Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS SOAL UKOM KMB

PADA PASIEN ASMA

Disusun Oleh :
Nama : Nini Triyani
NPM : 2021207209095

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TA. 2021/2022
ID soal 1
Tinjauan Jabaran
Tinjauan 1 Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya
Pemberian asuhan dan manajemen keperawatan
Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensif / berpikir kritis
Pengetahuan prosedural
Pengetahuan afektif (konatif)
Tinjauan 3 Maternitas / Anak / KMB/ Gadar / Jiwa / Keluarga/Komunitas/ Gerontik/ Manajemen
Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan diagnosis atau masalah / Perencanaan / Implementasi / Evaluasi
Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif
Tinjauan 6 Oksigen / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman &.nyaman / aktifitas & istirahat/ komunikasi/ belajar/
seksual/nilai dan keyakinan / Psikososial
Tinjauan 7 : Sistem Kardiovaskuler Dan Limfatik/ Sistem Pernafasan / Sistem Darah Dan Kekebalan Tubuh/ Sistem Saraf Dan
Perilaku / Sistem Endokrin / Sistem Pencernaan Dan Hepatobilier/ Sistem Muskuloskeletal / Sistem Integument /
Sistem Perkemihan / Sistem Reproduksi/ Sistem Penginderaan/ Manajemen Kesehatan
Kasus (vignete)
Seorang laki-laki 59 tahun diantar ke RS karena sesak nafas,pasein mengeluh batuk tapi dahak sulit dikeluarkan, terdapat wheezing
diseluruh lapang paru,terdengar gurgling,pernafasan cepat dan dangkal,frekuensi 32x/mnt, spo2 93%, klien berkeringat, Nadi cepat dan
lemah, ujung jari-jari dingin.

Pertanyaan Soal :
Apakah tindakan segera yang harus dilakukan perawat pada kasus diatas ?

Pilihan Jawaban :
A. Melakukan suction
B. Pemberian oksigenasi
C. Melakukan nebulizer
D. Membebaskan Jalan Nafas
E. Ajarkan batuk efektif

Kunci Jawaban: A
Referensi: Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Nama pembuat : Nini Triyani
Institusi/bagian : FKes UMPRI
Pembahasan Di soal didapatkan pengkajian pasien mengalami sesak nafas, batuk tapi dahak sulit dikeluarkan terdapat
wheezing diseluruh lapang paru, terdengar gurgling, nafas cepat dan dangkal F32x/mnt, spo2 93% klien
berkeringat nadi cepat dan lemah ujung jari digin . Tindakan yang tepat yaitu melakukan suction

