari, sulfadiazin
1,5 g empat kali sehari, dan leucovorin 25 mg setiap hari dimulai dan
dilanjutkan selama delapan minggu.
VIII. FOLLOW UP

6
Pasien memiliki perbaikan klinis yang signifikan terkait dengan
penurunan dramatis dalam jumlah dan ukuran lesi pada pencitraan otak tindak
lanjut dalam waktu satu bulan.

Gambar 7. MRI setelah terapi antimikroba menunjukkan penurunan ukuran


lesi.

Gambar 8. MRI setelah terapi antimikroba menunjukkan penurunan ukuran


lesi.
Pasien ditindaklanjuti setiap tiga bulan dengan pencitraan otak serial.
Perbaikan klinis yang signifikan terlihat dalam memori, konsentrasi, dan
temuan neurologis lainnya, yang akhirnya kembali ke status kognitif dasar
normalnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Akturk HK, Sotello D, Ameri A, Abuzaid AS, Rivas AM, Vashisht P. Toxoplasma
Infection in an Immunocompetent Host: Possible Risk of Living with Multiple
Cats. Cureus. 2017;9(3).

Anda mungkin juga menyukai