Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

KONSEP ASKEP KEGAWATDARURATAN

DISUSUN OLEH :

Bayu Ilham Gustian P01720422

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS
KEPERAWATAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah keperawatan
kritis yang berjudul “Konsep Askep Kegawatdaruratan”. Makalah ini bertujuan
untuk membantu dan menjelaskan tentang askep kegawatdaruratan. Tersusunnya
makalah ini, tentu atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah


wawasan. Mengingat sebagai keterbatasan penyusun, laporan ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak senantiasa diharapkan
demi kesempurnaan laporan ini.

Bengkulu,  20 Juli 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI…...............................................................................................ii

KONSEP ASKEP KEGAWATDARURATAN


A. Pengkajian..................................................................................1
B. Diagnosa Keperawatan...............................................................3
C. Intervensi Keperawatan..............................................................4
D. Implementasi dan Evalusai Keperawatan..................................15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................16

ii
KONSEP ASKEP KEGAWATDARURATAN

A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap dalam keperawatan yang pertama dan bersifat
berkelanjutan dimana pada fase tersebut data subjektif dan objektif
dikumpulkan untuk digunakan pada tahap selanjutnya. Dalam keperawatan
gawat darurat, pengkajian ditunjukan untuk mengidentifikasi kondisi pasien
saat datang dan adakah risiko yang membahayakan atau mengancam
kehidupan dari pasien. Pengkajian dalam keperawatan gawat darurat
dilakukan dengan Primary survey dan Secondary survey. Primary survey
adalah penilaian yang cepat serta sistematis yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengenali keadaan atau kondisi yang mengancam
kehidupan klien secepat mungkin.
Primary survey ini menggunkan pendekatan pengkajian inspeksi,
auskultasi, palpasi, perkusi. Primary survey dilakukan dengan menggunakan
langkah-langkah DRABC (Danger, Response, Airway, Breathing,
Circulation) yaitu sebagai berikut :
1. Danger
Periksa situasi bahaya yang mengancam klien, pastikan lingkungan
aman bagi klien dan perawat sebelum memberikan pertolongan.
Pastikan saat memberikan pertolongan pada klien lihat sekeliling
usahakan situasi aman.
2. Response
Kaji respon pasien, apakah pasien berespon saat di tanya. Gunakan
AVPU (Alert, Verbal, Pain, Unresponsive) untuk menentukan
kesadaran klien.
3. Airway
Pengkajian jalan nafas bertujuan menilai apakah jalan nafas paten
(longgar) atau mengalami obstruksi total atau partialsambil
mempertahankan tulang servikal. Sebaiknya ada teman Anda (perawat)
membantu untuk mempertahankan tulang servikal. Pada kasus non
2

trauma dan korban tidak sadar, buatlah posisi kepala headtilt dan chin
lift (hiperekstensi)sedangkan pada kasus trauma kepala sampai dada
harus terkontrol atau mempertahankan tulang servikal posisi kepala.
Pengkajian pada jalan nafas dengan cara membuka mulut korban
dan lihat: Apakah ada vokalisasi, muncul suara ngorok; Apakah ada
secret, darah, muntahan; Apakah ada benda asing sepertigigi yang
patah; Apakah ada bunyi stridor (obstruksi dari lidah). Apabila
ditemukan jalan nafas tidak efektif maka lakukan tindakan untuk
membebaskan jalan nafas.
4. Breathing
Pengkajian breathing (pernafasan) dilakukan setelah penilaian jalan
nafas. Pengkajian pernafasan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi.
Bila diperlukan auskultasi dan perkusi. Inspeksidada korban: Jumlah,
ritme dan tipepernafasan; Kesimetrisan pengembangan dada;
Jejas/kerusakan kulit; Retraksi intercostalis. Palpasi dada korban:
Adakah nyeri tekan; Adakah penurunan ekspansi paru. Auskultasi:
Bagaimanakah bunyi nafas (normal atau vesikuler menurun); Adakah
suara nafas tambahan seperti ronchi, wheezing, pleural friksionrub.
Perkusi, dilakukan di daerah thorak dengan hati hati, beberapa hasil
yang akan diperoleh adalah sebagai berikut: Sonor (normal);
Hipersonor atau timpani bila ada udara di thorak; Pekak atau dullnes
bila ada konsolidasi atau cairan.
5. Circulation
Pengkajian sirkulasi bertujuan untuk mengetahui dan menilai
kemampuan jantung dan pembuluh darah dalam memompa darah
keseluruh tubuh. Pengkajian sirkulasi meliputi: Tekanan darah; Jumlah
nadi; Keadaan akral: dingin atau hangat; Sianosis; Bendungan vena
jugularis