Primary Survey
Primary survey dilakukan untuk menilai keadaan penderita dan prioritas terapi berdasarkan jenis
perlukaan, tanda-tanda vital dan mekanisme trauma. Pada primary survey dilakukan usaha untuk
mengenali keadaan yang mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut :
A : Airway
Yang pertama kali harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas. Hal ini meliputi pemeriksaan
adanya obstruksi jalan nafas yang disebabkan oleh benda asing, fraktur tulang wajah, fraktur
mandibula atau maxilla, fraktur laring/trakhea. Usaha uhtuk membebaskan airway harus
melindungi vertebra servikal (servical spine control), dimulai dengan melakukan chin lift atau jaw
trust. Jika dicurigai ada kelainan pada vertebra servikalis berupa fraktur maka harus dipasang alat
immobilisasi serta dilakukan foto lateral servikal.
Pemasangan airway definitif dilakukan pada penderita dengan gangguan kesadaran atau GCS
(Glasgow Coma Scale) ≤ 8, dan pada penderita dengan gerakan motorik yang tidak bertujuan.
B : Breathing
Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik. Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang
baik dari paru, dinding dada dan diafragma. Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi
pernafasan dan dilakukan auskultasi untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru. Perkusi
dilakukan untuk menilai adanya udara atau darah dalam rongga pleura. Sedangkan inspeksi dan
palpasi dapat memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi.
Trauma yang dapat mengakibatkan gangguan ventilasi yang berat adalah tension pneumothoraks,
flailchest dengan kontusio paru dan open pneumotoraks. Sedangkan trauma yang dapat
mengganggu ventilasi dengan derajat lebih ringan adalah hematothoraks, simple pneumothoraks,
patahnya tulang iga, dan kontusio paru.
C : Circulation
1. Volume darah dan cardiac output
Perdarahan merupakan sebab utama kematian yang dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan
tepat di rumah sakit. Suatu keadaan hipotensi pada trauma harus dianggap disebabkan oleh
hipovolemia sampai terbukti sebaliknya. Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang
cepat dari status hemodinamik penderita yang meliputi :
a. Tingkat kesadaran
Bila volume darah menurun, perfusi otak dapat berkurang yang mengakibatkan penurunan
kesadaran.
b. Warna kulit
Wajah pucat keabu-abuan dan kulit ekstremitas yang pucat meruoakan tanda hipovolemia.
c. Nadi
Perlu dilakukan pemeriksaan pada nadi yang besar seperti arteri femoralis atau arteri
karotis kiri dan kanan untuk melihat kekuatan nadi, kecepatan, dan irama. Nadi yang tidak
cepat, kuat, dan teratur, biasanya merupakan tanda normovolemia. Nadi yang cepat dan
kecil merupakan tanda hipovolemia, sedangkan nadi yang tidak teratur merupakan tanda
gangguan jantung. Apabila tidak ditemukan pulsasi dari arteri besar maka merupakan
tanda perlu dilakukan resusitasi segera.
2. Perdarahan
Perdarahan eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka. Sumber perdarahan internal
adalah perdarahan dalam rongga thoraks, abdomen, sekitar fraktur dari tulang panjang,
retroperitoneal akibat fraktur pelvis, atau sebgai akibat dari luka dada tembus perut.
D : Disability/neurologic evaluation
Pada tahapan ini yang dinilai adalah tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil, tanda-tanda
lateralisasi dan tingkat atau level cedera spinal. GCS / Glasgow Coma Scale adalah sistem skoring
sederhana dan dapat meramal outcome penderita. Penurunan kesadaran dapat disebabkan oleh
penurunan oksigenasi atau/dan penurunan perfusi ke otak, atau disebabkan trauma langsung.
E : Exposure/environmental
Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya, biasanya dengan cara menggunting dengan tujuan
memeriksa dan mengevaluasi penderita. Setelah pakaian dibuka penderita harus diselimuti agar tidak
kedinginan.
ID soal 2
Tinjauan Jabaran
Tinjauan 1 Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya
Pemberian asuhan dan manajemen keperawatan
Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensif / berpikir kritis
Pengetahuan prosedural
Pengetahuan afektif (konatif)
Tinjauan 3 Maternitas / Anak / KMB/ Gadar / Jiwa / Keluarga/Komunitas/ Gerontik/ Manajemen
Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan diagnosis atau masalah / Perencanaan / Implementasi / Evaluasi
Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif
Tinjauan 6 Oksigen / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman &.nyaman / aktifitas & istirahat/ komunikasi/
belajar/ seksual/nilai dan keyakinan / Psikososial
Tinjauan 7 : Sistem Kardiovaskuler dan linfatik/ Sistem pernafasan / Sistem darah dan kekebalan tubuh/ Sistem saraf
dan perilaku / Sistem Endokrin / Sistem Pencernaan dan hepatobilier/ Sistem Muskuloskeletal / Sistem
Integument / Sistem Perkemihan / Sistem Reproduksi/ Sistem penginderaa/ lain-lain
Kasus (vignete)
Seorang dosen perawat melakukan perkuliahan secara daring tentang macam macam alat bantu pernafasan , pasa saat pemberian
materi ada satu slide ilustrasi pasien asma yang menjalani perawatan intensif, dalam foto tersebut sangat terlihat jelas wajah
pasien dan tidak ditutupi/disensor.

