DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah keperawatan
kritis yang berjudul “Konsep Askep Kegawatdaruratan”. Makalah ini bertujuan
untuk membantu dan menjelaskan tentang askep kegawatdaruratan. Tersusunnya
makalah ini, tentu atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI…...............................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................16
ii
KONSEP ASKEP KEGAWATDARURATAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap dalam keperawatan yang pertama dan bersifat
berkelanjutan dimana pada fase tersebut data subjektif dan objektif
dikumpulkan untuk digunakan pada tahap selanjutnya. Dalam keperawatan
gawat darurat, pengkajian ditunjukan untuk mengidentifikasi kondisi pasien
saat datang dan adakah risiko yang membahayakan atau mengancam
kehidupan dari pasien. Pengkajian dalam keperawatan gawat darurat
dilakukan dengan Primary survey dan Secondary survey. Primary survey
adalah penilaian yang cepat serta sistematis yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengenali keadaan atau kondisi yang mengancam
kehidupan klien secepat mungkin.
Primary survey ini menggunkan pendekatan pengkajian inspeksi,
auskultasi, palpasi, perkusi. Primary survey dilakukan dengan menggunakan
langkah-langkah DRABC (Danger, Response, Airway, Breathing,
Circulation) yaitu sebagai berikut :
1. Danger
Periksa situasi bahaya yang mengancam klien, pastikan lingkungan
aman bagi klien dan perawat sebelum memberikan pertolongan.
Pastikan saat memberikan pertolongan pada klien lihat sekeliling
usahakan situasi aman.
2. Response
Kaji respon pasien, apakah pasien berespon saat di tanya. Gunakan
AVPU (Alert, Verbal, Pain, Unresponsive) untuk menentukan
kesadaran klien.
3. Airway
Pengkajian jalan nafas bertujuan menilai apakah jalan nafas paten
(longgar) atau mengalami obstruksi total atau partialsambil
mempertahankan tulang servikal. Sebaiknya ada teman Anda (perawat)
membantu untuk mempertahankan tulang servikal. Pada kasus non
2
trauma dan korban tidak sadar, buatlah posisi kepala headtilt dan chin
lift (hiperekstensi)sedangkan pada kasus trauma kepala sampai dada
harus terkontrol atau mempertahankan tulang servikal posisi kepala.
Pengkajian pada jalan nafas dengan cara membuka mulut korban
dan lihat: Apakah ada vokalisasi, muncul suara ngorok; Apakah ada
secret, darah, muntahan; Apakah ada benda asing sepertigigi yang
patah; Apakah ada bunyi stridor (obstruksi dari lidah). Apabila
ditemukan jalan nafas tidak efektif maka lakukan tindakan untuk
membebaskan jalan nafas.
4. Breathing
Pengkajian breathing (pernafasan) dilakukan setelah penilaian jalan
nafas. Pengkajian pernafasan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi.
Bila diperlukan auskultasi dan perkusi. Inspeksidada korban: Jumlah,
ritme dan tipepernafasan; Kesimetrisan pengembangan dada;
Jejas/kerusakan kulit; Retraksi intercostalis. Palpasi dada korban:
Adakah nyeri tekan; Adakah penurunan ekspansi paru. Auskultasi:
Bagaimanakah bunyi nafas (normal atau vesikuler menurun); Adakah
suara nafas tambahan seperti ronchi, wheezing, pleural friksionrub.
Perkusi, dilakukan di daerah thorak dengan hati hati, beberapa hasil
yang akan diperoleh adalah sebagai berikut: Sonor (normal);
Hipersonor atau timpani bila ada udara di thorak; Pekak atau dullnes
bila ada konsolidasi atau cairan.
5. Circulation
Pengkajian sirkulasi bertujuan untuk mengetahui dan menilai
kemampuan jantung dan pembuluh darah dalam memompa darah
keseluruh tubuh. Pengkajian sirkulasi meliputi: Tekanan darah; Jumlah
nadi; Keadaan akral: dingin atau hangat; Sianosis; Bendungan vena
jugularis
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman
atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada
risiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan. Diagnosis keperawatan
merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan keperawatan yang sesuai
untuk membantu klien mencapai derajat kesehatan yang optimal. Diagnosis
keperawatan gawat darurat atau masalah keperawatan gawat darurat
merupakan keputusan klinis perawat tentang respon pasien terhadap masalah
aktual maupun risiko yang mengancam jiwa. Masalah keperawatan yang
ditegakkan merupakan dasar penyusunan rencana keperawatan dalam
penyelamatan jiwa dan mencegah kecacatan.
4
C. Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan merupakan serangkaian langkah yang bertujuan
untuk menyelesaikan masalah/ diagnosis keperawatan gawat darurat
berdasarkan prioritas masalah yang telah ditetapkan baik secara mandiri
maupun melibatkan tenaga kesehatan lain untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapka, digunakan sebagai pedoman dalam melakukan tindaan
keperawatan yang sistematis dan efektif. Luaran keperawatan akan menjadi
acuan bagi perawat dalam menetapkan kondisi atau status kesehatan
seoptimal mungkin yang diharapkan dapat dicapai oleh klien setelah
pemberian intervensi keperawatan.
5
brobkhodilator.
1. Sirkulasi/Circulation
Data Mayor: Hipervolemia SLKI: Keseimbangan SIKI: Manajemen Hipervolemia
Subjektif: Cairan meningkat Aktivitas Keperawatan:
1) Ortopnea 1. Meningkat 1. Periksa tanda dan gejala
10
Data Subjektif: Penurunan Curah SLKI: Curah jantung SIKI: Perawatan Jantung
1) Palpitasi Jantung meningkat Aktivitas Keperawatan:
2) Ortopnea 1. Identifikasi tanda/gejala
3) Batuk Dengan level: primer penurunana curah
Data Objektif: 1. Meningkat jantung
1) Perubahan irama jantung 2. Cukup menungkat 2. Identifikasi masalah
2) Bradikardia/takikardia 3. Sedang sekunder penurunan curah
3) Gambaran EKG aritmia 4. Cukup menurun jantung
4) Edema 5. Menurun 3. Monitor tekanan darah
5) Distensi vena jugularis 4. Monitor saturasi oksigen
6) CVP Kriteria Hasil: 5. Monitor EKG 12 sadapan
meningkat/menurun 1. Kekuatan nadi 6. Posisikan pasien semi-
7) Nadi perifer teraba perifer meningkat fowler/fowler
lemah 2. Palpitasi menurun 7. Berikan diet jantung yang
8) Caffilary rafill time > 3 3. Bradikardia sesuai
detik menurun 8. Berikan dukungan
9) Oliguria 4. Takikardia emosional dan spiritual
10) Warna kulit pucat menurun 9. Berikan oksigen untuk
11) Sianosis 5. Gambaran EKG mempertahankan saturasi
aritmia menurun oksigen >95 %
6. Lelah menurun 10. Kolaborasi pemberian
7. Edema menurun antiaritmia
8. Dypsnea menurun 11. Fasilitasi pasien dan
9. Oliguria menurun keluarga untuk
10. Sianosis menurun memodifikasi gaya hidup
11. Paroxysmal sehat
nocturnal dypsnea
menurun
13