Setelah primary survey selesai, lakukan secondary survey yang lebih


terperini, yang mencangkup pengkajian dari kepala ke kaki (head to toe).
3

Bagian ini dari pemeriksaan untuk mengidentifikasi semua cidera yang


diderita oleh pasien. Lakukan pengkajian tanda-tanda vital lengkap termasuk
pernafasan, denyut nadi, tekanan darah, dan temperatur. Jika saat pengkajian
ada trauma dada dapatkan tekanan darah pada kedua. Secondary survey
dilakukan dengan pengkajian history, vital sign dan pysical examination.
History, dilakukan menggunakan metode yang dinamakan SAMPLE:

1. S (sign/symtoms) yaitu tanda dan gejala


2. A (allergies) yaitu alergi
3. M (Medications) yaitu pengobatan
4. P (Past medical history) yaitu riwayat penyakit
5. L (Last oral intake) yaitu makanan yang dikonsumsi terakhir
6. E (Even prior to the illness or injury) yaitu kejadian sebelum sakit

Poin tersebut dikembangkan menggunakan skala OPQRS. O (onset), P


(Provocation), Q (Quality), R (Radiation), S (severity), T (Timing). Vital
sign, dilakuakan pengkajian lebih dalam , meliputi, pulse, respiration rate,
blood pressure, temperatur. Pysical examination, dilakukan dengan
pemeriksaan fisik lengkap yaitu head to toe.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman
atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada
risiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan. Diagnosis keperawatan
merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan keperawatan yang sesuai
untuk membantu klien mencapai derajat kesehatan yang optimal. Diagnosis
keperawatan gawat darurat atau masalah keperawatan gawat darurat
merupakan keputusan klinis perawat tentang respon pasien terhadap masalah
aktual maupun risiko yang mengancam jiwa. Masalah keperawatan yang
ditegakkan merupakan dasar penyusunan rencana keperawatan dalam
penyelamatan jiwa dan mencegah kecacatan.
4

C. Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan merupakan serangkaian langkah yang bertujuan
untuk menyelesaikan masalah/ diagnosis keperawatan gawat darurat
berdasarkan prioritas masalah yang telah ditetapkan baik secara mandiri
maupun melibatkan tenaga kesehatan lain untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapka, digunakan sebagai pedoman dalam melakukan tindaan
keperawatan yang sistematis dan efektif. Luaran keperawatan akan menjadi
acuan bagi perawat dalam menetapkan kondisi atau status kesehatan
seoptimal mungkin yang diharapkan dapat dicapai oleh klien setelah
pemberian intervensi keperawatan.
5

Rencana Asuhan Keperawatan Gawat Darurat


Berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI

Data Diagnosis Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


Keperawatan
1. Jalan Napas/Airway
 Data Mayor: Bersihan jalan napas SLKI: Bersihan Jalan SIKI: Manajemen jalan napas
Subjektif (tidak tersedia) tidak efektif nafas meningkat Aktivitas Keperawatan:
Objektif: Dengan level: 1. Monitor pola napas
1) Batuk tidak efektif 1. Menurun 2. Monitor bunyi napas
2) Tidak mampu batuk 2. Cukup menurun 3. Monitor sputum
3) Sputum berlebih 3. Sedang 4. Pertahankan kepatenan jalan
4) Mengi, wheezing 4. Cukup meningkat napas
dan/atau ronchi kering 5. Meningkat 5. Posisikan semi-fowler atau
5) Mekonium dijalan Kriteria Hasil: fowler
napas (pada neonatus) 1. Batuk efektif 6. Berikan minum hangat
 Data Minor: meningkat 7. Lakukan fisioterapi dada
Subjektif: 2. Wheezing dan/atau 8. Lakukan suction
1) Dispnea ronchi kering 9. Berikan oksigen
2) Sulit bicara menurun 10. Ajarkan teknik batuk efektif
3) Ortopnea 3. Meconium dijalan 11. Kolaborasi pemberian
Objektif: napas (pada bayi) bronkodilator,
1) Gelisah menurun mukolitik,jika perlu.
2) Sianosis SIKI: Manajemen Jalan Napas
3) Bunyi napas menurun Buatan
4) Frekuensi napas Aktivitas Keperawatan:
berubah 1. Monitor posiis selang
5) Pola napas berubah endotrakeal (ETT)
6