Pertanyaan soal
Manakah prinsip etik yang dilanggar oleh dosen perawat pada kasus tersebut?

Pilihan jawaban
A. Justice
B. Fidelity
C. Otonomi
D. Beneficience
E. Confidentiality

Kunci Jawaban: E
Referensi: Febriyanti, K. D. (2020). Penerapan Prinsip Etik Keperawatan Dalam Tahapan Pengambilan Keputusan.
Nama pembuat : Nini Triyani
Institusi/bagian : FKes UMPRI
Pembahasan: Pada kasus diatas dosen perawat telah melanggar Kerahasiaan (Confidentiality) pasien dengan terlihat
jelas wajah pasien dan tidak ditutupi/disensor.

Prinsip-prinsip etik yang harus dimiliki oleh seorang perawat, meliputi:


a. Otonomi (Autonomy) Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri.
b. Berbuat baik (Beneficience) Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
c. Keadilan (Justice) Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain
yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
d. Tidak merugikan (Nonmaleficience) Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada klien.
e. Kejujuran (Veracity) Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti.
f. Menepati janji (Fidelity) Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien.
g. Kerahasiaan (Confidentiality) Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien
harus dijaga privasi klien.
h. Akuntabilitas (Accountability) Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan
seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
ID soal 3
Tinjauan Jabaran
Tinjauan 1 Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya
Pemberian asuhan dan manajemen keperawatan
Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensif / berpikir kritis
Pengetahuan prosedural
Pengetahuan afektif (konatif)
Tinjauan 3 Maternitas / Anak / KMB/ Gadar / Jiwa / Keluarga/Komunitas/ Gerontik/ Manajemen
Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan diagnosis atau masalah / Perencanaan / Implementasi / Evaluasi
Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif
Tinjauan 6 Oksigen / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman &.nyaman / aktifitas & istirahat/ komunikasi/ belajar/
seksual/nilai dan keyakinan / Psikososial
Tinjauan 7 : Sistem Kardiovaskuler Dan Limfatik/ Sistem Pernafasan / Sistem Darah Dan Kekebalan Tubuh/ Sistem Saraf Dan
Perilaku / Sistem Endokrin / Sistem Pencernaan Dan Hepatobilier/ Sistem Muskuloskeletal / Sistem Integument /
Sistem Perkemihan / Sistem Reproduksi/ Sistem Penginderaan/ Manajemen Kesehatan
Kasus (vignete)
Seorang laki-laki usia 35 tahun datang ke IGD diantar keluarganya dengan kondisi tidak sadar dengan riwayat asma 3tahun yang lalu.
Hasil pengkajian terdapat wheezing di selutuh lapang paru,fernafasan 34x/mnt spo2 90%

Pertanyaan Soal :
Apakah tindakan keperawatan apakah yang harus dilakukan untuk mempertahankan posisi leher ?

Pilihan Jawaban :
A. Berikan oksigenasi
B. Berikan posisi semi flower
C. Berikan suction
D. Berikan nebulizer
E. Berikan OPA

