FEBBY HATTU
VIVI HILEWE 12114201180026
DOMINGGUS
IREN UHNANA
GLORIA UNIPLAITA
AILU TASIDJAWA
YOSINA AGNES
VEREN TUWANKOTTA
FAKULTAS KESEHATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Keperawatan kritis tentang “proses keperawatan di area
keperawatan kritis”.
penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, penulis terima
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama
dalam meningkatkan kualitas pendidikan kita.
Ambon,Juni 2021
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a) Untuk Mahasiswa dapat Mengetahui Proses keperawatan Kritis pada area keperawatan
BAB II KAJIAN TEORI
Perawat kritis adalah perawat profesional yang resmi dan bertanggung jawab
untuk memastikan pasien dengan sakit kritis dan keluarga pasien mendapat
kepedulian optimal. (American Association of Critical Care Nurse )
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada pasien kritis merupakan tahap awal yang sangat
penting untuk menentukan rencana keperawatan berikutnya mengingat kondisi pasien
yang belum stabil. Ada beberapa model pengkajian yang telah dikembangkan, antara
lain model pengkajian dari the Nort Coast Area Health Service yang mengelompokkan
menurut sistim tubuh, Functional Health Pattern yang dikembangkan oleh Lewis
(2000), Pengkajian kritis yang dikembangkan oleh Bemis (2001) dan model
pengkajian lainnya.
Pengakajian awal di dalam keperawatan intensif sama dengan pengkajian
umumnya yaitu dengan pendekatan sistem yang meliputi aspek bio-psiko-sosio
kultural-spiritual, namun ketika klien yang dirawat telah menggunakan alat-alat bantu
mekanik seperti alat bantu napas, hemodialisa, pengkajian juga diarahkan ke hal-hal
yang lebih khusus yakni terkait dengan terapi dan dampak dari penggunaan alat-alat
tersebut.(Kemenkes, 2006)
Pengkajian di ICCU meliputi pengkajian sebelum pasien datang, segera setelah datang,
segera setelah pasien datang, pengkajian lengkap
dan pengkajian berkelanjutan. (modul pelatihan intensif, 2015)
1. Pengkajian sebelum pasien datang (pre arrival)
a. Sebelum pasien akan dikirim, dilakukan pengkajian meliputi identitas
pasien, diagnose, tanda vital, alat bantu infasive yang dipakai, modus
ventilasi mekanik yang sedang dipakai bila pasien mengunakan
ventilator.
b. Tujuan pengkajian :
1) Untuk persiapan penerimaan pasien saat datang di ICCU.
2) Agar saat pasien datang di icu, semua peralatan yang dibutuhkan
tersedia dan siap digunakan.
3) Persiapan dokter spesialis terkait yang harus dihubungi.
4) Untuk dokumentasi dan data rumah sakit.
2. Pengkajian ICCU
c) Circulation (C)
(1) Apakah nadi teraba dengan palpasi nandi karotis 10detik?
(2) Jika teraba bagaimana karakternya?
(3) Jika anda tidak tahu, apakan pasien takikasre ekstrim (≥140
kali / menit atau bradikardia (≤40 kali / menit).Apakah nadi
teratur?
(4) Apakah tekanan darah pasien turun dengan signifkan?
(5) Jika tekanan darah tidak terukur apakah pasien punya tanda
yang
b. Pengkajian lengkap (comprehensive assessment)
Pengkajian riwayat kesehatan lalu, riwayat social, riwayat psikososial dan
spiritual serta pengkajian fisik dari sistem tubuh (sistem neurologi,
respirasi, kardiovaskuler, renal, gartrointestinal, endokrin, hematologic
dan immunologi serta integument) dan pengkajian resiko jatuh
menggunakan humty dumty pada anak, skala morse pada dewasa dan
geriatric pada lansia. Pengkajian nyeri juga dapat dilakukan pada area
kritis. Hasil penelitian Prawesti, Ibrahim, Nursiswati (2016) menyebutkan
bahwa Behavioural pain scales (BPS) dan Critical pain observation tools
(CPOT) adalah alat penilaian nyeri yang dapat digunakan dalam menilai
rasa sakit dan meningkatkan manajemen nyeri pada pasien kritis. CPOT
lebih mudah digunakan dan aplikatif karena memiliki defnisi operasional
yang jelas.
Kontinuitas monitoring kondisi pasien setiap 1-2 jam pada saat kritis,
selanjutnya sesuai kondisi pasien. Hal-hal yang dikaji meliputi
hemodinamik, balance cairan dan alat-alat yang dipakai pada saat masuk
icu.
B.Penetapan masalah / diagnose keperawatan
C. Perencanaan
b. rencana tindakan :
a) tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
b) mengarah pada tujuan yang akan dicapai
c) realistis
d) disusun berurutan dan ada rasionalnya
c. kriteria hasil :
a) menggunakan kata kerja yang tepat
b) dapat dimodifikasi
c) spesifik
D. Implementasi Keperawatan
Semua kegiatan yang dilakukan dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
klien sesuai dengan rencana tindakan. Hal ini penting untuk mendukung pencapaian
tujuan. Tindakan keperawatan dapat dalam bentuk observasi, tindakan prosedur
tertentu, tindakan kolaboratif dan pendidikan kesehatan dala tindakan perlu ada
pengawasan terus menerus terhadap kondisi klien termasuk evaluasi perilaku.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah langkah kelima dalam proses keperawatan dan merupakan dasar
pertimbangan yang sistematis untuk menilai keberhasilan tindakan keperawatan dan
sekaligus merupakan alat untuk melakukan pengkajian ulang dalam upaya melakukan
modifikasi/revisi diagnose dan tindakan. Evaluasi dapat dilakukan setiap akhir
tindakan peberian asuhan yang disebut sebagai evaluasi proses dan evaluasi hasil yang
dilakukan untuk menilai keadaan kesehatan klien selama dan pada akhir perawatan.
Evaluasi dicatat pada catatan perkembangan klien.
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Herdian, Fitra. 2016. Proses Keperawatan Pasien Kritis. Fakultas unpad. Diakses pada
https://www.researchgate.net/publication tanggal 5 Agustus 2019