2. Monitor kulit area ETT


3. Kurangi tekanan balon
secara periodik tiap shift
4. Pasang oropharingeal
airway (OPA) untuk
mencegah ETT tergigit
5. Cegah ETT terlipat
6. Berikan pre oksigenisasi
100% selama 30 detik (3-6
kali ventilasi) sebelum dan
sesudah penghisapan
7. Berikan volume pre
oksigenisasi 1,5 kali volume
tidal
8. Ganti fiksasi ETT setiap 24
jam
9. Ubah posisi ETT secara
bergantian
10. Lakukan perawatan mulut
11. Lakukan perawatan stoma
trakeostomi
2. Pernapasan/Breathing
 Data Mayor Pola napas tidak SLKI: Pola napas SIKI: Pemantauan Respirasi
Subjektif: efektif membaik Aktivitas Keperawatan:
1) Dispnea Dengan Level: 1. Monitor frekuensi, irama,
Objektif: 1. Meningkat kedalaman dan upaya napas
1) Penggunaan otot bantu 2. Cukup meningkat 2. Monitor pola napas
pernapasan 3. Sedang 3. Monitor kemampuan batuk
7

2) fase ekspirasi 4. Cukup menurun efektif


memanjang 5. Menurun 4. Monitor adanya sputum
3) pola napas abnormal Kriteria Hasil: 5. Palpasi kesimetrisan paru
 Data Minor 1. Dispnea Menurun 6. Auskultasi bunyi napas
Subjektif: 2. Penggunaan otot 7. Monitor saturasi oksigen
1) Ortopnea bantu napas 8. Monitor nilai AGD
Objektif: menurun 9. Monitor nlai hasil x-ray
1) Pernapasan pursed-lip 3. Pernapasan cuping toraks
2) Pernapasan cuping hidung menurun 10. Atur interval pemantauan
hidung 4. Frekuensi napas respirasi sesuai kondisi
3) Diameter thoraks membaik sesuai kondisi pasien
anterior-posterior 5. Saturasi oksigen SIKI: Dukungan ventilasi
meningkat meningkat Aktivitas Keperawatan:
4) Ventilasi semenit 1. Identifikasi adanya
menurun kelelahan otot bantu napas
5) Tekanan ekspirasi 2. Identifikasi efek perubahan
menurun posisi terhadap status
6) Tekanan inspirasi pernapasan
menurun 3. Monitor status respirasi dan
7) Ekskursi dada berubah oksigenisasi
4. Pertahankan kepatenan
jalan napas
5. Berikan posisi nyaman pada
pasien
6. Berikan oksigen
7. Ajarkan melakukan teknik
relaksasi napas
8. Kolaborasi pemberian
8

brobkhodilator.