Kunci Jawaban: A
Referensi: Collar Neck/Servikal Collar (https://www.scribd.com/document/424383248/makalah-pemasangan-collar-
neck-docx) diakses 20 Desember 2021
Nama pembuat : Nini Triyani
Institusi/bagian : FKes UMPRI
Pembahasan Pada kasus diatas pasien mengalami penurunana kesadaran, terdapat wheezing, fernapasan 34x/mnt, spo2
90% maka tindakan keperawatan yang harus dilakukan adalah pemberian oksigenasi
Primary Survey
Primary survey dilakukan untuk menilai keadaan penderita dan prioritas terapi berdasarkan jenis
perlukaan, tanda-tanda vital dan mekanisme trauma. Pada primary survey dilakukan usaha untuk
mengenali keadaan yang mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut :
A : Airway
Yang pertama kali harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas. Hal ini meliputi pemeriksaan
adanya obstruksi jalan nafas yang disebabkan oleh benda asing, fraktur tulang wajah, fraktur
mandibula atau maxilla, fraktur laring/trakhea. Usaha uhtuk membebaskan airway harus
melindungi vertebra servikal (servical spine control), dimulai dengan melakukan chin lift atau jaw
trust. Jika dicurigai ada kelainan pada vertebra servikalis berupa fraktur maka harus dipasang alat
immobilisasi serta dilakukan foto lateral servikal.
Pemasangan airway definitif dilakukan pada penderita dengan gangguan kesadaran atau GCS
(Glasgow Coma Scale) ≤ 8, dan pada penderita dengan gerakan motorik yang tidak bertujuan.
B : Breathing
Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik. Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang
baik dari paru, dinding dada dan diafragma. Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi
pernafasan dan dilakukan auskultasi untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru. Perkusi
dilakukan untuk menilai adanya udara atau darah dalam rongga pleura. Sedangkan inspeksi dan
palpasi dapat memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi.
Trauma yang dapat mengakibatkan gangguan ventilasi yang berat adalah tension pneumothoraks,
flailchest dengan kontusio paru dan open pneumotoraks. Sedangkan trauma yang dapat
mengganggu ventilasi dengan derajat lebih ringan adalah hematothoraks, simple pneumothoraks,
patahnya tulang iga, dan kontusio paru.
C : Circulation
3. Volume darah dan cardiac output
Perdarahan merupakan sebab utama kematian yang dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan
tepat di rumah sakit. Suatu keadaan hipotensi pada trauma harus dianggap disebabkan oleh
hipovolemia sampai terbukti sebaliknya. Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang
cepat dari status hemodinamik penderita yang meliputi :
d. Tingkat kesadaran
Bila volume darah menurun, perfusi otak dapat berkurang yang mengakibatkan penurunan
kesadaran.
e. Warna kulit
Wajah pucat keabu-abuan dan kulit ekstremitas yang pucat meruoakan tanda hipovolemia.
f. Nadi
Perlu dilakukan pemeriksaan pada nadi yang besar seperti arteri femoralis atau arteri
karotis kiri dan kanan untuk melihat kekuatan nadi, kecepatan, dan irama. Nadi yang tidak
cepat, kuat, dan teratur, biasanya merupakan tanda normovolemia. Nadi yang cepat dan
kecil merupakan tanda hipovolemia, sedangkan nadi yang tidak teratur merupakan tanda
gangguan jantung. Apabila tidak ditemukan pulsasi dari arteri besar maka merupakan
tanda perlu dilakukan resusitasi segera.
4. Perdarahan
Perdarahan eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka. Sumber perdarahan internal
adalah perdarahan dalam rongga thoraks, abdomen, sekitar fraktur dari tulang panjang,
retroperitoneal akibat fraktur pelvis, atau sebgai akibat dari luka dada tembus perut.
D : Disability/neurologic evaluation
Pada tahapan ini yang dinilai adalah tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil, tanda-tanda
lateralisasi dan tingkat atau level cedera spinal. GCS / Glasgow Coma Scale adalah sistem skoring
sederhana dan dapat meramal outcome penderita. Penurunan kesadaran dapat disebabkan oleh
penurunan oksigenasi atau/dan penurunan perfusi ke otak, atau disebabkan trauma langsung.
E : Exposure/environmental
Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya, biasanya dengan cara menggunting dengan tujuan
memeriksa dan mengevaluasi penderita. Setelah pakaian dibuka penderita harus diselimuti agar tidak
kedinginan.
ID soal 4
Tinjauan Jabaran
Tinjauan 1 Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya
Pemberian asuhan dan manajemen keperawatan
Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensif / berpikir kritis
Pengetahuan prosedural
Pengetahuan afektif (konatif)
Tinjauan 3 Maternitas / Anak / KMB/ Gadar / Jiwa / Keluarga/Komunitas/ Gerontik/ Manajemen
Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan diagnosis atau masalah / Perencanaan / Implementasi / Evaluasi
Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif
Tinjauan 6 Oksigen / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman &.nyaman / aktifitas & istirahat/ komunikasi/ belajar/
seksual/nilai dan keyakinan / Psikososial
Tinjauan 7 : Sistem Kardiovaskuler Dan Limfatik/ Sistem Pernafasan / Sistem Darah Dan Kekebalan Tubuh/ Sistem Saraf Dan
Perilaku / Sistem Endokrin / Sistem Pencernaan Dan Hepatobilier/ Sistem Muskuloskeletal / Sistem Integument /
Sistem Perkemihan / Sistem Reproduksi/ Sistem Penginderaan/ Manajemen Kesehatan
Kasus (vignete)
Sebuah keluarga yang mengendarai mobil mengalami sebuah kecelakaan lalu lintas, para korban segera dibawa ke IGD rumah
sakit. Pasien kecelakaan datang secara bersamaan. Ny.A berteriak-teriak akibat perdarahan di kaki kanannya. Tn.B diam dan
perdarahan dari kepala. Setelah itu Tn.C mengeluh nyeri di dada, Ny. D mengeluh sesak berat dan terlihat gelisah dan An.E terlihat
mengalami perdarahan dan fraktur pada kaki kirinya..

