Disusun Oleh :
Kelompok VII
: 2. Eva Lestari R
: 3. Habi
: 4. Puji Hidayati
Pengkajian atau assesment merupakan tahap awal yang sangat penting untuk
dilakukan seorang tenaga medis sebelum mengambil keputusan klinis atau tindakan.
Dalam melakukan pengkajian dibutuhkan kemampuan kognitif, psikomotor,
interpersonal, etik, dan kemampuan menyelesaikan masalah dengan baik dan benar.
a. Standard : perawat gawat darurat harus melakukan pengkajian fisik dan
psikososial di awal dan secara berkelanjutan untuk mengetahui masalah
keperawatan klien dalam lingkup kegawatdaruratan.
b. Keluaran : adanya pengkajian keperawatan yang terdokumentasi untuk
setiap klien gawat darurat
c. Proses : pengkajian merupakan pendekatan sistematik untuk
mengidentifikasi masalah keperawatan gawat darurat. Proses pengkajian
dalam dua bagian : pengkajian primer dan pengkajian skunder.
Pengkajian pada umumnya meliputi data subjektif dan objektif. Subjektif didapatkan
dari pernyataan atau keluhan pasien atau keluarga, sementara objektif data yang dapat dilihat
atau diukur (pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan penunjang/lab). Pada pasien emergency
/ gawat darurat dibutuhkan pengkajian yang cepat dan tepat.
Setiap pasien perlu dilakukan pemeriksaan dengan teliti untuk mengetahui ancaman
kesehatan yang dialami terutama ancaman kematian. Dalam gawat darurat seorang tenaga
medis perlu melakukan pengkajian utama atau primer yang berfokus pada airway, breathing,
dan circulation (ABC) setelah dipastikan ABC tertangani, selanjutnya perlu dilakukan
pengkajian sekunder.
A. PENGKAJIAN PRIMER
Penilaian awal untuk pasien yang masuk ke ruang kritis adalah pengkajian
primer (primary survey). Pendekatan ini ditujukan agar perawat secara tepat
memberikan bantuan kepada pasien. Masalah yang bisa mengancam jiwa adalah jalan
nafas, pernafasan sirkulasi dan kesadaran diidentifikasi, dievaluasi dalam hitungan
menit sejak pasien itu datang ke ruang kritis. Komponen pengkajian primer (primary
survey) terdiri dari : ABCDE (Airway-Breathing-Circulation Disability-Exposure)
(Maria, 2021) . Perlu diingat sebelum melakukan pengkajian, perawat harus
memperhatikan proteksi diri (keamanan dan keselamatan diri) dan keadaan
lingkungan sekitar.Proteksi diri sangatlah penting bagi perawat dengan tujuan untuk
melindungi dan mencegah terjadinya penularan dari berbagai penyakit yang dibawa
oleh pasien (Jainurakhma, 2021).
2. Pemberian Ventilasi
a. Mouth to Mouth Ventilation
b. Mouth to Mask Ventilation
c. Bag Valve (Bagging). (Janes Jainurakhma, 2021 )
Pengkajian sekunder
c. Pengkajian dada
1) Pernafasan : irama, kedalaman dan karakter pernafasan
2) Pergerakan dinding dada anterior dan posterior
3) Palpasi krepitas tulang dan emfisema subcutan
4) Amati penggunaan otot bantu nafas
5) Perhatikan tanda-tanda injuri atau cedera : petekiae, perdarahan, sianosis,
abrasi dan laserasi.
d. Abdomen dan pelvis Hal-hal yang dikaji pada abdomen dan pelvis :
1) Struktur tulang dan keadaan dinding abdomen
2) Tanda-tanda cedera eksternal, adanya luka tusuk, laserasi, abrasi, distensi
abdomen, jejas.
3) Masa : besarnya, lokasi dan mobilitas
4) Nadi femoralis
5) Nyeri abdomen, tipe dan lokasi nyeri (gunakan PQRST)
6) Bising usus
7) Distensi abdomen
8) Genitalia dan rectal : perdarahan, cedera, cedera pada meatus, ekimosis,
tonus spinkter ani
https://repo.itskesicme.ac.id/4439/3/Keperawatan%20Gawat%20Darurat.pdf