 Data Mayor: Gangguan SLKI: Pertukaran gas SIKI: Pemantauan Respirasi


Subjektif: pertukaran gas meningkat Aktivitas Keperawatan:
1) Dispnea Dengan level: 1. Monitor irama napas
Objektif: 1. Meningkat 2. Monitor bunyi napas
1) PCO2 2. Cukup meningkat 3. Monitor kemampuan batuk
Meningkat/menurun 3. Sedang efektif
2) PO2 menurun 4. Cukup menurun 4. Monitor saturasi oksigen
3) Takikardia 5. Menurun 5. Monitor nilai AGD
4) PH arteri Kriteria hasil: 6. Monitor nlai hasil x-ray
meningkat/menurun 1. Tingkat kesadaran toraks
5) Bunyi napas tambahan meningkat 7. Atur interval pemantauan
 Data Minor: 2. Dyspnea menurun respirasi sesuai kondisi
Subjektif: 3. Gelisah menurun sesuai kondisi pasien
1) Pusing 4. Napas cuping
2) Penglihatan kabur hidung menurun SIKI: Terapi Oksigen
Objektif: 5. PCO2 membaik Aktivitas Keperawatan:
1) Sianosis 6. PO2 membaik 1. Monitor kecepatan aliran
2) Diaforesis 7. Takikardia oksigen
3) Gelisah membaik 2. Monitor posisi alat terapi
4) Napas cuping hidung 8. PH arteri arteri oksigen
5) Pola napas abnormal membaik 3. Bersihkan sekret pada
6) Warna kulit abnormal 9. Sianosis membaik mulut,hidung dan trakea,
7) Kesadaran menurun 10. Pola napas jika perlu
membaik 4. Berikan oksigen
5. Kolaborasi penentuan dosisi
oksigen
9

 Data Mayor: Gangguan ventilasi SLKI: Ventilasi SIKI: Dukungan ventilasi


Subjektif: spontan Spontan meningkat Aktivitas Keperawatan:
1) Dispnea 1. Identifikasi adanya
Objektif: Dengan Level: kelelahan otot bantu napas
1) Penggunaan oto bantu 1. Meningkat 2. Identifikasi efek perubahan
napas meningkat 2. Cukup meningkat posisi terhadap status
2) Volume tidal menurun 3. Sedang pernapasan
3) PCO2 meningkat 4. Cukup menurun 3. Monitor status respirasi dan
4) PO2 menurun 5. Menurun oksigenisasi
5) SaO2 menurun Kriteria Hasil: 4. Pertahankan kepatenan jalan
 Data Minor: 1. Volume tidal napas
Subjektif: (tidak tersedia) meningkat 5. Berikan posisi nyaman pada
Objektif: 2. Dispnea menurun pasien
1) Gelisah 3. Penggunaan otot 6. Berikan oksigen
2) Takikardia bantu menurun 7. Ajarkan melakukan teknik
4. Gelisah menurun relaksasi napas
5. PCO2 membaik 8. Kolaborasi pemberian
6. PO2 membaik brobkhodilator.
7. Takikardia
membaik

1. Sirkulasi/Circulation
 Data Mayor: Hipervolemia SLKI: Keseimbangan SIKI: Manajemen Hipervolemia
Subjektif: Cairan meningkat Aktivitas Keperawatan:
1) Ortopnea 1. Meningkat 1. Periksa tanda dan gejala
10

2) Dispnea 2. Cukup meningkat hipervolemia


3) Paroxysmal nocturnal 3. Sedang 2. Monitor status
dyspnea (PND) 4. Cukup menurun hemodinamik
Objektif: 5. Menurun 3. Monitor intake dan outpout
1) Edema anasarka cairan
dan/atau edema perifer Dengan Level: 4. Batasi asupan cairan dan
2) Berat badan meningkat 1. Meningkat garam
dalam waktu singkat 2. Cukup menungkat 5. Tinggikan kepala tempat
3) JVP/CVP meningkat 3. Sedang tidur 30-40 derajat
4) Refleks hepatojugular 4. Cukup menurun 6. Kolaborasi pemberian
positif 5. Menurun diuretik
 Data Minor: Kriteria Hasil: 7. Kolaborasi pemberian
Subjektif: (tidak tersedia) 1. Haluaran urin pengganti kehilangan
Objektif: meningkat kalium akibat diuretik
1) Distensi vena jugularis 2. Kelembaban
2) Terdengarsuara napas memran mukosa
tambahan meningkat
3) Hepatomegali 3. Edema menurun
4) Kadar Hb/Ht turun 4. Tekanan darah
5) Oliguria membaik
6) Intake lebih bajyak dari 5. Denyut nadi rasial
Output membaik
7) Kongesti paru 6. Tekanan arteri
rata-rata membaik
7. Jugular Vencous
pressure (JVP)
membaik
11