Pertanyaan soal
Pasien yang harus ditolong terlebih dahulu pada kasus tersebut?

Pilihan jawaban
A. Pasien A
B. Pasien B
C. Pasien C
D. Pasien D
E. Pasien E

Kunci Jawaban: B
Referensi: Initial Assesment (https://www.scribd.com/document/353817102/Initial-Assessment)
Nama pembuat : Nini Triyani
Institusi/bagian : FKes UMPRI
Pembahasan : Urutan yang sesuai Initial Assesment yaitu :
Pasien B
Pasien D
Pasien E
Pasien A
Pasien C

Initial Assessment
3 A ( aman diri, aman lingkungan, dan aman pasien)
 triage
 survey primer meliputi airway, breething, dan circluation
 Resusitasi jantung paru (RJP)
 tambahan survey primer
 survey sekunder meliputi disability, drugs, differential diagnosa, exposure, fluid
 tambahan survey sekunder
 pengawasan
 perawatan definitif meliputi human mentation, intesive therapy

Triage adalah suatu proses mengkaji kondisi pasien sehingga dapat digolongkan pasien yang memerlukan
pertolongan dan menetapkan penanganannya. Adapun klasifikasi atau penggolongan pasien sebagai
berikut:
a. P1 ditandai dengan merah dimana pasien mengancam nyawa apabila tidak mendapatkan pertolongan
segera atau pasien gawat darurat
b. P2 ditandai dengan kuning dimana pasien berpotensi terancam apabila tidak ditangani segera atau
pasien darurat tidak gawat
c. P3 ditandai dengan warna hijau dimana kondisi pasien tidak mengancam nyawa meskipun tidak
dilakukan perawatan segera atau pasien tidak gawat dan tidak darurat
d. Warna biru untuk pasien yang telah dipindahkan ke ruang ICU meskipun sudah ditangani tetapi masih
dalam kondisi gawa atau mengancam nyawa ( gawat tidak darurat)
e. P0 ditandai dengan hitam dimana kondisi pasien sudah tidak dapat diselamatkan.

