SKENARIO 1
DISUSUN OLEH :
6130018013
Tutor :
Ardyarini Dyah Savitri, dr., Sp. PD
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN DAN PENILAIAN
Dosen Pembimbing
Seorang Laki-laki berusia 35 tahun dibawa ke IGD RS karena mengalami kejang sekitar 10
menit dan diikuti dengan penurunan kesadaran sejak 4 jam yang lalu. Satu minggu yang lalu
pasien mengeluh demam diikuti dengan perasaan menggigil dan berkeringat.
KATA SULIT
1. Kejang : Perubahan fungsi otak secara mendadak dan sementara akibat dari aktivitas
neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang berlebihan.
2. Menggigil : Respon alami tubuh terhadap berbagai kondisi yang menyebabkan otot tubuh
berkontraksi secara cepat dan berulang untuk meningkatkan suhu tubuh.
3. Demam : Suatu panas badan karena suhu lebih tinggi dari kondisi umum yang
disebabkan karena sakit atau kondisi lainnya.
KATA KUNCI
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
1. Meningitis
2. Encefalitis
3. Stroke
4. Dengue Shock Syndrome
5. Malaria Serebral
ANAMNESIS
1. Apakah ada riwayat perjalanan ke wilayah endemis ? Berwisata ke wilayah bangka belitung
3 minggu yll.
2. Demam nya naik turun / tidak ? ada, naik turun yg di sertai menggigil dan berkeringat.
3. Apakah ada nyeri pada bagian tubuh ? ada, Nyeri di seluruh tubuh, nyeri kepala, nyeri
tulang, nyeri sendi.
4. Apakah ada kelemehan pada satu tubuh ? bicara x pelo, x ada anggota gerak yang lemah
sesisi.
5. Apakah ada gejala penyerta yang lain? Rasa x nyaman di perut, dan sedikit diare.
PEMERIKSAAN FISIK
1. TD : 100/75 mmHg
2. RR : 20x/mnt
3. GCS : 9
4. Nadi : 100x/mnt
5. Suhu : 33
6. Kepala Leher :
- Konjungtiva palpebra anemis
- Sklera ikterik
- Pupil isokor
- Reflek cahaya (+) keduanya
- Kaku kuduk (-)
7. Pemeriksaan Abdomen :
- Hepar tidak teraba
- Lien Schiffner 1
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hb : 6,8 (Turun)
2. Trombosit : 7,100
3. Leukosit : 4,900
4. Hapusan darah tepi
5. Diffcount : Neutrofil 30%, Limfosit 50%, Monosit 18%
6. GDA : 145
7. Pemeriksaan tetes tebal : Delicate ring dan gametosit berbentuk pisang dengan kepadatan
parasit 13,800/uL
8. CT Scan : x ada data
9. Tota; bilirubin : 2,9
TPL PPL
Laki-laki 35 tahun Malaria Serebri :
Demam
Kejang
Penurunan Kesadaran
Berkeringat dan menggigil
Nyeri tulang sendi dan nyeri kepala
Diare
Kaku kuduk (-)
Anemis sklera ikterik
Konjungtiva palpebra Anemis
Lien schiffner 1
Hapusan darah tebal delicate ring dan
gametosit berbentuk pisang dg kepadatan
parasit 13.800/uL
Anamnesis : Meningitis :
1. Kejang Demam
2. Demam Kejang
Penurunan kesadaran
3. Penurunan Kesadaran
Menggil
4. BAk berwarna seperti KOI Nyeri kepala
5. Bicara X pelo
8. Berkeringat
9. Nyeri kepala
3. GCS = 9
5. Suhu 33
Kepala leher :
6. Konjungtiva palpebra anemis
7. Sklera ikterik
8. Pupil isokor
Pem. Abdomen :
11. Hepar x terabaa
5. Diffcount
6. Neutrofil 30 %
7. Limfosit 50 %
8. Monosit 18 %
9. GDA : 145
TABEL POMR
Planning
DX TX MONITORING EDUKASI
Malaria serebri Lini pertama : dosis 2,4 mg/kgBB, 1. Memerihatikan
Pemeriksaan : Artesunat intravena pada jam ke-0, jam aspek perawatan
1. Mikroskopis dengan ke-12, dan jam ke- pasien dengan
dosis 2,4 mg/kgBB, 24 lalu dapat gangguan
2. Kimia darah
pada diteruskan setiap kesadaran
3. Elektroensecefalografi jam ke-0, jam ke- 24 jam sampai 2. Deteksi dini dan
LEARNING OBYECTIFE :
b. Medulla spinalis : Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang
belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang
kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapis yaitu lapisan luar berwarna
putih dan lapisan dalam berwarna. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari
otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks
KESIMPULAN
Seorang Laki-laki berusia 35 tahun dibawa ke IGD RS karena mengalami kejang sekitar 10
menit dan diikuti dengan penurunan kesadaran sejak 4 jam yang lalu. Satu minggu yang lalu
pasien mengeluh demam diikuti dengan perasaan menggigil dan berkeringat.Dari anamnesis ,
pemeriksaan dan pemeriksaan Penunjang dapat disimpulkan bahwa pasien ini menderita malaria
selebral.
Malaria serebral merupakan komplikasi dari malaria yang disebabkan oleh kerusakan sawar otak
akibat parasit Plasmodium.
Malaria serebral adalah suatu akut ensefalopati yang memenuhi 3 kriteria, yaitu koma yang tidak
dapat dibangunkan atau koma yang menetap >30 menit setelah kejang (GCS <11, Blantyre coma
scale <3) disertai adanya Plasmodium falcifarum yang ditunjukkan dengan hapusan darah dan
penyebab lain dari akut ensefalopati telah disingkarkan
DAFTAR PUSTAKA
Brown R, Ropper AH. Adams and Victor’s principles of neurology. Edisi ke-8. Infections
of the nervous system (bacterial, fungal, spirochetal, parasitic) and sarcoidosis.
New York.McGraw-Hill:2005. hal. 592 – 630.
Chen Q, Schlichtherle M, Wahlgren. Molecular Aspects of Severe Malaria. Clinical
Microbiology Reviews. July 2000; 13 (3); 439-450. Full text at
http://cmr.asm.org/cgi/content/full/13/3/43
Departemen kesehatan RI. Pedoman Tatalaksana Kasus Malaria di Indonesia. Jakarta.
2005:1-37
Fitriany, J. and Sabiq, A. (2018) ‘MALARIA’, Jurnal Averrous, 4(2).
Harijanto PN. Malaria. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, edisi IV. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, Hal : 1754-60, 2006.
Harijanto PN, Nugroho A, Gunawan CA. Malaria dari molekuler ke kilinis. Ed.2. Jakarta.
EGC, 2010. H.1-9, 103-14, 325-36.
Kemkes RI. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. 2013.
Kemenkes RI. 2008. Pelayanan Kefarmasian Untuk Penyakit Malaria. Jakarta
Mawuntu, A. H. P. (2018) ‘MALARIA SEREBRAL’, Jurnal Sinaps, 1(3), pp. 1– 21.
Niikura M, Kamiya S, Nakane A, Kita K, Kobayashi F. IL-10 plays a crucial role for the
protection of experimental cerebral malaria by co-infection with non-lethal malaria
parasites. International Journal of Parasitology. 2010. 40 :101-108.
Runtuwene T. Clinical aspect and management of cerebral malaria. Infeksi pada system
saraf. Kelompok Studi Neuro Infeksi. 2011. 103-117
Sutanto, Inge dkk. 2013. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi Keempat, Jakarta:
Balai Penerbit FK UI. 383 halaman
MIND MAPPING
Terlampir