 Data Mayor: Hipovolemia SLKI: Status cairan SIKI: Manajemen Hipovolemia


Subjektif: (tidak tersedia) membaik Aktivitas Keperawatan:
Objektif: 1. Periksa tanda dan gejala
1) Frekuensi nadi Dengan Level: hipovolemia
meningkat 1. Meningkat 2. Monitor intake dan output
2) Nadi teraba lemah 2. Cukup menungkat cairan
3) Tekanan darah menurun 3. Sedang 3. Hitung kebutuhan cairan
4) Tekanan nasi menurun 4. Cukup menurun 4. Berikan posisi modified
5) Turgor kulit menurun 5. Menurun trundelenburg
6) Membran mukosa kering 5. Berikan asupan cairan oral
7) Volume urin menurun Kriteria Hasil: 6. Kolaborasi pemberian
8) Hematokrit 1. Kekuatan nasi cairan IV isotonis
 Data Minor: meningkat (NaCl,RL)
Subjektif: 2. Membrane mukosa 7. Kolaborasi pemberian
1) Merasa lemah lembab meningkat cairan IV hipotonis (glukosa
2) Mengeluh haus 3. Output urine 2,5%, NaCl 0,4%)
Objektif: meningkat 8. Kolaborasi pemberian
1) Pengisian vena menurun 4. Tekanan darah cairan koloid ( albumin,
2) Status mental berubah membaik plasmanate)
3) Suhu tubuh meningkat 5. Tekanan nadi 9. Kolaborasi pemberian
4) Konsentrasi urin membaik produk darah
meningkat 6. Membrane mukosa
5) Berat badan turun tiba- membaik
tiba 7. Kadar Hb,Ht
membaikstatus
mental membaik
8. Suhu tubuh
membaik
12

 Data Subjektif: Penurunan Curah SLKI: Curah jantung SIKI: Perawatan Jantung
1) Palpitasi Jantung meningkat Aktivitas Keperawatan:
2) Ortopnea 1. Identifikasi tanda/gejala
3) Batuk Dengan level: primer penurunana curah
 Data Objektif: 1. Meningkat jantung
1) Perubahan irama jantung 2. Cukup menungkat 2. Identifikasi masalah
2) Bradikardia/takikardia 3. Sedang sekunder penurunan curah
3) Gambaran EKG aritmia 4. Cukup menurun jantung
4) Edema 5. Menurun 3. Monitor tekanan darah
5) Distensi vena jugularis 4. Monitor saturasi oksigen
6) CVP Kriteria Hasil: 5. Monitor EKG 12 sadapan
meningkat/menurun 1. Kekuatan nadi 6. Posisikan pasien semi-
7) Nadi perifer teraba perifer meningkat fowler/fowler
lemah 2. Palpitasi menurun 7. Berikan diet jantung yang
8) Caffilary rafill time > 3 3. Bradikardia sesuai
detik menurun 8. Berikan dukungan
9) Oliguria 4. Takikardia emosional dan spiritual
10) Warna kulit pucat menurun 9. Berikan oksigen untuk
11) Sianosis 5. Gambaran EKG mempertahankan saturasi
aritmia menurun oksigen >95 %
6. Lelah menurun 10. Kolaborasi pemberian
7. Edema menurun antiaritmia
8. Dypsnea menurun 11. Fasilitasi pasien dan
9. Oliguria menurun keluarga untuk
10. Sianosis menurun memodifikasi gaya hidup
11. Paroxysmal sehat
nocturnal dypsnea
menurun
13