Pengertian dan contoh Gawat Darurat, Gawat Tidak Darurat, Darurat Tidak Gawat dan Tidak Gawat
Tidak Darurat
Menurut Oman (2008), definisi dan contoh dari gawat darurat, gawat tidak darurat, darurat tidak gawat
dan tidak gawat tidak darurat adalah
a. Gawat darurat adalah keadaan yang menganca nyawa atau terdapat gangguan ABC dan perlu tindakan
segera. Contohnya yaitu cardiac arrest, penurunan kesadaran dan trauma mayor dengan perdarahan
berat
b. Gawat tidak darurat adalah keadaan mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan tindakan darurat.
Setelah dilakukan diresusitasi maka dapat dilakukan tindak lanjut oleh dokter spesialis. Contohnya
yaitu pasien kanker, sickel cell dan pasien ICU.
c. Darurat tidak gawat adalah keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi memerlukan tindakan
darurat. Pasien sadar tidak ada gangguan ABC dan dapat langsung diberikan terapi definitive. Untuk
tindak lanjut dapat ke poliklinik. Contohnya yaitu laserasi, fraktur minor, sistitis dan otitis media.
d. Tidak gawat tidak darurat adalah keadaan tidak mengancam nyawa dan tidak memerlukan tindakan
gawat. Gejala dan tanda klinis ringan atau asimptomatis. Contohnya yaitu penyakit kulit, batuk dan
flu.

Tata Cara Basic Life Support


Menurut Ana (2015), definisi bantuan hidup dasar (BLS) merupakan menyelamatkan seseorang dari henti
jantung dan henti nafas. Sering disebut dengan chain of survival yang dibagi menjadi dua yaitu serangan
jantung diluar rumah sakit dan serangan jantung dalam rumah sakit (tim medis). Henti napas ditandai
dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara pernapasan dari korban / pasien.
a. Henti napas merupakan kasus yang harus dilakukan tindakan bantuan hidup dasar. Henti napas dapat
terjadi pada keadaan tenggelam, stroke, obstruksi jalan napas, epiglotitis, overdosis obat-obatan,
tersengat listrik, infark miokard, tersambar petir dan koma akibat berbagai macam kasus.
b. Henti jantung secara langsung akan terjadi henti sirkulasi. Henti sirkulasi ini akan dengan cepat
menyebabkan otak dan organ vital kekurangan oksigen. Pernapasan yang terganggu (tersengal-sengal)
merupakan tanda awal akan terjadinya henti jantung.

Henti jantung atau henti napas diberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban
melalui Resusitasi Jantung Paru (RJP).
Resusitasi Jantung Paru (RJP) dilakukan dengan cara:
a. Pastikan 3 aman yaitu aman diri, aman pasien dan aman lingkungan
b. Cek respon korban, dengan cara tepuk bahu penderita. Jika tidak ada respon panggil bantuan ke pihak
medis untuk mengirim ambulan
c. Cek nadi karotis < 10 detik
d. Jika nadi tidak teraba lakukan kompresi 30x
e. Jika ada respon cek nadi lagi, dan lakukan kompresi dan ventilasi dengan rasio 30:2
f. Lakukan look, listen dan feel dan cek berapa nadi pasien
g. Lakukan rescue breathing sampai nafas adekuat
h. Lakukan posisi mantap
ID soal 5
Tinjauan Jabaran
Tinjauan 1 Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya
Pemberian asuhan dan manajemen keperawatan
Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensif / berpikir kritis
Pengetahuan prosedural
Pengetahuan afektif (konatif)
Tinjauan 3 Maternitas / Anak / KMB/ Gadar / Jiwa / Keluarga/Komunitas/ Gerontik/ Manajemen
Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan diagnosis atau masalah / Perencanaan / Implementasi / Evaluasi
Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif
Tinjauan 6 Oksigen / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman &.nyaman / aktifitas & istirahat/ komunikasi/ belajar/
seksual/nilai dan keyakinan / Psikososial
Tinjauan 7 : Sistem Kardiovaskuler Dan Limfatik/ Sistem Pernafasan / Sistem Darah Dan Kekebalan Tubuh/ Sistem Saraf Dan
Perilaku / Sistem Endokrin / Sistem Pencernaan Dan Hepatobilier/ Sistem Muskuloskeletal / Sistem Integument /
Sistem Perkemihan / Sistem Reproduksi/ Sistem Penginderaan/ Manajemen Kesehatan
Perawat A sedang merawat dua pasien dengan asma, yaitu pasien kelas 1 dan pasien kelas 3. Pada saat pemeriksaan pada pasien kelas 1
perawat sangat ramah tamah, sementara berbanding terbalik pada Pasien kelas III, perawat sedikit ketus saat menjawab pertanyaan dan
melakukan tindakan.

Pertanyaan soal
Manakah prinsip etik yang dilanggar oleh perawat pada kasus tersebut?

Pilihan jawaban
A. Justice
B. Fidelity
C. Otonomi
D. Beneficience
E. Veracity

Kunci Jawaban: A
Referensi: Febriyanti, K. D. (2020). Penerapan Prinsip Etik Keperawatan Dalam Tahapan Pengambilan Keputusan.
Nama pembuat : Nini Triyani
Institusi/bagian : FKes UMPRI

Pembahasan Pada soal diatas, perawat telah melanggar etik justice atau keadilan, dimana dalam melakukan tindakan
keperawatan kita sebagai perawat harus memperlakukan sama rata tanpa ada perbedaan satu sama lain.

Prinsip-prinsip etik yang harus dimiliki oleh seorang perawat, meliputi:


a. Otonomi (Autonomy) Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.
b. Berbuat baik (Beneficience) Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik.
Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan
dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
c. Keadilan (Justice) Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
d. Tidak merugikan (Nonmaleficience) Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik
dan psikologis pada klien.
e. Kejujuran (Veracity) Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan
bahwa klien sangat mengerti.
f. Menepati janji (Fidelity) Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan
rahasia klien.
g. Kerahasiaan (Confidentiality) Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien
harus dijaga privasi klien.
h. Akuntabilitas (Accountability) Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan
seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
ID soal 6
Tinjauan Jabaran
Tinjauan 1 Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya
Pemberian asuhan dan manajemen keperawatan
Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensif / berpikir kritis
Pengetahuan prosedural
Pengetahuan afektif (konatif)
Tinjauan 3 Maternitas / Anak / KMB/ Gadar / Jiwa / Keluarga/Komunitas/ Gerontik/ Manajemen
Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan diagnosis atau masalah / Perencanaan / Implementasi / Evaluasi
Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif
Tinjauan 6 Oksigen / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman &.nyaman / aktifitas & istirahat/ komunikasi/ belajar/
seksual/nilai dan keyakinan / Psikososial
Tinjauan 7 : Sistem Kardiovaskuler Dan Limfatik/ Sistem Pernafasan / Sistem Darah Dan Kekebalan Tubuh/ Sistem Saraf Dan
Perilaku / Sistem Endokrin / Sistem Pencernaan Dan Hepatobilier/ Sistem Muskuloskeletal / Sistem Integument /
Sistem Perkemihan / Sistem Reproduksi/ Sistem Penginderaan/ Manajemen Kesehatan
Kasus (vignete)
Seorang laki-laki berusia 35 tahun di IGD karena kecelakaan mobil. Saat pengkajian , mengeluh mengatakan sesek nafas, berkeringat,
ujung ekstermitas, suara nafas wheezing, terdapat sputum, fernafasan 36x/mnt,pasien tampak gelisah, aktivitas dibantu keluarga.

Pertanyaan Soal :
Diagnosis yang paling mungkin untuk kasus di atas adalah?

Pilihan Jawaban :
A. Bersihan jalan nafas
B. Gangguan pola nafas
C. Polo nafas tidak efektif
D. Ansietas
E. Syok

Kunci Jawaban: C
Referensi: Doengoes, Marilyn.E. dkk.2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Bruner & Sudart, (2012), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8, EGC, Jakarta
Nama pembuat : Nini Triyani
Institusi/bagian : FKes UMPRI
Pembahasan NO DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI
1. DS : Pola nafas tidak Obsrtuksi jalan
efektif nafas
Pasien mengeluh sesak nafas

Pasien mengatakan agak susah bernafas

DO :

Terdapat sputum

Terdengar wheezing

Anda mungkin juga menyukai