12. Ortopnea menurun


13. CRT membaik
14. CVP membaik
 Data Mayor Gangguan sirkulasi SLKI: Sirkulasi SIKI: Manajemen Defibrilasi
Subjektif: spontan Spontan meningkat 1. Periksa irama pada monitor
1) Tidak berespon setelah RJP 2 menit
Objektif: Dengan Level: 2. Lakukan resusitasi jantung
1) Frekuensi nadi < 50 1. Meningkat paru (RJP)
x/menit atau > 150 2. Cukup menungkat 3. Pasang monitor EKG
kali/menit 3. Sedang 4. Pastikan irama EKG henti
2) Tekanna darah sistolik < 4. Cukup menurun jantung (VF atauVT tanpa
60 mmHg 5. Menurun nadi)
3) Frekuensi napas
<6kali/menit atau >30 Kriteria Hasil:
kali/menit 1. Tingkat kesadaran
4) Kesadaran menurun atau meningkat
tidak sadar 2. Frekuensi nadi
 Data Minor menurun
Subjektif: (tidak tersedia) 3. Teknana darah
Objektif: menurun
1) Suhu tubuh <34,5 C 4. Frekuensi napas
2) Tidak ada produksi urin menurun
dalam 6 jam 5. Suhu tubuh
3) Saturasi oksigen <85% menurun
4) Gambaran EKG 6. Saturasi oksigen
menunjukkan aritmia mneuurn
letal 7. Gambaran EKG
5) Gambaran EKG aritmia
14

menunjukkan aritmia 8. Priduksi urine


mayor menurun
6) ETCO2 <35 mmHg
 Data Mayor Perfusi perifer tidak SLKI: Perfusi perifer SIKI:Perawatan Sirkulasi
Subjektif: (tidak tersedia) efektif meningkat Aktivitas Keperawatan:
Objektif: 1. Periksa sirkulasi perifer
1) Pengiisan kapiler >3 Dengan level: 2. Identifikasi faktor resiko
detik 1. Meningkat gangguan sirkulasi
2) Nadi perifer 2. Cukup menungkat 3. Monitor panas, kemerahan,
menurun/tidak teraba 3. Sedang nyeri atau bengkak pada
3) Akral teraba dingin 4. Cukup menurun ekstremitas
4) Warna kulit pucat 4. Hindari pemasangan infus
5. Menurun
5) Turgor kulit menurun atau pengambilan darah di
 Data Minor area keterbatasan perfusi
Kriteria hasil: 5. Hindari penekanan pada
Subjektif:
1. Denyut nadi area cedera
1) Parastesia
perifer meningkat 6. Lakukan pencegahan infeksi
2) Nyeri ekstremitas
2. Warna kulit pucat 7. Lakukan hidrasi
Objektif:
menurun
1) Edema
3. akral membaik
2) Penyembuhan luka
4. tekanan darah
lambat
sistolik membaik
3) Indeks ankle-brachial
5. tekanan darah
<0.90
diastolik
4) Bruit femoral
6. tekanan arteri rata-
rata membaik
15

D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Perawat mengimplementasikan intervensi tindakan keperawatan yang
telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan gawat darurat untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Intervensi keperawatan merupakan
segala bentuk terapi yang dikerjakan perawat yang didasarkan pada
pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai peningkatan, pencegahan,
dan pemulihan kesehatan klien individu, keluarga, dan komunitas. Penilaian
perkembangan kondisi pasien stelah dilakukan tindakan keperawatan gawat
darurat yang mengacu pada kriteria hasil yang termuat didalam SLKI. Hasil
evalusi ini menggambarkan tingkat keberhasilan tindakan keperawatan gawat
darurat.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi HN, Suryanti E, Muyanasari F. 2021. Pengemangan Format


Dokumentsi Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Berbasis SDKI,
SLKI, dan SIKI. Jurnal Keperawatan Silampari, 4 (2), 554-565
Frink M, Lechler P, Debus F, Ruchholtz, S. (2017). Multiple Trauma and
Emergency Room Management. Deutsches Arzteblatt International,
114(29-30), 497–503
Hamarno R, Tyas MD, Farida I. 2017. Keperawatan Kegawatdaruratan &
Manajemen Bencana. Pusdik SDM Kesehatan. Jakarta Selatan.
Hariyono, Bahrudin, Afif. 2019. Modul Pembelajaran Keperawatan Gadar.
STIKES INSAN CENDEKIA: Jombang
Permenkes. 2018. Permenkes No 47 Thn 2018 tentang Pelayanan Kegawat
Daruratan, Pub. L. No. 47
Pitcher D, Fritz Z, Wang M, Spiller J. A. (2017). Emergency Care and
Resuscitation
Tajabadi A, Ahmadi F, Sadooghi A, Vaismoradi M. (2020). Unsafe Nursing
Documentation: A Qualitative Content Analysis. Nursing Ethics, 27(5),
1213–1224
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai